Tabel. 2. Kriteria MIC dan Zona Inhibitor untuk mendeteksi ESBL pada K.pneumoniae and E.coli
19
Antibiotik Diameter
untuk sensitif
strain Zona
Diameter untuk
kemungkinan strain ESBL
MIC strain
sensitif MIC
untuk kemungkinan
strain ESBL
Aztreonam 30g ≥ 22 mm
≤ 27 mm ≤ 8 mgL ≥ 2 mgL
Cefotaxime 30g ≥ 23 mm
≤27 mm ≤ 8 mgL ≥ 2 mgL
Cefpodoxime 10g
≥ 21 mm ≤ 22 mm
≤ 8 mgL ≥ 2 mgL Ceftazidime 30g
≥ 18 mm ≤ 22 mm
≤8 mgL ≥ 2 mgL
Ceftriaxone 30g ≥21 mm
≤ 25 mm ≤ 8 mgL ≥2 mgL
2.6.2 Tes Konfirmasi Fenotipik
41,44
NCCLS merekomendasikan tes konfirmasi fenotipik pada K. pneumoniae, K. oxytoca, or E. coli penghasil ESBL dengan menggunakan
cefotaxime - ceftazidim saja dan mengkombinasikannya dengan asam clavulanat. Menurut CLSI, tes konfirmasi fenotipik organisme penghasil ESBL
adalah Cephalosporin Clavulanat Combination Disc dan Broth dilution test
2.6.2.1. Cephalosporin Clavulanat Combination Disc
CLSI menggunakan cakram cefotaxime 30 μg atau ceftazidime 30 μg tanpa clavulanat untuk konfirmasi fenotipik keberadaan ESBL pada
Klebsiellae dan E. coli. Cara membuat disk ini yaitu larutan asam klavulanat ditambahkan pada disk cephalosporin, kemudian di inkubasi selama 1 jam,
setelah itu baru dapat digunakan. Tes ini dilakukan pada agar Mueller Hinton. Dikatakan phenotypic conformation ESBL positif jika terjadi perbedaan
Universitas Sumatera Utara
diameter ≥ 5 mm antara disk cephalosporin tanpa klavulanat dengan disk cephalosporin klavulanat. Harus ditekankan bahwa cefotaxime dan
ceftazidime dengan atau tanpa clavulanat harus digunakan. Alasannya, penggunaan ceftazime secara tunggal menimbulkan ketidakmampuan untuk
mendeteksi organisme yang memproduksi enzim CTX-M.
2.6.2.2. Broth Dilution
Tes konfirmasi fenotipik dapat juga dilakukan dengan menggunakan pemeriksaan broth dilution dengan menggunakan ceftazidime 0.25 sd 128
μgml, ceftazidime ditambah clavulanic acid 0.254 sd 1284 μgml, cefotaxime 0.25 sd 64 μgml, dan cefotaxime ditambah clavulanic acid
0.254 to 644 μgml. Untuk meningkatkan sensitivitas metoda ini, ceftazidime dan cefotaxime harus digunakan. Dikatakan phenotypic conformation ESBL
positif jika terdapat penurunan ≥ 3 kali lipat serial pada MIC cephalosporin yang mengandung asam klavulanat dibandingkan yang tidak mengandung
asam klavulanat. Metoda ini dapat bekerja dengan baik untuk K.pneumoniae dan E.coli yang memproduksi ESBL.
2.6.3 Metode deteksi lain untuk organism penghasil ESBL
2.6.3.1 Double Disk Synergy Test DDST
Universitas Sumatera Utara
Pada tes ini cakram cephalosporin 30 μgml dan asam klavulanat 10 μgml dipisahkan sejauh 30 mm dari tengah ke tengah pada media Muller-
Hinton Agar MHA. Tes ini dikatakan positif jika terdapat zona yang jernih dan memanjang dari zona penghambatan cephalosporin terhadap cakram
asam klavulanat, keadaan ini disebut “sinergi”.
2.6.3.2. Tes Komersil ESBL
Metode pendeteksian ESBL yang komersil adalah E test, AB Biodisk Solna, Sweden, Vitek 2 bioMerieux Vitek, Hazelton, Missouri
, MicroScan
panels dari Dade Behring MicroScan Sacramento,California, USA, BD Phoenix Automated Microbiology System dari Becton Dickinson Biosciences
Sparks, MOMaryland,USA.
45
Wiegand dkk melakukan suatu studi perbandingan terhadap tes konfirmasi fenotipik yang konvensional dibandingkan dengan beberapa tes
yang telah tersedia secara komersil. Hasilnya : Phoenix memiliki sensitivitas tertinggi 99 diikuti oleh Vitek 2 98 dan Micro Scan 94; sedangkan
spesifisitasnya sangat bervariasi yaitu 52 pada Phoenix dan 78 pada Vitek 2. Sedangkan pada uji E test strips dengan empat cakram kombinasi
termasuk ceftazidime, cefotaxime, cepodoxime, dan cefpirome menunjukkan sensitivitas 94 dan 93 dan spesifisitas 85 dan 81.
46
2.7. ESBL Kaitannya dengan Tingkat Mortalitas, Lamanya Rawatan, dan Beban Ekonomis