1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam lingkungan bisnis yang begitu kompetitif dan cepat berubah, perusahaan kian menyadari manfaat potensial yang dapat dihasilkan oleh
Teknologi informasi. Hal tersebut kemudian mendorong pihak manajemen perusahaan untuk mempertinggi ekspektasi terhadap outcome dan manfaat
Teknologi Informasi Sarno, 2009. Penggunaan teknologi informasi mempunyai potensi menjadi penentu utama menuju sebuah kesuksesan atau keberhasilan yang
dapat memberikan kesempatan-kesempatan untuk mendapatkan keunggulan kompetitif dan menawarkan perlengkapan untuk meningkatkan produktivitas,
kinerja perusahaan, dan memberikan manfaat lebih dimasa mendatang Surendro, 2009. Tata Kelola TI pun menjadi bagian yang penting untuk memastikan bahwa
informasi perusahaan dan teknologi yang tersedia dapat mendukung tercapainya tujuan bisnis Gultom, 2012. Berbagai cara dilakukan untuk berupaya mencapai
tujuan bisnis perusahaan, salah satunya dengan melakukan audit sistem dan teknologi informasi guna mengevaluasi bukti-bukti untuk menetukan apakah
sumber daya yang terkait menyediakan informasi yang dibutuhkan manajemen sesuai dengan pemenuhannya terhadap tujuan bisnis perusahaan Sarno, 2009.
Terdapat beberapa penelitian di bidang audit sistem informasi yang mendukung kesiapan dan kemampuan menggunakan teknologi informasi,
diantaranya oleh: Syaroh 2011 mencoba untuk mengukur sejauh mana sistem
Call Center melakukan keamanan sistem DS5 dan pengelolaan data DS11, penelitian ini membahas Domain Deliver and Support pada Framework CobIT
versi 4.1. Hasil dari penelitian ini adalah tingkat kinerja proses DS5 memastikan keamanan sistem informasi dan DS11 pengelolaan data adalah sedang. Maturity
level DS5 dan DS11 saat ini as is berada pada level 3, dimana kondisi perusahaan telah memiliki prosedur standar normal dan tertulis yang telah
disosialisasikan kepada jajaran manajemen dan karyawan untuk dipatuhi dan dikerjakan dalam aktivitas sehari-hari, tetapi kurangnya pengawasan untuk
menjalankan itu semua. Nugraha 2011 melakukan Audit Tata Kelola E-Government di
Pemerintah Daerah Kabupaten Garut menggunakan Framework CobIT 4.1, penelitian tersebut menghasilkan tingkat kematangan yang tidak mencukupi atau
berada dibawah baseline COBIT, dimana proses PO1 pada level Repeatable but intuitive, PO8 pada level InitialAd Hoc, DS1 pada level InitialAd Hoc, DS2 pada
level Repeatable but intuitive, DS8 pada level Repeatable but intuitive, DS10 pada level InitialAd Hoc dan DS13 berada pada level InitialAd Hoc.
Penelitian Purwanto 2010 melakukan Evaluasi Tata Kelola Teknologi Informasi Menggunakan Kerangka Kerja Cobit Dalam Mendukung Layanan
Sistem Informasi Akademik Studi Kasus: Universitas Budi Luhur, menghasilkan rekomendasi berupa perbaikan tata kelola TI sistem informasi akademik
Universitas Budi Luhur diarahkan menuju tingkat kematangan 3-defined process yang dilakukan pada proses-proses yang mempunyai nilai tingkat kematangan
saat ini lebih kecil daripada tingkat kematangan yang diharapkan, yaitu proses TI
selain DS3, DS11, DS13 dan ME1 dengan membuat prosedur sudah standar, mendokumentasikan dan mengkomunikasikan melalui pelatihan.
Pratyangga 2012 menganalisis Management Awareness dan Maturity Level pada DRC Disaster Recovery Center Bank Sumsel Babel dengan Cobit
4.1, menemukan adanya kesenjangan gap antara tingkat kinerja DS9, DS11, dan DS12 yang dimiliki oleh manajemen DRC Bank Sumsel berdasarkan tingkat
kematangan Maturity Level yaitu kondisi manajemen Bank Sumsel Babel saat ini berada pada posisi 3 menjadi di posisi 4, dan tingkat risiko Management
Awareness yaitu kondisi tingkat risiko manajemen Bank Sumsel saat ini berada pada posisi 2 medium menjadi posisi 3 high.
Trivena, et al. 2011 dalam penelitiannya yang berjudul Audit Sistem Informasi Sumber Daya Manusia pada PT. X Mengguanakan Cobit Framework
4.1, mencoba untuk mengetahui bahwa sistem SDM saat ini telah mendukung tujuan bisnis perusahaan dan masalah apa saja yang terjadi dalam
mengimplementasi sistem SDM yang sudah ada. Hasil audit yang didapatkan adalah proses PO1, PO4, PO7, PO9 dan DS7 berada pada level 4, kemudian pada
proses PO3 dan DS9 berada pada level 3, dan yang memiliki level paling kecil adalah berada pada PO6 yang berada pada level 2.
Aulia dan Handayaningsih 2013, melakukan analisis Pembuatan Model Tata Kelola IT Untuk Proses Akademik Menggunakan Cobit 4.1 Studi Kasus:
Universitas Xyz dengan membuat dua jenis kuesioner yaitu kuesioner I management awareness dan kuesioner II maturity level. Kuesioner I ditujukan
untuk melakukan analisis identifikasi resiko, sedangkan kuesioner II ditujukan
untuk pengukuran tingkat kematangan. Hasil dari penelitian berupa Model Tata Kelola IT untuk proses akademik yang diwujudkan dalam bentuk usulan
kebijakan dan prosedur proses akademik TI. Dan juga dilakukan uji kelayakan Model Tata Kelola TI proses akademik yang secara umum responden sudah
menyatakan kesesuaian sehingga layak untuk diterapkan Prasetyo, et al 2011, melakukan analisis Tata Kelola Teknologi
Informasi IT Governance pada bidang Akademik dengan Cobit Framework pada Universitas Stikubank Semarang, menghasilkan rekomendasi yang dibuat untuk
monitor dan evaluasi kinerja TI menjamin bahwa kinerja dari TI dalam layanan akademik dapat terkontrol secara periodik tidak bergantung lagi apakah insiden
yang terjadi mengganggu proses bisnis lembaga. Sheikhpour dan Modiri 2012, melakukan pemetaan antara COBIT dan
ISOIEC 27001. Pemetaan ISOIEC 27001 ke dalam proses COBIT memungkinkan organisasi untuk menurunkan biaya keseluruhan mempertahankan
tingkat keamanan yang dapat diterima, secara efektif mengelola risiko dan mengurangi tingkat risiko secara keseluruhan.
PT OTO Multiartha adalah salah satu perseroan pembiayaan Otomotif independen yang merupakan pembiayaan kepemilikan mobil baru maupun mobil
bekas. Perseroan juga menyediakan pembiayaan sewa guna usaha berdasarkan permintaan pelanggan. Untuk menjaga kepercayaan dari masyarakat terhadap
perusahaan ini, maka PT OTO Multiartha harus senantiasa memberikan pelayanan yang terbaik terhadap seluruh pelanggannya.
Dalam kondisi persaingan yang semakin ketat diera ini, perusahaan dituntut untuk dapat bersaing dengan pesaing bisnis terutama pesaing yang
memiliki bidang bisnis yang sama dalam pembiayaan kendaraan. Namun seiring dengan berkembangnya perusahaan ini, terjadi beberapa permasalahan yang
dirasakan oleh para pelanggannya, terutama dalam masalah penagihan atau proses penarikan kendaraan yang tidak membayar angsuran kendaraan. Seperti pada
berita yang terdapat dalam internet sumber: finance.detik.com, PT OTO Multiartha menjadi perusahaan yang banyak diprotes pada konsumen. Setelah
menelusuri masalah-masalah yang dialami oleh konsumen, ternyata kebanyakan konsumen merasa adanya komunikasi yang kurang atau kesalahan tertentu antara
customer dengan pihak perusahaan sehingga menyebabkan adanya penarikan kendaraan diluar keinginan customer.
Melihat adanya tipe kasus yang seperti ini maka menimbulkan hubungan yang tidak harmonis antara customer dengan PT OTO Multiartha. Sedangkan
dalam bisnis pembiayaan kendaraan, dibutuhkan sebuah hubungan yang terjalin dengan baik untuk menjaga kenyamanan dan keamanan baik pihak customer
maupun pihak perusahaan. Proses collection atau penagihan merupakan proses yang memiliki peran penting yang berkaitan dengan kelancaran pembayaran yang
dilakukan pelanggan. Dalam melakukan proses penagihan ini, PT OTO Multiartha memiliki prosedur yang menjadi dasar bagi collector untuk melakukan penagihan
kepada pelanggan. Sedangkan dalam melakukan proses collection, perusahaan memiliki sebuah aplikasi SOLOs Collection Management. Aplikasi SOLOs
Collection Management adalah sebuah sistem yang digunakan untuk mendukung
kegiatan collection, seperti melakukan monitoring terhadap account yang di maintain oleh Field Collector, melakukan pendataan terhadap pelanggan yang
memiliki tunggakan pembayaran, dan melakukan monitoring terhadap hal lainnya yang berhubungan dengan collection.
Bahkan seperti yang terdapat dalam surat kabar elektronik pada situs www.deliknews.com
memberitakan, bahwa terdapat kesalahpahaman antara pelanggan yang memiliki tunggakan pembayaran dengan pihak collector sehingga
membawa kasus tersebut ke meja hijau. Untuk menghindari kesalahan yang sama dalam memonitoring proses collection, maka diperlukan adanya evaluasi untuk
mengukur tingkat keefektifan aplikasi SOLOs Collection Management. Untuk mewujudkan visi
perusahaan yaitu “Menjadi perusahaan pembiayaan yang terkemuka di Indonesia dengan menciptakan nilai-nilai yang
terbaik bagi seluruh stakeholder” maka perlu dilakukan sebuah evaluasi untuk menilai sejauh mana perusahaan dapat melakukan relasi atau hubungan antara
pihak perusahaan dengan mitra kerja dan customer perusahaan. Dilihat dari latar belakang diatas, ada dorongan untuk membuat penelitian
terkait dalam membantu perusahaan dalam mengevaluasi dan menilai tingkat kualitas perusahaan, dan mengukur aplikasi SOLOs Collection Management yang
sudah diterapkan pada perusahaan yang bergerak dalam bidang pembiayaan.
Untuk itu, skripsi dengan judul “EVALUASI TATA KELOLA TEKNOLOGI INFORMASI
PADA PT
OTO MULTIARTHA
MENGGUNAKAN FRAMEWORK
COBIT 5
FOKUS PADA
PROSES MANAGE
RELATIONSHIP APO08
” layak diangkat sebagai judul skripsi.
1.2 Perumusan Masalah