menemukan temuan-temuan dari hasil analisis pada nilai kapabilitas level yang ada pada proses tersebut.
3. Penentuan Gap Melakukan penyusunan gap yang dihasilkan dari tahap sebelumnya yakni
tahap menemukan temuan yang didapat dari hasil perhitungan kuesioner pada Capability Level, sehingga dapat dilihat kesenjangan kondisi sistem
yang saat ini sedang berjalan dengan mengidentifikasi peluang dalam perbaikan yang akan dilakukan.
4. Penentuan Rekomendasi Melakukan penyusunan rekomendasi perbaikan proses yang berkelanjutan
berdasarkan dari hasil gap atau kesenjangan yang ada.
1.8 Sistematika Penulisan
Dalam penyusunan laporan ini pembahasan terbagi dalam lima bab yang secara singkat akan diuraikan sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini berisikan latar belakang masalah, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan dan manfaat, ruang lingkup, metode
penelitian dan sistematika penulisan.
BAB II LANDASAN TEORI
Bab ini membahas secara singkat teori yang diperlukan dalam
penelitian skripsi.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
Pada bab ini akan dijelaskan metodologi yang digunakan penulis dalam melakukan penelitian.
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Dalam bab ini diuraikan secara singkat profil perusahaan, analisis tata kelola teknologi informasi yang terdiri dari
perhitungan kuesioner, menemukan temuan dan gap dari hasil analisis, serta memberikan rekomendasi pada perusahaan
terkait proses mengelola relasi atau hubungan.
BAB V PENUTUP
Bab ini menyajikan simpulan serta saran dari apa yang telah diterangkan dan diuraikan pada bab-bab sebelumnya.
15
BAB II LANDASAN TEORI
2.1 Tata Kelola Teknologi Informasi
2.1.1 Pengertian Tata Kelola
Jogiyanto dan Abdillah 2011 menjelaskan bahwa tata kelola governance merupakan suatu proses yang dilakukan oleh suatu organisasi atau
masyarakat untuk mengatasi permasalahan yang terjadi.
2.1.2 Pengertian Teknologi Informasi
Teknologi Informasi adalah penerapan teknologi komputer peralatan teknik berupa perangkat keras dan perangkat lunak untuk menciptakan,
menyimpan, mempertukarkan, dan menggunakan informasi dalam berbagai bentuk Fauziah, 2010.
2.1.3 Pengertian Tata Kelola Teknologi Informasi
Terdapat beberapa definisi tata kelola teknologi informasi menurut beberapa ahli dalam Surendro, 2009, diantaranya sebagai berikut:
1. Kapasitas organisasi untuk mengendalikan formulasi dan implementasi strategi organisasi dan mengarahkan kepada kepentingan pencapaian daya
saing korporasi. 2. Tata kelola teknologi informasi adalah pertanggungjawaban dewan
direksi dan manajemen eksekutif. Hal ini merupakan bagian yang
terintegrasi dengan tata kelola perusahaan dan berisi kepemimpinan dan struktur serta proses organisasi yang menjamin bahwa organisasi teknologi
informasi mengandung dan mendukung strategi serta tujuan bisnis.
3. Tata kelola teknologi informasi adalah penilaian kapasitas organisasi oleh dewan direksi, manajemen eksekutif, manajemen teknologi informasi
untuk mengendalikan formulasi dan implementasi strategi teknologi
informasi dalam rangka mendukung bisnis.
Dari ketiga definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud tata kelola teknologi informasi adalah sebuah upaya atau usaha yang dilakukan oleh
pihak manajemen level atas seperti dewan direksi dan manajemen eksekutif untuk melakukan pengelolaan terhadap teknologi informasi yang dimiliki oleh
perusahaan, untuk mendukung dan menyelaraskan strategi-strategi bisnis yang telah ada pada perusahaan.
2.1.4 Evaluasi Tata Kelola Teknologi Informasi
Berdasarkan penjelasan diatas, maka dapat disimpuljan evaluasi tata kelola teknologi informasi adalah suatu proses mengukur pencapaian nilai TI dalam
sebuah perusahaan yang dipertanggung jawaban dewan direksi dan manajemen eksekutif untuk melakukan pengelolaan terhadap teknologi informasi yang
dimiliki agar dapat mendapatkan keuntungan kompetitif.
2.1.5 Tujuan dan Kegunaan Tata Kelola Teknologi Informasi
Sedangkan menurut Surendro 2009, kegunaan tata kelola teknologi informasi adalah untuk mengatur penggunaan teknologi informasi, serta untuk
memastikan kinerja teknologi informasi sesuai dengan tujuan berikut ini: 1. Keselarasan teknologi informasi dengan perusahaan dan realisasi
keuntungan-keuntungan yang dijanjikan dari penerapan teknologi informasi
2. Penggunaan teknologi informasi agar memungkinkan perusahaan mengeksploitasi peluang dan memaksimalkan keuntungan
3. Penggunaan sumber daya teknologi informasi yang bertanggung jawab 4. Manajemen yang tepat akan risiko yang terkait teknologi informasi secara
tepat
2.1.6 Area Tata Kelola Tata Kelola TI
Menurut Sarno 2009, tata kelola TI mencakup area dari kelima fokus area tata kelola TI dua diantaranya: value delivery and risk management
merupakan outcome, sedang tiga lainnya merupakan driver pendorong: strategic alignment, resource management dan performace measurement: kelima hal ini
semuanya digerakkan oleh stakeholder value. 1. Penyesuaian strategis Strategic Allignment, penerapan TI harus
mendukung pencapaian misi perusahaan. Strategi TI harus benar-benar mendukung strategi bisnis perusahaan.
2. Penambahan nilai Value Delivery, penerapan TI harus memberikan nilai tambah bagi pencapaian misi perusahaan.
3. Pengelolaan risiko Risk Management, penerapan TI harus disertai dengan identifikasi terhadap risiko-risiko TI, sehingga dapat mengatasi
dampak yang ditimbulkan olehnya. Risiko penerapan TI dapat berupa virus, penyalahgunaan hak akses, kesalahankerusakan sistem, kerusakan
sistem pendukung dan lain-lain. 4. Pengelolaan sumber daya Resource Management, penerapan TI harus
didukung sumber daya yang memadai dan penggunaan sumber daya yang optimal.
5. Pengukuran kinerja Performance Measurement, penerapan TI harus diukur dan dievaluasi secara berkala, untuk memastikan bahwa investasi
dan kinerja TI sesuai dengan kebutuhan bisnis perusahaan. Terdapat beberapa keuntungan yang dapat diperoleh perusahaan dengan
adanya sebuah Tata Kelola TI menurut Sarno 2009, yaitu: 1. Kemampuan proses yang lebih baik.
2. Dukungan dalam menyelaraskan kebutuhan bisnis. 3. Mengurangi risiko-risiko penerapan TI.
4. Peningkatan kinerja. 5. Pertambahan nilai yang semakin baik.
2.1.7 Prinsip Tata Kelola TI
Menurut Jogiyanto dan Abdillah 2011 prinsip tata kelola TI menunjukan kriteria dan arah tujuan strategik penerapan TI dalam organisasi. Prinsip tata
kelola TI adalah sebagai berikut: 1. Tata kelola TI lebih sebagai sistem pencegahan
2. Rancang Tata Kelola TI secara teintegrasi 3. Keterlibatan dan partisipasi eksekutif puncak
4. Kaji secara rutin 5. Selaras dengan visi organisasi
6. Selaras dengan Sistem Penghargaan 7. Tanggung Jawab dan Kepemilikan yang jelas.
2.2 COBIT
2.2.1 Definisi COBIT Control Objectives For Information Related Technology
COBIT merupakan a set of best practices framework bagi pengelolaan teknologi informasi IT Management yang disusun oleh The IT Governance
Institute ITGI dan Information System Audit Control Association ISACA Gondodiyoto, 2007. Secara definisi COBIT adalah sekumpulan dokumentasi
best practices untuk IT Governance yang dapat membantu auditor, pengguna user, dan manajemen untuk menjembatani gap antara risiko bisnis, kebutuhan
kontrol dan masalah-masalah teknis TI, serta best bussiness practices yang mencakup keseluruhan TI dan kaitannya dengan proses bisnis perusahaan dan
memaparkannya dalam struktur aktivitas-aktivitas logis yang dapat dikelola serta dikendalikan secara efektif.
Selain itu COBIT mendukung manajemen dalam mengoptimumkan investasi TI-nya melalui ukuran-ukuran dan pengukuran yang akan memberikan
sinyal bahaya bila suatu kesalahan atau risiko akan atau sedang terjadi. Manajemen perusahaan harus memastikan bahwa sistem kendali internal
perusahaan bekerja dengan baik, artinya dapat mendukung proses bisnis perusahaan yang secara jelas menggambarkan bagaimana setiap aktivitas kontrol
individual memenuhi tuntutan dan kebutuhan informasi serta efeknya terhadap sumber daya TI perusahaan. Sumberdaya TI adalah suatu elemen yang sangat
disoroti COBIT, termasuk pemenuhan kebutuhan bisnis terhadap: efektivitas, efisiensi,
kerahasiaan, keterpaduan,
ketersediaan, kepatuhan
kepada kebijakanaturan
dan keandalan
informasi effectiveness,
efficiency, confidentiality, integrity, avaiblity, compliance, dan reability Gondodiyoto,
2007:276 Menurut COBIT, keputusan bisnis yang baik harus didasarkan pada
knowledge yang berasal dari informasi yang relevan, kemprehensif dan tepat waktu, yang dapat dihasilkan jika memenuhi 7 kriteria kerja COBIT.
Tabel 2.1 Kriteria Informasi COBIT 4.1 Sarno, 2009
Effectiveness Efektifitas Informasi yang diperoleh harus
relevan dan berkaitan dengan proses bisnis, konsisten, dapat dipercaya
dan tepat waktu.
Efficiency Efisiensi Penyediaan
informasi melalui
penggunaan sumber daya yang
paling produktif dan ekonomis yang optimal.
Confidentiality Kerahasiaan Berkaitan dengan proteksi pada
informasi penting dari pihak-pihak yang
tidak memiliki
hak otorisasitidak berwenang.
Integrity Integritas Berkaitan dengan keakuratan dan
kelengkapan datainformasi
dan tingkat validitas yang sesuai dengan
ekspektasi dan nilai bisnis. Availability Ketersediaan
Fokus terhadap
ketersediaan datainformasi ketika diperlukan
dalam proses bisnis, baik sekarang maupun di masa yang akan datang.
Ini juga terkait dengan pengamanan atas sumber daya yang diperlukan
dan terkait.
Compliance Kepatuhan Pemenuhan
datainformasi yang
sesuai dengan ketentuan, peraturan daa rencana perjanjian atau kontrak
untuk proses bisnis.
Reliability Handal Fokus pada pemberian informasi
yang tepat bagi manajemen untuk mengoperasikan perusahaan dan
pemenuhan kewajiban mereka untuk membuat laporan keuangan.
2.3 COBIT 5
Menurut ISACA 2012, COBIT 5 merupakan generasi terbaru dari panduan ISACA yang membahas mengenai tata kelola dan manajemen IT.
COBIT 5 dibuat berdasarkan pengalaman penggunaan COBIT selama lebih dari 15 tahun oleh banyak perusahaan dan pengguna dari bidang bisnis, komunitas IT,
risiko, asuransi, dan keamanan. COBIT 5 mendefinisikan dan menjelaskan secara rinci sejumlah tata
kelola dan manajemen proses. COBIT 5 menyediakan referensi model proses yang mewakili semua proses yang biasa ditemukan dalam suatu perusahaan
terkait dengan kegiatan TI. Model proses yang diusulkan bukan hanya sekedar model proses tetapi suatu model yang bersifat komprehensif. Setiap perusahaan
harus mendefinisikan bidang prosesnya sendiril, dengan mempertimbangkan situasi tertentu dalam perusahaan tersebut. COBIT 5 juga menyediakan kerangka
kerja untuk mengukur dan memantau kinerja TI, berkomunikasi dengan layanan dan mengintegrasikan praktik pengelolaan terbaik ISACA, 2012. Berikut ini
merupakan cangkupan antara COBIT 5 dan framework lain:
Gambar 2.1
Cangkupan antara COBIT 5 dengan framework lain ISACA, 2012
COBIT 5 dikembangkan untuk mengatasi kebutuhan-kebutuhan penting seperti:
1. Membantu stakeholder dalam menentukan apa yang mereka harapkan dari informasi dan teknologi terkait seperti keuntungan apa, pada tingkat risiko
berapa, dan pada biaya berapa dan bagaimana prioritas mereka dalam menjamin bahwa nilai tambah yang diharapkan benar-benar tersampaikan.
Beberapa pihak lebih menyukai keuntungan dalam jangka pendek sementara pihak lain lebih menyukai keuntungan jangka panjang.
Beberapa pihak siap untuk mengambil risiko tinggi sementara beberapa pihak tidak. Perbedaan ini dan terkadang konflik mengenai harapan harus
dihadapi secara efektif. Stakeholder tidak hanya ingin terlibat lebih banyak tapi juga menginginkan transparansi terkait bagaimana ini akan terjadi dan
bagaimana hasil yang akan diperoleh. 2. Membahas peningkatan ketergantungan kesuksesan perusahaan pada
perusahaan lain dan rekan TI, seperti outsource, pemasok, konsultan, klien dan penyedia layanan lain, serta pada beragam alat internal dan
mekanisme untuk memberikan nilai tambah yang diharapkan. 3. Mengatasi jumlah informasi yang meningkat secara signifikan. Bagaimana
perusahaan memilih informasi yang relevan dan kredibel yang akan mengarahkan perusahaan kepada keputusan bisnis yang efektif dan
efisien? Informasi juga perlu untuk dikelola secara efektif dan model informasi yang efektif dapat membantu untuk mencapainya.
4. Mengatasi TI yang semakin meresap ke dalam perusahaan. TI semakin menjadi bagian penting dari bisnis. Seringkali TI yang terpisah tidak
cukup memuaskan walaupun sudah sejalan dengan bisnis. TI perlu menjadi bagian penting dari proyek bisnis, struktur organisasi, manajemen
risiko, kebijakan, kemampuan, proses, dan sebagainya. Tugas dari CIO dan fungsi TI sedang berkembang sehingga semakin banyak orang dalam
perusahaan yang memiliki kemampuan TI akan dilibatkan dalam keputusan dan operasi TI. TI dan bisnis harus diintegrasikan dengan lebih
baik. 5. Menyediakan panduan lebih jauh dalam area inovasi dan teknologi baru.
Hal ini berkaitan dengan kreativitas, penemuan, pengembangan produk baru, membuat produk saat ini lebih menarik bagi pelanggan, dan meraih
tipe pelanggan
baru. Inovasi
juga menyiratkan
perampingan pengembangan produk, produksi dan proses supply chain agar dapat
memberikan produk ke pasar dengan tingkat efisiensi, kecepatan, dan kualitas yang lebih baik.
6. Mendukung perpaduan bisnis dan TI secara menyeluruh, dan mendukung semua aspek yang mengarah pada tata kelola dan manajemen TI
perusahaan yang efektif, seperti struktur organisasi, kebijakan, dan budaya. 7. Mendapatkan kontrol yang lebih baik berkaitan dengan solusi TI.
8. Memberikan perusahaan: a. nilai tambah melalui penggunaan TI yang efektif dan inovatif,
b. kepuasan pengguna dengan keterlibatan dan layanan TI yang baik,
c. kesesuaian dengan peraturan, regulasi, persetujuan, dan kebijakan internal,
d. peningkatan hubungan antara kebutuhan bisnis dengan tujuan IT. 9. Menghubungkan dan bila relevan, menyesuaikan dengan framework dan
standar lain seperti ITIL, TOGAF, PMBOK, PRINCE2, COSO, dan ISO. Hal ini akan membantu stakeholder mengerti bagaimana kaitan berbagai
framework, berbagai standar antar satu sama lain, dan bagaimana mereka dapat digunakan bersama-sama.
10. Mengintegrasikan semua framework dengan panduan ISACA yang mengutamakan fokus kepada COBIT, Val IT, dan Risk IT, tetapi juga
mempertimbangkan BMIS, ITAF, dan TGF, sehingga COBIT 5 mencakup seluruh perusahaan dan menyediakan dasar untuk integrasi dengan
framework dan standar lain menjadi satu kesatuan framework. Secara sederhana, COBIT 5 membantu perusahaan menciptakan nilai yang
optimal dari TI dengan menjaga keseimbangan antara menyadari manfaat dan mengoptimalkan tingkat risiko dan penggunaan sumber daya. COBIT 5
memungkinkan informasi dan teknologi yang terkait untuk diatur dan dikelola dengan baik pada seluruh perusahaan, mengambil dalam bisnis secara menyeluruh
dan area fungsional tanggung jawab, mengingat kepentingan yang berhubungan dengan IT pemangku kepentingan internal dan eksternal.
2.3.1 Prinsip COBIT 5
COBIT 5 memiliki Prinsip dan Enabler yang bersifat umum dan bermanfaat untuk semua ukuran perusahaan, baik komersial maupun non-profit
ataupun sektor publik. 5 Prinsip tersebut adalah Meeting stakeholder needs, Covering enterprise end-to-end, Applying a single intergrated framework,
Enabling a holistic approach dan Separating governance from management, berikut penjelasanya:
1. Meeting stakeholder needs, berguna untuk pendefinisan prioritas untuk
implementasi, perbaikan, dan jaminan. Kebutuhan stakeholder diterjemahkan ke dalam Goals Cascade menjadi tujuan yang lebih spesifik, dapat
ditindaklajuti dan disesuaikan, dalam konteks : Tujuan perusahaan Enterprise Goal, Tujuan yang terkait IT IT-related Goal, Tujuan yang akan dicapai
enabler Enabler Goal. Selain itu sistem tata kelola harus mempertimbangkan seluruh stakeholder ketika membuat keputusan mengenai penilaian manfaat,
resource dan risiko.
Gambar 2.2 The Governance Objective : Value Creation ISACA, 2012
2. Covering enterprise end-to-end, bermanfaat untuk mengintegrasikan tata
kelola TI perusahaan kedalam tata kelola perusahaan. Sistem tata kelola TI yang diusung COBIT 5 dapat menyatu dengan sistem tata kelola perusahaan
dengan mulus. Prinsip kedua ini juga meliputi semua fungsi dan proses yang dibutuhkan untuk mengatur dan mengelola TI perusahaan dimanapun
informasi diproses. Dalam lingkup perusahaan, COBIT 5 menangani semua layanan TI internal maupun eksternal, dan juga proses bisnis internal dan
eksternal.
3. Applying a single intergrated framework, sebagai penyelarasan diri dengan
standar dan framework relevan lain, sehingga perusahaan mampu menggunakan COBIT 5 sebagai framework tata kelola umum dan integrator.
Selain itu prinsip ini menyatukan semua pengetahuan yang sebelumnya tersebar dalam berbagai framework ISACA COBIT, VAL IT, Risk IT, BMIS,
ITAF, dll.
4. Enabling a holistic approach, yakni COBIT 5 memandang bahwa setiap
enabler saling mempengaruhi satu sama lain dan menentukan apakah penerapan COBIT 5 akan berhasil.
5. Separating governance from management, COBIT membuat perbedaan yang
cukup jelas antara tata kelola dan manajemen. Kedua hal tersebut mencakup berbagai kegiatan yang berbeda, memerlukan struktur organisasi yang
berbeda, dan melayani untuk tujuan yang berbeda pula.
Gambar 2.3 Governance and Management Key A reas ISACA, 2012
Perbedaan Governance Tata kelola dengan Management Manajemen Governance adalah tata kelola yang memastikan bahwa tujuan perusahaan
dapat dicapai dengan melakukan evaluasi terhadap kebutuhan, kondisi, dan pilihan stakeholder, menerapkan arah melalui prioritas dan pengambilan
keputusan terhadap arah dan tujuan yang telah disepakati. Pada kebanyakan perusahaan, tata kelola adalah tanggung jawab dari dewan direksi dibawah
kepemimpinan ketua. Management Manajemen berfungsi sebagai perencana, membangun,
menjalankan dan memonitor aktifitas-aktifitas yang sejalan dengan arah yang ditetapkan oleh badan tata kelola untuk mencapai tujuan perusahaan. Pada
kebanyakan perusahaan, manajemen menjadi tanggung jawab eksekutif manajemen dibawah pimpinan CEO.
2.3.2 Implementasi COBIT
Menurut ICASA 2012, tujuh tahap yang terdapat dalam siklus implementasi COBIT 5 adalah:
1. Tahap 1 – Initiate Progamme
Tahap 1 mengidentifikasikan penggerak perubahan dan menciptakan keinginan untuk berubah di level manajemen eksekutif, yang kemudian
diwujudkan berupa kasus bisnis. Penggerak perubahan dapat berupa kejadian internal maupun eksternal, dan kondisi atau isu penting yang memberikan
dorongan untuk berubah. Kejadian, tren, masalah kinerja, implementasi perangkat lunak, dan bahkan tujuan dari perusahan dapat menjadi penggerak perubahan.
Risiko yang terkait dengan implementasi dari program ini sendiri akan dideskripsikan di dalam kasus bisnis, dan dikelola sepanjang siklus hidupnya.
Menyiapkan, menjaga, dan mengawasi kasus bisnis sangatlah mendasar dan penting untuk pembenaran, mendukung, dan kemudian memastikan hasil akhir
yang sukses dari segala inisiatif, termasuk pengembangan GEIT. Mereka memastikan fokus yang berkelanjutan terhadap keuntungan dari program dan
perwujudannya. 2. Tahap 2
–Define Problems and Opportunities Tahap 2 membuat agar tujuan TI dengan strategi dan risiko perusahaan
sejajar, dan memprioritaskan tujuan perusahaan, tujuan TI, dan proses TI yang paling penting. COBIT 5 menyediakan panduan pemetaan tujuan perusahaan
terhadap tujuan TI terhadap proses TI untuk membantu penyeleksian. Dengan mengetahui tujuan perusahaan dan TI, proses penting yang harus mencapai
tingkat kapabilitas tertentu dapat diketahui. Manajemen perlu tahu kapabilitas yang ada saat ini dan dimana kekurangan terjadi. Hal ini dapat dicapai dengan
cara melakukan penilaian kapabilitas proses terhadap proses-proses yang terpilih. 3. Tahap 3
–Define Road Map Tahap 3 menetapkan target untuk peningkatan, diikuti oleh analisis selisih
untuk mengidentifikasi solusi potensial. Beberapa solusi akan berupa quick wins dan beberapa berupa tugas jangka panjang yang lebih sulit. Prioritas harus
diberikan kepada proyek yang lebih mudah untuk dicapai dan lebih mungkin memberikan keuntungan yang paling besar. Tugas jangka panjang perlu dipecah
menjadi bagian-bagian yang lebih mudah untuk diselesaikan. 4. Tahap 4
–Plan Programme Tahap 4 merencanakan solusi praktis yang layak dijalankan dengan
mendefinisikan proyek yang didukung dengan kasus bisnis yang dapat dibenarkan dan mengembangkan rencana perubahan untuk implementasi. Kasus bisnis yang
dibuat dengan baik akan membantu memastikan bahwa keuntungan proyek teridentifikasi, dan diawasi secara terus menerus.
5. Tahap 5 –Execute Plan
Tahap 5 mengubah solusi yang disarankan menjadi kegiatan hari per hari dan menetapkan perhitungan dan sistem pemantauan untuk memastikan
kesesuaian dengan bisnis tercapai dan kinerja dapat diukur. Kesuksesan membutuhkan pendekatan, kesadaran dan komunikasi, pengertian dan komitmen
dari manajemen tingkat tinggi dan kepemilikan dari pemilik proses TI dan bisnis yang terpengaruh.
6. Tahap 6 –Realede Benefits
Tahap 6 berfokus dalam transisi berkelanjutan dari pengelolaan dan praktik manajemen yang telah ditingkatkan ke operasi bisnis normal dan
pemantauan pencapaian dari peningkatan menggunakan metrik kinerja dan keuntungan yang diharapkan.
7. Tahap 7 –Review Effectiveness
Tahap 7 mengevaluasi kesuksesan dari inisiatif secara umum, mengidentifikasi kebutuhan tata kelola atau manajemen lebih jauh, dan
meningkatkan kebutuhan akan peningkatan secara terus-menerus. Tahap ini juga memprioritaskan kesempatan lebih banyak untuk meningkatkan GEIT.
Gambar 2.4 Implementasi COBIT ISACA, 2012
2.3.3 Proses Dalam Framework COBIT 5
Dalam COBIT 5 saat ini terbagi menjadi 5 Domain yang terdiri dari 37 proses, berikut merupakan 37 model proses COBIT 5ISACA, 2012:74:
Gambar 2.5 37 Proses dalam COBIT 5
Berikut merupakan penjabaran sub domain yang dimiliki oleh masing- masing domain yaitu sebagai berikut:
1. Domain EDM Evaluate, Direct and Monitor Proses tata kelola ini berurusan dengan tujuan tata pemangku kepentingan
dalam melakukan penilaian, optimasi risiko dan sumber daya, mencakup praktek dan kegiatan yang bertujuan untuk mengevaluasi pilihan strategis,
memberikan arahan kepada TI dan pemantauan hasilnya. Terdiri dari 5 sub domain dan key governance practice masing-masing, yaitu:
a. EDM01 Ensure Governance Framework Setting and Maintenance
1 EDM01.01 Evaluate the governance system. 2 EDM01.02 Direct the governance system.
3 EDM01.03 Monitor the governance system. b.
EDM02 Ensure Benefit Delivery 1 EDM02.01 Evaluate value optimisation.
2 EDM02.02 Direct value optimisation. 3 EDM02.03 Monitor value optimisation.
c. EDM03 Ensure Risk Optimisation
1 EDM03.01 Evaluate risk management. 2 EDM03.02 Direct risk management.
3 EDM03.03 Monitor risk management. d.
EDM04 Ensure Resource Optimisation 1 EDM04.01 Evaluate resource management.
2 EDM04.02 Direct resource management. 3 EDM04.03 Monitor resource management.
e. EDM05 Ensure Stakeholder Transparency
1 EDM05.01 Evaluate stakeholder reporting requirements. 2 EDM05.02 Direct stakeholder communication and reporting.
3 EDM05.03 Monitor stakeholder communication 2. Domain APO Align, Plan and Organise
Memberikan arah untuk pengiriman solusi BAI dan penyediaan layanan dan dukungan DSS. Domain ini mencakup strategi dan taktik, dan
mengidentifikasi kekhawatiran cara terbaik TI agar dapat berkontribusi pada pencapaian tujuan bisnis. Realisasi visi strategis perlu direncanakan,
dikomunikasikan dan dikelola untuk perspektif yang berbeda. Sebuah organisasi yang tepat, serta infrastruktur teknologi, harus dimasukkan ke
dalam tempatnya. Sub domain nya terdiri dari: a.
APO01 Manage the IT Management Framework 1 APO01.01 Define the organisational structure.
2 APO01.02 Establish roles and responsibilities. 3 APO01.03 Maintain the enablers of the management system.
4 APO01.04 Communicate Management Objectives and Direction
5 APO01.05 Optimisation the Placement of the IT Function. 6 APO01.06 Define Information data and System Ownership.
7 APO01.07 Manage Continual Improvement of Processes. 8 APO01.08 Ensure Compliance with Policies and Procedures.
b. APO02 Manage Strategy Mengelola Strategi
1 APO02.01 Understand enterprise direction. 2 APO02.02 Assess the current environment, capabilities and
performance.
3 APO02.03 Define the target IT capabilities. 4 APO02.04 Conduct a gap analysis.
5 APO02.05 Define the strategic plan and road map. 6 APO02.06 Communicate the IT strategy and direction.
c. APO03 Manage Enterprise Architecture
1 APO03.01 Develop the enterprise architechture vision 2 APO03.02 Define reference architechture
3 APO03.03 Select opportunities and solutions 4 APO03.04 Define architechture implementation
5 APO03.05 Provide enterprise architechture services d.
APO04 Manage Innovation 1 APO04.01 Create an environment conducive to innovation.
2 APO04.02 Maintain an understanding of the enterprise environment.
3 APO04.03 Monitor and scan the technology environment. 4 APO04.04 Assess the potential of emerging technologies and
innovation ideas. 5 APO04.05 Recommend appropriate further initiatives.
6 APO04.06 Monitor the implementation and use of innovation.
e. APO05 Manage Portfolio
1 APO05.01 Establish Target Investment Mix. 2 APO05.02 Determine The Availability and Sources of Funds.
3 APO05.03 Evaluate and Select Programmes to Fund. 4 APO05.04 Monitor, Optimise and Report on Investment
Portfolio Investment. 5 APO05.05 Maintain Portfolios.
6 APO05.06 Manage Benefits Achievement. f.
APO06 Manage Budget and Costs 1 APO06.01 Manage finance and accounting.
2 APO06.02 Prioritise resource allocations. 3 APO06.03 Create and maintain budgets.
4 APO06.04 Model and allocate costs. 5 APO06.05 Manage costs.
g. APO07 Manage Human Resources
1 APO07.01 Maintain adequate and appropriate staffing. 2 APO07.02 Identify key IT personnel.
3 APO07.03 Maintain the skills and competencies of personnel.
4 APO07.04 Evaluate employee job performance. 5
APO07.05 Plan and track the usage of IT and business human resources.
6 APO07.06 Manage contract staff.
h. APO08 Manage Relationships
1 APO08.01 Understand business expectations. 2 APO08.02 Identify opportunities, risks and constraints for IT
to enchance the business. 3 APO08.03 Manage business relationship.
4 APO08.04 Co-ordinate and communicate. 5 APO08.05 Provide input to the continual improvement of
services. i.
APO09 Manage Service Agreements 1 APO09.01 Identify IT services.
2 APO09.02 Catalogue IT-enabled services. 3 APO09.03 Define and prepare service agreements.
4 APO09.04 Monitor and report service levels. 5 APO09.05 Review service agreements and contracts.
j. APO10 Manage Suppliers
1 APO10.01 Identify and evaluate supplier relationships and contracts.
2 APO10.02 Select suppliers. 3 APO10.03 Manage supplier relationships and contracts
4 APO10.04 Manage supplier risk. 5 APO10.05
Monitor supplier performance and compliance.
k. APO11 Manage Quality
1 APO11.01
Establish a quality management system QMS. 2
APO11.02
Define and manage quality standards, practices and procedures.
3 APO11.03
Focus quality management on customers.
4 APO11.04
Perform quality monitoring, control and reviews.
5 APO11.05
Integrate quality management into solutions for development and service delivery.
6 APO11.06
Ensure Continuous Improvement.
l. APO12 Manage Risk
1 APO12.01
Collect data.
2 APO12.02
Analyse risk.
3 APO12.03
Maintain a risk profile.
4 APO12.04
Articulate risk.
5 APO12.05
Define a risk management action portfolio.
6 APO12.06
Respond to risk.
m. APO13 Manage Security
1 APO13.01 Establish and maintain an information security management system ISMS.
2 APO13.02 Define and manage an information security risk treatment plan.
3 APO13.03
Monitor and review the ISMS.
3. Domain BAI Build, Acquire and Operate Memberikan solusi dan melewatinya sehingga akan berubah menjadi
layanan. Untuk mewujudkan strategi TI, solusi TI perlu diidentifikasi, dikembangkan atau diperoleh, serta diimplementasikan dan terintegrasi ke
dalam proses bisnis. Perubahan dan pemeliharaan sistem yang ada juga dicakup oleh domain ini, untuk memastikan bahwa solusi terus memenuhi
tujuan bisnis. Sub domain nya terdiri dari: a.
BAI01 Manage Programmes and Projects 1 BAI01.01 Maintain a standard approach for programme and
project management. 2 BAI01.02
Initiate a programme.
3 BAI01.03
Manage stakeholder engagement.
4 BAI01.04
Develop and mantain the programme plan.
5 BAI01.05
Launch and execute the programme.
6 BAI01.06
Monitor, control and report on the programme outcomes.
7 BAI01.07
Start up and initiate projects within a programme.
8 BAI01.08
Plan projects.
9 BAI01.09
Manage programme and project quality.
10 BAI01.10
Manage programme and project risk.
11 BAI01.11
Monitor and control a project.
12 BAI01.12
Execute a project.
13 BAI01.13
Close a project.
14 BAI01.14
Close a programme.
b. BAI02 Manage Requirements Definition
1 BAI02.01 Define and maintain business functional and technical requirements.
2 BAI02.02 Perform a feasibility study and formulate alternative solutions.
3 BAI02.03
Manage requirements risk.
4 BAI02.04
Obtain approval of requirements and solutions.
c. BAI03 Manage SolutionsIdentification and Build
1 BAI03.01 Design high-level solutions. 2 BAI03.02 Design detailed solution component.
3 BAI03.03 Develop solution components. 4 BAI03.04 Procure solution components.
5 BAI03.05 Build solutions. 6 BAI03.06 Perform quality assurance.
7 BAI03.07 Prepare for solution testing. 8 BAI03.08 Execute solution testing.
9 BAI03.09 Manage changes to requirement. 10 BAI03.10 Maintain Solutions
11 BAI03.11 Define IT services and maintain the service portfolio.
d. BAI04 Manage Availability and Capacity
1 BAI04.01 Assess current availability, performance and capacity and create a baseline.
2 BAI04.02
Assess business impact.
3 BAI04.03
Plan for new or changed service requirements.
4 BAI04.04
Monitor and review availability and capacity.
5 BAI04.05 Investigate and address availability, performance and capacity issues.
e. BAI05 Manage Organisational Change Enablement
1 BAI05.01
Establish the Desire to Change.
2 BAI05.02
Form an Effective Implementation Team.
3 BAI05.03
Communicate Desired Vision.
4 BAI05.04
Empower Role Players and Identify Short-term Wins.
5 BAI05.05
Enable Operation and Use.
6 BAI05.06
Embed New Approaches.
7 BAI05.07
Sustain Changes.
f. BAI06 Manage Changes
1 BAI06.01
Perform impact assessment; prioritise and authorize changes
2 BAI06.02
Manage emergency changes.
3 BAI06.03
Track and report change status.
4 BAI06.04
Close and document the changes.
g. BAI07 Manage Change Acceptance and Transitioning
1 BAI07.01
Establish an implementation plan.
2 BAI07.02
Plan Business Process, System and Data Conversion.
3 BAI07.03
Plan acceptance tests.
4 BAI07.04
Establish a test environment.
5 BAI07.05
Perform acceptance tests.
6 BAI07.06
Promote to production and manage releases.
7 BAI07.07
Provide early production support.
8 BAI07.08
Perform a post - implementation review.
h. BAI08 Manage Knowledge
1 BAI08.01
Nurture and facilitate a knowledge-sharing culture.
2 BAI08.02
Identify and classify sources of information.
3 BAI08.03
Organise and contextualise information into knowledge.
4 BAI08.04
Use and share knowledge.
5 BAI08.05
Evaluate and retire information.
i. BAI09 Manage Assets
1 BAI09.01
Identify and record current assets.
2 BAI09.02
Manage critical assets.
3 BAI09.03
Manage the asset life cycle.
4 BAI09.04
Optimise asset costs.
5 BAI09.05
Manage licences.
j. BAI10 Manage Copnfiguration
1 BAI10.01
Establish and mantain a configuration model.
2 BAI10.02 Establish and maintain a configuration respository and a baseline.
3 BAI10.03
Maintain and control configuration items.
4 BAI10.04
Produce status and configuration reports.
5 BAI10.05
Verify and review integrity of the configuration repository.
4. Domain DSS Deliver, Service and Support a.
DSS01 Manage Operations 1 DSS01.01
Perform operational procedures.
2 DSS01.02
Manage outsourced IT services.
3 DSS01.03
Monitor IT infrastructure.
4 DSS01.04
Manage the environment.
5 DSS01.05
Manage facilities.
b. DSS02 Manage Service Requests and Incidents
1 DSS02.01 Define incident and service request classification schemes.
2 DSS02.02 Record, classify and prioritise requests and
incidents. 3 DSS02.03 Verify, approve and fulfill service request.
4 DSS02.04 Investigate, diagnose and allocate incidents. 5 DSS02.05 Resolve and recover from incidents.
6 DSS02.06 Close service requests and incidents. 7 DSS02.07 Track status and produce reports.
c. DSS03 Manage Problems
1 DSS03.01
Identify and classify problems.
2 DSS03.02
Investigate and diagnose problems.
3 DSS03.03
Raise known errors.
4 DSS03.04
Resolve and close problems.
5 DSS03.05
Perform proactive problem management.
d. DSS04 Manage Continuity
1 DSS04.01
Define the business continuity policy, objectives, and scope.
2 DSS04.02
Maintain a continuity strategy.
3 DSS04.03
Maintain a continuity strategy.
4 DSS04.04
Exercise, test, and review the BCP.
5 DSS04.05
Review, maintain and improve the continuity plan.
6 DSS04.06
Conduct continuity plan training.
7 DSS04.07
Manage backup arrangements.
8 DSS04.08
Conduct a post – resumption review.
e. DSS05 Manage Security Services
1 DSS05.01
Protect against malware.
2 DSS05.02
Manage network and connectivity security.
3 DSS05.03
Manage endpoint security.
4 DSS05.04
Manage user identity and logical access.
5 DSS05.05
Manage physical access to IT assets.
6 DSS05.06
Manage sensitive documents and output devices.
7 DSS05.07
Monitor the infrastructure for security-related events.
f. DSS06 Manage Business Process Controls
1 DSS06.01 Align control activities embedded in business processes with enterprise objectives.
2 DSS06.02 Control the processing of information.
3 DSS06.03 Manage roles, responsibilities, access privileges and levels of authority.
4 DSS06.04 Manage errors and exceptions. 5 DSS06.05 Ensure traceability of information events and
accountabilities. 6 DSS06.06 Secure information assets.
5. Domain MEA Monitor, Evaluate and Assess Menerima solusi dan dapat digunakan bagi pengguna akhir. Domain ini
berkaitan dengan pengiriman aktual dan dukungan layanan yang dibutuhkan, yang meliputi pelayanan, pengelolaan keamanan dan
kelangsungan, dukungan layanan bagi pengguna, dan manajemen data dan fasilitas operasional. Subdomainnya terdiri dari:
a. MEA01 Monitor, Evaluate and Assess Performance and
Conformance 1 MEA01.01
Establish a monitoring approach.
2 MEA01.02
Set performance and conformance targets.
3 MEA01.03
Collect and process performance and conformance data.
4 MEA01.04
Analyse and report performance.
5 MEA01.05
Ensure the implementation of corrective actions.
b. MEA02 Monitor, Evaluate and Assess the System of Internal
Control 1 MEA02.01
Monitor internal controls.
2 MEA02.02
Review business process controls effectiveness.
3 MEA02.03
Perform control self-assessments.
4 MEA02.04
Identify and report control deficiencies.
5 MEA02.05 Ensure that assurance providers are independent and qualified.
6 MEA02.06
Plan assurance initiatives.
7 MEA02.07
Scope assurance initiatives.
8 MEA02.08
Execute assurance initiatives.
c. MEA03 Monitor, Evaluate and Assess Compliance with External
Requirements 1 MEA03.01 Identify external compliance requirements.
2 MEA03.02 Optimise response to external requirements. 3 MEA03.03 Confirm external compliance.
4 MEA03.04 Obtain assuramce of external compliance.
2.3.4 Deskripsi Proses COBIT 5
Berikut ini merupakan daftar proses COBIT 5 yang dilakukan evaluasi beserta penjelasan mengenai masing-masing prosesnya:
1. Proses EDM01 -Ensure Governance Framework Setting and
Maintenance
Menurut ISACA 2012, deskripsi dari proses EDM01 adalah menganalisa keperluan untuk tata kelola TI perusahaan, dan menempatkan dan memelihara
keefektifan struktur yang ada, prinsip, proses-proses dan praktiknya. Dengan kejelasan dari tanggung jawab dan wewenang untuk mencapai misi, sasaran dan
tujuan perusahaan. Tujuan dari proses ini adalah menyediakan pendekatan yang konsisten
terintegrasi dan selaras dengan pendekatan tata kelola perusahaan. Untuk memastikan bahwa keputusan itu terkait dibuat sejalan dengan strategi dan tujuan
perusahaan itu, memastikan bahwa proses itu terkait diawasi efektif dan transparan, sesuai dengan persyaratan hukum dan peraturan dikonfirmasi, dan
persyaratan tata kelola untuk anggota dewan terpenuhi.
2. Proses EDM02 – Ensure Benefits Delivery
Menurut ISACA 2012, deskripsi dari proses EDMD02 adalah mengoptimalkan nilai kontribusi bisnis dari bisnis proses, servis TI dan aset TI
hasil dari investasi yang dilakukan oleh TI sesuai dengan biaya dari perusahaan. Tujuan dari proses ini adalah mengamankan nilai optimal dari pengadaan
TI, servis dan aset, efisiensi biaya dari solusi dan servis, dan sebuah kehandalan
juga penggambaran yang akurat tentang biaya dan keuntungan. Jadi bisnis itu perlu dukungan dari keefektifan dan efisiensi.
3. Proses EDM03 - Ensure Risk Optimisation
Menurut ISACA 2012, deskripsi dari proses EDM03 adalah memastikan besarnya resiko dan toleransi yang dapat diterima perusahaan dimengerti,
diartikulasi serta dikomunikasikan, dan dilakukan kegiatan pengidentifikasian dan pengelolaan resiko-resiko yang berhubungan dengan nilai TI pada perusahaan.
Tujuan dari proses tersebut adalah memastikan bahwa resiko TI perusahaan tidak melebihi kemampuan dan toleransi perusahaan dalam menerima
resiko, serta mengidentifikasi dan mengelola dampak dari resiko TI terhadap nilai-nilai pada perusahaan, dan mengurangi terjadinya kegagalan.
4. Proses EDM04 - Ensure Resource Optimisation
Menurut ISACA 2012, deskripsi dari proses EDM04 adalah memastikan kemampuan TI yang memadai karyawan, proses, dan teknologi untuk
mendukung tujuan perusahaan secara efektif dengan biaya yang optimal. Tujuan dari proses tersebut adalah memastikan sumber daya yang
dibutuhkan perusahaan terpenuhi secara optimal, biaya TI ditekan secara optimal, dan juga memastikan kemungkinan bertambahnya keuntungan dan kesediaan
untuk perubahan di masa depan.
5. Proses EDM05 – Ensure Stakeholder Transparency
Menurut ISACA 2012 deskripsi dari proses ini adalah memastikan performa dan kecocokan TI perusahaan yang dilaporkan secara transparan,
dengan persetujuan dari pemangku kepentingan tentang tujuan dan metriks serta perbaikan tindakan yang sesuai.
Tujuan dari proses ini adalah memastikan komunikasi ke pemangku kepentingan secara efektif dan tepat waktu dengan berbasis dari penyusunan
untuk meningkatkan performa, identifikasi area untuk perbaikan, dan konfirmasi
tujuan dan strategi TI sejalan dengan strategi perusahaan. 6.
Proses APO01 - Manage The IT Management Framework
Menurut ISACA 2012, deskripsi dari proses APO01 adalah mengklarifikasi dan menjaga pengelolaan atas misi dan visi departemen TI.
Mengimplementasi dan menjaga mekanisme dan otoritas untuk mengelola informasi dan penggunaan TI dalam perusahaan untuk mendukung tujuan
pengelolaan, sejalan dengan prinsip-prinsip dan kebijakan-kebijakan. Tujuan dari proses tersebut adalah menyediakan pendekatan pengelolaan
yang konsisten untuk memungkinkan kebutuhan pengelolaan perusahaan terpenuhi, termasuk proses manajemen, struktur organisasi, peran dan tanggung
jawab, aktivitas yang bisa diandalkan dan bisa diulang, dan kemampuan dan kompetensi.
7. Proses APO02 – Manage Strategy
Menurut ISACA 2012 deskripsi dari proses APO02 adalah menyediakan gambaran bisnis dan lingkungan TI terkini, tujuan yang akan datang, dan memulai
untuk berusaha untuk melihat lingkungan di masa yang akan datang. Tujuan dari proses ini adalah menyelaraskan rencana strategi TI dengan
tujuan bisnis. Dengan komunikasi tujuana tersebut dengan baik maka akan
dimengerti oleh semuany, dengan pilihan strategi TI telah diidentifikasi, terstruktur dan terintegrasi dengan rencana bisnis.
8. Proses APO03 - Manage Enterprise Architecture
Menurut ISACA 2012, deskripsi dari proses APO03 adalah membangun arsitektur pada umumnya yang terdiri dari proses bisnis, informasi, data, aplikasi,
dan layer arsitektur teknologi dengan tujuan mewujudkan strategi perusahaan dan strategi TI secara efektif dan efisien dengan cara menciptakan model kunci dan
praktek-praktek yang mendeskripsikan arsitektur saat ini dan target arsitektur. Menetapkan persyaratan dalam taksonomi, standar, pedoman, prosedur, template,
dan alat, dan menghubungkan komponen-komponen. Meningkatkan keterpaduan, ketangkasan, kualitas informasi, dan menghasilkan penghematan biaya potensial
melalui inisiatif seperti penggunaan kembali komponen-komponen building block. Tujuan dari proses tersebut adalah merepresentasikan building block yang
berbeda yang membentuk perusahaan dan antar-hubungannya serta prinsip-prinsip dalam memandu design dan evolusi mereka dari waktu ke waktu, memungkinkan
perwujudan tujuan operasional dan strategis yang terstandarisasi, responsif, dan efisien.
9. Proses APO04 - Manage Innovation
Menurut ISACA 2012, deskripsi dari proses APO04 adalah menjaga kesadaran akan tren mengenai TI dan layanan sejenis, mengidentifikasi
kesempatan inovasi, dan merencanakan bagaimana caranya untuk mendapatkan keuntungan dari inovasi dalam kaitannya dengan kebutuhan bisnis. Analisa
kesempatan apa yang ada untuk inovasi bisnis atau perbaikan yang bisa dibuat
dengan teknologi baru, layanan atau inovasi dibidang TI bisnis, analisa pula teknologi yang sudah ada dan inovasi bisnis dan proses TI yang mempengaruhi
perencanaan strategis dan keputusan arsitektural perusahaan. Tujuan dari proses tersebut adalah mencapai keunggulan kompetitif,
inovasi bisnis, dan peningkatan efektifitas dan efisiensi operasional dengan mengeksploitasi perkembangan TI.
10. Proses APO05 - Manage Portfolio
Menurut ISACA 2012, deskripsi dari proses APO05 adalah mengeksekusi arahan strategis untuk investasi sejalan dengan visi arsitektur
perusahaan dan karakteristik yang diinginkan atas investasi tersebut dan portofolio layanan terkait, dan mempertimbangkan kategori-kategori inestasi
berbeda dan sumber daya dan tantangan-tantangan pendanaan, berdasarkan kesesuainnya dengan tujuan strategis, dan risiko bagi perusahaan. Memindahkan
program yang terpilih kedalam portofolio layanan aktif untuk eksekusi. Mengawasi performa dari semua layanan dan program, mengajukan penyesuaian
apabila dibutuhkan sebagai respon dari performa layanan dan program atau perubahan dalam prioritas perusahaan.
Tujuan dari proses tersebut adalah mengoptimalkan performa dari portofolio program-program dalam respon terhadap performa program dan
layanan, dan perubahan dalam proritas dan permintaan perusahaan.
11. Proses APO06 - Manage Budget and Costs
Menurut ISACA 2012, deskripsi dari proses APO06 adalah mengelola kegiatan TI yang berhubungan dengan keuangan baik dalam fungsi bisnis dan
fungsi TI yang meliputi anggaran, manajemen biaya dan manfaat, dan prioritas dalam penggunaan praktek anggaran formal dan sistem pengalokasikan biaya
perusahaan secara adil dan merata. Konsultasi dengan stakeholder untuk mengidentifikasi dan mengontrol total biaya dan manfaat dalam konteks rencana
strategis dan taktis TI, dan memulai tindakan korektif apabila diperlukan. Tujuan dari proses tersebut adalah mengembangkan kemitraan antara
stakeholder perusahaan dan stakeholder TI untuk memungkinkan penggunaan sumber daya TI yang efektif dan efisien dan menyediakan transparansi dan
akuntabilitas nilai biaya dan nilai bisnis untuk solusi dan layanan. Memungkinkan perusahaan untuk membuat keputusan mengenai solusi dan layanan penggunaan
TI.
12. Proses APO07 - Manage Human Resources
Menurut ISACA 2012, deskripsi dari proses APO07 adalah menyediakan pendekatan terstruktur untuk memastikan penataan, penempatan, keputusan, dan
keterampilan sumber daya manusia yang optimal. Hal ini termasuk mengkomunikasikan peran dan tanggung jawab, rencana pembelajaran dan
pengembangan, dan ekspektasi kinerja yang didukung oleh staf-staf kompeten dan termotivasi.
Tujuan dari proses tersebut adalah mengoptimalkan kemampuan sumber daya manusia untuk memenuhi tujuan perusahaan.
13. Proses APO08 - Manage Relationship
Menurut ISACA 2012, deskripsi dari proses APO08 adalah mengelola hubungan antara bisnis dan TI dengan cara yang formal dan transparan untuk
memastikan fokus pada pencapaian tujuan bersama yaitu tujuan kesuksesan perusahaan yang mendukung tujuan strategis dan sesuai dengan kendala anggaran
dan toleransi risiko. Basis hubungan dasar yaitu kepercayaan, menggunakan istilah terbuka dan mudah dimengerti, bahasa umum, dan rasa kepemilikan dan
akuntabilitas untuk keputusan penting. Tujuan dari proses tersebut adalah membuat hasil yang lebih baik,
meningkatkan kepercayaan diri, kepercayaan akan TI, dan penggunaan sumber daya secara efektif.
14. Proses APO09 - Manage Service Agreements
Menurut ISACA 2012, deskripsi dari proses APO09 adalah menyelaraskan layanan berbasis TI dan tingkat layanan dengan kebutuhan dan
harapan perusahaan, termasuk identifikasi, spesifikasi, design, publishing, persetujuan, dan pemantauan layanan TI, tingkat layanan, dan indikator kinerja.
Tujuan dari proses tersebut adalah memastikan bahwa layanan TI dan tingkat layanan memenuhi kebutuhan perusahaan saat ini dan masa mendatang.
15. Proses APO10 - Manage Suppliers
Menurut ISACA 2012, deskripsi dari proses APO10 adalah mengelola layanan terkait TI yang diberikan oleh semua jenis supplier untuk memenuhi
kebutuhan perusahaan, termasuk pemilihan supplier, pengelolaan hubungan, manajemen kontrak, dan meninjau serta memantau kinerja supplier untuk menilai
efektivitas dan kesesuaian. Tujuan dari proses tersebut adalah meminimalkan risiko yang terkait
dengan non-performing supplier dan memastikan harga yang kompetitif.
16. Proses APO11 - Manage Quality
Menurut ISACA 2012, deskripsi dari proses APO11 adalah mendefinisikan dan mengkomunikasikan persyaratan kualitas dalam seluruh
proses, prosedur, dan hasil termasuk kontrol, pemantauan, dan penggunaan praktek dan standar yang terbukti untuk upaya perbaikan terus-menerus dan
efisiensi. Tujuan dari proses tersebut adalah memastikan pencapaian solusi dan
layanan yang konsisten untuk memenuhi persyaratan kualitas perusahaan dan memenuhi kebutuhan stakeholder.
17. Proses APO12 - Manage Risk
Menurut ISACA2012, deskprisi dari proses APO12 adalah secara terus- menerus mengidentifikasi, menilai dan mengurangi resiko yang berhubungan
dengan TI didalam level toleransi yang ditentukan oleh manajemen perusahaan. Tujuan dari proses tersebut mengintegrasikan management dari risiko TI
perusahaan dengan keseluruhan ERM Enterprise Risk Management, dan menyeimbangkan biaya dan keuntungan dari mengelola resiko TI perusahaan.
18. Proses APO13 - Manage Security
Menurut ISACA2012,
deskripsi dari
proses APO13
adalah mendefinisikan, mengoperasikan dan mengawasi sistem untuk manajemen
keamanan informasi.
Tujuan dari proses tersebut adalah menjaga agar dampak dan kejadian dari insiden keamanan informasi masih berada pada level risiko yang dapat diterima
perusahaan.
19. Proses BAI01 - Manage Programmes and Projects
Menurut ISACA 2012, deskripsi dari proses BAI01 adalah mengelola semua program dan proyek dari portofolio investasi sejalan dengan strategi
perusahaan dan dalam cara yang terkoordinasi. Inisiasi, rencanakan, kontrol, dan jalankan program dan proyek, dan tutup dengan review setelah implementasi.
Tujuan dari proses tersebut adalah menyadari keuntungan bisnis dan mengurangi risiko penundaan yang tak diharapkan, biaya dan pengurangan nilai
dengan memperbaiki komunikasi dan pelibatan bisnis dan pengguna, memastikan nilai dan kualitas hasil proyek dan memaksimalkan kontribusinya terhadap
investasi dan portofolio layanan.
20. Proses BAI02 - Manage Requirement Definitions
Menurut ISACA 2012, deskripsi dari proses BAI02 adalah mengidentifikasi solusi dan menganalisis persyaratan sebelum akuisisi atau
pembuatan untuk memastikan bahwa semuanya sesuai dengan persyaratan strategis perusahaan yang meliputi proses bisnis, aplikasi, informasidata,
infrastruktur, dan layanan. Berkoordinasi dengan stakeholder yang terkait untuk meninjau pilihan-pilihan yang layak termasuk biaya dan manfaat, analisis risiko,
dan persetujuan persyaratan, dan solusi yang diusulkan. Tujuan dari proses tersebut adalah menciptakan solusi optimal yang
memenuhi kebutuhan perusahaan dan dapat meminimalkan risiko.
21. Proses BAI03 – Manage Solutions Identification and Build
Menurut ISACA 2012, deskripsi dari proses BAI03 adalah untuk menetapkan dan memelihara identifikasi solusi selaras dengan keperluan
perusahaan yang menangani desain, pengembangan, pengadaan dan bekerja sama dengan pemasok. Mengatur konfigurasi, tes persiapan, uji coba, keperluan
manajemen dan pemeliharaan dari bisnis proses, aplikasi, data, infrastuktur dan servis.
Tujuan dari proses ini adalah menetapkan waktu dan kemampuan solusi efektifitas biaya untuk mendukung strategi perusahaan dan tujuan operasional.
22. Proses BAI04 - Manage Availability and Capacity
Menurut ISACA 2012, deskripsi dari proses BAI04 adalah menyeimbangkan kebutuhan saat ini dan masa mendatang baik dalam segi
ketersediaan, kinerja, dan kapasitas dengan penyediaan layanan dengan biaya efektif. Termasuk penilaian kemampuan saat ini, peramalan kebutuhan masa
mendatang berdasarkan kebutuhan bisnis, analisis dampak bisnis, dan penilaian risiko untuk merencanakan dan melaksanakan tindakan dalam memenuhi
persyaratan yang teridentifikasi. Tujuan dari proses tersebut adalah menjaga ketersediaan layanan,
manajemen sumber daya yang efisien, dan mengoptimalkan kinerja sistem melalui prediksi kinerja masa depan dan kebutuhan kapasitas.
23. Proses BAI05 - Manage Organisational Change Enablement
Menurut ISACA 2012, deskripsi dari proses BAI05 adalah memaksimalkan keberhasilan dalam mengimplementasikan perubahan organisasi
yang berkelanjutan dengan cepat dan dengan penurunan risiko, meliputi perubahan siklus hidup secara lengkap dan semua stakeholder yang terkait dalam
bisnis dan TI. Tujuan dari proses tersebut adalah menyiapkan dan melakukan komitmen
dengan stakeholder untuk perubahan bisnis dan mengurangi risiko kegagalan.
24. Proses BAI06 - Manage Changes
Menurut ISACA 2012, deskripsi dari proses BAI06 adalah mengelola semua perubahan dengan terkendali, termasuk perubahan standar dan perawatan
darurat yang berkaitan dengan proses bisnis, aplikasi dan infrastruktur. Termasuk prosedur perubahan standar, penilaian dampak, prioritasi dan otorisasi, perubahan
darurat, pelacakan, pelaporan, penutupan dan dokumentasi. Tujuan dari proses tersebut adalah memungkinkan perubahan yang cepat
dan bisa diandalkan bagi bisnis dan mitigasi risiko yang berdampak negatif bagi stabilitas lingkungan yang diubah.
25. Proses BAI07 - Manage Change Acceptance and Transitioning
Menurut ISACA 2012, deskripsi dari proses BAI07 adalah menerima secara formal dan mengoperasionalkan solusi baru, termasuk implementasi dan
perencanaan, konversi sistem dan data, UAT, komunikasi, persipan pelepasan, memasukkan proses bisnis baru atau proses bisnis yang berubah dan layanan TI
ke lingkungan produksi, dukungan masa-masa awal, dan review setelah implementasi.
Tujuan dari proses tersebut adalah mengimplementasikan solusi dengan aman dan sejalan dengan ekspektasi dan hasil yang sudah disetujui.
26. Proses BAI08 - Manage Knowledge
Menurut ISACA 2012, deskripsi dari proses BAI08 adalah mempertahankan ketersediaan dari pengetahuan relevan, saat ini, yang sudah
divalidasi dan dapat dipercaya untuk mendukung seluruh aktivitas proses dan memfasilitasikan pembuatan keputusan. Merencanakan untuk pengidenftifikasian,
pengumpulan, pengorganisasian, pemeliharaan, penggunaan dan penghapusan dari pengetahuan.
Tujuan dari proses tersebut adalah menyediakan pengetahuan yang dibutuhkan untuk mendukung seluruh staff dalam aktivitas pekerjaannya dan
untuk menginformasikan pembuatan keputusan dan meningkatkan produktivitas.
27. Proses BAI09 - Manage Assets
Menurut ISACA 2012, deskripsi dari proses BAI09 adalah mengelola aset melalui siklus hidupnya untuk memastikan agar aset memberikan nilai pada
biaya yang optimal, tetap operasional, dicatat dan secara fisik dilindungi, dan aset yang penting untuk mendukung kemampuan servis tetap tersedia. Mengelola
lisensi software untuk memastikan agar nomor optimal didapatkan, dipertahankan dan dikerahkan dengan hubungan dalam kebutuhan bisnis, dan software yang
diinstal pada perusahaan sesuai dengan persetujuan lisensi. Tujuan dari proses tersebut adalah pencatatan seluruh aset TI dan
pengoptimalisasian nilai yang diberikan oleh aset tersebut.
28. Proses BAI10 - Manage Configuration
Menurut ISACA 2012, deskripsi dari proses BAI10 adalah mendefinisikan dan mempertahankan deskripsi dan hubungan antara sumber daya
kunci dan kemampuan yang dibutuhkan untuk penyampaian layanan TI, meliputi pengumpulan
informasi mengenai
konfigurasi, menetapkan
baseline, memverifikasi dan mengaudit informasi konfigurisasi, dan memperbarui
repositori konfigurisasi. Tujuan dari proses tersebut adalah menyediakan informasi yang cukup
tentang aset layanan untuk memungkinkan layanan secara efektif dikelola, menilai dampak perubahan dan berurusan dengan insiden layanan.
29. Proses DSS01 - Manage Operations
Menurut ISACA 2012, deskripsi dari proses DSS01 adalah mengkoordinasikan dan mengeksekusi aktivitas dan prosedur operasional yang
dibutuhkan untuk menghasilkan layanan TI internal maupun outsourced, termasuk eksekusi atas SOP dan aktivitas pemantauannya.
Tujuan dari proses tersebut adalah menghasilkan layanan operasional TI seperti yang direncanakan.
30. Proses DSS02 – Manage Service Requests and Incidents.
Menurut ISACA 2012, deskripsi dari proses DSS02 adalah menyediakan waktu dan respon yang efektif untuk permintaan dan resolusi pemakai dari semua
tipe kejadian. Memperbaiki servis, dokumen, dan memenuhi permintaan pemakai. Tujuan dari proses ini adalah mencapai pertumbuhan produksi dan
meminimalkan gangguan melalui perbaikan cepat dari pertanyaan dan kejadian dari pemakai.
31. Proses DSS03 - Manage Problems
Menurut ISACA 2012, deskripsi dari proses DSS03 adalah mengidentifikasi
dan mengklasifikasi
problem dan
penyebabnya dan
menyediakan resolusi dengan jangka waktu untuk mencegah terulangnya insiden dan memberikan rekomendasi untuk perbaikan.
Tujuan dari proses tersebut adalah meningkatkan ketersediaan, memperbaiki level layanan, mengurangi biaya, dan meningkatkan kenyaman
pelanggan, serta kepuasan dengan mengurangi jumlah problem operasional.
32. Proses DSS04 - Manage Continuity
Menurut ISACA 2012, deskripsi dari proses DSS04 adalah menetapkan dan menjaga rencana untuk memungkinkan bisnis dan TI merespon insiden dan
gangguan dalam upaya melanjutkan operasi proses bisnis yang penting dan layanan TI yang dibutuhkan dan menjaga ketersediaan informasi di tingkat yang
bisa diterima perusahaan. Tujuan dari proses tersebut adalah melanjutkan operasi proses bisnis yang
penting dan menjaga ketersediaan informasi di tingkat yang bisa diterima perusahaan ketika terjadi gangguan yang signifikan.
33. Proses DSS05 - Manage Security Services
Menurut ISACA 2012, deskripsi dari proses DSS05 adalah melindungi informasi perusahaan untuk mempertahankan tingkatan dari keamanan informasi
yang dapat diterima oleh perusahaan sesuai dengan kebijaksanaan keamanan. Menetapkan dan mempertahankan peran keamanan informasi dan hak akses dan
melakukan pengawasan keamanan.
Tujuan dari proses tersebut adalah meminimalisasikan dampak bisnis dari kerentanan dan insiden dari keamanan informasi operasional.
34. Proses DSS06 – Manage Business Process Controls
Menurut ISACA 2012, deskripsi dari proses DSS06 adalah mendefinisikan dan memelihara ketepatan kontrol bisnis proses untuk memastikan
informasi terkait dan proses dari internal atau dari luar dapat memenuhi informasi yang relevan.
Tujuan proses ini adalah untuk memelihara integrasi informasi dan keamanan dari aset informasi ditangani dengan proses-proses bisnis dalam
perusahaan.
35. MEA01 - Monitor, Evaluate, and Assess Performance and
Conformance
Menurut ISACA 2012, deskripsi dari proses MEA01 adalah mengumpulkan, memvalidasi, dan mengevaluasi bisnis, TI dan tujuan proses dan
metrics. Mengawasi proses yang tidak sesuai dengan ketentuan dan tujuan yang ditentukan dan menyediakan kegiatan pelaporan yang sistematik dan tepat waktu.
Tujuan dari proses tersebut adalah menyediakan transparansi performa dan kesesuaian dan mendorong pencapaian tujuan.
36. MEA02 - Monitor, Evaluate, and Assess the System of Internal
Control
Menurut ISACA 2012, deskripsi dari proses MEA02 adalah secara terus- menerus mengawasi dan mengevaluasi lingkungan kontrol, termasuk penilaian
diri sendiri, dan review dari assurance independen. Memungkinkan management
untuk mengidenfitikasi
kekurangan kontrol
dan ketidakefektifan
dan menginisialisasi
aksi perbaikan.
Merancang, mengorganisasi,
dan mempertahankan standar untuk penilaian kontrol internal dan aktivitas assurance.
Tujuan dari proses ini adalah mendapatkan tranparansi bagi stakeholder kunci untuk kecukupan pada kontrol sistem internal yang akan membuat mereka
percaya pada kegiatan operational perusahaan, kepercayaan pada pencapaian dari tujuan perusahaan, dan pemahaman cukup terhadap risiko yang tersisa.
37. Proses MEA03
– Monitor, Evaluate, and assess compliance with external Requirements
Menurut ISACA 2012, deskripsi proses MEA03 adalah mengevaluasi proses TI dan mendukung proses bisnis TI patuh pada hukum, regulasi dan
berdasarkan perjanjian. Menghasilkan kepastian bahwa kebutuhan telah teridentifikasi dan mematuhinya, dan pemenuhan integrasi TI dengan seluruh
pemenuhan perusahaan. Tujuan dari proses ini adalah memastikan bahwa perusahaan kompatibel
dengan semua persyaratan eksternal yang berlaku.
2.3.5 Indikator Kapabilitas Proses dalam COBIT 5
Menurut ISACA 2012, indikator kapabilitas proses adalah kemampuan proses dalam meraih tingkat kapabilitas yang ditentukan oleh atribut proses. Bukti
atas indikator kapabilitas proses akan mendukung penilaian atas pencapaian atribut proses.
Dimensi kapabilitas dalam model penilaian proses mencakup enam tingkat kapabilitas. Di dalam enam tingkat tersebut terdapat indikator atribut proses.
Tingkat 0 tidak memiliki indikator apapun, karena tingkat 0 menyatakan proses yang belum diimplementasikan atau proses yang gagal, meskipun sebagian, untuk
mencapai hasil akhirnya. Kegiatan penilaian membedakan antara penilaian untuk level 1 dengan level yang lebih tinggi. Hal ini dilakukan karena level 1
menentukan apakah suatu proses mencapai tujuannya, dan oleh karena itu sangat penting untuk dicapai, dan juga menjadi pondasi dalam meraih level yang lebih
tinggi. Menurut ISACA 2012, dalam penilaian di tiap levelnya, hasil akan
diklasifikasikan dalam 4 kategori sebagai berikut: 1. N Not achievedtidak tercapai
Dalam kategori ini tidak ada atau hanya sedikit bukti atas pencapaian atribut proses tersebut. Range nilai yang diraih pada kategori ini berkisar
0-15. 2. P Partially achievedtercapai sebagian
Dalam kategori ini terdapat beberapa bukti mengenai pendekatan, dan beberapa pencapaian atribut atas proses tersebut. Range nilai yang diraih
pada kategori ini berkisar 15-50. 3. L Largely achievedsecara garis besar tercapai
Dalam kategori ini terdapat bukti atas pendekatan sistematis, dan pencapaian signifikan atas proses tersebut, meski mungkin masih ada
kelemahan yang tidak signifikan. Range nilai yang diraih pada kategori ini berkisar 50-85.
4. F Fully achievedtercapai penuh Dalam kategori ini terdapat bukti atas pendekatan sistematis dan lengkap,
dan pencapaian penuh atas atribut proses tersebut. Tidak ada kelemahan terkait atribut proses tersebut. Range nilai yang diraih pada kategori ini
berkisar 85-100.
Menurut ISACA 2012, suatu proses cukup meraih kategori Largely achieved L atau Fully achieved F untuk dapat dinyatakan bahwa proses
tersebut telah meraih suatu level kapabilitas tersebut, namun proses tersebut harus meraih kategori Fully achieved F untuk dapat melanjutkan penilaian ke level
kapabilitas berikutnya, misalnya bagi suatu proses untuk meraih level kapabilitas 3, maka level 1 dan 2 proses tersebut harus mencapai kategori Fully achieved F,
sementara level kapabilitas 3 cukup mencapai kategori Largely achieved L atau Fully achieved F.
Menurut ISACA 2012, untuk penilaian capability level terbagi menjadi level-level sebagai berikut:
0. Incomplete Process
Proses tidak diterapkan atau gagal untuk mencapai tujuan prosesnya. Pada tingkat ini, ada bukti sedikit atau tidak ada dari setiap pencapaian
sistematis tujuan proses.
1. Performed Process
Proses dilaksanakan mencapai tujuan prosesnya. 2.
Managed Process Proses sebelumnya dijelaskan dilakukan sekarang diimplementasikan
dalam dikelola mode direncanakan, dimonitor dan disesuaikan dan produk pekerjaannya secara tepat ditetapkan, dikendalikan dan
dipertahankan. 3.
Established Process Proses sebelumnya dijelaskan dikelola sekarang diimplementasikan
menggunakan Proses didefinisikan yang mampu mencapai hasil prosesnya. 4.
Predictable process Proses sebelumnya dijelaskan didirikan sekarang beroperasi dalam
didefinisikan batas untuk mencapai hasil prosesnya. 5.
Optimising Process Proses yang telah dijelaskan sebelumnya, proses diprediksi terus
ditingkatkan untuk memenuhi tujuan bisnis yang relevan saat ini dan proyeksi.
Sedangkan untuk penjabaran dari masing-masing level adalah sebagai berikut ISACA, 2012:
1. Level 1 – Performed Process
Pada level ini menentukan apakah suatu proses mencapai tujuannya.
Ketentuan atribut proses pada level 1 adalah sebagai berikut:
PA 1.1 Process Performance
Pengukuran mengenai seberapa jauh tujuan dari suatu proses berhasil diraih. Pencapaian penuh atas atribut ini mengakibatkan proses tersebut meraih
tujuan yang sudah ditentukan, seperti ditunjukkan dalam tabel dibawah ini.
Tabel 2.2 Process Performance
PA 1.1 Process Performance Hasil atas pencapaian
penuh atribut Praktik Umum
GPs Hasil Kerja Umum
GWPs
Proses meraih tujuan yang sudah ditentukan
GP 1.1.1 Meraih Hasil Proses. Ada bukti bahwa
praktik-praktik dasar dilakukan
Hasil kerja telah dibuat sehingga
menyediakan bukti atas hasil proses.
2. Level 2 – Managed Process
Performa proses pada tahap ini dikelola yang mencakup perencanaan, monitor, dan penyesuaian. Work products-nya dijalankan, dikontrol, dikelola
dengan tepat. Ketentuan atribut proses pada level 2 adalah sebagai berikut:
a. PA 2.1 Performance Management
Mengukur sampai mana performa proses di kelola. Sebagai hasil pencapaian penuh atribut ini, ditunjukkan dalam tabel berikut ini.
Tabel 2.3 Performance Management
PA 2.1 Performance Management Hasil atas pencapaian
penuh atribut Praktik Umum
GPs Hasil Kerja Umum
GWPs
a. Objektif performa dari
proses teridentifikasi
GP 2.1.1 Identifikasikan objektif
performa dari proses. Objektif performa,
digabungkan dengan assumsi dan batasan,
didefinisikan dan dikomunikasikan
GWP 1.0 Dokumentasi Proses
harus menguraikan lingkup
proses GWP 2.0 Rencana
Proses
harus menyediakan detil-detil
dari objektif performa proses
b. Performa dari proses
direncanakan dan dimonitor
GP 2.1.2 Merencanakan dan memonitor performa
dari proses untuk memenuhi objektif yang
telah ditentukan. Dasar mengukur performa proses
yang berhubungan dengan objektif bisnis ditetapkan
dan dimonitor. Termasuk didalam dasar tersebut
adalah key milestones, aktivitas-aktivitas yang
diperlukan,estimasi dan jadwal.
GWP 2.0 Rencana Proses
harus menggambarkan secara
detil objektif performa proses.
GWP 9.0 Performa Proses
catatannya harus menggambarkan hasil
yang detil. Catatan:
Pada level ini, setiap catatan performa
proses dapat berbentuk report, daftar masalah,
dan catatan informal.
c. Performa dari proses
disesuaikan untuk memenuhi
perencanaan
GP 2.1.3 Menyesuaikan performa
dari proses. Mengambil tindakan
ketika performa yang direncanakan tidak
tercapai. Tindakan meliputi identifikasi dari
masalah performa dan penyesuaian rencana dan
jadwal menjadi lebih sesuai.
GWP 4.0 Catatan
Kualitas harus
menyediakan detil dari tindakan yang dilakukan
ketika performa tidak mencapai target.
d. Tanggung jawab dan otoritas dari
melakukan proses
didefinisikan,
GP 2.1.4 Mendefinisikan tanggung jawab
dan otoritas dalam melakukan
proses. Tanggung jawab kunci dan otoritas dalam
GWP 1.0 Dokumentasi Proses
harus menyediakan detil dari
pemilik proses dan siapa saja yang terlibat,
ditugaskan, dan dikomunikasikan
menjalankan aktivitas kunci dari proses di
definisikan, ditugaskan dan
dikomunikasikan.Pengala man yang
dibutuhkan,pengetahuan dan keahlian ditetapkan.
bertanggung jawab, dikonsultasikan danatau
diinformasikan RACI. GWP 2.0
Rencana Proses
harus meliputi detil dari process
communication plan demikian juga
pengalaman dan keahlian yang dibutuhkan dari
menjalankan proses.
e. Sumber daya dan informasi yang
dibutuhkan untuk menjalankan
proses diidentifikasi,
disediakan, dialokasikan dan
digunakan
GP 2.1.5 Identifikasi dan sediakan
sumber daya untuk melakukan proses
sesuai dengan rencana. Sumber daya dan
informasi yang dibutuhkan untuk menjalankan
aktivitasa kunci dari proses diidentifikasi,
disediakan, dialokasikan dan digunakan.
GWP 2.0 Rencana
Proses harus
menyediakan detil dari proses perencanaan
pelatihan dan proses perencanaan sumber
daya.
f. Antarmuka antara pihak yang
terlibat dikelola untuk
memastikan komunikasi
efektif dan tugas yang jelas antar
pihak yang terlibat.
GP 2.1.6 Mengelola
antarmuka antara pihak
yang terlibat. Individu dan grup yang terlibat dengan
proses diidentifikasi, tanggung jawab
didefinisikan dan mekanisme komunikasi
yang efektif diterapkan
GWP 1.0 Dokumentasi Proses
harus menyediakan detil dari
invidu dan grup yang terlibatsupplier,
customer, dan RACI. GWP 2.0 Rencana
proses
harus menyediakan detil dari
process communication plan.
b. PA 2.2 Work Product Management