seperti test diagnostik, test-test untuk mengukur kemampuan intelegensi, kemampuan mengingat, kemampuan alat indera yang erat kaitannya dengan
proses belajar. Sehingga dengan demikian ditetapkan penyebab kesulitan tersebut apakah karena alat inderanya kurang baik, ingatannya lemah, kecerdasannya
kurang, atau kurang motivasi.
d Mengadakan perbaikan
Dengan mengetahui sebab kesulitan belajar yang dihadapi siswa maka selanjutnya guru dapat bertindak untuk mengadakan perbaikan guna mengatasi
kesulitan belajar yang dihadapi mereka. Cara ini dengan menggunakan pendekatan psikologis didaktis yang terdiri dari dua langkah yaitu :
i. Siswa yang akan diperbaiki sudah menyadari faktor kesulitan atau
kekurangan mereka ii.
Mereka yakin kesulitan atau kekurangan mereka dapat diatasinya Kedua kondisi psikologis tersebut harus ditimbulkan pada diri siswa tersebut
dengan melalui bimbingan dan kebijakan guru dan berdasarkan petunjuk dan kebijakan guru itu pulalah prosedur yang terakhir ini dilaksanakan yaitu siswa
dibimbing untuk mengadakan perbaikan sesuai dengan sebab dan kondisi kesulitan belajar yang mereka alami”.
12
3. Metode Resitasi
Kegiatan belajar mengajar yang melahirkan interaksi unsur-unsur manusiawi adalah sebagai suatu proses dalam rangka mencapai tujuan pengajaran. Guru
dengan sadar berusaha mengatur lingkungan belajar agar anak didik bergairah dalam belajar. Dengan seperangkat teori dan pengalaman yang dimiliki, guru
gunakan untuk bagaimana mempersiapkan program pengajaran dengan baik dan sistematis.
Salah satu yang tidak akan dilupakan oleh guru adalah menentukan metode dalam pengajaran, karena metode merupakan alat untuk menyampaikan materi
kepada siswa. Agar siswa mudah dalam menerima materi yang disampaikan oleh guru.
12
Alisuf Sabri,Psikologi Pendidikan…., h.91
Resitasi merupakan suatu metode mengajar di mana seorang guru memberikan tugas kepada siswa, dan kemudian siswa mempertanggung jawabkan hasil tugas
tersebut. “Menurut Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, metode resitasi
penugasan adalah metode penyajian bahan di mana guru memberikan tugas tertentu agar siswa melakukan kegiatan belajar”.
13
“Menurut Darwayan Syah, dkk metode resitasi adalah penyajian bahan pelajaran dengan memberikan tugas tertentu kepada siswa yang dapat dilakukan
di dalam atau di luar kelas, di laboratorium, di perpustakaan, di bengkel atau di rumah”.
14
“Sedangkan menurut Sudirman dkk metode resitasi adalah cara penyajian bahan pelajaran di mana guru memberikan tugas tertentu agar siswa melakukan
kegiatan belajar”.
15
Teknik pemberian tugas atau resitasi biasanya digunakan dengan tujuan agar siswa memiliki hasil belajar yang lebih mantap, karena siswa melaksanakan
latihan-latihan selama tugas; sehingga berpengalaman dalam menghadapi masalah-masalah baru.
Metode resitasi ini mensyaratkan adanya pemberian tugas dan adanya pertanggungjawaban dari yang diberi tugas. Adanya tugas dapat bersumber dari
guru atau berupa perintah guru, dapar juga berupa hasil kompromi atau keinginan sesama siswa dan hasil pekerjaan yang harus dipertanggung jawabkan dapat
berbentuk lisan atau tertulis. Namun agar variatif dan menghindari kejenuhan siswa, maka dapat juga tugas berupa membuat atau merancang model-model, alat-
alat atau permainan yang berhubungan dengan materi pelajaran sosiologi. Agar metode ini dapat memberikan hasil belajar yang maksimal, maka
hendaknya tugas-tugas tersebut dilengkapi dengan unsur penguatan sehingga dapat merangsang siswa untuk belajar dengan sungguh-sungguh. Dengan adanya
13
Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, Jakarta: Rineka Cipta, 2006, Cet. III, h. 85.
14
Darwyan Syah, dkk, Perencanaan Sistem Pengajaran Pendidikan Agama Islam, Jakarta: Faza Media, 2006, Cet. III, h.48.
15
Sudirman, dkk, Ilmu Pendidikan, Bandung: Remaja Rosdakarya, 1991, Cet. V, h. 141.
penguatan akan dapat menimbulkan sikap positif terhadap sosiologi, di dalam memberikan tugas hendaknya perlu diperhatikan derajat kesukaran dan banyaknya
soal latihan. Sebab bila tugas yang diberikan terlalu sukar dan jumlahnya cukup banyak akan membuat siswa menjadi frustasi dengan keadaan seperti ini akan
menimbulkan sikap negatif terhadap sosiologi. Sedangkan bila soalnya terlalu mudah akan menimbulkan rasa bosan atau dengan kata lain menjemukan.
Bila metode pemberian tugas direncanakan dengan baik akan dapat mengaktifkan siswa untuk belajar sendiri mengenal suatu masalah dengan cara
membaca, mencoba atau mengerjakan soal latihan. Selain daripada itu, pemberian tugas dapat membiasakan siswa berpikir dengan membandingkan dan mencari
hukum-hukum yang berhubungan. Serta melatih siswa berhadapan dengan persoalan yang tidak hanya sekedar hafalan. Melaksanakan tugas akan
mengembangkan dan memupukl inisiatif serta tanggung jawab dari siswa yang bersangkutan.
Manfaat lain dari metode pemberian tugas yang direncanakan dengan baik untuk siswa akan memiliki hasil belajar yang lebih baik, karena siswa
melaksanakan latihan menyelesaikan soal-soal latihan dengan kondisi seperti mengakibatkan pengalaman siswa dalam mempelajari masalah sosiologi dapat
lebih terintegrasi. Selain daripada itu pengetahuan yang diperoleh melalui pengalaman belajar akan lebih mendalam dan lama tersimpan di dalam ingatan.
Oleh sebab itu dalam pelaksanaan metode resitasi perlu memperhatikan langkah-langkah berikut:
1. Tugas harus direncanakan secara jelas dan sistematis, terutama
mengenai tujuan pemberian tugas, dan cara mengerjakannya. 2.
Tugas yang diberikan harus dapat dipahami oleh siswa, kapan mengerjakannya, berapa lama tugas tersebut harus dikerjakan, secara
individu atau kelompok. Hal tersebut akan sangat menentukan keefektifan penggunaan metode resitasi dalam pengajaran.
3. Apabila tugas tersebut berupa kelompok, maka perlu diupayakan agar
seluruh anggota kelompok dapat terlibat secara aktif dalam proses penyelesaian tugas tersebut, terutama kalau tugas tersebut diselesaikan
di luar kelas.
4. Guru harus mengontrol proses penyelesaian tugas yang dikerjakan oleh
peserta didik.
5. Berikanlah penilaian secara proporsional terhadap tugas-tugas yang
dikerjakan siswa. Pada dasarnya proses belajar berlangsung dalam suatu latihan atau
pengalaman, sehingga dapat menyebabkan terjadinya perubahan pada individu yang dimaksudkan pengalaman disini adalah segala kejadian yang secara sengaja
atau tidak sengaja dialami seseorang, sedangkan yang dimaksud dengan latihan adalah kejadian yang dengan sengaja dilakukan seseorang secara kontinu yang
gunanya untuk mendapatkan keterampilan dan penguatan. Dari uraian diatas dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa metode resitasi adalah
cara penyajian bahan pelajaran dengan menugaskan peserta didik mempelajari sesuatu yang kemudian harus dipertanggung-jawabkan. Tugas yang diberikan
guru dapat memperdalam materi, dapat pula mengembangkan bahan yang telah dipelajari, dapat pula mengecek bahan yang telah dipelajari.
Adapun dasar pertimbangan penggunaan “menurut Darwyan Syah, dan Kawan-kawan metode resitasi antara lain:
1. Adanya kesenjangan antara waktu yang tersedia dengan materi pelajaran
yang terlalu banyak. 2.
Mengaktifkan siswa baik secara individu maupun secara kelompok 3.
uan siswa dengan melakukan suatu tugas 4.
Mendorong siswa belaj Pemantapan pengetah
ar mandiri baik membaca, menulis, mengerjakan soal dan sebagainya”.
resitasi atau nurut Syaiful Bahri
siswa hendaknya mempertimbangkan : gas yang
pat membantu siswa
a. iberikan bimbingan atau pengawasan oleh guru
16
Sedangkan langkah-langkah dalam penggunaan metode penugasaan me
Djamrah dan Aswan Zain yaitu:
1. Fase Pemberian Tugas