Faktor-faktor yang mempengaruhi kreativitas

mendorong anak untuk menjadi penurut daripada pencipta. Anak tunggal agak bebas dari tekanan orang tua, yang umum terjadi di rumah yang ada saudara kandung lainnya dan juga diberi kesempatan untuk mengembangkan individualitasnya. Berdasarkan uraian yang telah dijabarkan, maka dapat disimpulkan bahwa kreativitas dipengaruhi oleh suatu pola variasi tertentu, yaitu intelegensi, komponen motivasional, karakteristik kepribadian, lingkungan lokasi tempat tinggal, jenis kelamin, dan urutan kelahiran. Adanya tingkat kreativitas yang berbeda akibat variasi faktor tersebut pada dasarnya lebih disebabkan karena perbedaan perlakuan terhadap lingkungan yang memberi kesempatan untuk mengembangkan kreativitas.

4. Tahap-tahap kreativitas J.C. Coleman C.L. Hammen dalam Yudha, 2004, mengatakan bahwa

berpikir kreatif merupakan cara berpikir yang menghasilkan sesuatu yang baru dalam konsep, pengertian, penemuan, dan karya seni. Menurut Campbell dalam Mangunhardjana 1986 dan Santrock 2002, orang-orang kreatif berhasil mencapai ide, gagasan, pemecahan masalah, cara kerja, hal atau produk baru, biasanya setelah melewati beberapa tahap yaitu: a. persiapan preparation; merupakan tahap pengumpulan data atau informasi dengan maksud untuk memecahkan masalah. Adanya ketertarikan terhadap suatu masalah, sehingga meningkatkan minat dan rasa ingin tahu yang besar akan masalah tersebut. Individu mulai meletakkan dasar, yaitu mempelajari latar belakang perkara, seluk beluk dan problematika. Pikiran harus mendapatkan informasi sebanyak mungkin yang relevan dengan masalah tersebut. Informasi tersebut diproses secara analogis yaitu benar-benar mengoptimalkan pikirannya untuk mencari pemecahan masalah melalui hubungan antara inti permasalahan, aspek masalah, serta informasi yang dimiliki. b. konsentrasi concentration; sepenuhnya memikirkan, terserap dalam perkara yang dihadapi dengan merumuskan masalah dan mengidentifikasikan aspek- aspek masalah tersebut. Dalam prosesnya, seseorang mengajukan beberapa pertanyaan yang berkaitan dengan masalah yang tengah dipikirkan. c. inkubasi incubation; mengambil waktu untuk meninggalkan perkara istirahat. Individu seolah melepaskan diri untuk sementara dari masalah yang dihadapi atau tidak memikirkan masalah itu secara sadar. Tahap ini berguna untuk menimbulkan suatu aspirasi yang merupakan awal dari penemuan dan kreasi. Tahapan ini ditandai dengan munculnya berbagai ide dalam pikiran. Ketika proses pemecahan masalah menemui jalan buntu, biarkan pikiran beristirahat sebentar. Mencari kegiatan-kegiatan yang melepaskan diri dari kesibukkan pikiran mengenai perkara yang sedang dihadapi. Sementara itu pikiran bawah sadar kita akan bekerja secara otomatis mencari pemecahan masalah. Proses ini akan tergantung pada informasi yang diserap oleh pikiran. Semakin banyak informasi, akan semakin banyak bahan yang dapat dimanfaatkan dalam proses inkubasi. d. iluminasi illumination; merupakan tahap AHA atau timbulnya suatu insight. Mendapatkan aspirasi atau gagasan baru, pemecahan, cara kerja, dan jawaban baru. Seseorang mulai mendapakan ilham serta serangkaian pengertian insight yang dianggap dapat memecahkan masalah dan merupakan hasil dari hubungan berbagai ide di tahap sebelumnya. Pada tahap ini diupayakan untuk memperjelas pengertian yang muncul. Disinilah daya imajinasi seseorang akan memudahkan upaya itu. e. verifikasiproduksi verificationproduction; menghadapi dan memecahkan masalah-masalah praktis sehubungan dengan perwujudan ide, gagasan, pemecahan, penyelesaian, cara kerja, dan jawaban baru. Seperti menghubungi, meyakinkan dan mengajak orang, menyusun rencana kerja, dan melaksanakannya. Seseorang harus menguji dan menilai secara kritis solusi yang diajukan pada tahap sebelumnya iluminasi. Mulai dilakukan evaluasi kebermaknaan dan orisinalitasnya mengenai hasil pemikiran atau insight yang muncul. Bila ternyata cara yang diajukan tidak dapat memecahkan masalah yang dihadapi sebaiknya kembali menjalani kelima tahap itu untuk mencari ilham baru yang lebih tepat. g. elaborasipenguraian elaboration; ini adalah tahapan terakhir yang merupakan penemuan ide baru dan pengembangkan ide-ide yang sudah ada tersebut menjadi lebih menarik sebagai usaha keras dan tidak hanya timbul langsung dengan sendirinya. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Berdasarkan uaraian yang telah dijabarkan tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa cara berpikir seseorang agar dapat menghasilkan sesuatu yang baru dalam wujud ide, gagasan, pemecahan masalah, cara kerja, hal atau produk baru, akan melalui beberapa tahap yaitu persiapan, konsentrasi, inkubasi, iluminasi, verifikasi dan elaborasi.

5. Karakteristik individu kreatif

Individu yang kreatif menunjukkan ciri yang berbeda dalam hal motivasi, intelektual, dan kepribadian pada suatu bidang. Individu yang kreatif adalah individu yang memiliki pengetahuan dan wawasan yang luas dalam bentuk ingatan yang berupa data informasi atau kemampuan dalam memecahkan masalah. Data informasi merupakan sesuatu yang sudah dikenal sebelumnya dan yang dipelajari oleh individu selama hidupnya. Csikszentmihalyi dalam Santrock 2002, menemukan bahwa untuk meningkatkan kreativitas diperlukan minat dan ketertarikan. Steiner dan Perkins dalam Santrock 2002, mengemukakan pendapatnya mengenai sifat dari individu yang kreatif. Individu yang kreatif adalah individu yang : a. Memiliki kelancaran konseptual. Ia mampu menghasilkan sejumlah ide dengan cepat. b. Memiliki ide bersifat original dan luar biasa. c. Mempertimbangkan ide-ide atas dasar baik atau buruk ide tersebut, dan bukan atas dasar sumber ide, termotivasi oleh problem itu sendiri dan mengikutinya kemanapun arahnya. Individu juga termotivasi dengan kesenangan mencipta yang didasari atas motif internal. Misalnya seorang pelukis ingin menghasilkan suatu karya seni lukisan. Hal ini lebih didasari oleh minat dan ketertarikannya daripada memperoleh penghasilan yang besar. d. Menangguhkan penilaian dan menghindari komitmen secara dini. Menggunakan banyak waktu dan beberapa kriteria penilaian yang objektif untuk melaksanakan analisis evaluasi hasil kerjaide mereka dan menerangkannya. e. Bersikap tidak otoriter dalam arti mampu bersikap fleksibel, menerima impuls-impuls, dan eksplorasi tanpa disiplin. Senang dengan adanya masalah yang memungkinkan mereka memikirkan berbagai kemungkinan dalam mencari solusinya. f. Bebas dalam hal penilaian. Kurang bersifat komformis, kerapkali menyimpang dari ide-ide yang berlaku, memandang diri sendiri berbeda dengan orang lain. g. Mempunyai kehidupan fantasi yang kaya dengan pandangannya tentang realitas jelas. h. Individu kreatif lebih melihat kegagalan sebagai kesempatan untuk belajar dan mengambil resiko atas ide-ide mereka. Berdasarkan ciri-ciri kreativitas tersebut dapat dilihat bahwa di dalamnya mencakup aspek-aspek dari kreativitas yang terdiri dari Fluency kelancaran,

Dokumen yang terkait

PENGARUH BERMAIN GAME SPORE TERHADAP KREATIVITAS FIGURAL ANAK

0 13 54

HUBUNGAN ANTARA BERMAIN GAME ONLINE DENGAN PERILAKU AGRESIF ANAK DI SURAKARTA Hubungan Antara Bermain Game Online Dengan Perilaku Agresif Anak Di Surakarta.

0 0 15

PENDAHULUAN Hubungan Antara Bermain Game Online Dengan Perilaku Agresif Anak Di Surakarta.

0 0 7

HUBUNGAN ANTARA BERMAIN GAME ONLINE DENGAN PERILAKU AGRESIF ANAK DI SURAKARTA Hubungan Antara Bermain Game Online Dengan Perilaku Agresif Anak Di Surakarta.

0 3 19

HUBUNGAN ANTARA KEBIASAAN BERMAIN GAME DENGAN TINGKAT KREATIVITAS.

0 0 6

MENINGKATKAN KREATIVITAS ANAK DENGAN BERMAIN LEGO.

1 4 45

HUBUNGAN FREKUENSI BERMAIN GAME ONLINE DENGAN PEMENUHAN KEBUTUHAN TIDUR PADA ANAK USIA REMAJA DI SMA MUHAMMADIYAH 4 YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI - Hubungan Frekuensi Bermain Game Online dengan Pemenuhan Kebutuhan Tidur pada Anak Usia Remaja di SMA Muhammad

0 1 15

HUBUNGAN ANTARA FREKUENSI BERMAIN GAME ONLINE DENGAN KUALITAS TIDUR PADA ANAK KELAS IV DAN V DI SD N KARANGREJO YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI - Hubungan antara Frekuensi Bermain Game Online dengan Kualitas Tidur pada Anak Kelas IV dan V di SD N Karangrejo Y

0 1 18

HUBUNGAN PERILAKU BERMAIN VIRTUAL GAME DENGAN KUALITAS TIDUR PADA ANAK USIA SEKOLAH KELAS V DI SD N NGUPASAN YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI - HUBUNGAN PERILAKU BERMAIN VIRTUAL GAME DENGAN KUALITAS TIDUR PADA ANAK USIA SEKOLAH KELAS V DI SD N NGUPASAN YOGYAKA

0 1 12

Hubungan antara kreativitas dengan frekuensi bermain game elektronik pada anak-anak SD Kanisius Baciro Yogyakarta - USD Repository

0 1 121