digunakan komunitas untuk menjembatani hubungan antara perusahaan dan pelanggan, menciptakan hubungan jangka panjang antara perusahaan dan
pelanggan, serta untuk mempertahankan loyalitas pelanggan Telkomsel dari tahun 1995.
2.7. Uji Validitas dan Reliabilitas Data 1.
Uji Validitas
Menurut Umar 2003, uji validitas menunjukkan sejauh mana alat pengukur itu mengukur hal yang akan diukur. Instrumen yang valid dapat
diartikan bila alat ukur yang digunakan dalam penelitian untuk mendapatkan data valid. Teknik ini digunakan untuk mencari hubungan
dan membuktikan hipotesis hubungan dua variabel atau lebih adalah sama. Langkah-langkah pengukuran validitas kuesioner menurut Umar
2005: 1. Mendefinisikan secara operasional suatu konsep yang akan diukur.
2. Melakukan uji coba pengukur tersebut kepada sejumlah responden. 3. Mempersiapkan tabel tabulasi jawaban.
4. Menghitung nilai korelasi antara data pada masing-masing pertanyaanpernyataan dengan skor total. Untuk menghitung nilai
korelasi antara data pada masing-masing pernyataan dengan skor total, digunakan rumus teknik korelasi product moment, berikut:
� = � ∑ − ∑ ∑
�[� ∑
2
− ∑
2
][ � ∑
2
− ∑
2
]
Dimana: r : korelasi antara x dan y
x : skor tiap butir pertanyaan y : skor total
n : jumlah responden Kesahihan uji validitas terjadi apabila nilai r hitung r tabel yaitu
lebih besar dari 0,361 dengan selang kepercayaan 95 atau tingkat toleransi kesalahan sebesar 5. Pengujian ini dilakukan melalui Software
Microsoft Excel atau SPSS.
Uji validitas dalam penelitian ini menggunakan teknik korelasi product moment person, baik untuk kuesioner komunitas Telkomsel
School Community TSC maupun loyalitas. Pada tingkat signifikansi α
0,05 atau selang kepercayaan 95, diperoleh r hitung lebih besar dari r tabel yaitu lebih dari 0,361, maka pertanyaan pada kuesioner mempunyai
validitas konstruk atau terdapat konsistensi internal dalam pertanyaan dan layak digunakan. Berdasarkan uji validitas dapat diketahui bahwa
kuesioner dinyatakan valid. Validitas untuk faktor-faktor efektivitas community marketing dapat dilihat pada Lampiran 2, sedangkan validitas
untuk loyalitas pelanggan dapat dilihat pada Lampiran 3.
2. Uji Reliabilitas
Jika alat ukur dinyatakan valid, maka selanjutnya dilakukan uji reliabilitas. Reliabilitas adalah suatu nilai yang menunjukkan konsistensi
suatu alat pengukur dalam mengukur gejala yang sama Umar, 2003. Suatu alat ukur memiliki reliabilitas sempurna apabila hasil pengukuran
diujikan berkali-kali terhadap subyek yang sama selalu menunjukan hasil atau skor yang sama. Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh
mana alat pengukuran dapat dipercaya atau dapa diandalkan. Teknik pengukuran reliabilitas yang digunakan adalah teknik Cronbach dengan
koefisien alpha α, yaitu: � = �
� � − 1� �
1 −
∑ �
� 2
�
� 2
� Dimana:
r : reliabilitas instrumen
k : banyaknya butir pertanyaan
∑ �
� 2
: ragam total �
� 2
: jumlah ragam butir Nilai hitung reliabilitas yang didapatkan kemudian dibandingkan
dengan nilai kritis untuk korelasi r product moment Pearson. Jika nilai hitung reliabilitas lebih besar dari nilai korelasi untuk product moment
pearson maka kuesioner tersebut dinyatakan reliabel. Reliabilitas dapat diterima apabila memiliki nilai Cronbach Alpha lebih dari 0,7, jika alat
ukur atau kuesioner terbukti lebih dari 0,7 maka kuesioner dapat diandalkan sebagai alat ukur penelitian. Berikut pemaparan klasifikasi
nilai Cronbach Alpha George dan Mallery, 2003
2
: α 0,9 Sempurna Excellent
α 0,8 Baik Good α 0,7 Dapat diterima Acceptable
α 0,6 Diragukan Questionable α 0,5 Lemah Poor
α 0,4 Tidak dapat diterima Unacceptable Uji reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan teknik alfa
cronbach pada pengujian kuesioner dengan skala Likert dari 1 sampai 5. Kuesioner dalam penelitian ini dinyatakan reliabel karena memiliki nilai
alfa cronbach lebih dari 0,7 Lampiran 4.
2.8. Analisis Data 2.8.1 Analisis Faktor