Rezim Pengelolaan Sumberdaya Perikanan

-50 50 100 150 200 1 984 1 985 1 986 1 987 1 988 1 989 1 990 1 991 1 992 1 993 1 994 1 995 1 996 1 997 1 998 1 999 2 000 2 001 2 002 2 003 2 004 Tahun Dep resi as i R p m il ya r 20 40 60 80 100 120 140 160 E ffo rt r ib u tr ip Depresiasi i=15 effort Gambar 42 Perkembangan nilai depresiasi dan effort sumberdaya ikan pelagis kecil pada discount rate 15 -100 100 200 300 400 500 19 84 19 85 19 86 19 87 19 88 19 89 19 90 19 91 19 92 19 93 19 94 19 95 19 96 19 97 19 98 19 99 20 00 20 01 20 02 20 03 20 04 Tahun D e p re s ia s i R p mily a r 20 40 60 80 100 120 140 160 E ffo rt r ib u tr ip Depresiasi i=5.66 effort Gambar 43 Perkembangan nilai depresiasi dan effort sumberdaya ikan pelagis kecil pada discount rate 5.66.

5.8 Rezim Pengelolaan Sumberdaya Perikanan

Rezim pengelolaan sumberdaya perikanan yang berbeda akan menghasilkan produksi, effort, biomas dan rente ekonomi yang berbeda pula. Hal ini dapat dilihat dari hasil perbandingan rezim pengelolaan pada kondisi maximum economic yield MEY, maximum sustainable yield MSY, dan open access OA menggunakan fungsi produksi Gompertz. Hasil perbandingan ke tiga rezim ini untuk biomas, produksi, effort dan rente ekonomi sumberdaya ikan pelagis besar dapat dilihat pada Gambar 44 dan 45. Biomas tertinggi terdapat pada kondisi MEY yaitu sebesar 26 599.61 ton, kemudian pada kondisi MSY sebesar 16 929.23 ton dan terendah pada kondisi OA sebesar 12 019.17 ton. Untuk produksi tertinggi terdapat pada kondisi MSY sebesar 15 044.16 ton, kemudian pada kondisi OA sebesar 14 339.43 ton dan terendah pada kondisi MEY sebesar 12 956.61 ton, sedangkan untuk effort tertinggi terdapat pada kondisi OA sebesar 49 279.09 trip, selanjutnya pada kondisi MSY sebesar 36 705.90 trip dan terendah pada kondisi MEY sebanyak 20 120.15 trip. Untuk rente ekonomi tertinggi terdapat pada kondisi MEY sebesar Rp. 60.26 milyar, kemudian pada kondisi MSY sebesar Rp 37.02 milyar dan pada kondisi OA tidak diperoleh rente ekonomi 0. 5000 10000 15000 20000 25000 30000 Bi o m a s to n MEY MSY Open acces Rezim pengelolaan Gambar 44 Rezim pengelolaan biomas ikan pelagis besar. 10000 20000 30000 40000 50000 60000 MEY MSY Open acces aktual 2004 rata-rata Rezim Pengelolaan Pelagis Besar H a s il t a ngk a pa n ton , e ffo rt tr ip 10000 20000 30000 40000 50000 60000 70000 re n te ek o n o m i R p J u ta hasil tangkapan effort rente ekonomi Gambar 45 Rezim pengelolaan hasil tangkapan, effort dan rente ekonomi ikan pelagis besar. Bila dibandingkan dengan kondisi aktual tahun 2004, untuk hasil tangkapan dan effort berada di bawah rezim MEY dan MSY sedangkan untuk rente ekonomi lebih tinggi dibandingkan rezim MSY tetapi di bawah MEY, sedangkan untuk rata-rata sepanjang tahun pengamatan, hasil tangkapan berada di bawah ke tiga rezim, untuk effort berada antara MEY dan MSY dengan rente ekonomi yang lebih rendah dari ke dua rezim tersebut. Untuk lebih jelasnya perbandingan antara ke tiga rezim dengan kondisi aktual dan rata-rata ikan pelagis besar dapat dilihat pada Tabel 27. Tabel 27 Perbandingan rezim pengelolaan MSY, MEY dan open access dengan kondisi aktual dan rata-rata ikan pelagis besar Rezim Pengelolaan Hasil tangkapan ton Effort trip Nilai Rente Rp milyar MSY 15 044.16 36 705.90 37.02 MEY 12 956.91 20 120.15 60.26 Open Access 14 339.43 49 279.09 Aktual 2004 9 702.50 13 603.42 48.74 Rata-rata 12 827.37 22 216.93 24.13 Selanjutnya perbandingan rezim pengelolaan pada kondisi maximum economic yield MEY, maximum sustainable yield MSY, dan open acces OA untuk biomas, produksi, effort dan rente ekonomi sumberdaya ikan pelagis kecil dapat dilihat pada Gambar 46 dan 47. Biomas tertinggi terdapat pada kondisi MEY yaitu sebesar 53 360.06 ton, kemudian pada kondisi MSY sebesar 34 207.87 ton dan terendah pada kondisi OA sebesar 23 724.24 ton. Untuk produksi tertinggi terdapat pada kondisi MSY sebesar 22 938.09 ton, kemudian pada kondisi OA sebesar 21 730.06 ton dan terendah pada kondisi MEY sebesar 19 872.30 ton, sedangkan untuk effort tertinggi terdapat pada kondisi OA sebanyak 270 989.17 trip, selanjutnya pada kondisi MSY sebanyak 198 387.57 trip dan terendah pada kondisi MEY sebanyak 110 183.12 trip. Untuk rente ekonomi tertinggi terdapat pada kondisi MEY sebesar Rp. 70.47 milyar, kemudian pada kondisi MSY sebesar Rp 44.89 milyar dan pada kondisi OA tidak diperoleh rente ekonomi 0. 10000 20000 30000 40000 50000 60000 Bi o m as to n MEY MSY Open acces Rezim pengelolaan Gambar 46 Rezim pengelolaan biomas ikan pelagis kecil. 50000 100000 150000 200000 250000 300000 MEY MSY Open acces aktual 2004 rata-rata Rezim pengelolaan pelagis kecil H a s il t a ng k a pa n t on , e ffo rt tr ip 10000 20000 30000 40000 50000 60000 70000 80000 re nt e e k onom i R p j ut a hasil tangkapan effort rente ekonomi Gambar 47 Rezim pengelolaan hasil tangkapan, effort dan rente ekonomi ikan pelagis kecil Bila dibandingkan dengan kondisi aktual tahun 2004, untuk tingkat hasil tangkapan dan effort berada di bawah ketiga rezim, untuk rente ekonomi berada antara MSY dan MEY, selanjutnya untuk rata-rata sepanjang tahun pengamatan, hasil tangkapan dan effort berada di antara rezim MEY dan MSY dengan rente ekonomi yang lebih rendah dari ke dua rezim tersebut. Untuk lebih jelasnya perbandingan antara ke tiga rezim dengan kondisi aktual dan rata-rata ikan pelagis kecil dapat dilihat pada Tabel 28. Tabel 28 Perbandingan rezim pengelolaan MSY, MEY dan open access dengan kondisi aktual dan rata-rata ikan pelagis kecil Rezim Pengelolaan Hasil tangkapan ton Effort trip Nilai Rente Rp milyar MSY 22 938.09 198 387.57 44.89 MEY 19 872.30 110 183.12 70.47 Open Access 21 730.06 270 989.17 Aktual 2004 15 988.6 71 682.64 65.60 Rata-rata 20 195.73 106 177.72 36.21 Berdasarkan hasil perbandingan ketiga rezim pengelolaan di atas, untuk mencapai pengelolaan yang optimal, maka rezim yang paling tepat digunakan adalah rezim maximum economic yield MEY dimana dengan effort yang rendah, produksi yang lebih rendah dibandingkan MSY diperoleh rente ekonomi yang tertinggi. Hal ini sesuai dengan yang dikatakan oleh Millon et al. 1995, bahwa rezim MEY lebih konservatif dibandingkan rezim MSY dan Open access.

5.9. Aspek Kesejahteraan Produsen