Menulis Cerpen Kajian Teori

11

3. Cerita Pendek Cerpen

a. Pengertian Cerpen

Cerpen atau biasa disebut dengan cerita pendek merupakan salah satu bentuk karya sastra berupa fiksi dan habis dibaca sekali duduk. Artinya cerpen hanya dibaca dengan rentang waktu sekitar setengah sampai dua jam saja Nurgiyantoro, 2010: 10. Oleh karena itu, cerpen biasanya memiliki cerita yang singkat dengan hanya memiliki satu puncak cerita saja. Panjang cerpen bervariasi, ada cerpen yang pendek short short story yang berkisar 500-an kata, ada cerpen yang panjangnya tidak terlalu panjang midle short story, serta ada cerpen yang panjang long short story yang terdiri dari puluhan ribu kata Nurgiyantoro, 2010: 10. Senada dengan hal tersebut, Sayuti 2000: 9 menyatakan bahwa cerpen merupakan karya prosa fiksi yang dapat selesai dibaca dalam sekali duduk. Ceritanya cukup dapat membangkitkan efek tertentu dalam diri pembaca. Pembaca juga akan memperoleh kesan tunggal dalam sebuah cerpen. Cerpen biasanya memiliki plot yang diarahkan pada insiden atau peristiwa tunggal. Sebuah cerpen biasanya didasarkan pada insiden tunggal yang memiliki signifikansi besar bagi tokohnya. Di samping hal tersebut, kualitas watak tokoh dalam cerpen jarang dikembangkan secara penuh karena pengembangan semacam itu membutuhkan waktu, sementara pengarang sendiri sering kurang memiliki kesempatan untuk itu. Tokoh dalam cerpen biasanya langsung ditunjukan karakternya Sayuti, 2000: 9. 12

b. Unsur-unsur Cerpen

Unsur-unsur cerpen terdiri dari tiga bagian yaitu fakta cerita, tema, dan sarana cerita yang akan diuraikan sebagai berikut. 1 Fakta Cerita Unsur fakta cerita terdiri dari karakter tokoh, alur, dan latar. Unsur tersebut berfungsi sebagai caatatan kejadian imajinatif dari sebuah cerita Stanton,2007: 22. a Karakter atau penokohan Tokoh adalah para pelaku yang terdapat dalam sebuah fiksi. Tokoh tersebut diciptakan oleh pengarang yang tidak jarang merupakan gambaran dari orang-orang yang hidup di alam nyata. Oleh karena itu, tokoh dalam karya fiksi hendaknya dihadirkan secara alamiah sehingga tokoh tersebut memiliki derajat kesepertihidupan Wiyatmi, 2008: 30. Menurut Stanton 2007: 33 tokoh adalah para pelaku dalam karya fiksi. Tokoh-tokoh dalam karya fiksi biasanya memiliki karakter tertentu. Karakter menyaran pada dua pengertian yang berbeda yaitu tokoh-tokoh yang muncul dalam cerita, dan sebagai percampuran berbagai kepentingan, keinginan, emosi, dan prinsip moral yang dimiliki tokoh-tokoh tersebut. Sayuti 2000: 74 membedakan tokoh menjadi beberapa jenis. Sesuai dengan keterlibatan cerita dibedakan antara tokoh utama sentral dan tokoh tambahan periferal. Tokoh disebut sebagai tokoh utama apabila memenuhi syarat yaitu paling terlibat dengan makna atau tema, paling banyak berhubungan dengan tokoh lain, dan paling banyak memerlukan waktu penceritaan. 13 Berdasarkan wataknya, dikenal tokoh sederhana dan kompleks. Tokoh sederhana adalah tokoh yang kurang mewakili keutuhan personalitas manusia dan hanya ditonjolkan satu karakter saja. Tokoh kompleks adalah tokoh yang dapat dilihat karakternya secara utuh atau dapat dikatakan sebagai tokoh yang menggambarkan seorang manusia yang memiliki sikap kompleks Sayuti, 2000: 76-78. Untuk menggambarkan watak ada dua cara yang dapat dilakukan, yaitu secara langsung telling, analitik dan tak langsung showing, dramatik Wiyatmi, 2008: 32. Secara tak langsung, tokoh digambarkan dengan cara yaitu: 1 penamaan tokoh, 2 cakapan, 3 penggambaran pikiran tokoh, 4 arus kesadaran, 5 pelukisan perasaan tokoh, 6 perbuatan tokoh, 7 sikap tokoh, 8 pandangan tokoh tertentu, 9 pelukisan fisik, dan 10 pelukisan latar Sayuti, 2000: 93. b Alur atau plot Alur atau plot adalah rangkaian peristiwa dalam sebuah cerita Stanton, 2007: 26. Alur atau plot adalah rangkaian yang disusun berdasarkan hubungan kausalitas. Plot dibagi menjadi tiga tahap, yaitu tahap awal, tengah, dan akhir Nurgiyantoro, 2010: 142. Tahap awal sebuah cerita biasanya disebut sebagai tahap perkenalan yang berisi informasi penting yang berkatian dengan berbagai hal yang akan diceritakan berkutnya. Tahap tengah biasanya menampilkan pertentangan atau konflik yang kemudian semakin memuncak sehingga menimbulkan klimaks. Tahap akhir cerita atau tahap peleraian merupakan tahap akhir cerita yang menampilkan adegan tertentu sebagai antiklimaks.