Topik Tersurat dan Tersirat

Tema kemanusiaan, adalah tema tentang manusia. Maksudnya manusia tersebut sebagai gagasan pokok yang melandasi seluruh cerita yang ada. Tema kemanusiaan ini misalnya: “Narkoba” sering ditampilkan menjadi drama terutama di Telivisi. “Narkoba”, adalah cerita orang yang terjerat oleh masalah narkoba bahkan sampai dengan masuk penjara dan mati di dalamnya. Selain itu juga ada: “Transmigrasi”, dan “Keluarga Berencana”, yang kedua judul tersebut sering tampilkan di Telivisi juga bahkan di desa-desa dengan layar tancap.

3. Tema Alam

Tema alam, adalah tema tentang alam. Maksudnya alam tersebut sebagai gagasan pokok yang melandasi seluruh cerita yang ada. Tema alam ini misalnya: “Indahnya Panorama” sudah sering ditampilkan menjadi sebuah drama. “Indahnya Panorama”, adalah cerita alam yang karena keindahannya kemudian dilestarikan oleh manusia. Selain itu juga ada: “Misteri Gunung Merapi”, yang judul tersebut sering ditampilkan di tempat wisata Ketep gunung Merapi.

3. Topik

Topik, asalnya dari kata to pai bahas Inggris Depdikbud, 1984:7. To pay artinya daerah, tempat, atau wilayah. Dalam konteks ini, daerah atau tempat tersebut berarti daerah, tempat atau wilayah permasalahan. Topik ini bisa bersifat daerah, sosial, jiwa, dan sebagainya. Topik ini misalnya: Yogyakarta daerah, masyarakat suku Dayak sosial, keraguan jiwa, dan sebagainya. Topik biasa oleh banyak orang disamakan dengan tema, tetapi sesungguhnya berbeda. Topik itu seperti diterangkan artinya adalah daerah, dalam arti daerah itu sendiri, atau tempat, atau wilayah. Tetapi daerah itu juga bisa daerah dalam arti daerah sosial, dan jiwa. Adapun tema, adalah gagasan pokok yang melandasi seluruh cerita lakon atau drama. Oleh karena demikian perbedaan antara topik dan tema, maka bisa sebuah drama itu bertemakan pahlawan dalam topik remaja, atau bisa juga drama itu bertemakan kesetiaan dalam topik rumah tangga, dan sebagainya.

4. Pesan

Pesan atau massage, adalah ajaran moral, agama, politik dan sebagainya yang terdapat dalam sebuah drama. Karena pesan tersebut adalah ajaran moral, agama, atau politik, maka pesan tersebut bersifat ajakan untuk dilakukan. Ajaran moral sebagai pesan dalam sebuah drama itu banyak sekali, misalnya berbakti kepada orang tua, menghormati kepada yang lebih tua, kasih sayang kepada yang lebih muda, menghargai kepada sesama. Ajaran agama sebagai pesan dalam sebuah drama itu juga banyak sekali, misalnya: pentingnya shalat, pentingnya puasa, pentingnya zakat, dan sebagainya, begitu pun ajaran politik juga banyak misalnya pentingnya demokrasi, menghargai pendapat, dan sebagainya.

a. Cara Menyampaikan Pesan

Cara menyampaikan pesan atau ajaran dalam sebuah drama itu ada beberapa macam, di antaranya adalah tersurat dan tersirat, ada pula verbal dan non verbal, dan dalam masyarakat Jawa adalah methok, medhang miring, dan nyampar pikoleh. Cara menyampaikan pesan atau ajaran dalam sebuah drama tersebut selanjutkan diterangkan lebih lanjut.

1. Tersurat dan Tersirat

Tersurat bisa pula disebut dengan langsung. Tersurat atau langsung maksudnya adalah menyampaikan pesan dengan cara terang-terangan. Pesan yang disampaikan dengan cara terang- terangan tersebut langsung bisa dimengerti oleh penonton, tanpa penonton itu menafsir atau menerjemah lebih dulu. Contoh pesan tersurat ini misalnya: ketika sebuah drama hendak menyampaikan pentingnya bersatu, langsung dalam drama itu kemudian salah satu di antara tokohnya mengutip statement atau ayat ketetapannya: “bersatulah kamu, sebab bersatu kita teguh bercerai kita runtuh”. Contoh lain ketika sebuah drama hendak menyampaikan pentingnya anak taat kepada orang tua, langsung salah satu di antara tokohnya mengutip statemen atau ayat: “taatlah kamu kepada orang tua, karena sorga itu di bawah telapak kaki ibu”, dan sebagainya. Tersirat bisa pula disebut dengan istilah tidak langsung. Tersirat atau tidak langsung, maksudnya adalah menyampaikan pesan dengan cara tersembunyi. Pesan yang disampaikan dengan cara tersembunyi tersebut tidak bisa langsung dimengerti oleh penonton. Pesan tersebut untuk bisa dimengerti oleh penonton, penonton harus mentafsir atau menterjemahkan lebih dulu. Contoh pesan tersirat ini misalnya: ketika sebuah drama hendak menyampaikan pentingnya sifat jujur, drama tersebut menampilkan adegan tokoh jujur di tengah-tengah keserakahan tokoh lain, yang akhirnya karena kejujuran dari tokoh tersebut kemudian tokoh tersebut diangkat menjadi pejabat besar.

2. Verbal dan Non Verbal