b. Diagnosa kanker Paru b.1 Anamnesis
Anamnesis dapat memberikan petunjuk adanya kanker paru. Keluhan dan gejala klinis permulaan yang merupakan petunjuk ke arah karsinoma paru terutama
pada golongan resiko tinggi. Batuk disertai dengan dahak yang banyak, purulenta dan kadang-kadang bercampur dengan darah. Sesak napas dengan suara pernapasan yang
nyaring wheezing mirip dengan serangan asma bronkial. Rasa nyeri di rongga dada. Pada umumnya keadaan lemah, berat badan menurun, anoreksia dan tidak ada
kemauan merokok yang sebelumnya adalah perokok.
20
b.2 Pemeriksaan fisik
Salah satu bentuk yang paling sering ditemukan pada kanker paru adalah terjadinya osteoatropati dari ujung-ujung jari yakni berupa clubbing fingers jari-jari
tabuh.
24
Selain itu, ada ditemukan beberapa kelainan yang dapat memperkuat kecurigaan adanya kanker paru seperti perubahan bentuk dinding toraks dan deviasi
trakea, tumor yang letaknya di perifer meluas pada jaringan bawah kulit berupa penonjolan, kelenjar getah bening teraba terutama di daerah supraklavikula dan
terjadi perluasan tumor ke permukaan pleura yang dapat menyebabkan efusi pleura.
20
Pada stadium lanjut kelainan yang terjadi dapat berupa paralisis dari pita suara serak, obstruksi vena cava, sindroma Horner, gangguan neurologik seperti paralisis
hemidiafragma dan metastase ke kulit dan lain-lainnya.
25
b.2.1 Laboratorium
24
Pemeriksaan laboratorium dilakukan untuk mengetahui adanya resiko imunologi terhadap sel tumor. Pemeriksaan laboratorium pada kanker paru ditujukan
Universitas Sumatera Utara
pada 5 hal, antara lain : Untuk menilai kerusakan yang ditimbulkan oleh kanker terhadap paru. Kerusakan pada paru dapat dinilai dengan pemeriksaan faal paru yang
bertujuan untuk menilai adanya kegagalan pernapasan. Selain itu untuk menilai berbagai kelainan elektrolit Na, K, Cl, Ca, P yang disebabkan oleh kanker dan untuk
menilai kerusakan yang ditimbulkan oleh kanker paru pada organ- organ yang lainnya. Kemudian juga ditujukan untuk menilai kerusakan yang ditimbulkan oleh
kanker paru pada jaringan tubuh yang disebabkan oleh tumor primer atau metastasisnya serta untuk menilai reaksi imunologi yang terjadi.
b.2.2 Radiologi
Pemeriksaan radiologi digunakan dalam menegakkan diagnosis pada kanker paru terutama pada kelompok berisiko tinggi high risk group.
24
Pemeriksaan foto dada merupakan pemeriksaan awal sederhana yang dapat mendeteksi adanya kanker
paru. Pemeriksaan dengan computer tomograph pada dada lebih sensitif dari pada pemeriksaan foto dada biasa, karena dapat mendeteksi kelainan atau nodul dengan
diameter minimal 3 mm. Pemeriksaan dengan Magnetic Resonance Imaging MRI dilakukan untuk menilai kelainan tumor yang menginvasi ke dalam medula spinal
dan mediastinum namun biayanya cukup mahal.
22
b.2.3 Sitologi Sputum
Secara umum pemeriksaan sitologi sputum dapat dilakukan untuk diagnosis kanker paru sampai 80 kanker yang terletak di sentral, tetapi kurang dari 20 di
perifer.
20
Pada kanker yang letaknya sentral, pemeriksaan sputum yang baik dapat memberikan hasil positif 67-85 pada karsinoma sel skua mos. Pemeriksaan sitologi
Universitas Sumatera Utara
sputum dianjurkan sebagai pemeriksaan rutin dan screening untuk diagnosis dini kanker paru. Ketepatan diagnosis sitologi sputum pada karsinoma epidermoid adalah
84,5, karsinoma sel kecil sebesar 70 dan adenokarsinoma sebesar 57.
24
Pemeriksaan sitologi tidak selalu memberikan hasil positif, hal ini bergantung pada letak tumor terhadap bronkus, jenis tumor, teknik mengeluarkan sputum, jumlah
sputum yang diperiksa dan waktu pemeriksaan sebaiknya keadaan sputum harus segar.
22
b.2.4 Bronkoskopi