2.3.1. Penggolongan Produk
Menurut E. Catur Rismiati 2001 : 200 produk dapat digolongkan menurut tingkat pemakaian dan kekonkretannya, produk dapat
digolongkan menjadi beberapa macam yaitu : 1.
Produk tahan lama Durable goods Barang berwujud yang biasanya dapat bertahan dalam jangka waktu
yang lama. Dengan kata lain barang tahan lama adalah barang yang dapat dipakai berkali-kali dalam waktu yang relative lama dan tidak
habis meski dipakai berkali-kali. 2.
Produk tidak tahan lama non durable goods Barang berwujud yang biasanya dikonsumsi hanya satu atau beberapa
kali saja dan akan cepat habis. Berdasarkan tujuan pemakaiannya, produk dapat digolongkan menjadi
dua macam : a. Barang konsumsi
Adalah produk yang dibeli dengan tujuan untuk dipakai sendiri atau untuk memuaskan keinginan pribadi eorang individu dan
bukan untuk dijual maupun diproses lagi. Jadi pembeli produk konsumen adalah konsumen akhir.
b. Barang industri Adalah produk-produk yang dibeli untuk diproses kembali atau
untuk kepentingan dalam industri, baik secara langsung maupun
tidak langsung dipakai tetapi, diproses kembali untuk dijadikan barang konsumen.
Penggolongan produk-produk kedalam barang konsumsi maupun barang industri ini sangat penting dalam menyusun
program pemasaran perusahaan, ini disebabkan karena setiap penggologan barang yang akan dijual kepasar yang berlainan dan
memerlukan cara-cara pemasaran berbeda. Selain kebijakan industri untuk barang-barang konsumsi biasanya lebih panjang dan
melibatkan lebih banyak perantara atau penghubung dari pada saluran distribusi untuk barang-barang industri, seperti : baju,
bahan beton, bahan untuk membuat gelas dan lain-lain. Berdasarkan wujud konkretnya, produk dapat digolongkan
kedalam dua macam yaitu: 1. Produk yang berwujud.
Barang dikatakan berwujud karena secara fisik produk tersebut bisa dilihat dengan mata atau dapat diraba wujudnya sebagai alat pemuas
kebutuhan. Contoh : makanan, pakaiannya dan sebagainya
2. Produk yang tidak berwujud. Disebut juga jasa yaitu kegiatan, manfaat atau kepuasan yang ditawarkan
untuk dijual. Jasa dikatakan sebagai produk yang tidak berwujud karena secara fisik tersebut tidak bisa dilihat atau diraba. Konsumen dapat
merasakan manfaat pemakaian jasa tersebut dan dapat membedakan
perbedaan manfaat jasa yang satu dibandingkan jasa lainnya. Namun konsumennya tidak dapat mendiskripsikan bagaimana wujudnya secara
konkret.
2.3.2 Klasifikasi Produk