7. Empat Aspek Pokok Penelitian Tindakan Kelas
“Menurut Kemmis dan Mc Taggart, penelitian tindakan kelas dilakukan melalui proses yang dinamis dan komplementari yang terdiri dari empat
“momentum”esensial. Yaitu sebagai berikut: 1.
Penyusunan Rencana Perencanaan adalah mengembangkan rencana tindakan secara kritis untuk
meningkatkan penelitian yang telah terjadi. Rencana penelitian tindakan kelas hendaknya tersusun dan dari segi definisi harus prospektif pada tindakan, rencana
itu harus memandang ke depan. Rencana penelitian tindakan kelas hendaknya disusun berdasarkan kepada hasil pengamatan awal yang refleksi.
2. Tindakan
Tindakan yang dimaksud di sini adalah tindakan yang dilakukan secara sadar dan terkendali, yang merupakan variasi praktik yang cermat dan bijaksana.
3. Observasi
Observasi berfungsi untuk mendokumentasikan pengaruh tindakan terkait. Observasi itu berorientasi ke masa yang akan datang, memberikan dasar bagi
refleksi sekarang, terlebih ketika putaran sekarang berjalan. 4.
Refleksi Refleksi adalah mengingat dan merenungkan suatu tindakan persis seperti yang
telah dicatat dalam observasi. Refleksi berusaha memahami proses, masalah, persoalan, dan kendala yang nyata dalam tindakan strategis”.
37
C. Pengajuan Konseptual Perencanaan Tindakan
Kajian tentang kehidupan masyarakat dari segi sosial dapat dipelajari melalui ilmu sosiologi. Berbicara mengenai konsep sosiologi terdapat dua pengertian
dasar, yaitu sosiologi sebagai ilmu pengetahuan dan sebagai metode. Dalam pembelajaran sosiologi, guru harus memberikan atau menyampaikan
konsep-konsep sosiologi secara efektif dan mudah dipahami oleh siswa. Karena sosiologi membutuhkan pemahaman yang mendalam mengenai konsep-konsep
37
Kunandar, Langkah Mudah …., h. 70-75
tersebut. Sebagai guru yang merupakan fasilitator terhadap siswanya, maka guru diharuskan untuk lebih kreatif dalam memilih metode pembelajaran. Dalam
memilih metode, tidak ada metode yang semua mempunyai kelebihan dan kekurangan.
Metode resitasi akan diterapkan pada mata pelajaran sosiologi dengan menggunakan tema yang ada, dan gurulah yang akan memberikan tugas kepada
siswa dengan langkah-langkah penyelesaiannya. Dalam penerapan metode ini, diharapkan siswa dapat lebih aktif, bertanggung jawab, dan dapat teratasi dalam
kesulitan belajar. Berdasarkan pemikiran yang telah dipaparkan di atas, maka diharapkan bahwa
metode resitasi dapat mengatasi kesulitan belajar siswa dalam mata pelajran sosiologi.
D.
Bahasan Hasil-hasil Penelitian yang Relevan
Seorang guru SMA Muhammadiyah 3 Surakarta telah melakukan penelitian. Hasilnya dikutip dalam Jurnal Pendidikan, Maret 2008, Volume 5, Nomor 1, yang
berjudul Upaya Peningkatan Hasil Belajar Matematika pada Turunan Melalui Penggunaan Metode Resitasi dan Diskusi bagi Siswa Kelas XI-IS.2 SMA
Muhamaddiyah 3 Surakarta pada Semester 2 Tahun Pelajaran 20062007. Penelitian ini dilaksanakan dalam 2 siklus kegiatan penelitian, dapat disimpulkan
bahwa pembelajaran matematika dengan menggunakan metode resitasi dan diskusi dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Pada awal pembelajaran dengan
pretes diperoleh nilai rata-rata kelas 54,04 dan setelah diberi pembelajaran pada siklus I kemudian dilakukan postes nilai rata-rata kelas naik menjadi 57,16.
Kemudian pada siklus II nilai rata-rata kelas menjadi 63,36. Noer Faizah seorang mahasiswa matematika, Fakultas Pendidikan melakukan
penelitian dengan judul skripsi Upaya Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa dengan Metode Resitasi. Hasil penelitian yang
dilaksanakan melalui 3 siklus. Pada siklus I nilai tes yang mendapatkan 70 sebanyak 5 orang yaitu 13,89 dan yang mendapatkan nilai kurang dari 70
sebanyak 31 orang yaitu 86,11. Maka dilakukan siklus II untuk mencapai target,
nilai tes 70 sebanyak 12 orang yaitu 33,33 dan yang mendapat kurang dari nilai rata-rata sebanyak 24 yaitu 66,61 dalam siklus II ini mengalami
peningkatan dibandingkan siklus I. sedangkan pada siklus III nilai tes 70 sebanyak 28 siswa yaitu 77,78 dan yang mendapat nilai kurang dari 70
sebanyak 8 siswa yaitu 22,22. Pada siklus III ini indikator keberhasilan sudah tercapai dimana lebih dari 60 siswa mendapkan nilai 70 dari tes kemampuan
pemecahan masalah matematika.
E.
Hipotesis Tindakan
Sebagian besar siswa merasa kesulitan dalam memahami konsep-konsep sosiologi yang berkaitan dengan perilaku menyimpang, sehingga hasil belajarnya
tidak memuaskan. Berdasarkan analisis masalah, peneliti menyimpulkan bahwa mereka tidak dapat memahami konsep sosiologi secara keseluruhan. Hipotesis
tindakannya adalah peneliti menerapkan metode resitasi pada mata pelajaran sosiologi, dengan begitu siswa dapat mengatasi kesulitan belajar dan mendapatkan
hasil yang memuaskan. Adapun indikator keberhasilannya adalah 60 siswa mendapatkan nilai 70.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan di kelas X di MA Manaratul Islam, pada semester ganjil tahun ajaran 20092010.
B. Metode dan Disain Intervensi Tindakan Rancangan Siklus
Penelitian
Berdasarkan tujuan penelitian, maka metode penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas PTK. Model proses yang digunakan dalam PTK ini
adalah model proses siklus putaranspiral yang mengacu pada PTK Kemmis S, dan Mc Tagget. R model dari putaran ke putaran atau siklus ke siklus dengan
target agar kualitas pembelajaran sosiologi dapat terselesaikan dengan baik sehingga kualitas pembelajaran semakin tinggi. Gambaran langkah-langkah yang
akan dilakukan dalam tindakan penelitian adalah: