Jenis dan Sumber Data Metode Pengumpulan Data Koefisien Determinasi

Tabel 3.3 Daftar Sampel Perusahaan Pertambangan No. Kode Nama Perusahaan Tanggal Listing 1 ADRO Adaro Energy Tbk 16 Juli 2008 2 GEMS Golden Energy Mines Tbk 17 November 2011 3 HRUM Harum Energy Tbk 6 Oktober 2010 4 ITMG Indo Tambangraya Megah Tbk 18 Desember 2007 5 PTBA Tambang Batubara Bukit Asam Tbk 23 Desember 2002 6 PTRO Petrosea Tbk 21 Mei 1990 7 ELSA Elnusa Tbk 6 Februari 2008 8 RUIS Radiant Utama Interinsco Tbk 12 Juli 2006 9 TINS Timah Persero Tbk 19 Oktober 1995

3.7 Jenis dan Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh dari laporan keuangan perusahaan-perusahaan pertambangan terbuka di BEI pada periode 2011-2015 yang berasal dari www.idx.co.id.

3.8 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi dokumentasi yaitu dengan mengumpulkan laporan keuangan setiap perusahaan yang diperoleh dari website www.idx.co.id dan website masing-masing perusahaan.

3.9 Teknik Analisis Data

Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan melakukan analisis kuantitatif yang dinyatakan dengan angka-angka yang dalam perhitungannya menggunakan metode statistik yang dibantu dengan program pengelolaan data statisitik E-views. Teknik analisis data yang digunakan untuk menganalisis data-data yang telah dikumpulkan dalam penelitian ini adalah: Universitas Sumatera Utara

3.9.1 Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif pada umumnya digunakan untuk memberikan informasi mengenai variabel-variabel penelitian di dalam suatu penelitian. Metode analisis deskriptif adalah suatu metode analisis dimana data yang dikumpulkan, diklasifikasikan, dianalisis, dan diinterpretasikan secara objektif sehingga memberikan informasi dan gambaran mengenai topik yang dibahas. Statistik deskriptif memberikan gambaran dari fenomena atau karakteristik dari data.

3.9.2 Analisis Regresi Linier Berganda Data Panel

Pengujian terhadap hipotesis dalam penelitian ini menggunakan metode analisis regresi berganda. Analisis regresi digunakan untuk mengetahui bagaimana variabel dependen dapat diprediksi melalui variabel secara individual. Adapun persaamaan regresi berganda yang digunakan dalam penelitian ini adalah: Y = a + b 1 X 1it + b 2 X 2it + b 3 X 3it + b 4 X 4it + b 5 X 5it + b 6 X 6it + b 7 X 7 it + b 8 X 8it + e di mana: Y = Dividend Payout Ratio a = Konstanta X 1 = Current Ratio X 2 = Debt to Total Asset X 3 = Debt to Equity Ratio X 4= Return on Asset X 5 = Return on Equity X 6 = Growth X 7 = Collaterizable Assets X 8 = Firm Size b 1, b 2, b 3, b 4, b 5, b 6, b 7, b 8 = Koefisien Regresi Variabel Independen e = error term Universitas Sumatera Utara i = perusahaan t = tahun

3.10 Uji Asumsi Klasik

Untuk menghasilkan suatu model yang baik, analisis regresi memerlukan pengujian asumsi klasik sebelum melakukan pengujian hipotesis. Tujuan pengujian asumsi klasik ini adalah untuk memberikan kepastian bahwa persamaan regresi yang didapatkan mamiliki ketepatan dalam estimasi, tidak bias dan konsisten. Pengujian asumsi klasik tersebut meliputi uji normalitas, uji multikolinearitas, uji heteroskedastisitas, dan uji autokorelasi.

3.10.1 Uji Normalitas

Tujuan uji normalitas data adalah untuk mengetahui apakah dalam model regresi variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Kriteria pengambilan keputusan adalah apabila nilai signifikan atau probabilitas 0,05, maka residual tidak memiliki distribusi normal. Selain itu, uji normalitas juga dapat dilakukan dengan melakukan analisis grafik normal probability plot dan grafik histogram. Dasar pengambilan keputusan dalam uji normalitas sebagai berikut : 1 Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogramnya menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas. 2 Jika data menyebar jauh dari diagonal dan atau tidak mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogram tidak menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas. Universitas Sumatera Utara

3.10.2 Uji Multikolinearitas

Menurut Basuki 2016:61, ”Multikolinearitas atau Kolinearitas Ganda Multicollinearity adalah adanya hubungan linear antara peubah bebas X dalam Model Regresi Berganda. Multikolinearitas mengacu kepada situasi di mana dua atau lebih variabel penjelas dalam suatu regresi mempunyai korelasi yang tinggi”. Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya kolerasi antara variabel independen. Uji multikolinearitas dapat dilakukan dengan melakukan uji korelasi antara variabel independen dengan menggunakan tolerance dan varians inflating faktor VIF. VIF merupakan suatu jumlah yang menunjukkan variabel independen dapat dijelaskan oleh variabel independen lain dalam persamaan regresi. Untuk mengetahui terjadi atau tidaknya multikolinearitas dapat diketahui dengan kriteria berikut ini: Jika VIF 10, maka tidak terjadi multikolineritas Jika VIF 10, maka terjadi multikolinearitas Jika tolerance 0.01, maka terjadi multikolinearitas Jika tolerance 0.01, maka tidak terjadi multikolinearitas

3.10.3 Uji Heteroskedastisitas

Menurut Basuki 2016:179, ”Heteroskedastisitas adalah adanya ketidaksamaan varian dari residual untuk semua pengamatan pada model regresi. Heteroskedastisitas timbul pada saat asumsi bahwa variance dari faktor galat error adalah konstan untuk semua nilai dari variabel bebas yang tidak dipenuhi”. Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi Universitas Sumatera Utara ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Model regresi yang baik adalah tidak terjadinya heteroskedastisitas. Deteksi heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan metode scatter plot dengan memplotkan nilai prediksi dengan nilai residualnya. Model yang baik didapatkan jika tidak terdapat pola tertentu pada grafik, seperti mengumpul di tengah, menyempit kemudian melebar atau sebaliknya melebar kemudian menyempit. Uji statistik yang digunakan adalah uji glejser, uji park atau uji white.

3.10.4 Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 sebelumnya. Pengujian autokorelasi dapat dilakukan dengan empat cara yaitu metode grafik, the runs test, percobaan d dari Durbin-Watson, dan the Breusch- Godfrey BG Test. Metode pengujian yang sering digunakan adalah dengan uji Durbin-Watson uji DW dengan ketentuan. Pengujian hipotesis ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh variabel bebas independent variable terhadap variabel terikat dependent variable, baik uji koefisien regresi secara serempak Uji-F atau uji koefisien regresi secara parsial Uji-t. Selanjutnya dilakukan uji koefisien determinasi Uji R 2 untuk mengetahui tingkat ketepatan perkiraan dalam analisis regresi.

3.11 Uji Hipotesis

Pengujian hipotesis ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh variabel bebas independent variable terhadap variabel terikat dependent variable, baik Universitas Sumatera Utara uji koefisien regresi secara bersama-sama serempak Uji-F atau uji koefisien regresi secara individu parsial Uji-t.

3.11.1 Uji Hipotesis Secara Serempak Uji F

Uji-F digunakan untuk mengetahui apakah variabel-variabel independen secara serempak simultan mempunyai pengaruh terhadap variabel dependennya. Perumusan hipotesisnya: 1 H : b 1 = b 2 = b 3 = b 4 = b 5 = b 6 = b 7 = b 8 = 0, artinya Current Ratio, Debt to Total Asset, Debt to Equty Ratio, Return on Asset, Return on Equity, Growth, Collaterizable Assets dan Firm size secara simultan berpengaruh tidak signifikan terhadap Dividend Payout Ratio pada perusahaan pertambangan terbuka di Bursa Efek Indonesia. 2 H a : b 1 ≠ b 2 ≠ b 3 ≠ b 5 ≠ b 6 ≠ b 7 ≠ b 8 ≠ 0, artinya Curent Ratio, Debt to Total Asset, Debt to Equity Ratio, Return on Asset, Return on Equity, Growth , Collaterizable Assets dan Frim Size secara simultan berpengaruh signifikan terhadap Dividend Payout Ratio pada perusahaan pertambangan terbuka di Bursa Efek Indonesia. Kriteria pengambilan keputusannya sebagai berikut: a. Jika Fhitung Ftabel atau nilai signifikan α ≥ 0.05, maka H0 diterima. b. Jika Fhitung ≥ Ftabel atau nilai signifikan α ≤ 0.05, maka Ha diterima.

3.11.2 Uji Hipotesis Secara Parsial Uji t

1 H : b i = 0, artinya, Curent Ratio, Debt to Total Asset, Debt to Equity Ratio, Return on Asset, Return on Equity, Growth, Collaterizable Assets dan Firm Size secara parsial berpengaruh tidak signifikan terhadap Dividend Payout Universitas Sumatera Utara Ratio pada perusahaan pertambangan terbuka di Bursa Efek Indonesia. 2 H a : b i ≠ 0, artinya, Curent Ratio, Debt to Total Asset, Debt to Equity Ratio, Return on Asset, Return on Equity, Growth, Collaterizable Assets, dan Firm Size secara parsial berpengaruh signifikan terhadap Dividend Payout Ratio pada perusahaan pertambangan terbuka di Bursa Efek Indonesia. Kriteria pengambilan keputusannya sebagai berikut: a. Jika t hitung ≤ t tabel atau nilai signifikan α ≥ 0.05, maka H0 diterima b. Jika t hitung ≥ t tabel atau nilai signifikan α ≤ 0.05, maka Ha diterima.

3.12 Koefisien Determinasi

Koefisien determinasi dinotasikan dengan R-square merupakan suatu ukuran penting dalam regresi karena dapa menginformasikan baik atau tidaknya model regresi yang terestimasi. Nilai koefisien determinasi mencerminkan seberapa besar variabel terikat dapat dijelaskan oleh oleh variabel bebasnya. Nilai koefisien determinasi ini mempunyai interval nol sampai dengan satu 0 ≤R² ≤1. Nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel independen yaitu Current Ratio, DER, DAR, ROA, ROE, Growth, COL, dan Size memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variabel dependen kebijakan dividen, sedangkan nilai yang mendekati nol, berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variabel dependen sangat terbatas Universitas Sumatera Utara

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Perusahaan 4.1.1 Bursa Efek Indonesia Bursa Efek Indonesia disingkat BEI, atau Indonesia Stock Exchange IDX merupakan bursa hasil penggabungan dari Bursa Efek Jakarta BEJ dengan Bursa Efek Surabaya BES. Demi efektivitas operasional dan transaksi, Pemerintah memutuskan untuk menggabung Bursa Efek Jakarta sebagai pasar saham dengan Bursa Efek Surabaya sebagai pasar obligasi dan derivatif. Bursa hasil penggabungan ini mulai beroperasi pada 1 Desember 2007. BEI menggunakan sistem perdagangan bernama Jakarta Automated Trading System JATS sejak 22 Mei 1995, menggantikan sistem manual yang digunakan sebelumnya. Sejak 2 Maret 2009 sistem JATS ini sendiri telah digantikan dengan sistem baru bernama JATS-NextG yang disediakan OMX.

4.1.2 Perusahaan Pertambangan di Bursa Efek Indonesia BEI

Dalam penelitian ini membahas perusahaan perbankan di Bursa Efek Indonesia BEI ada 9 perusahaan yang memenuhi syarat kelengkapan data yaitu Adaro Energy Tbk ADRO, Indo Tambangnya Megah ITMG, Tambang Batubara Bukit Asam persero Tbk PTBA, Petrosea Tbk PTRO, Harum Energy Tbk HRUM, Golden Energy Mines GEMS, Elnusa Tbk ELSA, Radiant Utama Interisco RUIS dan PT Timah persero Tbk TINS. Universitas Sumatera Utara