36
Berdasarkan pengertian di atas,
experiential learning
adalah suatu pendekatan yang mendasarkan pada pengalaman diri peserta didik
dalam proses belajar. Pengalaman yang telah dialami dan didapat tersebut berperan penting dalam perkembangan peserta didik untuk
menemukan ketrampilan, sikap, atau bahkan cara berpikir yang baru dalam penyelesaian masalah.
Experiential learning
mengutamakan kegiatan dinamika kelompok bagi peserta didik untuk belajar langsung
mengambil makna dan nilai-nilai karakter yang sesuai bagi dirinya, dan melakukannya dalam kehidupan sehari-hari.
2. Tujuan Pendekatan
Experiential Learning
Pembelajaran dengan model
experiential learning
bertujuan untuk mempengaruhi peserta didik dengan tiga cara, yaitu mengubah struktur
kognitif, mengubah sikap dan memperluas ketrampilan yang telah dimiliki peserta didik. Ketiga hal tersebut menjadi fokus pada
pendekatan
experiential learning
Baharuddin dan Wahyuni, 2010. Kolb Barus 2015: 25 mendeskripsikan tujuan
experiential learning
adalah untuk mempengaruhi siswa dengan tiga cara, yaitu a mengubah struktur kognitif siswa, b mengubah sikap siswa, dan c
memperluas keterampilan-keterampilan siswa yang telah ada. Ketiga elemen tersebut saling berhubungan dan memengaruhi secara
keseluruhan, tidak terpisah-pisah, karena apabila salah satu elemen tidak ada, maka kedua elemen lainnya tidak akan efektif.
37
3. Langkah-langkah Pendekatan
Experiential Learning
Gambar 2.1 Siklus Model Experiential Learning
Pembelajaran
experiential learning
mengajak peserta didik untuk mampu menjaga keseimbangan antara apa yang diamatidialami dengan
tindakan yang diberikan terhadap pengalamannya tersebut. Menurut Kolb Kohonen, dkk 2001: 28-30 pembelajaran dengan metode
experiential learning
memiliki langkah-langkah utama
,
yaitu
:
a. Pengalaman kongkrit
Pembelajaran melalui intuisi dengan mengikutsertakan pengalaman pribadi dan menekankan pada aspek afektif seseorang,
daripada aspek kognitif. Pengalaman kongkrit merupakan orientasi artistik yang mengandalkan sensitivitas pada rasa. Aktivitas
instruksional yang mendukung pembelajaran dalam hal ini, yaitu diskusi kelompok kecil, simulasi, penggunaan film atau video, dan
cerita-cerita autobiografi.
Concrete Experience
Reflective Observation
Abstract Conceptualisation
Active Experimentation
P re
h e
n si
o n
Transformation
38
b. Konseptualisasi abstrak
Proses belajar yang mengutamakan pikiran kognitif dan menggunakan logika, serta pendekatan sistematis dalam pemecahan
masalah. Konseptualisasi abstrak menekankan pada pemikiran dan manipulasi simbol abstrak dengan maksud untuk merapikan dan
menempatkan sistem konseptual. Aktivitas instruksional yang mendukung, yaitu konstruksi teori, perkuliahan, dan pembangungan
model dan analogi. c.
Observasi reflektif Proses belajar yang mengutamakan persepsi seseorang
terhadap sesuat, dimana berpusat pada pemahaman arti dari ide dan situasi melalui pengamatan yang seksama. Peserta didik perlu
memperhatikan bagaimana segala sesuatu yang terjadi dengan melihat dari perspektif yang berbeda-beda dan mengandalkan
pemikiran, perasaan, dan penilaian pribadi. Teknik instruksional yang dapat digunakan, yaitu jurnal pribadi, karangan reflektif,
pengamatan, pertanyaan pikiran dan diskusi. d.
Eksperimen aktif Eksperimen aktif ini mengajak peserta didik belajar melalui
tindakan. Eksperimen aktif ini menekankan pada aplikasi praktis dan bagaimana segala sesuatu terselesaikan. Peserta didik berusaha
terus-menerus untuk mempengaruhi orang, mengubah situasi, dan mengambil resiko untuk menyelesaikan masalahnya. Teknik
39
instruksional yang dapat digunakan, meliputi permainan, dramasimulasi, penggunaan studi kasus, proyek lapangan, dan lain-
lain.
4. Kekuatan