Teknik Pengumpulan Data Uji Keabsahan Data

terdapat pada lokasi penelitian berupa bahan bacaan, dokumentasi dan laporan-laporan penjualan.

3.5 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam penelitian, karena tujuan utama dalam penelitian ini adalah mendapatkan data. Tanpa mengetahui teknik pengumpulan data, maka tidak akan didapat data yang memenuhi standar data yang ditetapkan. Terdapat dua jenis data yaitu data primer dan sekunder 1. Data Primer Yang termasuk data primer yaitu metode observasi dan metode wawancara: a. Metode Observasi, menurut Imron 1996: 10 metode observasi yaitu arah pengumpulan data yang dilakukan secara sistematis dan sengaja, diawali dengan mengadakan pengamatan dan pencatatan atas gejala yang sudah diteliti dengan melibatkan diri dalam latar yang sedang diteliti. Peneliti mengobservasi kegiatan yang terjadi di Sabena doorsmeer untuk mengetahui secara langsung apa yang terdapat dilapangan tentang stategi bisnis Sabena doorsmeer dalam menarik konsumen. b. Metode Wawancara, dilakukan penulis dengan pemilik Sabena doorsmeer dan konsumen yang datang ke Sabena doorsmeer sehingga data yang diperoleh penulis merupakan hasil dari wawancara. Jawaban dari pertanyaan yang dilontarkan subjek penelitian dicatat sebagai data tambahan dengan hasil pengamatan atau observasi dari tindakan subjek penelitian di Sabena doorsmeer. 2. Data Sekunder Yang termasuk data sekunder dalam penelitian ini yaitu Metode dokumentasi. Menurut Imron 1996: 82 metode dokumentasi adalah suatu teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data dari sumber non-insani, sumber ini terdiri dari dokumen, dan rekaman seperti surat kabar, buku harian, naskah pribadi, foto-foto, catatan khusus, dan lain sebagainya. Melalui teknik dokumentasi ini peneliti mengumpulkan data-data yang diperlukan yang ada di tempat atau lokasi penelitian yaitu berupa data pembukuan dan catatan daftar harga jasa dan barang di Sabena doorsmeer.

3.6 Teknik Analisis Data

Peneliti menggunakan metode kualitatif deskriptif dalam menganalisis data. Data yang diperoleh melalui wawancara dalam penelitian ini di analisis dengan menggunakan analisis deskriptif kualitatif yaitu dengan cara data yang diperoleh dari hasil wawancara dengan informan dideskriptifkan secara menyeluruh. Metode analisis deskriptif digunakan untuk merumuskan dan menafsirkan data yang diperoleh sehingga memberikan gambaran yang jelas mengenai bagian-bagian analisis SWOT jasa Sabena doorsmeer sehingga dapat diketahui kelemahan dan kekuatan strategi sebagai faktor internal serta peluang dan ancaman sebagai faktor eksternal sehingga dapat membantu dalam perumusan strategi bisnis yang tepat. Data wawancara dalam penelitian adalah sumber data utama yang menjadi bahan analisis data untuk menjawab masalah penelitian. 3.6.1 Internal Strategic Factor Analysis Summary IFAS External Strategic Factor Analysis Summary EFAS Setelah faktor-faktor strategis telah diidentifikasi, kemudian disusun tabel Internal Strategic Factor Analysis Summary IFAS untuk mengidentifikasi faktor-faktor internal, dan External Strategic Factor Analysis Summary EFAS untuk mengidentifikasi faktor-faktor eksternal dimana dalam tabel tersebut terdapat beberapa faktor-faktor yang telah teridentifikasi akan diberi nilai pembobotan dan rating. Tabel 3.1 Kriteria Pembobotan No. Bobot Kriteria

1. 2.

3. 4. 5. 0.00 0.50 5 0.10 10 0.15 15 0.20 20 Tidak berpengaruh dan tidak penting perubahan faktor ini tidak berpengaruh dan tidak penting. Dibawah rata-rata Perubahan faktor ini karena penurunan dan peningkatan untuk industri. Rata-rata Perubahan aspek ini karena penurunan yang tajam dan peningkatan untuk industri. Diatas rata-rata Perubahan aspek ini berpengaruh besar karena penurunan yang tajam dan peningkatan untuk industri tinggi dan kuat. Tinggi dan kuat Faktor ini berpengaruh besar, dan tanpa itu perusahaan tidak bisa berkembang. Sumber : Rangkuti, 2004 Tabel 3.2 Tabel Internal Strategic Factor Analisys Summary IFAS Faktor-faktor strategis internal Bobot Rating Bobot X Rating Kekuatan Strength Kelemahan Weakness Total Sumber: Rangkuti, 2004 Adapun proses analisis lingkungan internal IFAS adalah sebagai berikut: a. Pada kolom 1, identifikasi dan tulis item-item IFAS yang paling penting dalam kolom faktor strategis, tunjukkan mana yang merupakan kekuatan S dan kelemahan W untuk analisis internal. b. Pada kolom 2, tentukan bobot untuk setiap faktor mulai 1,0 sangat penting, sampai dengan 0,0 tidak penting. faktor-faktor tersebut kemungkinan dapat memberikan dampak terhadap posisi strategis perusahaan. Semua bobot tersebut jumlahnya tidak boleh melebihi skor total 1,00 c. Hitung rating untuk masing-masing faktor peluang, ancaman, kekuatan, kelemahan dengan memberikan skala mulai dari 4 out standing sampai dengan 1 poor. Pemberian nilai rating untuk faktor kekuatan yang semakin besar diberi rating +4, tetapi jika kekuatannya kecil diberi nilai +1. Pemberian nilai rating kelemahan kebalikannya, jika nilai kelemahan sangat besar ratingnya adalah 1, sebaliknya jika nilai kelemahannya kecil ratingnya 4. Rating pada matrik IFAS: 1= merupakan kelemahan utama 2 = merupakan kelemahan kelemahan yang kecil 3 = merupakan kekuatan yang kecil 4 = merupakan kekuatan utama Jadi : rating mengacu pada kondisi perusahaan, sedangkan bobot mengacu pada industri dimana perusahaan berada. Tabel 3.3 Tabel External Strategic Factor Analysis Summary EFAS Faktor-faktor strategis eksternal Bobot Rating Bobot X Rating Peluang Opportunity Ancaman Threat Total Sumber: Rangkuti, 2004 Adapun proses analisis lingkungan dan eksternal EFAS adalah sebagai berikut: a. Pada kolom 1, identifikasi dan tulis item-item EFAS yang paling penting dalam kolom faktor strategis eksternal, tunjukkan mana yang merupakan peluang O dan ancaman T untuk analisis eksternal. b. Pada kolom 2, tentukan bobot untuk setiap faktor mulai 1,0 sangat penting, sampai dengan 0,0 tidak penting. faktor-faktor tersebut kemungkinan dapat memberikan dampak terhadap posisi strategis perusahaan. Semua bobot tersebut jumlahnya tidak boleh melebihi skor total 1,00. c. Pemberian nilai rating untuk faktor peluang yang semakin besar diberi rating +4, tetapi jika peluangnya kecil diberi nilai +1. Pemberian nilai rating Faktor internal Faktor eksternal ancaman kebalikannya, jika nilai ancaman sangat besar ratingnya adalah 1, sebaliknya jika nilai ancamannya sedikit ratingnya 4. Rating pada matrik EFAS: 1 = memiliki peluang yang sangat sedikit atau ancaman yang sangat besar 2 = memiliki peluang yang sedikit atau ancaman yang besar 3 = memiliki peluang yang besar atau ancaman yang kecil 4 = memiliki peluang yang sangat besar atau ancaman yang sangat kecil

3.6.2 Matriks SWOT

Matriks SWOT adalah alat yang digunakan untuk mengukur faktor-faktor strategi perusahaan. Matriks ini dapat menggambarkan secara jelas bagaimana peluang dan ancaman eksternal yang dihadapi perusahaan kemudian dapat disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan yang dimiliki. Tabel 3.4 Matriks SWOT Strenghts S Tentukan beberapa factor kekuatan Weakness W Tentukan beberapa faktor kelemahan Opportunuties O Tentukan beberapa faktor peluang Strategi SO Ciptakan strategi yang menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang Strategi WO Ciptakan strategi yang meminimalkan kelemahan untuk memanfaatkan peluang Threats T Tentukan beberapa faktor ancaman Strategi ST Ciptakan strategi yang menggunakan kekuatan untuk mengatasi ancaman Strategi WT Ciptakan strategi yang meminimalkan kelemahan dan menghindari ancaman Sumber: Rangkuti 2004 Dari hasil analisis SWOT akan dihasilkan empat alternatif strategi Rangkuti, 2004 yang dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan oleh manajemen perusaahaan, yaitu: 1. Strategi SO Strength-Opportunity Strategi ini menggunakan kekuatan internal perusahaan untuk meraih peluang-peluang yang ada diluar perusahaan. Jadi jika perusahaan memiliki kelemahan maka perusahaan harus mampu mengatasi kelemahan tersebut, sedangkan jika perusahaan menghadapi ancaman maka perusahaan harus berusaha menghindarinya dan berusaha berkonsentrasi pada peluang-peluang yang ada. 2. Strategi WO Weakness-Opportunity Strategi ini bertujuan untuk memperkecil kelemahan-kelemahan internal perusahaan dengan memanfaatkan peluang-peluang eksternal. Kadangkala perusahaan menghadapi kesulitan dalam memanfaatkan peluang karena adanya kelemahan-kelemahan internal, oleh karena itu tergantung bagaimana manajemen perusahaan untuk menggunakan strategi tersebut. 3. Strategi ST Strength-Threat Melalui strategi ini perusahaan berusaha untuk menghindari atau mengurangi dampak dari ancaman-ancaman eksternal. 4. Strategi WT Weakness-Threat Strategi ini merupakan taktik untuk bertahan defensif dengan cara mengurangi kelemahan internal serta menghindari ancaman. Suatu perusahaan yang dihadapkan pada sejumlah kelemahan internal dan ancaman eksternal sesungguhnya berada dalam posisi yang berbahaya, ia harus berjuang untuk tetap hidup bertahan. Cara kerja analisis SWOT disini menggunakan matrik dengan memasukkan faktor-faktor lingkungan internal IFAS serta memasukkan faktor- faktor lingkungan eksternal pada sel vertikal yang berupa peluang dan ancaman yang dapat diketahui dari hasil analisis lingkungan eksternal EFAS. Kemudian dari sisa sel yang mempertemukan antara faktor-faktor internal dan eksternal tersebut dapat diketahui alternatif-alternatif strategi yang dihasilkan analisis SWOT. Dimana sel yang mempertemukan antara kekuatan-kekuatan internal dengan peluang-peluang perusahaan akan menghasilkan sel strategi SO. Sel yang mempertemukan antara kelemahan-kelemahan internal dengan peluang-peluang eksternal akan menghasilkan sel strategi WO. Sedangkan sel yang akan mempertemukan kekuatan-kekuatan internal dan ancaman-ancaman eksternal akan menghasilkan sel strategi WT.

3.7 Uji Keabsahan Data

Penilaian keabsahan riset kualitatif biasanya terjadi pada saat proses pengumpulan data, dan analisi-interpretasi data, yang dalam penelitian ini menggunakan teknik Kopentensi Subjek Riset dan Trustworthiness. Yaitu : 1. Kompetensi Subjek Riset Artinya subjek riset harus kredibel, caranya dengan menguji jawaban-jawaban pertanyaan berkait dengan pengalaman subjek dan penegetahuan subjek. Bagi yang tidak mempunyai pengalaman dan pengetahuan mengenai masalah riset, data subjek tersebut tidak kredibel. 2. Trustworthiness Yaitu menguji kebenaran dan kejujuran subjek dalam mengungkapkan realitas menurut apa yang dialami, dirasakan atau dibayangkan. Penilaian keabsahan penelitian atau validitas data terjadi pada proses pengumpulan data, dan untuk menentukan keabsahan data diperlukan teknik pemeriksaan. Pelaksanaan teknik pemeriksaan didasarkan atas sejumlah kriteria, maka penulis menggunakan teknik triangulasi data. Triangulasi yaitu menganalisa jawaban subjek dengan meneliti kebenarannya dengan data empiris sumber data lainnya yang tersedia. Disini jawaban subjek dikroscek dengan dokumen yang ada Kriyantono, 2007: 71. Peneliti melakukan triangulasi dengan membandingkan atau mengecek ulang derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh dari sumber yang berbeda. Adapun untuk mencapai kepercayaan itu, maka ditempuh langkah sebagai berikut: 1. Membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil wawancara. 2. Membandingkan apa yang dikatakan orang di depan umum dengan apa yang dikatakan secara pribadi. 3. Membandingkan apa yang dikatakan orang-orang tentang situasi penelitian dengan apa yang dikatakan sepanjang waktu. 4. Membandingkan keadaan dan perspektif seseorang dengan berbagai pendapat dan pandangan masyarakat dari berbagai kelas. 5. Membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen yang berkaitan. Dalam penelitian ini peneliti membandingkan hasil wawancara yang didapatkan dari owner pemilik usaha Sabena doorsmeer dengan pelanggan hal ini dilakukan agar data yang diperoleh dapat dipercaya kebenarannya.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Perusahaan 4.1.1Sejarah singkat Usaha Sabena doorsmeer merupakan salah satu usaha dalam bidang jasa pencucian dan service mobil yang terletak di Jl. Kasuari No.25, Medan yang berdiri sejak tahun 2005. Usaha ini didirikan oleh Madam Vilma. Awal pendirian usaha ini didasari oleh belum terdapat doorsmeer mobil hidrolik pada saat itu di daerah tersebut. Melihat peluang bisnis tersebut maka Madam Vilma tertarik untuk membuka usaha doorsmeer mobil hidrolik. Pada awal berdirinya, doorsmeer ini hanya dilengkapi oleh sebuah mesin hidrolik dan sebuah tempat pencucian biasa. Seiring dengan berjalannya usaha, ternyata satu mesin hidrolik tidak cukup untuk melayani banyaknya konsumen. Oleh karena itu, pada tahun 2007 dilakukan penambahan mesin hidrolik sebanyak 2 buah. Penambahan juga dilakukan pada tempat pencucian untuk menghindari antrian panjang konsumen. Hal ini dilakukan untuk memberikan kenyamanan pada konsumen, memperluas target pasar, serta menambah keuntungan. Semakin berkembangnya persaingan bisnis doorsmeer pada tahun 2009 mengakibatkan penurunan omset Sabena doorsmeer pada tahun 2010. Problem tersebut dikarenakan adanya empat pesaing baru yang muncul meramaikan persaingan bisnis doorsmeer yang berada di daerah tersebut, sehingga persaingan cukup terlihat jelas.