47
permasalahan yang ada di populasi tersebut periset sering harus menggunakan
sampel daripada
mempelajari populasi
secara keseluruhan Suhartanto, 2014:229. Sampel dalam penelitian ini
adalah masyarakat Yogyakarta yang pernah minimal 1 satu kali
menggunakan jasa studio foto dan minimal berusia 15 tahun..
Karena pada penelitian ini besar populasi tidak dapat diketahui secara pasti berapa banyak jumlahnya, oleh karena itu akan sulit
mencari berapa jumlah populasi yang tepat, maka jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan rumus Rao Purba di
dalam Kharis, 2011:50:
Dimana : n = jumlah sampel
= tingkat keyakinan yang dibutuhkan dalam penentuan sampel 95=1,96
48 Moe
=
margin of error
yaitu tingkat kesalahan maksimum yang dapat ditoleransi, ditentukan sebesar 10.
Berdasarkan hasil perhitungan di atas maka jumlah sampel penelitian ini adalah 94,04 yang dibulatkan menjadi 100 responden.
G. Teknik Sampling
Dalam penelitian, teknik sampling yang digunakan oleh peneliti adalah
Non Probability Sampling
yaitu
Accidental Sampling
atau
Convenience Sampling. Accidental Sampling
atau
Convenience Sampling
adalah sampel dengan pertimbangan kemudahan merupakan teknik penentuan sampel berdasarkan kemudahan saja. Seseorang diambil
sebagai sampel karena kebetulan orang tadi ada di situ atau kebetulan dia mengenal orang tersebut. Secara kebetulan, atau siapa saja yang kebetulan
bertemu dengan peneliti yang dianggap cocok dengan karakteristik sampel yang ditentukan akan dijadikan sampel Noor, 2011:155.
Menurut Amirin
2011, jadi
sebenarnya antara
convenienceconsecutive sampling
dan
incidental accidental,
opportunistic sampling
ada perbedaan, yaitu pada
convenience sampling
pengambilan sampel secara sengaja sengaja yang mudah, sementara pada
incidental accidental, opportunistic
faktor kesengajaan tidak menjadi pokok, faktor kebetulan justru yang paling menonjol mencari-cari sampai
secara “kebetulan” mendapatkan sampel yang dikehendaki. Akan tetapi semuanya mempunyai kesamaan, yaitu sama-sama menempuh cara yang
relatif paling mudah, yang tidak menyulitkan. Hanya saja pada
incedental
49 accidental, opportunistic sampling
kemudahan itu dilihat dari sudut “asal menemukan yang memenuhi ketentuan atau
persyaratan,” sementara pada
convennience sampling
faktor kemudahan itu dilihat dari keterjangkauan tempat dan hubungan.
H. Sumber Data
1. Data Primer
Data primer penelitian ini yaitu kuesioner yang disebarkan pada responden yang pernah menggunakan jasa studio foto. Data diperoleh
berdasarkan jawaban konsumen atas penggunaan jasa studio foto. 2.
Data Sekunder Data sekunder penelitian ini yaitu diperoleh dari hasil studi
pustaka. Data tersebut tentang informasi tambahan terkait teori pemasaran dan tentang jasa studio foto.
I. Teknik Pengumpulan Data
1. Kuesioner
Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis
terkait dalam penelitian kepada reponden untuk mendapatkan data yang valid.
50
2. Studi Pustaka
Studi Pustaka dapat dilakukan dengan cara mempelajari, mendalami, dan mengutip teori-teori atau konsep-konsep dari sejumlah
literatur, baik itu buku, jurnal, karya tulis, majalah, koran atau apapun yang relevan dengan topik, fokus, dan variabel penelitian.
J. Teknik Pengujian Instrumen
1. Pengujian Validitas
Validitas menguji seberapa baik suatu instrumen yang dibangun untuk mengukur suatu konsep adalah benar-benar dapat mengukur
konsep tersebut dengan kata lain `apakah kita mengukur sesuatu yang benar?` Di riset bidang pemasaran masalah validitas merupakan isu
yang penting karena banyaknya variabel konstruk yang digunakan. Jika variabel yang diukur merupakan variabel bukan konstruk maka
validitasnya mudah diukur Suhartanto, 2014:178. Dalam penelitian ini menggunakan validitas isi yang menunjukkan
tingkat seberapa besar item-item instrumen mewakili konsep yang diukur. Jika instrumen yang diukur sudah menggambarkan dimensi,
indikator, dan relevan dengan konsepnya, maka dikatakan bahwa instrumen tersebut mempunyai validitas isi yang baik Wiyono,
2011:111. Koefisien korelasi item-total dengan
bivariate pearson
dapat dicari dengan menggunakan rumus sebagai berikut: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51 √
Dimana: R
ix
= koefisien korelasi item-total
bivariate pearson
i = skor item x = skor total
n = banyaknya subyek Pengujian menggunakan ujia dua sisi dengan taraf signifikansi
0,05. Kriterria pengujian adalah sebagai berikut: Jika r dihitung ≥ r tabel maka instrumen atau item-item pertanyaan
berkorelasi signifikan terhadap skor total, maka dinyatakan valid. Jika r dihitung ≤ r tabel maka instrumen atau item-item pertanyaan
berkorelasi signifikan terhadap skor total, maka dinyatakan valid.
2. Pengujian Reliabilitas
Reliabilitas mengindikasikan konsistensi suatu instrumen dalam mengukur suatu konsep dan membantu untuk mengakses
“the goodness”
suatu pengukuran data. Kata kunci dari reliabilitas adalah keakuratan pengukuran. Suatu intrumen dikatakan sebagai alat ukur
yang reliabel jika digunakan untuk mengukur sesuatu yang sejenis dapat memberikan hasil yang konsisten Suhartanto, 2014.
Dalam penelitian ini menggunakan metode alpha cronbach’s
karena rumus yang digunakan tidak terpengaruh jika varian dan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
kovarian dari komponen-komponennya tidak sama Wiyono, 2011:116. Rumusnya:
[ ] [
] Dimana:
α =
Cronbach’s Coefficient Alpha atau reliabilitas instrumen. K
= Jumlah pecahan atau banyak butir pertanyaan = total dari varian masing-masing pecahan
= varian dari total skor
K. Teknik Analisis Data
1. Analisis Statistika Deskriptif
Analisis statistika deskriptif bertujuan untuk memberikan deskripsi mengenai subjek penelitian berdasarkan data dari variabel yang
diperoleh dari kelompok subjek yang diteliti dan tidak untuk pengujian hipotesis.
a. Analisis deskripsi responden masyarakat Yogyakarta yang
pernah menggunakan jasa studio foto. Menganalisis data berdasarkan
mean
dengan bantuan aplikasi SPSS untuk mengetahui mayoritas responden dilihat dari demografi usia,
jenis kelamin dan status. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
b. Deskripsi Variabel
Analisis variabel digunakan untuk mendapatkan gambaran tentang variabel
mean, modus
, dan
median
. Tahapannya sebagai berikut:
1. Menghitung nilai
mean, median
dan
modus
untuk setiap variabel.
2. Membuat kategori nilai
mean
dengan langkah sebagai berikut:
a. Menentukan skor minimum dalam hal ini 1.
b. Menentukan skor maksimum dalam hal ini 5.
c. Menentukan rentang kategori dengan cara skor
maksimum – skor minimum dibagi dengan alternatif
jawaban. Dalam penelitian ini maka rentang kategorinya adalah:
2. Uji Asumsi Klasik
b. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui normal tidaknya suatu distribusi data. Uji normalitas adalah membandingkan antara
data yang kita miliki dan data berdistribusi normal yang memiliki mean dan standar deviasi yang sama dengan data kita. Uji
normalitas menjadi penting karena merupakan salah satu syarat PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
pengujian parametric-test. Dalam uji normalitas penentu suatu data normal atau tidak dapat dilihat dari Sig. pada bagian Kolmogorov-
Smirnov, apabila angka Sig. menunjukkan distribusi normal. Sebaliknya, jika angka Sig. menunjukan0,05 maka data tidak
berdistribusi normal Sarjono dan Julianita, 2011:53.
c. Uji Multikolinearitas
Uji Multikolinearitas digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya penyimpangan asumsi klasik multikolinearitas, yaitu
adanya hubungan linear antar variabel independen dalam model regresi. Prasyarat yang harus terpenuhi dalam model regresi adalah
tidak adanya multikolinearitas. Dalam hal ini, ada beberapa model pengujian yang bisa digunakan, antara lain: 1 dengan melihat
inflation factor
VIF; 2 dengan membandingkan nilai koefisien determinasi individual r
2
dengan nilai determinasi simultan R
2
; dan 3 dengan melihat nilai
eigenvalue
dan
condition index.
Menurut Santoso 2001, pada umumnya jika VIF lebih besar dari 5, maka variabel tersebut mempunyai persoalan dengan variabel
bebas lainnya Wiyono, 2011:157.
d. Uji Heterokedastisitas
Uji Heterokedastisitas digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya penyimpangan asumsi klasik heterokedastisitas, yaitu
adanya ketidaksamaan varian dari residual untuk semua pengamatan pada model regresi. Ada beberapa metode pengujian