85
1.3 Tujuan
Berdasarkan perumusan masalah yang telah diuraikan di atas, maka penelitian ini bertujuan untuk:
1 Mengidentifikasi dan menganalisis karakteristik umum konsumen Daiji Raamen
2 Mengidentifikasi dan menganalisis keputusan pembelian di restoran Daiji Raamen oleh konsumen
3 Menganalisis faktor-faktor yang dipertimbangkan konsumen restoran Daiji Raamen.
1.4 Kegunaan Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi berbagai pihak yang berkepentingan:
1. Pengusaha: Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan tambahan informasi sebagai bahan pertimbangan dan masukan dalam merumuskan
kebijakan apa yang harus dilakukan dalam meningkatkan mutu produk serta layanan.
2. Peneliti: Penelitian ini diharapkan menjadi kesempatan dalam mengamalkan ilmu yang diperolehnya di kuliah dan belajar menganalisis permasalahan
yang terjadi pada dunia bisnis sesungguhnya. 3. Kalangan akademis: hasil penelitian diharapkan dapat menjadi acuan untuk
penelitian selanjutnya.
86
II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep Restoran 2.1.1.
Definisi Restoran
Pengertian restoran menurut Peraturan Menteri Kesehatan No. 304 Tahun 1989 tentang : Persyaratan Kesehatan Rumah Makan Dan Restoran pada Bab 1
Ketentuan Umum, restoran adalah salah satu usaha jasa pangan yang bertempat di sebagian atau seluruh bangunan yang permanen dilengkapi dengan peralatan dan
perlengakapan untuk proses pembuatan, penyimpanan, penyajian dan penjualan makanan dan minuman bagi umum ditempat usahanya.
Menurut Atmodjo 2005, restoran adalah suatu tempat atau bangunan yang diorganisasi secara komersial, yang menyelenggarakan pelayanan dengan baik
kepada semua tamunya baik berupa makan maupun minum. Restoran ada yang berada dalam suatu hotel, kantor maupun pabrik, dan banyak juga yang berdiri
sendiri di luar bangunan itu. Sebuah restoran mempersiapkan dan menyajikan makanan, minuman dan
makanan pencuci mulut untuk pelanggan dengan imbalan uang. Makanan umumnya dilayani dan dimakan di tempat, tapi banyak restoran juga menawarkan
take-out dibawa pulang dan jasa pengiriman makanan. Restoran sangat bervariasi dalam penampilan dan penawaran, termasuk berbagai masakan utama
dan model layanan
1
. Restoran tidak hanya memproduksi dan menjual menu makanan dan
minuman namun juga menawarkan jasa kepada konsumen. Hal inilah yang menyebabkan bisnis restoran adalah bisnis yang unik karena menggabungkan
antara penjualan produk berupa makanan dan minuman dengan usaha yang memberikan pelayanan jasa kepada konsumennya.
1
http:en.wikipedia.orgwikiRestaurant
87
2.1.2. Sejarah Perkembangan Restoran
2
Perusahaan katering yang dapat digambarkan sebagai restoran dikenal sejak abad ke-11 di Kaifeng, ibukota utara China selama paruh pertama Dinasti Song
960-1279. Dengan populasi lebih dari 1.000.000 orang, budaya keramahan dan mata uang kertas, Kaifeng sudah matang untuk pengembangan restoran. Mulai
tumbuh dari rumah teh dan bar yang melayani wisatawan, restoran Kaifeng berkembang menjadi sebuah industri katering untuk penduduk setempat serta
orang-orang dari daerah lain di China. Menurut Guinness Book of Records, Sobrino de Botin di Madrid, Spanyol,
adalah restoran tertua di Eropa dibuka pada tahun 1725. Restoran yang pertama di Amerika Serikat Julliens Restarator dibuka di Boston pada tahun 1794.
Restoran kemudian menyebar dengan cepat di seluruh dunia.
2.1.3. Jenis Restoran
Menurut Atmodjo 2007, terdapat 22 macam-macam tipe restoran, yaitu: 1 A’la Carte Restaurant : terdapat berbagai macam makanan, dan tamu bebas
memilih sendiri makanan yang akan dimakan. Tiap-tiap makanan di dalam restoran ini mempunyai harga sendiri-sendiri.
2 Coffee Shop atau Brasserie : suatu restoran yang pada umumnya
berhubungan dengan hotel, suatu tempat di mana tamu bisa mendapatkan makan pagi, makan siang dan makan malam secara cepat dengan harga yang
terjangkau. Dengan penyajian yang diutamakan adalah kecepatannya, makanan-makanan sudah diatur pada piring penyajian masing-masing
terkadang juga dalam bentuk prasmanan. 3 Table D’hite Restaurant : restoran ini menjual menu lengkap mulai dari
makanan pembuka hingga makanan penutup, dengan harga yang telah ditetapkan pula.
4 Cafetaria atau Café : restoran ini mengutamakan penjualan kue-kue, makanan kecil, dan minuman kopi dan teh, pilihan makanan yang ditawarkan
sangat terbatas dan tidak menjual minuman beralkohol.
2
http:en.wikipedia.orgwikiRestaurant
88
5 Canteen : restoran yang berhubungan dengan kantor, pabrik, atau sekolah, tempat di mana para pekerja dan para pelajar bisa mendapatkan makan siang
dan disertai makanan kecil untuk selingan jam kerja, jam belajar ataupun dalam rapat-rapat dan seminar.
6 Continental Restaurant : suatu restoran yang menitikberatkan hidangan dan dengan pelayanan yang megah. Suasananya santai, susunannya agak rumit
dengan berbagai peraturan, disediakan bagi tamu yang ingin makan secara santai atau rileks.
7 Carvery : suatu restoran yang sering berhubungan dengan hotel. Makanan yang disediakan adalah berbagai hidangan panggang, dan konsumen dapat
mengiris atau mengambil hidangannya sendiri. 8 Dining Room : terdapat di hotel kecil, motel atau Inn, merupakan tempat
makan yang sangat ekonomis. Dining Room pada dasarnya disediakan untuk para tamu yang tinggal di hotel itu, namun juga terbuka bagi konsumen dari
luar. 9 Discotheque : suatu restoran yang pada dasarnya berarti juga tempat dansa
sambil menikmati alunan musik. Bar adalah salah satu fasilitas utama untuk sebuah diskotik sehingga menyediakan minuman beralkohol. Hidangan yang
tersedia pada umumnya berupa makanan ringan. 10 Fish and Chip Shop : suatu restoran yang banyak terdapat di Inggris, di mana
dapat dibeli macam-macam kripik dan ikan goreng. Biasanya makanan langsung dibawa pulang, sehingga makanannya tidak dinikmati di tempat itu.
11 Grill Room Rotisserie : suatu restoran yang menyediakan bermacam- macam daging panggang. Pada umumnya antara restoran dengan dapur
dibatasi oleh sekat dinding kaca sehingga para tamu dapat memilih sendiri potongan daging yang diinginkan dan melihat sendiri bagaimana
memasaknya. Restoran ini juga disebut sebagai Steak House. 12 Inn Tavern : suatu restoran dengan harga terjangkau dan suasananya dibuat
senyaman mungkin, namun hidangan yang disajikan tetap lezat.
89
13 Night ClubSuper Club : suatu restoran yang pada umumnya mulai dibuka menjelang larut malam, menyediakan makan malam bagi tamu-tamu yang
ingin santai. Dekorasi mewah, pelayanan megah, band merupakan kelengkapan yang diperlukan. Para tamu dituntut berpakaian resmi dan rapi
sehingga menaikkan gengsi. 14 Pizzeria : suatu restoran yang khusus menjual pizza. Kadang-kadang juga
berupa spaghetti serta makanan khas Italia yang lain. 15 Pan Cake HouseCreperie : suatu restoran yang khusus menjual Pan Cake
serta Crepe yang diisi dengan berbagai macam manisan di dalamnya. 16 Pub : merupakan restoran yang menyediakan minuman beralkohol dan baru
buka pada tengah malam. Konsumen dapat menikmati sambil berdiri atau sambil duduk di meja makan. Hidangan yang tersedia berupa makanan
ringan. 17 Snack BarCaféMilk Bar : semacam restoran yang sifatnya tidak resmi
dengan pelayanan cepat, di mana konsumen mengambil makanan mereka di atas baki yang diambil dari atas counter dan kemudian membawanya ke meja
makan. Para tamu bebas memilih makanan yang disukainya. Makanan yang disediakan pada umumnya adalah hamburger, sausages, dan sandwich.
18 Specialty Restaurant : restoran yang suasana dan dekorasi seluruhnya disesuaikan dengan tipe khas makanan yang disajikan atau temanya.
Restoran-restoran semacam ini menyediakan masakan Cina, Jepang, India, Italia dan sebagainya. Pelayanan biasanya berdasarkan tata cara negara
tempat asal makanan yang disajikan itu.
19
Terrace Restaurant : suatu restoran yang terletak di luar bangunan, namun pada umumnya masih berhubungan dengan hotel maupun restoran induk. Di
negara-negara barat pada umumnya restoran tersebut hanya buka pada waktu musim panas saja. Restoran ini berada pada teras sebuah hotel atau restoran,
dengan menambahkan tenda-tenda. 20 Gourmet Restaurant : suatu restoran yang menyediakan pelayanan makan
dan minum untuk orang-orang yang berpengalaman luas dalam bidang rasa makanan dan minuman. Keistimewaan restoran ini ialah makanan dan
minumannya yang lezat, pelayanannya megah dan harga yang mahal.
90
21 Family Type Restaurant : suatu restoran sederhana yang menghidangkan makanan dan minuman dengan harga terjangkau. Konsumen dari restoran
terutama adalah tamu-tamu keluarga maupun rombongan. 22 Main Dining Room : suatu restoran atau ruang makan utama yang pada
umumnya terdapat di hotel-hotel besar, di mana penyajian makanannya secara resmi, dengan berbagai peraturan yang ketat. Konsumen diharuskan
berbakaian formal untuk mengunjungi restoran ini. Restoran Daiji Raamen termasuk ke dalam jenis Specialty Restaurant yang
menyediakan menu khas dari jepang dan disain dekorasi seluruhnya disesuaikan dengan tipe khas makanan yang disajikan. Restoran ini menyediakan menu
andalan berupa berbagai macam ramen atau Mi Jepang. Kelengkapan komponen ramen dan bahan-bahan yang berasal dari Jepang serta modifikasi ramen oleh
koki Daiji merupakan pembeda restoran ini dengan restoran ramen lainnya.
2.2. Masakan Jepang
3
Masakan dan makanan Jepang tidak selalu harus berupa makanan yang sudah dimakan orang Jepang secara turun temurun. Makanan orang Jepang
berbeda-beda menurut zaman, tingkat sosial, dan daerah tempat tinggal. Cara memasak masakan Jepang banyak meminjam cara memasak dari negara-
negara Asia Timur dan negara-negara Barat. Di zaman sekarang, definisi makanan Jepang adalah semua makanan yang dimakan orang Jepang dan makanan tersebut
bukan merupakan masakan asal negara lain. Dalam arti sempit, masakan Jepang mengacu pada berbagai jenis makanan
yang khas Jepang. Makanan yang sudah sejak lama dan secara turun temurun dimakan orang Jepang, tapi tidak khas Jepang tidak bisa disebut makanan Jepang.
Makanan seperti gyudon atau nikujaga merupakan contoh makanan Jepang karena menggunakan bumbu khas Jepang seperti
shōyu, dashidan mirin. Makanan yang dijual rumah makan Jepang seperti penjual soba dan warung makan
kappō juga disebut makanan Jepang. Makanan yang mengandung daging sapi sering dianggap
bukan masakan Jepang karena kebiasaan makan daging baru dimulai sejak Restorasi Meiji sekitar 130 tahun lalu. Menurut orang di luar Jepang,
berbagai masakan dari daging sapi seperti sukiyaki dan gyudon juga termasuk
91
makanan Jepang. Dalam arti luas, bila masakan yang dibuat dari bahan makanan yang baru dikenal orang Jepang ikut digolongkan sebagai makanan Jepang, maka
definisi masakan Jepang adalah makanan yang dimasak dengan bumbu khas Jepang.
Ciri khas Masakan Jepang terdapat pada bahan makan dan bumbunya. Pada umumnya, bahan-bahan masakan Jepang berupa: beras, hasil pertanian
sayuran dan kacang-kacangan, dan makanan laut. Bumbu berupa dashi yang dibuat dari konbu, ikan dan shiitake, ditambah miso dan
shōyu. Berbeda dengan masakan negara-negara lain, makanan Jepang sama sekali tidak menggunakan
bumbu berupa rempah-rempah dari biji-bijian merica atau penyedap yanng mengandung biji seperti cabai yang harus ditumbuk atau dihaluskan. Masakan
Jepang juga tidak menggunakan bumbu yang berbau tajam seperti bawang putih. Kacang kedelai merupakan bahan utama makanan olahan. Penyedap biasanya
berupa sayur-sayuran beraroma harum yang dipotong-potong halus atau diparut. Masakan Jepang umumnya rendah lemak, tapi mengandung kadar garam yang
tinggi. Masakan Jepang mengenal 5 bumbu utama yang harus dimasukkan secara
berturutan sesuai urutan sa-shi-su-se-so yang merupakan singkatan dari:
gula pasir sa
tō
garam shio
cuka su
shōyu seuyu: kecap asin
miso miso: fermentasi rebusan kedelai, beras, atau campuran keduanya
dengan garam.
2.2.1. Ramen
4
Ramen adalah sup mie yang awalnya diimpor ke Jepang dari China pada Periode Meiji. Dekade belakangan telah menjadi hidangan yang sangat populer di
Jepang, dan disesuaikan dengan selera Jepang. Restoran ramen, dan ramen instan diciptakan tahun 1958 sangat populer baik dalam dan luar Jepang.
Mie Ramen setipis spaghetti dan disajikan dalam sup yang bervariasi berdasarkan wilayah, kota dan bahkan kios tertentu. Popularitas ramen semakin
berkembang karena harganya yang murah dan tersedia dimana-mana, sehingga
92
pilihan yang ideal bagi wisatawan yang dibatasi anggaran sehingga semakin mempercepat kepopuleran ramen di luar Jepang.
2.3. Penelitian Terdahulu
Penelitian mengenai perilaku konsumen khususnya kepuasan dan loyalitas konsumen pada sebuah restoran sudah pernah dilakukan. Salah satunya Tity 200
yang melakukan penelitian mengenai analisis kepuasan konsumen pada sebuah restoran yaitu di Restoran Macaroni Panggang Bogor. Tujuan dari penelitian ini
adalah mengidentifikasi
karakteristik konsumen,
menganalisis proses
pengambilan keputusan terhadap pembelian produk, dan menganalisis sejauh mana kepuasan konsumen terhadap atribut produk dan atribut restoran. Hasil
penelitian tersebut adalah atribut yang perlu dipertahankan adalah rasa, kebersihan, dan kehalalan. Kepuasan konsumen terhadap atribut restoran
diketahui bahwa konsumen merasa puas terhadap kecepatan penyajian, kesesuaian menu dengan pesanan, penanganan keluhan pengunjung, keramahan, perhatian
dan kesopanan pramusaji, keamanan dan kenyamanan pengunjung, serta kebersihan dan kerapihan restoran.
Sudarsono 2009, melakukan kajian mengenai tingkat kepuasan dan loyalitas konsumen di restoran De”leuit di Kota Bogor. Dalam penelitian ini
atribut yang digunakan antara lain untuk pengukuran tingkat kepentingan dan kinerja adalah tempat parkir, pelayanan, kesigapan dalam menangani konsumen,
kualitas keramahtamahan
karyawan restoran,
kemampuan karyawan
berkomunikasi dengan konsumen dan pengetahuan karyawan terhadap produk.
3
http:id.wikipedia.orgwikiMasakan_Jepang
4
http:www.japan-guide.comee2042.html
93
Penelitian mengenai kepuasan dan loyalitas konsumen juga dilakukan Ginting 2009, dengan mengambil tempat di Rumah Makan Dinar, Kota Bogor.
Dalam penelitian ini atribut yang digunakan untuk mengukur tingkat kepentingan dan kinerja adalah atribut kesigapan pramusaji, keramahan dan kesopanan
pramusaji, kecepatan penyajian, citarasa, aroma, kehigienisan makanan dan perlengkapannya, kenyamanan restoran, kebersihan ruang makan, lokasi, porsi
makanan, sarana parkir, dekorasi restoran, penampilan pramusaji, penggunaan iklan dan harga.
Rahmatillah 2009 juga melakukan penelitian yang sama mengenai tingkat kepuasan dan loyalitas konsumen dengan mengambil tempat di Rumah
Makan Sop Buah Pak Ewok di Jalan Bukit Tunggul, Bogor. Atribut yang digunakan untuk mengukur tingkat kepentingan dan kinerja dalam penelitian ini
lebih kompleks antara lain perlengkapan makan, toilet, sarana parkir, dan kecepatan hidangan, citarasa makanan, kehigienisan makanan, harga, kenyamanan
ruang makan, kebersihan ruangan, wastafel, kesigapan pramusaji, keramahan dan kesopanan pramusaji, porsi makanan, promosi, pemutaran musik, pencahayaan
ruangan, lokasi, aroma masakan, kerapihan pakaian pramusaji, kemudahan dan kecepatan transaksi pembayaran serta dekorasi.
Penelitian lain mengenai mengenai perilaku konsumen yaitu analisis persepsi konsumen tentang mutu pelayanan dan produk dalam pengambilan
keputusan konsumsi di sebuah restoran dilakukan oleh Latriani 2007. Penelitian ini mengambil tempat di restoran Obonk Steak dan Ribs Bogor. hasil penelitian
menunjukkan bahwa lasan konsumen mengkonsumsi steak di Obonk Steak dan Ribs Bogor adalah karena restoran tersebut memiliki tempat yang nyaman,
harganya murah, rasa yang enak, dan ada juga yang memiliki alasan hanya ingin mencoba. Sedangkan sumber informasi yang mempengaruhi konsumen untuk
mengkonsumsi steak di Obonk Steak dan Ribs Bogor sebagian besar dari teman. Penelitian mengenai persepsi konsumen juga dilakukan Septiana 2010.
Penelitian ini berjudul “ Analisis Persepsi konsumen Cokelat Stick pada Perusahaan Alia Chocolate Kabupaten Bogor, Jawa Barat”. Hasil dari penelitian
tersebut adalah: karakteristik konsumen cokelat stick “Alia Chocolate” dapat dibagi berdasarkan usia, jenis kelamin, tingkat pendapatan, tingkat pendidikan,
94
dan jenis pekerjaan. Dihasilkan tiga komponen utama yang mempengaruhi keputusan pembelian cokelat stick “Alia Chocolate”. Ketiga komponen utama
didapat dari hasil Faktor Analisis dengan metode ekstraksi Principal Component. Ketiga faktor komponen utama tersebut adalah:faktor promosi dan harga
produk, faktor atribut dan kemasan produk, dan faktor distribusi produk. Konsumen yang melakukan pembelian produk cokelat di bazar memiliki
penilaian yang lebih baik terhadap faktor atribut dan kemasan produk, harga, dan promosi produk dibandingkan konsumen yang membeli produk di outlet.
Sementara itu, konsumen yang melakukan pembelian di outlet memiliki penilaian yang lebih baik terhadap faktor distribusi produk dibandingkan konsumen yang
membeli di bazar. Hamid
2010 dengan
judul skripsi
“Analisis Faktor
yang Dipertimbangkan dalam Pembelian Steak kasus pada Waroeng Steak and Shake,
Bogor”. Penelitian ini mengkaji tentang karakteristik umum konsumen, dengan hasil konsumen adalah pria dan wanita dengan rentang usia 25-34 tahun dengan
tingkat pendidikan sarjana, pekerjaan adalah pegawai swasta dan mahasiswa dengan tingkat pendapatan antara Rp 1.500.000 sampai Rp 2.500.000 perbulan.
Dan umumnya responden berstatus belum menikah. Hasil dari analisis faktor Analisis komponen Utama menunjukkan bahwa ada tujuh faktor yang
dipertimbangkan dalam pembelian steak. Faktor pertama adalah rasa steak yang terdiri dari rasa dan aroma. Faktor kedua adalah kemudahan akses dan
transportasi, faktor ketiga adalah faktor eksternal yang terdiri dari keluarga dan teman. Faktor yang keempat adalah tampilan steak yang terdiri dari ukuran dan
keragaman menu steak. Faktor kelima adalah atribut restoran yang terdiri dari penataan dan kebersihan ruangan. Faktor keenam adalah faktor tata cara penyajian
yang terdiri dari bentuk dan kecepatan penyajian, dan faktor ketujuh adalah faktor promosi yang terdiri dari iklan dan promosi.
Friza 2007 dengan judul skripsi “Analisis Sikap dan Faktor-Faktor yang mempengaruhi Keputusan Konsumen dalam Memilih Restoran fastfood kasus
pada restoran KFC Padjajaran dan AW Botani Square, Bogor”. Penelitian ini mengkaji tentang preferensi konsumen terhadap atribut produk dan restoran serta
mengkaji faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan konsumen dalam memilih
95
restoran fastfood dengan menggunakan analisis fishbein. Berdasarkan analisis Fishbein pada atribut restoran, maka dapat diketahui sikap responden restoran
KFC secara keseluruhan terhadap atribut restoran KFC adalah baik dengan total skor 232,62, dan pada restoran AW interpretasi penilaian responden juga baik
dengan total skor 223,93, nilai ini menunjukkan bahwa responden KFC dan AW telah merasa puas terhadap atribut restoran yang diberikan oleh pihak restoran
KFC dan AW. Faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan responden dalam pemilihan
restoran fastfood digunakan uji diskriminan. Uji diskriminan ini dilakukan pada semua atribut produk dan atribut restoran. Dengan melakukan uji diskriminan,
didapatkan hasil tiga variabel yang berpengaruh terhadap keputusan konsumen dalam memilih restoran fastfood yaitu variabel harga makanan, areal parkir dan
rasa makanan yang dihidangkan, ketiga variabel ini kemudian digunakan untuk membentuk fungsi diskriminan.
Penelitian terdahulu tersebut diatas terkait dengan sikap, preferensi dan persepsi konsumen, serta faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian
suatu produk oleh konsumen. Hal ini disebabkan akan selalu terjadi perubahan selera konsumen dari waktu ke waktu, yang memungkinkan perlunya dilakukan
riset pasar secara kontinyu agar menghasilkan produk yang berkualitas sesuai keinginan konsumen.
96
III KERANGKA PEMIKIRAN
3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Konsumen