2 t
σ = varian total
Menurut  Suharsimi  Arikunto,  hasil  perhitungan  dengan  rumus  diatas  dapat diinterpretasikan derajat reliabilitas sebagai berikut:
Tabel 3.8 Interpretasi Derajat Reliabilitas
Koefisien Alpha Interpretasi
0,800 sampai dengan 1,000 Sangat reliabel
0,600 sampai dengan 0,799 Reliabel
0,400 sampai dengan 0,599 Cukup reliabel
0,200 sampai dengan 0,399 Kurang reliabel
0,000 sampai dengan 0,199 Sangat kurang reliabel
Tingkat  reliabilitas  pada  kuesioner  ini  diuji  pada  taraf  signifikansi  5. Instrumen  dikatakan  reliabel  apabila  nilai  r  alpha    0,60  dan  instrumen
dikatakan  tidak  reliabel  apabila  nilai  r  alpha    0,60  Nunnally,  1967.  Uji
reliabilitas  ini  dikerjakan  dengan  menggunakan  komputer  program  SPSS  for windows versi 12.00. Adapun rangkuman hasil uji reliabilitas adalah sebagai
berikut:
Tabel 3.9 Hasil Uji Reliabilitas
Variabel Koefisien Alpha
Keterangan
Lingkungan kerja fisik 0,885
Sangat Reliabel Lingkungan kerja non fisik
0,816 Sangat Reliabel
Kepuasan kerja karyawan 0,867
Sangat Reliabel
H. Teknik Analisis Data
1. Statistik Deskriptif
Statistik  deskriptif  adalah  statistik  yang  digunakan  untuk    menganalisa  data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul
sebagaimana  adanya  tanpa  bermaksud  membuat  kesimpulan  yang  berlaku untuk umum atau generalisasi. Penelitian yang dilakukan pada populasi tanpa
diambil  sampelnya  jelas  akan  menggunakan  statistik  deskriptif  dalam analisisnya  sugiyono,  1999:143.  Untuk  pengujian  deskriptif  variabel
kuesioner dalam data penelitian ini digunakan Penilaian Acuan Patokan PAP Tipe II   Masidjo, 1991:46 sebagai berikut:
Tabel 3.10 PAP II
Tingkat Kepuasan Kerja Kategori Kecenderungan
81 - 100 Sangat Puas
66 - 80 Puas
56 - 65 Cukup Puas
46 - 55 Tidak Puas
Di bawah 46 Sangat Tidak Puas
Berdasarkan kriteria diatas, maka kategori kecenderungan dari masing-masing variabel adalah sebagai berikut:
a Lingkungan Kerja Fisik
Kuesioner  lingkungan  kerja  fisik    terdiri  dari  13  butir  pernyataan.  Skor tertinggi yang diharapkan dapat dicapai dari 13 butir pernyataan adalah 65
dan  skor  terendah  adalah  13.  Selisih  antara  skor  tertinggi  dengan  skor terendah adalah 52. Untuk pengukuran skala skor perhitungannya sebagai
berikut: Skor = nilai terendah +  nilai tertinggi – nilai terendah, Sehingga:
13 + 81 x 52 = 55,12 dibulatkan menjadi 55 maka intervalnya 55 – 65 13 + 66 x 52 = 47,32 dibulatkan menjadi 47 maka intervalnya 47 – 54
13 + 56 x 52 = 42,12 dibulatkan menjadi 42 maka intervalnya 42 – 46 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13 + 46 x 52 = 36,92 dibulatkan menjadi 37 maka intervalnya 37 – 41 Di bawah 37
maka intervalnya 13 – 36
Berikut  ini  adalah  interval  skor  yang  digunakan  sebagai  dasar  untuk menilai  pengaruh  lingkungan  kerja  fisik  terhadap  kepuasan  kerja
karyawan:
Tabel 3.11 Interval Skor Lingkungan Kerja Fisik
Interval Skor Interpretasi
55 ─ 65 Sangat Positif
47 ─ 54 Positif
42 ─ 46 Cukup Positif
37 ─ 41 Kurang Positif
13 ─ 36 Sangat Kurang Positif
Apabila skor penilaian makin tinggi maka pengaruh lingkungan kerja fisik terhadap kepuasan kerja karyawan sangat positif.
b Lingkungan Kerja Non Fisik
Kuesioner lingkungan kerja non fisik  terdiri dari 9 butir pernyataan. Skor tertinggi yang diharapkan dapat dicapai dari 9 butir pernyataan adalah 45
dan  skor  terendah  adalah  9.  Selisih  antara  skor  tertinggi  dengan  skor terendah adalah 36. Untuk pengukuran skala skor perhitungannya sebagai
berikut: Skor = nilai terendah +  nilai tertinggi – nilai terendah, Sehingga:
9 + 81 x 36 = 38,16 dibulatkan menjadi 38 maka intervalnya 38 – 45 9 + 66 x 36 = 32,76 dibulatkan menjadi 33 maka intervalnya 33 – 37
9 + 56 x 36 = 29,16 dibulatkan menjadi 29 maka intervalnya 29 – 32 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9 + 46 x 36 = 25,56 dibulatkan menjadi 26 maka intervalnya 26 – 28 Di bawah 26
maka intervalnya 9 – 25 Berikut  ini  adalah  interval  skor  yang  digunakan  sebagai  dasar  untuk
menilai  pengaruh  lingkungan  kerja  non  fisik  terhadap  kepuasan  kerja karyawan:
Tabel 3.12 Interval Skor Lingkungan Kerja
Non Fisik Interval Skor
Interpretasi
38 ─ 45 Sangat Positif
33 ─ 37 Positif
29 ─ 32 Cukup Positif
26 ─ 28 Kurang Positif
9 ─ 25 Sangat Kurang Positif
Apabila skor penilaian makin tinggi maka pengaruh lingkungan kerja non fisik terhadap kepuasan kerja karyawan sangat positif.
c Kepuasan Kerja Karyawan
Kuesioner kepuasan kerja karyawan terdiri dari 21 butir pernyataan. Skor tertinggi  yang  diharapkan  dapat  dicapai  dari  21  butir  pernyataan  adalah
105 dan skor terendah adalah 21. Selisih antara skor tertinggi dengan skor terendah adalah 84. Untuk pengukuran skala skor perhitungannya sebagai
berikut: Skor = nilai terendah +  nilai tertinggi – nilai terendah, Sehingga:
21+81 x 84 = 89,04 dibulatkan menjadi 89 maka intervalnya 89 – 105 21+66 x 84 = 76,44 dibulatkan menjadi 76 maka intervalnya 76 – 88
21+56 x 84 = 68,04 dibulatkan menjadi 68 maka intervalnya 68 – 75 21+46 x 84 = 59,64 dibulatkan menjadi 60 maka intervalnya 60 – 67
Di bawah 60 maka intervalnya 21 – 59
Berikut  ini  adalah  interval  skor  yang  digunakan  sebagai  dasar  untuk
menilai kepuasan kerja karyawan:
Tabel 3.13 Interval Skor Kepuasan Kerja Karyawan
Interval Skor Interpretasi
89 ─ 105 Sangat Puas
76 ─ 88 Puas
68 ─ 75 Cukup Puas
60 ─ 67 Tidak Puas
21 ─ 59 Sangat Tidak Puas
Apabila  skor  penilaian  makin  tinggi  maka  kepuasan  kerja  sangat  puas sedangkan skor penilaian makin rendah maka kepuasan kerja sangat tidak
puas. 2.
Uji Prasyarat Analisis Sebelum dilakukan analisis data maka terlebih dahulu dilakukan uji prasyarat
analisis yang meliputi: a
Uji Normalitas Uji  normalitas  untuk  mengetahui  apakah  data  yang  terkumpul
berdistribusi normal atau tidak. Apabila data yang terkumpul berdistribusi
normal maka analisis untuk menguji hipotesis dapat dilakukan. Pengujian normalitas  data  dilakukan  dengan  menggunakan  Kolmogorov-Smirnov
Test  uji  K-S.  Selanjutnya  untuk  mengetahui  apakah  distribusi  frekuensi masing-masing variabel normal atau tidak, dilakukan dengan ketentuan uji
signifikansi 5 jika nilai probabilitas p lebih besar dari α
= 0,05 berarti data dianggap normal, dan begitu sebaliknya.
b Uji Linieritas
Uji linieritas ini digunakan untuk mengetahui apakah ada hubungan linier atau  tidak  antara  variabel  bebas  X  dengan  variabel  terikat  Y.  Apabila
variabel  tersebut  mempunyai  hubungan  linier  tentu  saja  ada  pengaruh antara  kedua  variabel  tersebut.  Untuk  uji  linieritas  ini  digunakan  rumus
persamaan  regresi  dengan  menguji  signifikansi  nilai  F.  Adapun  rumus yang  digunakan  untuk  mencari  nilai  F  adalah  sebagai  berikut  Sudjana,
1996:332: F =
e S
TC S
2 2
Keterangan: S
2
TC   =
2 −
k TC
JK
S
2
e      =
k n
E JK
−
F          =  Harga bilangan F untuk garis regresi S
2
TC   = Varians tuna cocok S
2
e      = Varians kekeliruan JKTC = Jumlah kuadrat tuna cocok
JKE   = Jumlah kuadrat kekeliruan Selanjutnya
untuk mengetahui
apakah masing-masing
variabel mempunyai hubungan linier atau tidak, dilakukan perhitungan  yang hasil
perhitungan  selanjutnya  dibandingkan  dengan  F
tabel
dengan  taraf signifikansi 5 . Jika nilai F
hitung
F
tabel
, maka hubungan antara variabel PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
bebas  dengan  variabel  terikat  tidak  linier.  Sebaliknya  jika  nilai  F
hitung
F
tabel
, maka hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat adalah linier.
c Uji Multikolinieritas
Multikolinieritas  adalah  kejadiansituasi  adanya  hubungan  variabel  bebas di  antara  satu  dengan  yang  lainnya.  Artinya  ada  korelasi  antara
1
X ,
2
X ,…,
n
X .  Uji  multikolinieritas  bertujuan  untuk  menguji  derajat hubungan  pengaruh linier di antara variabel bebas dalam model regresi.
Model  regresi  yang  baik  seharusnya  tidak  terjadi  korelasi  di  antara variabel bebas. Untuk menguji multikolinieritas digunakan nilai Variance
Inflation Factor VIF, Condition Index CI dan matriks korelasi. Untuk mendeteksi adanya gejala multikolinieritas dalam model regresi adalah:
a. Nilai  R
2
yang  dihasilkan  oleh  suatu  hasil  estimasi  model  regresi sangat  tinggi,  tetapi  secara  individual  variabel-variabel  independent
banyak yang tidak signifikan mempengaruhi variabel dependent b.
Menganalisis  matrik  korelasi    nilai  koefisien  korelasi  antara  variabel independent. Jika antara variabel independent ada korelasi yang cukup
tinggi  umumnya  di  atas  0,90,  maka  hal  ini  merupakan  indikasi adanya multikolinieritas
c. Nilai Variance Inflation Factor VIF yang melebihi 10
d. Nilai Condition Index CI yang melebihi 30
Untuk  mendeteksi  ada  tidaknya  gejala  multikolinieritas  dalam  model regresi dapat digunakan cara lain yaitu dengan:
a. Nilai tolerance
α adalah sebesar tingkat kesalahan yang dibenarkan
secara statistik. b.
Nilai  Variance  Inflation  Factor  VIF  adalah  faktor  inflasi penyimpangan baku kuadrat.
Nilai tolerance α
dan nilai Variance Inflation Factor VIF dapat dicari dengan menggabungkan kedua nilai tersebut sebagai berikut:
- Besar nilai tolerance α
: α
= 1 VIF - Besarnya nilai Variance Inflation Factor VIF: VIF = 1
α Variabel  bebas  tidak  mengalami  multikolinieritas  jika
α hitung
α dan
VIF hitung  VIF. d
Uji Heteroskedastisitas Dalam  persamaan  regresi  berganda  perlu  diuji  mengenai  sama  atau  tidak
varians dari residual observasi yang satu dengan observasi yang lain. Jika residualnya
mempunyai varians
yang sama
disebut terjadi
homoskedastisitas  dan  jika  variansnya  tidak  sama  disebut  terjadi heteroskedastisitas.  Persamaan  regresi  yang  baik  jika  tidak  terjadi
heteroskedastisitas.  Ada  berbagai  metode  yang  digunakan  untuk mendeteksi  ada  tidaknya  situasi  heteroskedastisitas  dalam  varians  error
term suatu model regresi. Dalam uji Glejser mengusulkan untuk meregres nilai  absolut  residual  terhadap  variabel  independent  Gujarati,  2003
dengan persamaan regresi: Vt
Xt U
t
+ +
= β
α PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Jika  variabel  independent  signifikan  secara  statistik  mempengaruhi variabel  dependent,  maka  ada  indikasi  terjadi  heteroskedastisitas
probabilitas signifikansinya di atas tingkat kepercayaan 5. 3.
Uji Hipotesis a
Untuk  menguji  hipotesis  pertama,  yaitu  apakah  ada  pengaruh  positif lingkungan kerja fisik terhadap kepuasan kerja para karyawan, dilakukan
langkah-langkah sebagai berikut: 1
Merumusan hipotesis H0
1
=  Tidak  ada  pengaruh  lingkungan  kerja  fisik  terhadap  kepuasan kerja
Ha
1
=  Ada  pengaruh  positif  lingkungan  kerja  fisik  terhadap  kepuasan kerja
2 Mencari persamaan regresi linier sederhana dengan rumus sebagai
berikut: Y = a + bX
1
Keterangan: Y   = variabel dependent kepuasan kerja
X
1
= variabel independent lingkungan kerja fisik a    = konstanta
b    = koefisien regresi Nilai a dan b dapat dicari melalui rumus sebagai berikut:
∑ ∑
∑ ∑ ∑
∑ ∑
∑ ∑ ∑ ∑
− −
= −
− =
2 1
2 1
1 1
2 1
2 1
1 1
2 1
x x
n y
x y
x n
b x
x n
y x
x x
y a
Arah  dari  koefisien  regresi  dapat  digunakan  untuk  melihat  apakah suatu variabel dengan variabel lain itu terdapat suatu bentuk pengaruh
yang  positif  atau  negatif.  Kriteria  bentuk  pengaruh  yang  dilihat  dari koefisien regresi antara lain:
a. Arah  nilai  b  yang  positif  menunjukkan  bahwa  ada  pengaruh
yang positif antara variabel yang satu dengan variabel yang lain. b.
Arah  nilai  b  yang  negatif  menunjukkan  bahwa  ada  pengaruh yang negatif antara variabel yang satu dengan variabel yang lain.
3 Mengambil keputusan penerimaan atau penolakan hipotesis dengan uji
signifikansi dengan uji t sebagai berikut: t
2
1 2
r n
r −
− =
a. Menentukan level of significant sebesar 5 dan derajat kebebasan
n-2 b.
Membandingkan  nilai  t
hitung
dengan t
tabel
dengan  ketentuan Ho ditolak jika t
hitung
t
tabel
atau t
hitung
-t
tabel
dan  Ho  diterima  jika - t
tabel
≤
t
hitung
≤
t
tabel
. b
Untuk  menguji  hipotesis  kedua  yaitu  apakah  ada  pengaruh  positif lingkungan  kerja  non  fisik  terhadap  kepuasan  kerja  para  karyawan,
dilakukan langkah-langkah sebagai berikut:
1 Merumusan hipotesis
H0
2
= Tidak ada pengaruh lingkungan kerja non fisik terhadap kepuasan kerja
Ha
2
= Ada pengaruh positif lingkungan kerja non fisik terhadap kepuasan kerja
2 Mencari  persamaan  regresi  linier  sederhana  dengan  rumus  sebagai
berikut: Y = a + bX
2
Keterangan : Y  = variabel dependent kepuasan kerja
X
2
= variabel independent lingkungan kerja non fisik a  = konstanta
b  = koefisien regresi Nilai a dan b dapat dicari melalui rumus sebagai berikut:
∑ ∑
∑ ∑ ∑
∑ ∑
∑ ∑ ∑ ∑
− −
= −
− =
2 2
2 2
2 2
2 2
2 2
2 2
2 2
x x
n y
x y
x n
b x
x n
y x
x x
y a
Arah  dari  koefisien  regresi  dapat  digunakan  untuk  melihat  apakah suatu variabel dengan variabel lain itu terdapat suatu bentuk pengaruh
yang  positif  atau  negatif.  Kriteria  bentuk  pengaruh  yang  dilihat  dari koefisien regresi antara lain:
a. Arah nilai b  yang positif menunjukkan bahwa  ada pengaruh  yang
positif antara variabel yang satu dengan variabel yang lain.
b. Arah nilai b yang negatif menunjukkan bahwa ada pengaruh yang
negatif antara variabel yang satu dengan variabel yang lain. 3
Mengambil keputusan penerimaan atau penolakan hipotesis dengan uji signifikansi dengan uji t sebagai berikut:
t
2
1 2
r n
r −
− =
a. Menentukan level of significant sebesar 5 dan derajat kebebasan
n-2 b.
Membandingkan    nilai    t
hitung
dengan  t
tabel
dengan    ketentuan  Ho ditolak jika t
hitung
t
tabel
atau t
hitung
-t
tabel
dan  Ho  diterima  jika - t
tabel
≤
t
hitung
≤
t
tabel
. c
Untuk  menguji  hipotesis  ketiga  yaitu  apakah  ada  pengaruh  lingkungan kerja fisik dan non fisik terhadap kepuasan kerja para karyawan, dilakukan
langkah-langkah sebagai berikut: 1
Merumusan hipotesis H0
3
= Tidak ada pengaruh lingkungan kerja fisik dan lingkungan kerja non fisik terhadap kepuasan kerja
Ha
3
= Ada pengaruh positif lingkungan kerja fisik dan lingkungan kerja non fisik terhadap kepuasan kerja
2 Mencari persamaan regresi linier ganda dengan rumus sebagai berikut:
Y = a + b
1
X
1
+ b
2
X
2
Keterangan: Y  =  variabel dependent kepuasan kerja
X
1
=  variabel independent lingkungan kerja fisik X
2
=  variabel independent lingkungan kerja non fisik a  =  konstanta
b  =  koefisien regresi b
1
=  koefisien regresi X
1
b
2
=  koefisien regresi X
2
3 Mengambil  keputusan  penerimaan  atau  penolakan  hipotesis  dengan  uji
signifikansi dengan uji F sebagai berikut:
1 1
2 2
R m
m N
R F
hit
− −
− =
Keterangan: R
2
=  koefisien determinasi N   =  jumlah populasi
m  =  jumlah variabel independent a.
Menentukan level of significant sebesar 5 dan derajat kebebasan n-3
b. Membandingkan  nilai  F
hitung
dengan  nilai  F
tabel
dengan  ketentuan Ho ditolak jika F
hitung
F
tabel
dan Ho diterima jika F
hitung
F
tabel
BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
A. Sejarah Perusahaan
Perusahaan sarung tangan glove manufacture milik Bapak Wachid Zubaidi mulai dirintis pada akhir tahun 2002 di Dusun Sidokerto Rt 01Rw 01. Perusahaan
ini  dipandang  memiliki  prospek  yang  bagus  di  masa  depan.  Pada  mulanya perusahaan ini merupakan usaha bisnis keluarga yang dipercaya oleh perusahaan
sarung  tangan  berskala  besar  mendapat  pesanan  produk  sarung  tangan  khusus dari  luar  negeri  untuk  membantu  menyelesaikan  proses  jahit  dari  produk
setengah  jadi  menjadi  produk  jadi.  Bisnis  keluarga  ini  juga  dibantu  oleh  teman- teman Bapak Wachid.
Setelah  usaha  ini  berjalan  selama  enam  bulan,  perusahaan  semakin  banyak menerima  pesanan  dan  permintaan  yang  harus  dikerjakan.  Pada  waktu  itu  pula
perusahaan  sarung  tangan  banyak  didirikan  di  wilayah  Kabupaten  Sleman. Melihat  peluang  usaha  bisnis  sarung  tangan  tersebut,  maka  Bapak  Wachid
mencoba  merekrut  tenaga  kerja  dari  masyarakat  di  lingkungan  sekitar  untuk menyelesaikan  produk  yang  harus  dikerjakan.  Awal  perekrutan  tenaga  kerja
diutamakan  yang  sudah  mempunyai  pengalaman  kerja  di  perusahaan  sarung tangan.  Hal  ini  dilakukan  untuk  membentuk  modal  manusiakaryawan  guna
mengembangkan usaha bisnisnya. Memasuki tahunn 2003, usaha bisnis ini dinilai cukup berkembang. Dengan
alasan  permintaan  sarung  tangan  dari  luar  negeri  ke  Indonesia  semakin  banyak dan  sudah  memiliki    modal  karyawan  yang  berpengalaman  mendorong  Bapak
52