Wawancara Guru Transkrip Wawancara SD Kanisius Eksperimental Mangunan

81

1.3 Transkrip Wawancara SD Kanisius Eksperimental Mangunan

1.3.1 Wawancara Guru

KELAS ASPEK PEMBELAJARAN KESULITAN MATERI I Guru mengajar dengan cara menjelaskan materi secara lisan, tertulis dan permainan. Setelah itu siswa diberi latihan soal yang dibuat sendiri oleh guru. Media yang sering digunakan adalah gambar. Buku yang digunakan di ketika mengajar adalah buku buatan SDKE Mangunan. Guru menyampaikan bahwa materi yang sulit dipahami siswa adalah materi pengurangan dan penjumlahan, waktu, dan geometri. II Guru kelas 2 mengajar dengan cara menjelaskan di depan kelas secara lisan, tertulis, permainan dan menggunakan benda- benda yang bisa membantu pembelajaran di dalam kelas. Materi yang sulit dipahami siswa adalah materi nilai tempat dan nilai angka serta satuan baku dan tidak baku. Materi nilai tempat dan nilai angka sulit bagi siswa karena siswa sering kali terbalik dalam menentukan nilai tempat dan nilai angka. III Beliau mengatakan bahwa “semua buku itu tidak ada yang salah, hanya saja masih konteks materi yang ada di buku dan kegiatan nyata di kelas kurang sesuai dengan keadaaan yang ada di lapangan mbak”. Guru mengajar di kelas melalui permainan-permainan. Materi yang sulit bagi siswa adalah garis bilangan, bangun datar, dan alat ukur pajang dan berat. Materi garis bilangan dianggap sulit bagi siswa karena siswa bingung menentukan letak bilangan pada garis bilangan. Terutama ketika masuk dalam bilangan loncat. IV Guru biasanya menjelaskan materi secara lisan, tertulisa dan permaianan. Guru lulusan pendidikan Matematika, jadi sangat luwes dalam mengajar Matematika Materi yang dianggap sulit bagi siswa adalah KPK, FPB, dan keliling serta luas. Pada materi KPK dan FPB dianggap sulit karena siswa sulit membedakan antara kelipatan dan faktor serta cara menghitungnya. Pada materi keliling dan luas, siswa sulit dalam menganalisis soal cerita dengan baik. Siswa cenderung teliti dalam menghitung. V Dalam mengajar, guru biasanya menjelaskan secara lisan dan tertulis. Pada materi tertentu, guru menggunakan alat peraga yang guru dan siswa buat. Buku yang digunakan tidak hanya satu hal itu bertujuan supaya referensi yang digunakan oleh guru, jadi bisa memilah-milah mana yang cocok digunakan untuk mengajar. Dalam materi volume kubus dan balok siswa kurang cenderung tidak teliti dalam memakai rumus terkait soal yang ditanyakan.

1.3.2 Wawancara Siswa

Dokumen yang terkait

Pengembangan buku guru dan buku siswa mata pelajaran matematika kelas II Sekolah Dasar dengan pendekatan Pendidikan Matematika Realistik Indonesia (PMRI).

0 0 163

Pengembangan buku guru dan buku siswa mata pelajaran Matematika kelas IV SD dengan Pendekatan Pendidikan Matematika Realistik Indonesia (PMRI).

0 2 174

Pengembangan buku guru dan buku siswa SD kelas II mata pelajaran Matematika dengan pendekatan Pendidikan Matematika Realistik Indonesia (PMRI).

3 16 141

Pengembangan buku siswa dan buku guru sekolah dasar kelas III mata pelajaran Matematika dengan pendekatan Pendidikan Matematika Realistik Indonesia (PMRI).

0 0 158

Pengembangan buku guru dan buku siswa mata pelajaran Matematika kelas IV SD dengan pendekatan Pendidikan Matematika Realistik Indonesia (PMRI).

0 0 168

Pengembangan buku guru dan buku siswa mata pelajaran Matematika kelas III SD dengan pendekatan Pendidikan Matematika Realistik Indonesia (PMRI).

1 9 181

Pengembangan buku guru dan buku siswa mata pelajaran matematika kelas II Sekolah Dasar dengan pendekatan Pendidikan Matematika Realistik Indonesia (PMRI)

1 2 161

Pengembangan buku guru dan buku siswa mata pelajaran Matematika kelas IV SD dengan Pendekatan Pendidikan Matematika Realistik Indonesia (PMRI)

0 0 172

Pengembangan buku guru dan buku siswa mata pelajaran Matematika kelas IV SD dengan pendekatan Pendidikan Matematika Realistik Indonesia (PMRI)

0 0 166

Pengembangan buku guru dan buku siswa mata pelajaran Matematika kelas III SD dengan pendekatan Pendidikan Matematika Realistik Indonesia (PMRI)

0 2 179