38 akan memiliki job involvement yang rendah jika ia memiliki motivasi kerja yang
rendah. Menurut Sashkin 2003 definisi dari job involvement adalah suatu proses
partisipasi yang menggunakan seluruh kapasitas karyawan yang dirancang untuk meningkatkan komitmen bagi kesuksesan organisasi. Selanjutnya Hiriyappa
2009 mendefinisikan job involvement sebagai tingkat sampai sejauh mana individu mengidentifikasikan dirinya kepada pekerjaannya, secara aktif
berpartisipasi di dalamnya, dan menganggap performansi yang dilakukannya penting untuk keberhargaan dirinya. Tingkat job involvement yang tinggi akan
menurunkan ketidakhadiran dan angka pengunduran diri dalam suatu organisasi. Berdasarkan definisi yang telah diungkapkan di atas dapat disimpulkan
bahwa job involvement merupakan intensitas dimana seorang karyawan mengidentifikasikan diri terhadap pekerjaannya yang ditandai dengan adanya
kepedulian yang tinggi dan terlibat secara aktif dalam pekerjaannya, adanya perasaan terikat secara psikologis terhadap pekerjaan yang dilakukan dan
keyakinan yang kuat terhadap kemampuannya dalam menyelesaikan pekerjaan tersebut.
2. Dimensi Job Involvement
Millmore 2007 mengemukakan bahwa job involvement memiliki dua dimensi, yaitu sebagai berikut:
1. Performance self-esteem contingency
Dimensi ini merefleksikan tingkat dimana rasa harga diri seseorang dipengaruhi oleh performansi kerjanya. Aspek ini memcakup tentang seberapa jauh hasil kerja
seseorang karyawan performance dapat mempengaruhi harga dirinya self-
Universitas Sumatera Utara
39 esteem. Job involvement muncul ketika ada kemungkinan contingency.
Kanungo 1982 mengatakan bahwa job involvement muncul ketika performansi yang baik meningkatkan harga diri seseorang. Harga diri didefinisikan sebagai
suatu indikasi dari tingkat dimana individu mempercayai dirinya mampu, cukup dan berharga Harris,1996; Hartman, 2000.
2. Psychological identification.
Dimensi ini merujuk pada tingkat sejauh mana seseorang mengidentifikasikan dirinya secara psikologis pada pekerjaannya atau pentingnya pekerjaan bagi
gambaran diri secara total Kanungo,1982. Dubin 1982 mengatakan bahwa orang yang memiliki job involvement adalah orang yang menganggap pekerjaan
sebagai bagian yang paling penting dalam hidupnya. Berdasarkan uraian tersebut maka dimensi job involvement adalah
performance self-esteem contigency dan psychological identification
3. Karakteristik Job Involvement
Menurut Mathis Jackson 2008 ada beberapa karakteristik dari karyawan yang memiliki job involvement yang tinggi maupun yang rendah, yaitu:
Karakteristik karyawan yang memiliki job involvement yang tinggi adalah sebagai berikut:
a. Menghabiskan waktu untuk bekerja. b. Memiliki kepedulian yang tinggi terhadap pekerjaan dan
organisasi. c. Merasa puas dengan pekerjaannya.
d. Memiliki komitmen yang tinggi terhadap profesi, karir dan organisasi.
Universitas Sumatera Utara
40 e. Memberi usaha yang terbaik untuk organisasi.
f. Tingkat absensi dan intensi turnover yang rendah. g. Memiliki motivasi yang tinggi.
Karakteristik karyawan yang memiliki job involvement yang rendah adalah sebagai berikut:
a. Tidak berusaha keras untuk kemajuan organisasi. b. Tidak peduli dengan pekerjaan maupun perusahaan.
c. Tidak puas dengan pekerjaan. d. Tidak berkomitmen dengan pekerjaan maupun organisasi.
e. Tingkat absensi dan intensi turnover tinggi. f. Motivasi kerja rendah.
g. Kurang bangga dengan pekerjaan maupun organisasi. 4.
Pengukuran Job Involvement.
Menurut Millmore 2007 pengukuran job involvement dapat dilakukan dengan mengunakan dua dimensi yang dikemukakannya. Holt 2007
mengemukakan bahwa metode yang dapat digunakan dalam mengukur job involvement adalah menggunakan metode kuantitatif dan dapat diukur dengan
menggunakan skala, kuesioner, wawancara dan observasi.
5. Dampak Job Involvement