Sandiwara Sosiodrama Dari Sisi Fungsinya

Contoh alur sebab akibat itu misalnya dalam lakon “Dewa Ruci”. Dalam lakon “Dewa Ruci, karena Bratasena masuk ke dalam hutan, sedang dalam hutan itu ada raksasa yang karem mangsa daging manungsa senang makan daging manusia, maka ketika Bratasena sesudah sampai di dalam hutan kemudian berperang melawan raksasa tersebut. Sedang contoh balungan yang surprise itu misalnya dalam lakon “Dewa Luar”. Dalam lakon “Dewa Luar”, ketika Gatutkaca perang melawan Antarja seimbang tidak ada yang kalah dan tidak ada menang, tiba-tiba datanglah Batara Narada memisahnya dan memberi tahu kepada mereka bahwa masing-masing itu adalah Gatutkaca dan Antarja kakak beradik yang tidak boleh berperang.

b. Sandiwara

Sandiwara, berfungsi sebagai pendidikan. Sandiwara berfungsi sebagai pendidikan ini sesuai dengan asal kata dan arti sandiwara. Asal kata dan arti sandiwara, sandiwara itu asalnya dari kata sandi dan wara atau warah bahasa jawa. Sandi: rahasia, wara: berita, atau kalau warah: ajaran. Jadi, maksud sandiwara itu adalah ada kabar atau ajaran moral atau agama di balik sandiwara, atau ada ajaran di balik sandiwara, Terhadap kenyataan fungsi drama itu, maka khususnya wayang kulit purwa ada istilah dalam adegan terakhir yang disebut dengan istilah “ golekan” sebagai simbolisme dari perintah dalang kepada penonton: “ golekana liding dongeng”: carilah inti cerita, yakni pesan moral atau agama selebihnya agar “ sing apik nggonen, sing ala buangen”: yang baik amalkan, yang jelek tinggalkan. 31 Perlu disampaikan, bahwa dalam perkembangan wayang kulit purwa untuk sekarang ini seperti wayang sambung misalnya, tidak saja menggunakan adegan golekan, tetapi juga tasykilan, artinya penonton diajak langsung untuk mengamalkan kebaikan baik moral maupun agama sedemikian rupa dibimbing secara langsung oleh pikirmen-pikermen moral atau agama, layaknya konsep Sunan Kalijaga ketika berdakwah agama dengan: “ bari gampil tanggapane among maos kalimat syahadat”: mudah sekali tanggapan-nya hanya dengan membaca kalimat syahadat. Oleh karena itu sudah sepantasnyalah jika dalang itu orang yang menunjukkan kebenaran moral ataupun agama sesuai dengan arti kata dalang: dalla bahasa Arab: petunjuk, atau jarwa dhosok dari kata ngudhal piwulang: menguraikan ajaran. 32

c. Sosiodrama

Sosiodrama, berfungsi sebagai persuasi sosial. Berfungsi sebagai persuasi sosial, maksudnya berfungsi sebagai cara untuk memecahkan masalah-masalah sosial seperti: kepadatan penduduk, kebanyak masalah anak, penyakit masyarakat, dan sebagainya. Oleh karena demikian, maka sosiodrama ini misalnya film “Transmigrasi”, film “Keluarga Berencana” KB, film “Narkoba”. Perlu diketahui karena masalah sosial itu adalah masalah Negara, maka selama ini film-film tersebut banyak ditangani oleh Departen Sosial.

d. Drama Satire