aktor, panggung, lampu, dan penonton tersebut selanjutnya diterangkan lebih lanjut.
1. Pengetahuan tentang Pencipta
Pengetahuan tentang pencipta, tidak boleh diabaikan oleh sutradara. Sutradara setidak-tidaknya harus tahu tentang
kesulitan-kesulitan pencipta dalam menciptakan sebuah karya lakon drama.
Dengan mengetahui kesulitan-kesulitan pencipta dalam menciptakan sebuah lakon drama tersebut, maka akan tumbuh
rasa menghargai pencipta, sehingga ketika hendak mementaskan sebuah lakon drama sutradara akan:
pertama ijin terlebih dulu kepada penciptanya,
kedua konsultasi, dan ketiga menyajikan apa adanya. Sutradara maka akan ijin terlebih dulu kepada
penciptanya, sebab penciptanya telah bersusah payah sedemikian rupa menyusun lakon, memlih tema, topik, alur, dan latar,
mempertimbangkan pesan dan sebagainya. Sutradara maka termasuk ijin juga terlebih dulu, sebab pencipta lakon mempunyai
hak patent lisensia puitica yang jika seseorang mementaskan
lakon tersebut tanpa ijin bisa dituntut dimuka pengadilan sesuai dengan undang-undang yang ada undang-undang hak cipta.
Hak patent drama selama ini perlu diketahui, memang
belum berjalan sekuat seperti hak patent lain seperti musik
misalnya. Hak patent musik sudah berjalan kuat sedemikian rupa
hingga mampu menjerat plagiatornya. Contoh kuatnya hak patent
musik ini telah terbukti berkali-kali dapat menjerat plagiatornya masuk dalam pengadilan hingga dihukum masuk penjara atau
didenda. Seperti kasus gending-gending Sragenan tahun ketika tahun 90-an misalnya, orang yang mementaskan tanpa ijin
pengarangnya dijerat dengan hak cipta kemudian masuk kepengadilan hingga didenda sekian juta.
Sutradara maka konsultasi lebih dulu dengan penciptanya, sebab apa yang ditulis oleh pencipta sebuah lakon drama itu tidak
mesti bisa dipahami atau ditangkap secara benar oleh pembaca dalam hal ini sutradara.
Sutradara maka menyajikan apa adanya, sebab pencipta mempunyai prinsip-prinsip dasar yang sangat penting hingga
mungkin saja tidak boleh diubah sama sekali oleh sutradara siapapun.
2. Pengetahuan tentang Naskah