Uji Validitas Uji Reliabilitas Asumsi Klasik

3.3.3 Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini teknik pengumpulan datanya menggunakan kuesioner yaitu pengumpulan data dengan memberikan daftar pertanyaan kepada responden yang berkunjung dan membeli produk suku cadang mobil jenis isuzu panther 1990 pada UD Badu Motor di Mojosari- Mojokerto. 3.4. Teknik Analisis dan Uji Hipotesis 3.4.1 Teknik Analisa Data Prosedur perhitungan variabel terhadap indikator yang ada : 1. Setiap variabel mempunyai indikator, akan di buat pertanyaan sesuai dengan indikator yang ada. 2. Data diambil dari pertanyaan-pertanyaan yang terlampir dalam kuesioner. 3. Kemudian hasil score dari angket atau kuesioner di bagi sesuai dengan jumlah pertanyaan. 4. Hasil dari pembagian kuisoner tersebut merupakan nilai untuk masing- masing variabel.

3.4.2 Uji Validitas

Yang dimaksud dengan validitas adalah menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur dapat mengukur apa yang ingin diukur secara konsisten. Uji validitas dilakukan untuk mengetahui apakah item-item yang tersaji dalam 53 indkator variabel-variabel bebas dengan variabel terikat. Variabel yang diteliti baru di anggap valid apabila mampu mengukur apa yang hendak diukur. Untuk menguji validitas instrument dilakukan cara mengkorelasi skor jawaban yang diperoleh pada setiap item dengan skor total dari keseluruhan item instrument. Adapun persamaan rumus yang digunakan, adalah : rxy= Y Y n X X n Y X XY n 2 2 2 2           Husein Umar, 2002 : 111 Keterangan : r = Koefisien produk moment X = Skor total tiap-tiap item Y = Skor total n = Jumlah responden

3.4.3 Uji Reliabilitas

Realibilitas kepercayaan menunjukkan pada pengertian apakah sebuah instrument dapat mengukur sesuatu yang dapat di ukur secara konsisten. Realibilitas adalah untuk menguji sejauh mana hasil suatu pengukuran dapat dipercaya. Konsep realibilitas dapat dipahami melalui ide dasar konsep tersebut, yaitu konsisten. Alat pengukuran keandalan pada penelitian ini digunakan teknik pengukuran realibilitas Cronbach. 54 Rumus : ri = xt b x 1 k k 2 2   Husein Umar, 2002 : 125 Dimana : ri = Realibilitas instrumen k = Banyak butir pertanyaan xt 2 = Varians total  x b 2 = Jumlah varians butir

3.4.4 Asumsi Klasik

Pengujian ini dimaksudkan untuk mengukur tingkat nilai variabel untuk permodelan dalam analisis regresi linier berganda ataupun mendeteksi ada tidaknya autokorelasi, multikolinier dan heteroskedastisitas dalam hasil estimasi, karena apabila terjadi penyimpangan terhadap asumsi klasik tersebut, uji F dan uji t yang dilakukan sebelumnya menjadi tidak valid dan secara statistik dapat mengacaukan kesimpulan yang diperoleh untuk itu dilakukan uji asumsinya. Tujuan utama penggunaan uji asumsi klasik adalah untuk mendapatkan koefisien regresi yang terbaik linier dan tidak bias BLUE : Best Linier Unbiased Estimator. 1. Multikolinearitas Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas independen. Jika variabel independen saling berkorelasi, maka variabel-variabel ini 55 tidak ortogonal. Variabel ortogonal adalah variabel independen yang nilai korelasi antar sesama variabel independen sama dengan nol. Menurut Imam Ghozali 2005:91, untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolinearitas di dalam model regresi adalah : a. Nilai R 2 yang dihasilkan oleh suatu estimasi model regresi impiris sangat tinggi, tetapi secara individual variabel-variabel independen banyak yang tidak signifikan mempengaruhi variabel independent. b. Menganalisis matriks korelasi variabel-variabel independen. Jika antar variabel independen ada korelasi yang cukup tinggi umumnya di atas 0,90, maka hal ini merupakan indikasi adanya multikolonieritas. c. Besaran VIF Variance Inflation Faktor dan Tolerance. 1. Mempunyai nilai VIF di sekitar angka 1. 2. Mempunyai angka Tolerance mendekati 1. 2. Autokorelasi Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t – 1 sebelumnya. Jika terjadi korelasi, maka dinamakan ada problem autokorelasi. Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi. Menurut Imam Ghocali 2005 : 96, deteksi adanya autokorelasi adalah : Besaran DURBIN – WATSON yaitu : 56 Uji Durbin Watson hanya digunakan untuk autokorelasi tingkat satu dan mensyaratkan adanya intercept konstanta dalam model regresi dan tidak ada variabel lagi di antara variabel independen. Ho : tidak ada autokorelasi r=0 HA = ada autokorelasi r  o Pengambilan keputusan ada tidaknya autokorelasi : Tabel 3.1 Uji Durbin – Watson DW test Hipotesis Nol Keputusan Jika Tidak ada autokorelasi positif Tolak 0 d dl Tidak ada autokorelasi positif No desicison dl  d  du Tidak ada autokorelasi negatif Tolak 4 – dl d 4 Tidak ada autokorelasi negative No desicison 4 – du  d  4 – dl Tidak ada autokorelasi, positif atau negatif Tidak ditolak Du d 4 – du Sumber : Imam Ghozali 2005 : 96 3. Heteroskedastisitas Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut Homoskedastisitas dan jika berbeda disebut Heteroskedastisitas. Menurut Imam Ghozali 2001 : 105, deteksi adanya heteroskedastisitas adalah dengan melihat ada atau tidaknya pola tertentu. Menurut Santoso 2001: 208, untuk mendeteksi adanya heterokedastisitas adalah: 57 - Nilai Probabilitas 0,05 berarti bebas dari heteroskedastisitas - Nilai Probabilitas 0,05 berarti terkena dari heteroskedastisitas

3.4.5 Teknik Analisis Regresi Linier Berganda