Data Envelopment Analysis DEA

pengelolaan perikanan group fishing rights dan pemberian hak teritorial territorial use rights. Kelebihan kapasitas terjadi ketika kapasitas output melebihi yang diinginkan atau tingkat target dari output pada tingkat industri. Perbedaan antara output observasi dan kapasitas output memberikan kelebihan kapasitas pada stok sumberdaya. Tingkat target dari output yang merupakan target kapasitas perikanan adalah jumlah maksimum dari ikan pada periode waktu tertentu tahun, musim yang dapat diproduksi oleh armada perikanan jika digunakan secara penuh Kirkley Squires 1998. Melalui pengukuran kapasitas akan diketahui tingkat kapasitas yang digunakan capacity utilizationCU yang merepresentasikan proporsi dari kapasitas yang tersedia yang telah digunakan. Dalam pendekatan teknologi- ekonomi yang telah diadopsi oleh FAO, apabila nilai CU sama dengan 1 mengindikasikan bahwa produksi telah full capacity atau tidak dapat ditingkatkan lagi sedangkan apabila nilai CU kurang dari 1 mengindikasikan bahwa perusahaanunit usaha memiliki potensi untuk meningkatkan produksi tanpa memerlukan pengeluaran untuk pengadaan kapital dan peralatan baru. CU pada umumnya mengacu kepada proporsi dari kapasitas potensial yang digunakan dan diukur sebagai rasio antara output aktual dengan kapasitas output Kirkley Squires 1999. Menurut Fare et al. 1989, CU diukur sebagai rasio output technical efficiency TE dengan kapasitas output. Rasio ini mengoreksi bias yang dapat muncul karena output aktual kemungkinan diproduksi secara inefisien.

2.6. Data Envelopment Analysis DEA

Ada beberapa metode yang digunakan untuk menganalisis kapasitas perikanan tangkap antara lain: metode “peak to peak” yang diperkenalkan oleh Klein 1960, metode ini cocok digunakan pada data yang bersifat ekstrim, misalnya pada kondisi data yang tersedia hanya data produksi dan jumlah kapal. Selanjutnya “ frontier approach” yang terdiri dari nonparametric frontier dan stochastic frontier. Metode yang ketiga adalah Data Envelopment Analysis DEA, yang merupakan metode yang berorientasi pada input dan output yang pertama kali dikembangkan oleh Charnes et al. 1978, Fare et al.1994, dan disarankan untuk digunakan dalam perikanan oleh Kirkley dan Squires 1998. Masing-masing metode ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Pada penelitian ini yang akan digunakan adalah metode DEA sehingga yang akan dibicarakan lebih lanjut adalah Metode DEA. Penggunaan DEA sebagai alat yang layak possible untuk mengukur kapasitas perikanan di dunia telah direkomendasikan oleh Food and Agricultural Organization of the United Nations FAO dan International Plan of Action for the Management of Fishing Capacity Lindebo et al. 2002. DEA merupakan suatu pendekatan matematis yang bersifat non parametrik yang dapat digunakan untuk mengestimasi technical efficiency TE relatif, capacity, dan capacity utilization CU dari aktivitas produksi. DEA dapat menentukan solusi optimal optimisasi dari sebuah tujuan dengan serangkaian kendala yang ada. Untuk analisis kapasitas perikanan, DEA memiliki kelebihan antara lain: 1 DEA memiliki kemampuan untuk mengestimasi kapasitas di bawah kendala penerapan kebijakan tertentu seperti: jumlah tangkapan yang diperbolehkan JTB, pajak, distribusi regional atau ukuran kapal, pelarangan penangkapan ikan pada waktu tertentu dan kendala sosial ekonomi lainnya, 2 DEA memiliki kemampuan mengakomodasi multiple outputs dan multiple inputs, serta tingkat input dan output yang diskret maupun non diskret, 3 DEA dapat menentukan kombinasi dari input variabel, output, faktor tetap dan karakteristik kapal yang memaksimumkan output, meminimumkan input atau penerimaan, biaya dan keuntungan relatif yang optimal Kirkley Squires 1998. Terdapat dua orientasi utama pendekatan DEA yaitu input dan output. Pengukuran yang berdasarkan input dimaksudkan untuk menggambarkan tingkat input relatif yang dapat dikurangi pada tingkat output tertentu seperti jumlah tangkapan yang diperbolehkan JTB. Pendekatan yang berdasarkan output mengindikasikan bagaimana output dapat ditingkatkan untuk mencapai tingkat fisik maksimal pada tingkat input yang telah ditentukan. Pengukuran yang berdasarkan pendekatan input dan output ini memberikan informasi untuk menilai kapasitas Kirkley Squires 1998. Kemampuan DEA untuk mengakomodasi multiple input dan output pertama diajukan oleh Charnes et al. 1978 dengan cara memasukkan faktor pembobotan dari setiap input dan output yang digunakan seperti persamaan berikut: Max ∑ ∑ = i io i r ro r o x v y u v u h , u,v dengan kendala: , , , 1 ε ε ≥ ≥ ≤ ∑ ∑ ∑ ∑ i io i i i io i r i ij i r rj r x v v x v u x v y u untuk r = 1, ...,s, dan untuk j = 0,1, …,n, untuk i = 1, ..., m keterangan: rj y = jumlah output r yang diproduksi oleh DMU j, ij x = jumlah input i yang diproduksi oleh DMU j, r u = bobot dari output r, i v = bobot dari input i, Estimasi rasio memberikan sebuah ukuran efisiensi teknis dari masing- masing desicion making unit DMU. Akan tetapi terdapat kendala dalam pemecahan persamaan di atas karena berbentuk fraksional sehingga sulit untuk dipecahkan melalui program linear. Dengan cara melalui linearisasi maka persamaan di atas dapat diubah menjadi persamaan linear sehingga dapat dipecahkan melalui linear programming yang menghasilkan persamaan seperti di bawah ini: Max ro r r o y u w ∑ = u,v dengan kendala: , , , , 1 ε ε ≥ ≥ ≤ − = ∑ ∑ ∑ i r ij i i r rj r io i i v dan u x v y u x v Selanjutnya Fare et al. 1994 melakukan variasi pengembangan dari pendekatan linear programming untuk model efisiensi, produktivitas dan kapasitas. Model yang dikembangkan oleh Fare et al. antara lain input-oriented technical efficiency, output oriented technical efficiency, dan output oriented capacity. Golany dan Roll 1989 yang diacu dalam Anna 2003, menyatakan bahwa proses untuk mengaplikasikan model DEA terdiri dari tiga tahapan yaitu: pertama, mendefinisikan dan menyeleksi DMU yang akan dianalisis yaitu seluruh unit yang menjadi bahan pertimbangan harus mewakili tugas sama dengan tujuan yang sama, dan berada pada set kondisi pasar yang sama serta harus menggunakan input yang sama untuk memproduksi jenis output yang sama; kedua, menentukan variabel input dan output yang akan digunakan dalam menganalisis efisiensi relatif dari DMU yang terpilih; dan ketiga, mengaplikasikan salah satu model DEA dan menganalisis hasilnya.

2.7 Optimasi Pengelolaan Sumberdaya Perikanan