ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MENENTUKAN KESUKSESAN E LEARNING DI SMA N 1 SURAKARTA TAHUN 2011
commit to user
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MENENTUKAN
KESUKSESAN E-LEARNING DI SMA N 1 SURAKARTA
TAHUN 2011
SKRIPSI
Oleh : HENDRIYANA
X7406027
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2011
(2)
commit to user
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MENENTUKAN
KESUKSESAN E-LEARNING DI SMA N 1 SURAKARTA
TAHUN 2011
Oleh : HENDRIYANA
X7406027
Skripsi
Ditulis dan diajukan untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Ekonomi Bidang Keahlian Khusus
Pendidikan Tata Niaga Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2011
(3)
commit to user
PERSETUJUAN
Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Persetujuan Pembimbing
Pembimbing I Pembimbing II
Dra. Kristiani, M. Si M. Sabandi, SE, M.Si NIP.19620428 1989 03.2.002 NIP.19720913 2005 01.1.001
(4)
commit to user
PENGESAHAN
Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret dan diterima untuk memenuhi persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.
Pada Hari : Tanggal :
Tim Penguji Skripsi :
Nama Terang: Tanda Tangan
Ketua : Sudarno, S.Pd., M.Pd ... Sekertaris : Fery Setyowibowo, S.E., MM ... Anggota I : Dra. Kristiani M. Si ... Anggota II : M. Sabandi S.E., M.Si ...
Disahkan oleh
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret
Dekan
Prof. Dr. M. Furqon Hidayatullah M. Pd NIP. 19600727 198702 1 001
(5)
commit to user
ABSTRAK
Hendriyana. X7406027. ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MENENTUKAN KESUKSESAN E-LEARNING DI SMA N 1 SURAKARTA TAHUN 2011. Skripsi. Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta, Mei 2011.
Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut 1) Mendeskripsikan faktor-faktor yang menentukan kesuksesan e-learning di SMA N 1 Surakarta Tahun 2011. 2) Mendeskripsikan faktor-faktor yang menentukan penggunaan e-learning di SMA N 1 Surakarta Tahun 2011. 3) Mendeskripsikan faktor-faktor yang menentukan kepuasan pemakai e-learning di SMA N 1 Surakarta Tahun 2011.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kuantitatif. Populasi dalam penelitian adalah seluruh siswa dan guru SMA N 1 Surakarta yang menggunakan e-learning. Teknik analisis data yang digunakan adalah dengan Structural Equation Modeling (SEM). Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah cluster sampling dan teknik non random sampling dengan cara convinience. Untuk memenuhi asumsi kecukupan sampel dalam analisis SEM, jumlah sampel pada penelitian ini adalah 170. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik kuesioner dengan skala likert.
Data yang digunakan dalam penelitian ini berupa data primer yang diperoleh dengan memberikan angket kepada responden. Uji prasyarat analisis SEM yang digunakan dalam penelitian ini meliputi: uji asumsi kecukupan sampel, uji normalitas dan evaluasi outlier. Uji kebaikan model digunakan alat uji absolute fit indices, incremental fit indices dan parsimony fit indices. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan analisis koefisien jalur untuk mengetahui hubungan antar variabel penelitian.
Berdasarkan hasil analisis SEM dapat disimpulkan: 1) Kesuksesan e-learning di SMA N 1 Surakarta ditentukan oleh faktor penggunaan dan kepuasan pemakai. Variabel penggunaan menentukan secara positif dan signifikan terhadap kesuksesan e-learning sebesar 0,003, variabel kepuasan pemakai menentukan secara positif dan
(6)
commit to user
signifikan terhadap kesuksesan e-learning sebesar 0,001. 2) Penggunaan e-learning di SMA N 1 Surakarta ditentukan oleh faktor kualitas sistem, kualitas informasi dan kualitas layanan. Variabel kualitas sistem menentukan secara positif dan signifikan terhadap penggunaan sistem sebesar 0,015, variabel kualitas informasi menentukan secara positif dan signifikan terhadap penggunaan e-learning sebesar 0,015, variabel kualitas layanan menentukan secara positif dan signifikan terhadap penggunaan e-learning sebesar 0,021. 3) Kepuasan pemakai e-learning di SMA N 1 Surakarta ditentukan oleh kualitas sistem, kualitas informasi dan kualitas layanan. Variabel kualitas sistem menentukan secara positif dan signifikan terhadap kepuasan pengguna sebesar 0,001, variabel kualitas informasi menentukan secara positif dan signifikan terhadap kepuasan pengguna sebesar 0,002, variabel kualitas layanan menentukan secara positif dan signifikan terhadap kepuasan pengguna sebesar 0,001.
(7)
commit to user
information and service. The variable of the system quality contributed positively and significantly to the system usage at 0.015, the variable of the information quality contributed positively and significantly to the use of e-learning at 0.015, and the variable of the service quality contributed positively and significantly to the use of e-learning at 0.021. 3) The satisfaction of e-e-learning users at SMA N 1 Surakarta was determined by the quality of system, information and service. The variable of the system quality contributed positively and significantly to the user satisfaction at 0.001, the variable of the information quality contributed positively and significantly to the user satisfaction at 0.002, and the variable of the service quality contributed positively and significantly to the user satisfaction at 0.001.
(8)
commit to user
MOTTO
Barang siapa menempuh jalan untuk menuntut ilmu maka Allah akan memudahkan jalannya ke surga.
(HR. Muslim, Abu Dawud, dan Turmudzi)
Tantangan adalah hal yang baik. Dan didunia masa kini, kekuatan merupakan asset yang harus kita miliki.
(Patricia Reeder)
Prestasi terbesar tidak selalu berupa penghargaan atau hadiah, prestasi besar tidak berupa materi, melainkan pelajaran berharga tentang semangat manusia. Penghargaan bisa memudar, hadiah bisa kehilangan kilaunya, tapi pelajaran yang kita peroleh akan
tinggal untuk selamanya. (Leslie Herrel)
(9)
commit to user
PERSEMBAHAN
Kusuntingkan skripsi ini untuk :
Bapak dan Ibu tersayang yang selalu menyertakan namaku dalam lantunan doanya. Adekku Reski yang selalu siap membantuku.
Muh. Subhan Hakim yang selalu menemaniku dan memberiku semangat Dyah, Danang, Heri, Fitri terimakasih atas dukungan dan kebersamaannya
Dina, Novi, Ayuk, elpyn terimakasih atas doa dan semagatnya. Nurul, Cia dan Tyas terimakasih atas dukungan dan bantuannya
Teman-teman PTN angkatan 2006 Almamater
(10)
commit to user
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas segala rahmat dan hidayah-Nya, Peneliti dapat menyelesaikan
skripsi ini dengan judul: ”ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG
MENENTUKAN KESUKSESAN E-LEARNING DI SMA N 1 SURAKARTA TAHUN 2011”. Skripsi ini disusun dalam rangka memenuhi persyaratan untuk mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Ekonomi BKK Pendidikan Tata Niaga.
Peneliti menyadari bahwa terselesaikannya penulisan skripsi ini tidak lepas dari peran serta dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu peneliti mengucapkan terima kasih kepada
1. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret yang telah memberikan ijin penyusunan skripsi.
2. Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret yang telah memberikan ijin menyusun skripsi.
3. Ketua Program Pendidikan Ekonomi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret yang telah memberikan ijin menyusun skripsi.
4. Ketua Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Tata Niaga Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret yang telah memberikan ijin menyusun skripsi
5. Prof. Dr. Trisno Martono, MM selaku Pembimbing Akademik yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan.
6. Dra. Kristiani, M.Si selaku Pembimbing I yang penuh kesabaran memberikan bimbingan dan pengarahan, sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.
7. M. Sabandi, SE, M.Si selaku pembimbing II yang telah membimbing dan mengarahkan peneliti sehingga memperlancar penyusunan skripsi.
8. Kepala Sekolah SMA N 1 Surakarta yang telah memberikan ijin untuk mengadakan penelitian di SMA N 1 Surakarta.
(11)
commit to user
9. Bapak/Ibu guru dan siswa/siswi SMA N 1 Surakarta yang telah memberikan informasi-informasi yang sangat berguna dalam penulisan skripsi ini dan bersedia meluangkan waktunya sebagai responden.
10.Semua pihak yang telah memberikan semangat, dukungan dan bantuan yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah mambantu dalam menyelesaikan penyusunan skripsi.
Peneliti menyadari bahwa skripsi ini jauh dari sempurna. Oleh karena itu, saran dan kritik yang membangun sangat diharapkan bagi peneliti. Peneliti berharap skripsi ini dapat memberikan manfaat dan menambah wawasan bagi semua pihak.
Surakarta, Mei 2011
(12)
commit to user
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL... i
HALAMAN PENGAJUAN... ii
HALAMAN PERSETUJUAN... iii
HALAMAN PENGESAHAN... iv
HALAMAN ABSTRAK ... v
HALAMAN MOTTO ... ix
HALAMAN PERSEMBAHAN ... x
KATA PENGANTAR ... xi
DAFTAR ISI ... xiii
DAFTAR TABEL ... xv
DAFTAR GAMBAR ... xvi
DAFTAR LAMPIRAN... xvi
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Masalah... 1
B. Identifikasi Masalah ... 3
C. Pembatasan Masalah ... 4
D. Perumusan Masalah ... 4
E. Tujuan Penelitian ... 5
F. Manfaat Penelitian... 6
BAB II LANDASAN TEORI ... 7
A. Tinjauan Pustaka ... 7
1.Tinjauan Tentang E-learning………. 7
2.Tinjauan Tentang Model Kesuksesan Sistem Teknologi Informasi.. 16
B. Hasil Penelitian yang Relevan ... 24
C. Kerangka Berpikir... 25
D. Hipotesis Penelitian... 29
(13)
commit to user
A. Tempat dan Waktu Penelitian ... 31
B. Populasi dan Sampel ... 32
C. Teknik Pengumpulan Data ... 35
D. Rancangan Penelitian ... 41
E. Teknik Analisis Data ... 42
BAB IV HASIL PENELITIAN ... 47
A. Deskriptif Data ... 46
B. Uji Persyaratan Analisis………. 49
C. Pengujian Hipotesi... ... 59
D. Pembahasan Hasil Analisis Data ... 66
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN ... 72
A. Simpulan ... 72
B. Implikasi ... 73
C. Saran ... 74
DAFTAR PUSTAKA... 76
(14)
commit to user
DAFTAR TABEL
Tabel
1. Hasil Pengumpulan Data……….………….. 47
2. Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin……….. 48
3. Karakteristik responden berdasarkan status pekerjaan……….. 48
4. Standardized Regression Weights KS………... 50
5. Standardized Regression Weights KI………... 51
6. Standardized Regression Weights KL………... 52
7. Standardized Regression Weights P……….. 53
8. Standardized Regression Weights KP……….…….. 54
9. Standardized Regression Weights NB……….. 55
10.Ringkasan Hasil Uji Reabilitas Variabel Penelitian………..……… 56
11.Hasil Uji Normalitas……….….……… 57
12.Hasil Pengujian Outlier……….……… 58
13.Goodness-of-fit-index……….…….. 60
14.Goodness-of-fit-index setelah dihapus yang tidak valid………….………. 62
15.Regression Weights……….……. 63
(15)
commit to user
DAFTAR GAMBAR
Gambar
1. Model kesuksesan system informasi Delone & McLean……….. 17
2. Model kesuksesan sistem informasi D&M yang telah diperbarui……… 19
3. Kerangka Berpikir………. 25
4. Hipotesis penelitian……… 30
5. Konstruk Kualitas Sistem……….. 49
6. Konstruk Kualitas Informasi……….. 51
7. Konstruk Kualitas Layanan……… 52
8. Konstruk Penggunaan Sistem……… 53
9. Konstruk Kepuasan Pemakai………. 53
10.Konstruk Manfaat Bersih……….. 54
11.. Model e-learning………. 59
(16)
commit to user iv
PENGESAHAN
Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret dan diterima untuk memenuhi persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.
Pada Hari : Rabu
Tanggal : 22 Juni 2011
Tim Penguji Skripsi :
Nama Terang: Tanda Tangan
Ketua : Sudarno, S.Pd., M.Pd ... Sekertaris : Fery Setyowibowo, S.E., MM ... Anggota I : Dra. Kristiani M. Si ... Anggota II : M. Sabandi S.E., M.Si ...
Disahkan oleh 1
Prof. Dr. M. Furqon Hidayatullah M. Pd NIP. 19600727 198702 1 001
(17)
commit to user
ABSTRACT
Hendriyana. X7406027. ANALYSIS OF FACTORS DETERMINING THE SUCCESS OF E-LEARNING AT SMAN 1 SURAKARTA IN 2011. Thesis. Surakarta. Faculty of Teacher Training and Education. Sebelas Maret University, Mei 2011.
The purpose of the research is as follows 1) Describing the factors determining the success of e-learning at SMA N 1 Surakarta in 2011. 2) Describing the factors determining the use of e-learning at SMA N 1 Surakarta in 2011. 3) Describing the factors determining the user satisfaction with e-learning at SMA N 1 Surakarta in 2011.
This research used descriptive quantitative research method. The population in the research was all students and teachers at SMA N 1 Surakarta who use e-learning. The data analysis technique used was Structural Equation Modeling (SEM). The sampling technique used was cluster sampling and non-random sampling technique in a convenience way. To meet the assumption of the adequacy of the sample in the SEM analysis, the number of samples in this study was 170. Data collecting technique used was a questionnaire with Likert scale.
Data used in the research was the primary data obtained by distributing the questionnaires to the respondents. Test prerequisites SEM analysis used in the research included: sample adequacy assumptions test, normality test and outlier evaluation. Test of proper model used absolute fit indices, incremental fit and parsimony fit indices. To test the hypothesis of the research was used path coefficient analysis to determine the relationship between variables of the research.
Based on the results of SEM analysis, it can be concluded: 1) The success of learning at SMA N 1 Surakarta was determined by the factor of the use of e-learning and user satisfaction. The variable of its use contributed positively and significantly to the success of e-learning at 0.003 while variable of user satisfaction contributed positively and significantly to the success of e-learning at 0.001. 2) The use of e-learning at SMA N 1 Surakarta was determined by the quality of system, information and service. The variable of the system quality contributed positively and significantly to the system usage at 0.015, the variable
(18)
commit to user
of the information quality contributed positively and significantly to the use of e-learning at 0.015, and the variable of the service quality contributed positively and significantly to the use of e-learning at 0.021. 3) The satisfaction of e-learning users at SMA N 1 Surakarta was determined by the quality of system, information and service. The variable of the system quality contributed positively and significantly to the user satisfaction at 0.001, the variable of the information quality contributed positively and significantly to the user satisfaction at 0.002, and the variable of the service quality contributed positively and significantly to the user satisfaction at 0.001.
(19)
commit to user
1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Seiring dengan perkembangan Teknologi Informasi (TI) yang semakin pesat, kebutuhan akan suatu konsep dan mekanisme belajar mengajar (pendidikan) berbasis TI menjadi tidak terelakkan lagi. Konsep yang kemudian terkenal dengan sebutan e-learning ini membawa pengaruh terjadinya proses transformasi pendidikan konvensional ke dalam bentuk digital, baik secara isi (contents) dan sistemnya. Saat ini konsep e-learning sudah banyak diterima oleh masyarakat dunia, terbukti dengan maraknya implementasi e-learning di lembaga pendidikan (sekolah, training dan universitas).
Pembelajaran merupakan suatu proses dimana siswa memperoleh pengetahuan baru melalui usaha yang sengaja dirancang oleh guru dalam rangka menciptakan lingkungan belajar yang kondusif. Pendekatan yang banyak disoroti oleh pengajar saat ini adalah pembelajaran yang berpusat pada siswa (student centered learning) serta aplikasi informasi, komunikasi dan teknologi yang lebih dikenal dengan istilah ICT (Information and Communication Technology). Menurut Muijs & Reynold (2008: 37) dalam buku yang berjudul Effective Teaching dijelaskan bahwa ”ICT memberikan kontribusi positif pada pembelajaran murid melalui aktivitas menemukan sumber-sumber pengajaran di internet, menggunakan ILS (integrated learning system) atau sistem belajar terintegrasi menggunakan web didalam proyek murid-murid”.
Model pembelajaran berbasis TIK dengan menggunakan e-learning berakibat pada perubahan budaya belajar dalam kontek pembelajarannya. Setidaknya ada empat komponen penting dalam membangun budaya belajar dengan menggunakan model e-learning di sekolah. Pertama, siswa dituntut secara mandiri dalam belajar dengan berbagai pendekatan yang sesuai agar siswa mampu mengarahkan, memotivasi, mengatur dirinya sendiri dalam pembelajaran. Kedua, guru mampu mengembangkan pengetahuan dan ketrampilan, memfasilitasi dalam pembelajaran, memahami belajar dan hal-hal yang dibutuhkan dalam
(20)
commit to user
2
pembelajaran. Ketiga tersedianya infrastruktur yang memadai dan yang ke empat administrator yang kreatif serta penyiapan infrastrukur dalam memfasilitasi pembelejaran.
Banyak manfaat yang diberikan melalui sistem informasi, namun terdapat pula beberapa hambatan yang dihadapi pengguna untuk menerapkan teknologi e-learning. Bila para pengguna sistem tidak bersedia untuk menerima sistem informasi tersebut, sistem tersebut tidak akan memberikan manfaat penuh bagi suatu organisasi. Dengan demikian, penggunaan suatu sistem dapat merupakan suatu indikator keberhasilan sistem informasi. Oleh karena itu, merupakan suatu hal yang penting untuk mengevaluasi bagaimana efektivitas dan efisiensi dari sistem informasi tersebut.
Pengadopsian teknologi informasi merupakan salah satu indikator keberhasilan suatu institusi pendidikan tinggi. Dalam pengoperasiannya, ada dua konsep pokok yang harus diperhatikan oleh institusi pendidikan tinggi agar berhasil mencapai tujuan, yaitu konsep efektifitas dan efisiensi. Efektifitas terkait dengan bagaimana mencapai tujuan dilakukan dengan mengkombinasikan sumber daya-sumber daya yang dimiliki organisasi secara bijaksana, yaitu agar output yang dihasilkan lebih tinggi dibandingkan dengan inputnya. Zhang and Nunamaker (2003) menyatakan bahwa metode pelatihan yang efektif dan efisien sangat diperlukan untuk meyakinkan bahwa pengguna telah dibekali dengan informasi terkini dan keterampilan yang memadai.
Beragam istilah dan batasan telah dikemukakan oleh para ahli teknologi informasi dan pakar pendidikan. Secara sederhana e-learning dapat difahami sebagai suatu sistem informasi yaitu proses pembelajaran yang memanfaatkan teknologi informasi berupa komputer yang dilengkapi dengan sarana telekomunikasi (internet, intranet, ekstranet) dan multimedia (grafis, audio, video) sebagai media utama dalam penyampaian materi dan interaksi antara pengajar (guru/dosen) dan pembelajar (siswa/mahasiswa). Menurut siahaan dalam
(http:/www.depdiknas.go.id/Jurnal/42/Sudirman.htm), “Fungsi dari penerapan
e-leaning bisa sebagai tambahan (suplemen) atau pelengkap/pendukung (komplemen) ataupun sebagai pengganti (substitusi) pembelajaran konvensional”.
(21)
commit to user
3
Delone dan McLean dalam Jogiyanto (2008) mengembangkan suatu model parsinomi yang mereka sebut dengan nama model kesuksesan sistem informasi DeLone & McLean (D & M IS Succes Model). Model DeLone & McLean ini mereflaksikan ketergantungan dari enam pengukuran kesuksesan sistem informasi, yaitu kualitas sistem, kualitas informasi, kualitas pelayanan, penggunaan, kepuasaan pemakai, dan manfaat-manfaat bersih.
Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Surakarta adalah Sekolah Menengah Atas yang terdapat di Kota Surakarta, Provinsi Jawa Tengah. SMA N 1 Surakarta merupakan salah satu SMA favorit di kota Surakarta karena sejarah dan prestasinya. Dalam rangka meningkatkan mutu sekolah, SMA N 1 Surakarta selalu melakukan usaha peningkatan disegala aspek melalui pelatihan dan program pengembangan terutama untuk sumber daya manusia misalnya para guru dan staff. SMA N 1 Surakarta juga melakukan usaha peningkatan dan pengembangan aspek fasilitas sekolah seperti laboratorium, ICT, olah raga, seni dan bermacam-macam fasilitas lain yang dapat mendukung proses teaching-learning SMA N 1 Surakarta
Jaringan internet telah dapat dimanfaatkan siswa SMA N 1 Surakarta sebagai pendukung pembelajaran. E-learning SMA N 1 Surakarta dibuat untuk mendukung pembelajaran di Sekolah. Dalam e-learning SMAN 1 Surakarta memuat materi-materi pengayaan dari masing-masing guru mata pelajaran, soal-soal serta tugas dari Bapak/Ibu guru. Hanya saja sebagaimana pada sekolah belum menetapkan standar yang jelas dan terukur target dalam pengembangan kompetensi bidang ini, baik kompetensi pendidik maupun siswa. Secara umum siswa memahami e-learning sebagai metode pembelajaran yang memanfaatkan komputer untuk sharing data dan internet secara online. Faktor yang dibutuhkan dalam penerapan e-learning antara lain; kesadaran semua pihak, kemauan dan kemampuan sumber daya manusia (SDM), sarana prasarana dan sosialisasi.
Berdasarkan kenyataan-kenyataan diatas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dalam rangka penyusunan skripsi dengan judul:
”ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MENENTUKAN KESUKSESAN
(22)
commit to user
4
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, beberapa masalah yang rata-rata melanda situs e-learning di Indonesia termasuk di SMAN 1 Surakarta adalah sebagai berikut:
1. Konsep dan agenda program yang tidak tersusun dengan baik dan jelas, cenderung asal jadi dan keberlanjutan program tidak mendapatkan porsi penting.
2. Pendesainan web dan pengelolaannya tidak dikerjakan secara profesional. 3. Tidak dilakukan update yang kontinyu, padahal ini adalah nyawa dari
sebuah situs e-learning. Tanpa konsistensi update, situs akan ditinggal pengguna/pembaca.
4. Tema dan materi yang disajikan tidak terpadu dan komprehensif, tidak ada materi andalan, materi ditampilkan apa adanya tanpa editing dan layouting.
C. Pembatasan Masalah
Berbagai masalah yang muncul secara bersamaan sering kali menyulitkan untuk diteliti seluruhnya, dan agar penelitian dapat dilaksanakan secara mendalam maka perlu adanya pembatasan masalah, pembatasan masalah yang dilakukan dalam penelitian ini:
1. Ruang Lingkup
Ruang lingkup dalam permasalahan ini adalah pengukuran kesuksesan sistem informasi, yaitu kualitas sistem (system quality), kualitas informasi (information quality), kualitas pelayanan (service quality), penggunaan (use), kepuasan pemakai (user satisfaction), dan manfaat-manfaat bersih (net benefit).
2. Objek Penelitian
Objek dalam penelitian ini adalah kesuksesan e-learning di SMA N 1 Surakarta Tahun 2011.
3. Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah siswa dan guru SMA N 1 Surakarta yang menggunakan e-learning.
(23)
commit to user
5
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah yang telah dikemukakan di atas, maka dapat dirumuskan masalah yaitu:
1. Faktor-faktor apakah yang menentukan kesuksesan e-learning atau net benefit di SMA N 1 Surakarta Tahun 2011?
2. Faktor-faktor apakah yang menentukan penggunaan (use) e-learning di SMA N 1 Surakarta Tahun 2011?
3. Faktor-faktor apakah yang menentukan kepuasan pemakai (user satisfaction) e-learning di SMA N 1 Surakarta Tahun 2011?
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan permasalahan yang telah dirumuskan maka tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Mendeskripsikan faktor-faktor yang menentukan kesuksesan e-learning di SMA N 1 Surakarta Tahun 2011.
2. Mendeskripsikan faktor-faktor yang menentukan penggunaan e-learning di SMA N 1 Surakarta Tahun 2011.
3. Mendeskripsikan faktor-faktor yang menentukan kepuasan pemakai e-learning di SMA N 1 Surakarta Tahun 2011.
F. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teotitis
a. Bagi ilmu pengetahuan
Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan sumbangan bagi pengembangan ilmu pengetahuan khususnya di bidang teknologi informasi. b. Bagi peneliti
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pemahaman bagi peneliti tentang pentingnya wacana pemanfaatan teknologi informasi berupa e-learning.
(24)
commit to user
6
2. Manfaat Praktis
a. Penelitian ini diharapkan dapat membantu sekolah dalam mengetahui pengaruh faktor-faktor kesuksesan e-learning di SMA N 1 Surakarta. Dengan demikian diharapkan sekolah dapat menyesuaikan sistem e-learning yang digunakan sehingga dapat lebih memudahkan dan memberikan manfaat dalam penyaluran/transfer pengetahuan yang efektif dan efisien sehingga dapat meningkatkan keunggulan kompetitif bagi sekolah yang bersangkutan dibidang inovasi proses pembelajaran.
b. Memberikan motivasi bagi kita semua untuk mengoptimalisasikan kemampuan dan fasilitas yang kita miliki dengan sebaik-baiknya untuk tujuan yang baik.
c. Sebagai masukan bagi pihak sekolah untuk menerapkan sistem e-learning dengan tujuan peningkatan kualitas pendidikan dan kalitas individu baik guru maupun siswa dalam menciptakan SDM yang terampil dan andal.
(25)
commit to user
7
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka 1. Tinjauan Tentang E-learning
a. Pengertian E-learning
Istilah e-learning mengandung pengertian yang sangat luas, sehingga banyak pakar yang menguraikan tentang definisi e-learning dari berbagai sudut
pandang. Rusman (2010: 335) menyatakan bahwa ”e-learning didefinisikan
sebagai aplikasi teknologi web dalam dunia pembelajaran untuk sebuah proses
pendidikan”. Teknologi internet memberikan kemudahan bagi siapa saja untuk
mendapatkan informasi apa saja dari mana saja dan kapan saja dengan mudah dan cepat.
Kamarga (2002) mendefinisikan e-learning sebagai kegiatan belajar asynchronous melalui perangkat elektronik komputer yang memperoleh bahan belajar yang sesuai dengan kebutuhannya. Sedangkan menurut Jaya Kumar C.
Koran dalam Rusman (2010: 346), ”e-learning adalah pembelajaran yang
menggunakan rangkaian elektronik (LAN, WAN, atau internet) untuk
menyampaikan isi pembelajaran, interaksi atau bimbingan”. Istilah ”e” atau
singkatan dari elektronik dalam e-learning digunakan sebagai istilah untuk segala teknologi yang digunakan untuk mendukung usaha-usaha pengajaran lewat teknologi elektronik internet, intranet, satelit, tape audio/video, TV interaktif dan CD-ROM adalah sebagian dari media elektronik yang digunakan pengajaran boleh disampaikan secara synchronously (pada waktu yang sama) ataupun asynchronously (pada waktu yang berbeda). Materi pengajaran yang disampaikan dalam melalui media ini mempunyai teks, grafik, animasi, simulasi, audio dan video.
Informasi yang tersedia diberbagai pusat data diberbagai komputer didunia, selama komputer-komputer tersebut saling terhubung dalam jaringan internet, dapat kita akses dari mana saja. Ini merupakan salah satu keuntungan belajar melalui internet. Mewujudkan pembelajaran berbasis web bukan sekedar
(26)
commit to user
8
meletakkan materi belajar pada web untuk kemudian diakses melalui komputer web, namun ia juga digunakan bukan hanya sebagai media alternatif pengganti kertas untuk menyimpan berbagai dokumentasi atau informasi. Web digunakan untuk mendapatkan sisi unggul yang tadi telah diungkap. Keunggulan yang tidak dimiliki media kertas ataupun media lain.
Arief Rahman dalam Sudirman (2005) mengemukakan bahwa ada 3 kriteria dasar yang perlu dipahami dalam mendiskusikan e-learning , yaitu bahwa e-learning:
1) Merupakan jaringan yang memungkinkan dilakukannya pemutakhiran secara instan, penyimpanan/pengambilan, distribusi dan berbagai sistem informasi atau materi pembelajaran;
2) Menggunakan perangkat komputer sebagai sarana penyajian dengan menerapkan standar teknologi internet.
3) Berfokus pada keluasan pandangan tentang belajar termasuk tentang solusi belajar yang melampaui paradigma pelatihan yang tradisional. Sekalipun teknologi web memungkinkan pembelajaran dilakukan virtual secara penuh, namun kesempatan itu tidak dipilih. Interaksi satu sama lain untuk dapat berkomunikasi langsung secara tatap muka masih dibutuhkan. Menurut Rusman (2010) ada tiga alasan mengapa forum tatap muka masih dibutuhkan dalam kegiatan pembelajaran ini. Alasan tersebut adalah:
1) Perlunya forum untuk menjelaskan maksud dan mekanisme belajar yang akan dilalui bersama secara langsung dengan semua peserta didik. Keberhasilan sebuah proses pembelajaran juga ditentukan oleh pemahaman peserta didik tentang apa, mengapa, dan bagaimana proses belajar dan mengerjakan tugas akan berlangsung. Peserta didik perlu mengetahui keluaran dan kompetensi apa yang akan didapat setelah mengikuti suatu kegiatan pembelajaran.
2) Perlunya memberikan pemahaman sekaligus pengalaman belajar dengan mengerjakan tugas secara kelompok dan kolaboratif pada setiap peserta didik. Karena model pembelajaran yang dirancang menuntut kerja kelompok, maka peserta didik perlu memiliki kompetensi dan komunikasi.
(27)
commit to user
9
3) Perlunya pemberian pelatihan secukupnya menggunakan komputer yang akan digunakan sebagai media komunikasi berbasis web kepada setiap peserta didik. Dengan menyertakan berbagai kegiatan menggunakan komputer beserta fasilitas sistem komunikasi pendukungnya, maka setiap peserta didik harus mempunyai keterampilan mengoperasikannya. Kekurangpahaman dalm mengoperasikan peralatan tersebut sangat berdampak pada kemungkinan rendahnya partisipasi mereka dalam berbagai kegiatan.
Menurut Robin Mason & Frank Rennie (2009) pertumbuhan e-learning dipicu oleh pertumbuhan akan pentingnya konsep gerakan lifelong learning (pembelajarn sepanjang hayat). Gambaran yang relevan atas gerakan ini adalah:
1) Kebutuhan untuk terus memperbarui pengetahuan dan keterampilan. 2) Kebutuhan untuk pelatihan kembali, karena konsepsi satu pekerjaan
untuk seumur hidup sudah tidak berlaku lagi; dan
3) Kebutuhan untuk mempertahankan uang dalam menghadapi ledakan informasi di Internet.
b. Teknologi pendukung e-learning
Dalam praktiknya e-learning memerlukan bantuan teknologi. Karena itu dikenal istilah computer based learning (CBL), yaitu pembelajaran yang sepenuhnya menggunakna computer: dan computer assited learning (CAL), yaitu pembelajaran yang menggunakan alat bantu utama computer (Rusman, 2010: 348). Dalam pelaksanaan pembelajaran sehari-hari, yang sering diumpai adalah kombinasi dari teknologi (audio/data, video/data, audio/video). Teknologi ini sering dipakai pada pendidikan jarak jauh (distance education), dimaksudkan agar komunikasi antara murid dan guru bias terjadi dengan keunggulan teknologi e-learning.
Rosenberg dalam Rusman (2010: 349) “Mengkategorikan tiga kriteria dasar yang ada dalam e-learning. Pertama, e-learning bersifat jaringan, yang membuatnya mampu memperbaiki secara cepat, menyimpan atau memunculkan kembali, mendistribusikan, dan sharing pembelajaran dan informasi. Kedua, e-learning dikirimkan kepada pengguna melalui komputer dengan menggunakan standar teknologi internet. Ketiga,
(28)
e-commit to user
10
learning terfokus pada pandangan pembelajaran yang paling luas, solusi pembelajaran yang mengungguli paradigm tradisional dalam pelatihan.” Dengan adanya teknologi internet, system penyampaian dan komunikasi (delivery system and communication) antara siswa dengan guru, guru dengan guru atau siswa dengan siswa dapat dilakukan dengan berbagai bentuk dan cara, baik secara bersamaan. Beberapa bentuk komunikasi yang dapat dilakukan menurut Purbo dalam Kusnandar (2005), antara lain:
1) Dialog elektronik (Chatting); dialog elektronik adalah percakapan berbasis teks yang dapat dilakukan secara online dalam waktu bersamaan (synchronous) antara dua atau lebih pengguna internet. 2) Surat elektronik (e-mail); surat elektronik merupakan suatu bentuk
komunikasi tidak bersamaan (asynchronous) yang memungkinkan terjadinya komunikasi antara guru dengan siswa, guru dengan guru maupun siswa dengan siswa lain melalui surat yang disampaikan secara elektronik melalui internet. Berbeda dengan chatting, dengan cara ini umpan balik yang diperoleh mungkin tertunda.
3) Konferensi kelompok melalui surat elektronik (mailing list); Mailing list merupakan perluasan dari e-mail dimana seseorang dapat mengirim pesan kepada sekelompok orang tertentu yang telah terdaftar untuk bergabung dalam kelompok diskusi.
4) Konferensi jara jauh (teleconference); Konferensi jarak jauh dapat berupa konferensi audio maupun konferensi video. Kedua konferensi dapat dilakukan dengan “point to point” atau “multy point”. Cara pertama dilakukan dalam dua tempat sedangkan cara kedua dilakukan dalam lebih dari dua tempat.
c. Manfaat E-learning
Pemanfaatan internet sebagai media pembelajaran mengondisikan siswa untuk belajar secara mandiri. Para siswa dapat mengakses secara online dari berbagai perpustakaan, museum, database dan mendapatkan sumber primer terntang berbagai peristiwa sejarah, biografi, rekaman, laporan, data statistik.
(29)
commit to user
11
Siswa dapat berperan sebagai seorang peneliti, menjadi seorang analis, tidak hanya konsumen informasi saja. Siswa dan guru tidak perlu hadir secara fisik dikelas (classroom meeting) karena siswa dapat mempelajari bahan ajar dan mngerjakan tugas-tugas pembelajaran serta dengan cara mengakses jaringan komputer yang telah ditetapkan secara online. Siswa juga dapat belajar bekerja sama (collaborative) satu sama lain. Mereka dapat saling berkirim email untuk mendiskusikan bahan ajar. Kemudian selain mengerjakan tugas-tugas pembelajaran dan menjawab petanyaan-pertanyaan yang diberikan guru siswa dapat berkomunikasi dengan teman sekelasnya.
Saat pembelajar menjadi pengguna yang semakin canggih atas media, mereka akan mengharapkan lebih dari sekedar teks sederhana dalam e-learning. Multimedia, graphics (grafik), animations (animasi), music dan audio/video clips (klip audio/video) relatif mudah untuk di masukkan kedalam program dan di beberapa bidang kurikulum. Semua ini diperlukan untuk menyampaikan konten secara memadai. Sebagai tambahan, penting juga dipertimbangkan berbagai macam komponen motivasi: unsur game, fitur yang baru dan mengejutkan, humor dan kegiatan petualangan, meskipun semua ini mungkin belum sebanding kehebatannya jika dibandingkan dengan produk komersial.
Salah satu manfaat besar dari desain program belajar e-learning adalah kemudahannya sehingga dimungkinkan untuk menggunakan berbagai sumber pembelajaran. Web menyediakan akses hamper tak terbatas untuk bahan-bahan yang dapat memperkaya dan mendukung konten yang dikembangkan khusus program belajar.
Menurut Rusman (2010) pemanfaatan internet sebagai media pembelajaran memiliki beberapa kelebihan sebagai berikut:
1) Dimungkinkan terjadinya distribusi pendidikan kesemua penjuru tanah air dan kapasitas daya tampung yang tidak terbatas karena tidak memerlukan ruang kelas.
2) Proses pembelajaran tidak terbatas oleh wakti seperti halnya tatap muka biasa.
(30)
commit to user
12
3) Pembelajaran dapat memilih topik atau bahan ajar yang sesuai dengan keinginan dan kebutuhan masing-masing siswa.
4) Adanya keakuratan dan kekinian materi pembelajaran.
5) Pembelajaran dapat dilakukan secara interaktif, sehingga menarik siswa; dan memungkinkan pihak berkepentingan (orang tua siswa maupun guru) dapa turut serta menyukseskan proses pembelajaran, dengan cara mengecek tugas-tugas yang dikerjakan siswa secara online.
Perkembangan/kemajuan teknologi internet yang sangat pesat dan merambah keseluruh penjuru dunia telah dimanfaatkan oleh berbagai Negara, institusi, dan ahli untuk berbagai kepentingan termasuk didalamnya untuk pendidikan/pembelajaran. Berbagai percobaan untuk mengembangkan perangkat lunak (program aplikasi) yang dapat menunjang upaya peningkatan mutu pendidikan/pembelajaran terus dilakukan.
Secara umum, e-learning mampu menyajikan pengalaman belajar yang bermakna melalui pemanfaatan teknologi komunikasi dan informasi yang insensif. Secara khusus, manfaat e-learning adalah sebagai berikut:
1) Memfasilitasi komunikasi dan interaksi antara siswa dengan tenaga pengajar dan nara sumber ahli. Komunikasi antara tenaga pengajar dan nara sumber ahli dengan siswa merupakan faktor penting dalam proses pembelajaran. Komunikasi tersebut mencerminkan proses interaksi dan negosiasi makna bagi siswa untuk mencapai makna dalam pembelajaran. 2) Meningkatkan kolaborasi antar siswa untuk membentu komunitas belajar.
Kolaborasi antar siswa dapat membantu siswa memperoleh pembelajaran yang bermakna, daripada jika siswa belajar sendirian. Kolaborasi juga menciptakan keterhubungan antar siswa untuk saling berbagi dan saling membantu dalam memecahkan masalah,
3) Mendorong siswa untuk secara mandiri mencari sumber belajar dan mencapai makna. Siswa akan termotivasi untuk secara mandiri mencari berbagai sumber belajar dan mencapai kebermaknaan dari proses pencariannya. Siswa tidak tergantung lagi pada instruksi da atau keberadaan tenaga pengajar.
(31)
commit to user
13
4) Memberikan umpan balik lintas ruang dan waktu. Dalam system e-learning, siswa dapat setiap saat menguji dirinya sendiri untuk mengetahui kemajuannya. Kesalahannya, dan pebaikan yang perlu dilakukannya. 5) Memberikan akses kepada beragam sumber belajar. E-learning
memungkinkan siswa dan tenaga pengajar untuk mengakses beragam sumber belajar yang tersedia di internet, berupa situs, artikel ilmiah, gambar/foto, video, audio, paket-paket pembelajaran, nara sumber ahli, dan lain-lain.
Sedangkan manfaat pembelajaran elektronik menurut A. W. Bates dan K. Wulf dalam (http://www.ubb.ac.id/) terdiri atas 4 hal, yaitu:
1) Meningkatkan kadar interaksi pembelajaran antara peserta didik dengan guru atau instruktur (enhance interactivity). Apabila dirancang secara cermat, pembelajaran elektronik dapat meningkatkan kadar interaksi pembelajaran, baik antara peserta didik dengan guru/instruktur, antara sesama peserta didik, maupun antara peserta didik dengan bahan belajar (enhance interactivity). Berbeda halnya dengan pembelajaran yang bersifat konvensional. Tidak semua peserta didik dalam kegiatan pembelajaran konvensional dapat, berani atau mempunyai kesempatan untuk mengajukan pertanyaan ataupun menyampaikan pendapatnya di dalam diskusi, karena pada pembelajaran yang bersifat konvensional, kesempatan yang ada atau yang disediakan dosen/guru/instruktur untuk berdiskusi atau bertanya jawab sangat terbatas. Biasanya kesempatan yang terbatas ini juga cenderung didominasi oleh beberapa peserta didik yang cepat tanggap dan berani. Keadaan yang demikian ini tidak akan terjadi pada pembelajaran elektronik. Peserta didik yang malu maupun yang ragu-ragu atau kurang berani mempunyai peluang yang luas untuk mengajukan pertanyaan maupun menyampaikan pernyataan/pendapat tanpa merasa diawasi atau mendapat tekanan dari teman sekelas (Loftus, 2001).
2) Memungkinkan terjadinya interaksi pembelajaran dari mana dan kapan saja (time and place flexibility). Mengingat sumber belajar yang sudah dikemas secara elektronik dan tersedia untuk diakses oleh peserta didik
(32)
commit to user
14
melalui internet, maka peserta didik dapat melakukan interaksi dengan sumber belajar ini kapan saja dan dari mana saja (Dowling, 2002). Demikian juga dengan tugas-tugas kegiatan pembelajaran, dapat diserahkan kepada instruktur begitu selesai dikerjakan. Tidak perlu menunggu sampai ada janji untuk bertemu dengan guru/instruktur. Peserta didik tidak terikat ketat dengan waktu dan tempat penyelenggaraan kegiatan pembelajaran sebagaimana halnya pada pendidikan konvensional. 3) Menjangkau peserta didik dalam cakupan yang luas (potential to reach a global audience). Dengan fleksibilitas waktu dan tempat, maka jumlah peserta didik yang dapat dijangkau melalui kegiatan pembelajaran elektronik semakin lebih banyak atau meluas. Ruang dan tempat serta waktu tidak lagi menjadi hambatan. Siapa saja, di mana saja, dan kapan saja, seseorang dapat belajar. Interaksi dengan sumber belajar dilakukan melalui internet. Kesempatan belajar benar-benar terbuka lebar bagi siapa saja yang membutuhkan.
4) Mempermudah penyempurnaan dan penyimpanan materi pembelajaran (easy updating of content as well as archivable capabilities). Fasilitas yang tersedia dalam teknologi internet dan berbagai perangkat lunak yang terus berkembang turut membantu mempermudah pengembangan bahan belajar elektronik. Demikian juga dengan penyempurnaan atau pemutakhiran bahan belajar sesuai dengan tuntutan perkembangan materi keilmuannya dapat dilakukan secara periodik dan mudah. Di samping itu, penyempurnaan metode penyajian materi pembelajaran dapat pula dilakukan, baik yang didasarkan atas umpan balik dari peserta didik maupun atas hasil penilaian instruktur selaku penanggung-jawab atau pembina materi pembelajaran itu sendiri. Pengetahuan dan keterampilan untuk pengembangan bahan belajar elektronik ini perlu dikuasai terlebih dahulu oleh instruktur yang akan mengembangkan bahan belajar elektronik. Demikian juga dengan pengelolaan kegiatan pembelajarannya sendiri. Harus ada komitmen dari instruktur yang akan memantau
(33)
commit to user
15
perkembangan kegiatan belajar peserta didiknya dan sekaligus secara teratur memotivasi peserta didiknya.
Peranan internet dalam pendidikan sangat menguntungkan karena kemampuannya dalam mengolah data dengan jumlah data yang sangat besar. Tekhnologi informasi sudah menjadi jaringan komputer terbesar didunia, yang dapat berfungsi dengan baik jika didukung oleh perangkat komputer dengan perangkat lunak yang baik dan dengan guru yang terlatih baik. Menggunakan internet dengan segala fasilitasnya akan memberikan kemudahan untuk pendidikan yang secara langsung dapat meningkatkan pengetahuan siswa bagi keberhasilannya dalm belajar.
d. Kelebihan dan kekurangan e-learning
Menurut Rusman (2010) petunjuk tentang manfaat penggunaan internet, khususnya dalam pendidikan terbuka dan pembelajaran jarak jauh, antara lain:
1) Tersedianya fasilitas e-moderating dimana pendidikan dan peserta didik dapat berkomunikasi secara mudah melalui fasilitas internet secara reguler atau kapan saja kegiatan berkomunikasi itu dilakukan dengan tanpa dibatasi oleh jarak, tempat dan waktu.
2) Pendidik dan peserta dapat menggunakan bahan ajar atau petunjuk belajar yang terstruktur dan terjadwal melalui internet, sehingga keduanya bisa saling menilai sampai berapa jauh bahan ajar dipelajari.
3) Peserta didik dapat belajar atau me-review bahan pelajaran setiap saat dan dimana saja kalau diperlukan, mengingat bahan ajar dipelajari.
4) Bila peserta didik memerlukan tambahan informasi yang berkaitan dengan bahan yang dipelajarinya, ia dapat melakukan akses di internet secara lebih mudah.
5) Baik pendidik maupun peserta didik dapat melakukan diskusi melalui internet yang dapat diikuti dengan jumlah peserta yang banyak, sehingga menambah ilmu pengetahuan dan wawasan yang lebih luas.
6) Berubahnya peran peserta didik dari yang biasanya pasif menjadi aktif dan lebih mandiri.
(34)
commit to user
16 7) Relatih lebih efisien.
Walaupun demikian, pemanfaatan internet untuk pembelajaran atau e-learning juga tidak terlepas dari berbagai kekurangan. Menurut Bule & Beam dalam Rusman (2010), antara lain:
1) Kurangnya interaksi antara pendidik dan peserta didik atau bahkan antarsesama peserta didik itu sendiri.
2) Kecenderungan mengabaikan aspek akademik atau aspek sosial dan sebaliknya mendorong tumbuhnya aspek bisnis/komersial.
3) Proses pembelajarannya cenderung kearah pelatihan daripada pendidikan. 4) Berubahnya peran pendidik dari yang semula menguasai teknik
pembelajaran konvensional, kini juga dituntut mengetahui teknik pembelajaran yang menggunakan ICT/medium komputer.
5) Peserta didik yang tidak mempunyai motivasi belajar yang tinggi cenderung gagal.
6) Tidak semua tempat tersedia fasilitas internet.
7) Kurangnya tenaga yang mengetahui dan memiliki keterampilan mengoperasikan internet.
8) Kurangnya personel dalam hal penguasaan bahasa penguasaan pemrograman komputer.
2. Tinjauan Tentang Model Kesuksesan Sistem Teknologi Informasi a. Model dasar kesuksesan sistem informasi
Menurut Jogiyanto (2008: 2) “model yang baik adalah model yang
lengkap tetapi sederhana”. Bedasarkan teori-teori dan hasil-hasil penelitian
sebelumnya yang telah dikaji, Delone dan McLean dalam Jogiyanto (2008) mengembangkan suatu model parsinomi yang mereka sebut dengan nama model kesuksesan sistem informasi DeLone & McLean (D & M IS Succes Model) pada gambar 1.
(35)
commit to user
17
Gambar 1. Model kesuksesan system informasi Delone & McLean Sumber : Jogiyanto HM 2008
Model yang diusulkan ini merefleksikan ketergantungan dari enam pengukuran kesuksesan sistem informasi. Keenam elemen atau faktor atau komponen atau pengukuran dari model ini adalah:
1) Kualitas sistem (system quality)
2) Kualitas informasi (Information quality) 3) Penggunaan (Use)
4) Kepuasan pemakai (User satisfaction) 5) Dampak individual (Individual impact) 6) Dampak organisasi (organization impact)
Model kesuksesan ini didasarkan pada proses dan hubungan kausal dari dimensi-dimensi di model. Model ini tidak mengukur keenam dimensi pengukuran kesuksesan system informasi secara independen tetapi mengukurnya secara keseluruhan satu mempengaruhi yang lain.
Model D&M ini merefleksikan ketergantungan dari enam pengukuran kesuksesan sistem informasi diatas. Model ini didasarkan pada proses dan hubungan kausal dari dimensi-dimensi tersebut. Keenam dimensi tidak diukur secara independen tetapi menbgukurnya secara keseluruhan, satu mempengaruhi yang lainya.
Kualitas informasi (Information
quality)
Kualitas sistem (System quality)
Dampak organisasional (Organizationa
l Impact) Dampak
individual (Individual impact) Kepuasan
Pemakai (User satisfaction) Penggunaan
(36)
commit to user
18
Pertimbangan proses berargumentasi bahwa suatu sistem terdiri dari beberapa proses yaitu proses mengikuti proses lainya. Suatu model proses mengusulkan bahwa suatu sistem informasi terdiri dari beberapa proses sebagai berikut:
1) Suatu sistem informasi mula-mula dibuat berisi dengan banyak fitur yang dapat memmperlihatkan beberapa tingkat kualitas sistem dan kualitas informasinya.
2) Pemakai dan manajer mempunyai pengalaman dengan fitur-fitur tersebut dengan menggunakan sistemnya.
3) Penggunaan dari sistem dan produk informasinya kemudian mempunyai dampak atau pengaruh pada pemakai individual didalam melakukan pekerjaanya dan dampak individu ini secara kolektif akan berakibat pada dampak-dampak organisasional.
Berbeda dengan model proses, model kausal atau disebut juga dengan model varian berusaha untuk menjelaskan kovarian dari elemen-elemen model untuk menentukan apakah variansi dari satu elemen dapat dijelaskan oleh variansi dari elemen-elemen lainya atau dengan kata lain untuk menetuikan apakah terjadi hubungan kausal diantara mereka. Misalnya semakin tinggi kualitas sistem diharapkan akana menyebabkan kepuasaan pemakai dan penggunaan yang lebih tinggi yang selanjutnya akan mempengaruhi secara positif produktivitas individual dengan hasil peningkatan produktivitas organisasional. Model kausal ini menunjukan bagaimana arah hubungan satu elemen dengan elemen lainya apakah menyebabkan lebih besar (mempunyai pengaruh positif) atau lebih kecil (mempunyai pengaruh negatif).
b. Model Kesuksesan E-learning
Model D&M ini dikembangkan dari penelitian-penelitian yang sudah dilakukan oleh shanon, whever & Mason serta penelitian-penelitian sistem informasi lainya. Sebenarnya penelitian Shanon & Wheaver dalam Jogiyanto (2008) merupakan penelitian dibidang komunikasi. Mereka mengelompokan
(37)
commit to user
19
proses informasi kedalam tiga tingkatan teknis yaitu tingkatan teknikal, tingkatan semantik, dan informasi efektivitas.
Model DeLone & McLean ini mereflaksikan ketergantungan dari enam pengukuran kesuksesan sistem informasi, yaitu kualitas sistem, kualitas informasi, kualitas pelayanan, penggunaan, kepuasaan pemakai, dan manfaat-manfaat bersih.
Gambar 2. Model kesuksesan sistem informasi D&M yang telah diperbarui Sumber: DeLone & McLean (2004)
1) Kualitas sistem
Kualitas sistem (system quality) digunakan untuk mengukur kualitas sistem teknologi informanya sendiri. Beberapa peneliti telah mengembangkan beberapa pengukuran untuk mempromosikan kualitas sistem. Swanson dalam Jogiyanto (2008) menggunakan pengukuran apresiasi terhadap SIM oleh para pemakai manajer untuk mengukur kualitas sistem. Sementara Emery dalam Jogiyanto (2008) menggunakan konsep karakteristik sistem untuk mengukur kualitas sistem informasi”. Berdasar pengukuran-pengukuran yang dilakukan oleh beberapa peneliti, D&M kemudian membangun sebuah konstruk.
Menurut Yi-Shun Wang et al (2005) kualitas sistem tentang e-learning dapat diukur dengan indokator-indikator sebagai berikut:
a) E-learning dapat digunakan kapan saja. b) E-learning mudah digunakan.
Kualitas sistem (system quality)
Kualitas informasi (information quality)
Kualitas pelayanan (Service quality)
Penggunaan (Use)
Kepuasan pemakai (User
satisfaction)
Manfaat-manfaat bersih (Net
(38)
commit to user
20
c) E-learning mudah di dalam pengoperasiannya.
d) E-learning menyediakan fasilitas-fasilitas yang memudahkan pengguna berhubungan dengan bagian penyedia e-learning.
e) E-learning menyediakan tampilan informasi yang bisa diatur. f) E-learning memiliki fasilitas-fasilitas yang membuat pengguna
tertarik untuk menggunakannya.
g) E-learning menyediakan akses informasi yang cepat.
2) Kualitas informasi
Kualitas informasi (information quality) mengukur kualitas keluaran dari sistem informasi. Larcker and Lessig dalam Jogiyanto (2008: 15),
“mengembangkan 6 item pertanyaan untuk mengukur kepentingan persepsi
dan kegunaan informasi dari informasi yang disajikan di laporan-laporan yang
mengahasillkan oleh sistem informasi”. Peneliti lain, Ahituv dalam Jogiyanto
(2008: 15), “menggunakan lima macam karakteristik informasi untuk
mengukur niali dari informasioi, akurasi, ketepatan waktu, relevan, agregasi
dan pemformatan”.
Menurut Yi-Shun Wang et al (2005) kualitas informasi tentang e-learning dapat diukur dengan indokator-indikator sebagai berikut:
a) E-learning memberikan informasi yang di perlukan pengguna. b) E-learning memberikan informasi tepat waktu.
c) E-learning memberikan informasi yang sesuai dengan pekerjaaan/tugas dan profesi pengguna.
d) E-learning memberikan informasi yang cukup.
e) E-learning memberikan informasi yang mudah dipahami. f) E-learning memberikan informasi yang terbaru (up-to-date).
3) Kualitas pelayanan
Jasa yang diberikan sistem teknologi informasi berkembang tidak hanya menjadi penyedia informasi saja, tetapi juga penyedia pelayanan. Untuk mengukur jasa pelayanan ini maka DeLone & McLean dalam Jogiyanto
(39)
commit to user
21
(2008) mengusulkan menambah suatu variabel baru, yaitu variabel kualitas pelayanan. Pengukuran kualitas pelayanan (service quality) awalnya digunakan dipenelitian pemasaran (marketing). Penelitian-penelitian sistem informasi yang memasukkan pengukuran kualitas pelayanan (service quality) kedalam model D&M.
Walaupun kualitas pelayanan dapat dimasukkan sebagai komponen baru dalam model D&M, tetapi kualitas layanan mempunyai bobot yang berbeda dengan kualitas informasi dan kualitas sistem, tergantung dati tingkat analisisnya. DeLone & McLean dalam Jogiyanto (2008: 98) mengatakan
bahwa “Untuk mengukur kesuksesan suatu system tunggal, kualitas informasi
dan kualitas sistem mungkin merupakan komponen kualitas yang paling
penting”.
Menurut Yi-Shun Wang et al (2005) kualitas layanan tentang e-learning dapat diukur dengan indokator-indikator sebagai berikut:
a) E-learning menyediakan layanan berupa bantuan dan penjelasan secara on-line.
b) Bagian IT sekolah berinteraksi baik dengan pengguna selama pengguna menggunakan e-learning.
c) Bagian IT sekolah menyediakan waktu untuk konsultasi tentang e-learning.
d) Bagian IT sekolah merespon dengan baik setiap saran yang diberikan pengguna untuk perbaikan e-learning di masa mendatang.
e) Bagian IT sekolah memperlengkapi sarana yang mendukung pengguna untuk menggunakan e-learning.
4) Pengguaan informasi
Menurut Jogiyanto (2008: 19), “Penggunaan informasi (use) adalah
penggunaan keluaran suatu system informasi oleh penerima”. Banyak
penelitian yang menggunakan proksi penggunaan laporan dari sistem informasi dan pengukuran penggunaan sistem sebagai pengukur kesuksesan
(40)
commit to user
22
SIM. Konsep penggunaan dari suatu sistem, dapat dipandang dari 3 prespektif yaitu penggunaan nyata (actual use), penggunaan prespektif (perceived use) penggunaan yang dilaporkan (reprted use).
Beberapa penelitian menggunakan penggunaan nyata dengan mengukur banyaknya permintaan informasi dari manajer atau dengan mencatat jumlah banyaknya waktu koneksi dari pemakai atau jumlah penggunaaan fungsi-fungsi komputer, jumlah catatan klien yang diproses atau aktual biaya yang dibebankan untukl penggunaan komputer. Disamping penggunaaan yang dilaporkan sendiri juga banyak digunakan untuk penggunaan persepsi ini dilakuakan dengan menggunakan daftar pertanyaan yang dijawab oleh manajer pemakai tentang penggunaan sistem informasi yang dianggap dilakukan olehnya (Jogiyanto, 2008: 19).
Menurut Yi-Shun Wang et al (2005) penggunaan e-learning dapat diukur dengan indokator-indikator sebagai berikut:
a) Frekuensi menggunakan e-learning tinggi. b) Penggunaan e-learning dengan sukarela. c) Ketergantungan terhadap e-learning.
5) Kepuasan pemakai
Menurut Jogiyanto (2008: 23), “Kepuasan pemakaian (user satisfaction) adalah respon pemakai terhadap pengguanan keluaran sistem
informasi”. Beberapa peneliti seperti Hamilton and Cherverany dalam
Jogiyanto (2008) mengusulkan untuk menggunakan kepusaan pemakain sebagai pengukur dari keberhasilan penggunaan sistem informasi. Peneliti ini mengusulkan penggunaan kepuasaan pemakai digunakan sebagi pengukur keberhasilan system informasi hanya untuk system informasi tertentu saja yang digunakan oleh pemakai. Lucas dalam Jogiyanto (2008) menggunakan kepuasan dipenelitian eksperimen laboratorium tentang kepuasaan menggunakan sistem informasi yang berhubungan dengan pengambilan keputusan yang berhubungan dengan pengambilan keputusan permasalahan pemesanaan persediaan.
(41)
commit to user
23
Swanson dalam Jogiyanto (2008) menggunakan 16 item pertanyaan untuk mengukur aprtesiasi terhadap sistem informasi. Beberapa penelitian menemukan bahwa kepuasaan pemakai berhubungan erat dengan sikap (attitude) dari pemakai terhadap pemakaian sistem informasi. Olaeh karena itu peneliti menggunakan pengukuran kepuasaan pemakai sebaiknya juga memasukan sikap pemakai untuk mengontrol pengukuran kepuasan pemakai sebaiknya juga memasukan sikap pemakai untuk mengontrol sikap yang bias dari pemakai.
Menurut Yi-Shun Wang et al (2005) kepuasan pemakai e-learning dapat diukur dengan indokator-indikator sebagai berikut:
a) Kebanyakan dari pengguna e-learning menanggapi secara positif terhadap fungsi e-learning.
b) E-learning mempunyai banyak manfaat. c) Pengguna puas menggunakan e-learning.
6) Manfaat-manfaat Bersih.
Dampak dari sistem informasi sudah meningkat tidak hanya berdampak pada pemakai individual dan organisasi saja, tetapi dampaknya sudah ke grup pemakai, ke antar organisasi, bahkan ke Negara. DeLone dan McLean dalam Jogiyanto (2008) mengusulkan untuk menamakan semua manfaat menjadi satu yaitu manfaat-manfaat bersih (net benefit).
Ketika e-learning dirasa mampu memberikan manfaat yang besar terhadap terhadap pengguna maka pengguna akan lebih mudah mendapatkan materi belajar sehingga bisa meningkatkan prestasi belajar, selain itu e-learning juga akan meningkatkan tingkat kelulusan siswa dan juga meningkatkan daya saing sekolah.
Menurut Yi-Shun Wang et al (2005) manfaat-manfaat bersih e-learning dapat diukur dengan indokator-indikator sebagai berikut:
a) E-learning yang disediakan sekolah membantu pengguna dalam mengerjakan pekerjaan/tugasnya.
(42)
commit to user
24
b) E-learning yang disediakan sekolah membantu pengguna memecahkan masalah.
c) E-learning meningkatkan daya saing sekolah.
d) E-learning membantu sekolah untuk merespon lebih cepat terhadap perubahan.
e) E-learning membantu sekolah untuk menyediakan pelayanan yang lebih baik kepada pengguna.
f) E-learning membantu sekolah untuk menyediakan pelayanan yang baru kepada pengguna.
g) E-learning membantu sekolah menghemat biaya. h) E-learning mendukung tercapainya tujuan sekolah.
B. Hasil Penelitian Yang Relevan
1. DeLone and McLean (2003) memperbarui model yang mereka kembangkan di tahun 1992 berdasar evaluasi mereka terhadap kontribusi dari penelitian lain yang menerapkan model D&M. Berdasar pengamatan mereka di rahun 2002, sebanyak 285 jurnal mengcu pada model D&M selama kurun waktu 1993 hingga pertengahan 2002. Namun beberapa penelitian dirasakan gagal karena kurangnya kehati-hatian, mereka menggunakan model D&M untuk mendukung variabel kesuksesan yang mereka pilih tetapi tidak menginformasikan pengembangan konstruk yang lebih komprehensif. Peneliti-peneliti tersebut mengabaikan kesimpulan utama dan artikel bahwa kesuksesan sistem informasi merupakan konstruk yang multidimensional dan interdependen, dengan demikian perlu mempelajari interrelationship diantara ke enam dimensi tersebut, DeLone dan McLean menyempurnakan model yang mereka kembangkan sebelumnya.
2. Anita Lee-Post dengan judul “E-learning: success model: an information systems perspectif”. Dalam penelitiannya, Anita melaporkan hasil pengamatan yang dilakukan dan pengalaman yang diperoleh dari mengembangkan dan menyampaikan program online metode kuantitatif. Penilaian keberhasilan ditunjukkan melalui empat siklus penelitian tindakan. Temuan dari studi
(43)
commit to user
25
empiris ini mengkonfirmasi nilai sebuah metodologi penelitian tindakan untuk mempromosikan kesuksesan e-learning. Laporan ini di akhiri dengan diskusi tentang manfaat model yang diusulkan untuk memajukan pemahaman kita tentang bagaimana untuk menentukan, menilai dan mempromosikan kesuksesan e-learning.
3. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu adalah dalam penelitian Anita Lee-Post dengan judul “E-learning: success model: an information systems perspective” menggunakan metode PTK dengan jumlah sampel 206 siswa sedangkan penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif dengan jumlah sampel 170 yang terdiri dari siswa dan guru.
C. Kerangka Berpikir
Kerangka berpikir merupakan arahan penalaran untuk sampai pada pemberian jawaban sementara atas masalah yang dirumuskan. Kerangka berpikir berguna untuk mewadahi teori–teori yang kadang terlepas satu sama lain menjadi suatu rangkaian yang utuh mengarah pada jawaban sementara. Model kerangka berpikir dalam penelitian ini dibangun dari model kesuksesan sistem informasi D&M yang diadopsi dari teori DeLone & McLean (2003).
Kerangka berpikir dalam penelitian ini dapat digambarkan pada gambar 3.
Gambar 3. Kerangka Berpikir
Kualitas sistem (system quality)
(KS)
Kualitas informasi (information quality)
(KI)
Kualitas Layanan (Service quality)
(KL)
Kesuksesan E-learning (NB)
Kepuasan Pemakai (User Satisfaction)
(KP) Penggunaan (Use)
(44)
commit to user
26
Dalam model kerangka berpikir pada gambar 3 di adopsi dari teori DeLone & McLean (2003) tentang sistem kesuksesan informasi. Dari model tersebut menyatakan bahwa kesuksesan e-learning di ukur dari manfaat (Net Benefit). Net benefit ditentukan oleh penggunaan dan kepuasan pemakai. Penggunaan dapat diukur dengan indikator-indikator: Frekuensi menggunakan e-learning tinggi, penggunaan e-learning dengan sukarela, ketergantungan terhadap e-learning. Sedangkan kepuasan pemakai diukur dengan indikator-indikator: kebanyakan dari pengguna e-learning menanggapi secara positif terhadap fungsi e-learning, e-learning mempunyai banyak manfaat, pengguna puas menggunakan e-learning.
Penggunaan dan kepuasan pemakai secara bersama-sama ditentukan oleh kualitas sistem, kualitas informasi dan kualitas layanan. Kualitas sistem diukur dengan indikator-indikator: e-learning dapat digunakan kapan saja, e-learning mudah digunakan, e-learning mudah didalam pengoperasiannya, e-learning menyediakan fasilitas-fasilitas yang memudahkan pengguna berhubungan dengan bagian penyedia e-learning, e-learning menyediakan tampilan informasi yang bisa diatur, e-learning memiliki fasilitas-fasilitas yang membuat pengguna tertarik untuk menggunakannya. Kualitas informasi dapat diukur dengan indikator-indikator: e-learning memberikan informasi yang di perlukan pengguna, e-learning memberikan informasi tepat waktu, e-learning memberikan informasi yang sesuai dengan pekerjaaan/tugas dan profesi pengguna, e-learning memberikan informasi yang cukup, E-learning memberikan informasi yang mudah dipahami, dan e-learning memberikan informasi yang terbaru (up-to-date). Sedangkan kualitas layanan diukur dengan indikator-indikator: e-learning menyediakan layanan berupa bantuan dan penjelasan secara on-line, bagian IT sekolah berinteraksi baik dengan pengguna selama pengguna menggunakan e-learning, bagian IT sekolah menyediakan waktu untuk konsultasi tentang e-learning, bagian IT sekolah merespon dengan baik setiap saran yang diberikan pengguna untuk perbaikan e-learning di masa mendatang, bagian IT sekolah memperlengkapi sarana yang mendukung pengguna untuk menggunakan e-learning.
(45)
commit to user
27
Definisi Operasional Variabel
Penelitian ini mempunyai 2 variabel yaitu:Variabel eksogen dan variabel endogen. Definisi operasional penelitian ini adalah:
1) Variabel Eksogen
Menurut Ghozali (2004: 6) “variabel eksogen (independent) yaitu variabel
yang tidak dipengaruhi variabel sebelumnya”. Dalam model kesuksesan
e-learning ini mempunyai 3 variabel eksogen yaitu: a) Kuailtas sistem (KS)
Menurut Yi-Shun Wang et al (2005) kualitas sistem tentang e-learning dapat diukur dengan indokator-indikator sebagai berikut:
(1) E-learning dapat digunakan kapan saja. (2) E-learning mudah digunakan.
(3) E-learning mudah di dalam pengoperasiannya.
(4) E-learning menyediakan fasilitas-fasilitas yang memudahkan pengguna berhubungan dengan bagian penyedia e-learning.
(5) E-learning menyediakan tampilan informasi yang bisa diatur.
(6) E-learning memiliki fasilitas-fasilitas yang membuat pengguna tertarik untuk menggunakannya.
(7) E-learning menyediakan akses informasi yang cepat. b) Kualitas informasi (KI)
Menurut Yi-Shun Wang et al (2005) kualitas informasi tentang e-learning dapat diukur dengan indokator-indikator sebagai berikut:
(1) E-learning memberikan informasi yang di perlukan pengguna. (2) E-learning memberikan informasi tepat waktu.
(3) E-learning memberikan informasi yang sesuai dengan pekerjaaan/tugas dan profesi pengguna.
(4) E-learning memberikan informasi yang cukup.
(5) E-learning memberikan informasi yang mudah dipahami. (6) E-learning memberikan informasi yang terbaru (up-to-date).
(46)
commit to user
28 c) Kualitas layanan (KL)
Menurut Yi-Shun Wang et al (2005) kualitas layanan tentang e-learning dapat diukur dengan indokator-indikator sebagai berikut:
(1) E-learning menyediakan layanan berupa bantuan dan penjelasan secara on-line.
(2) Bagian IT sekolah berinteraksi baik dengan pengguna selama pengguna menggunakan e-learning.
(3) Bagian IT sekolah menyediakan waktu untuk konsultasi tentang e-learning.
(4) Bagian IT sekolah merespon dengan baik setiap saran yang diberikan pengguna untuk perbaikan e-learning di masa mendatang.
(5) Bagian IT sekolah memperlengkapi sarana yang mendukung pengguna untuk menggunakan e-learning
2) Variabel endogen
Menurut Ghozali (2004: 6) “variabel endogen adalah variabel yang
dipengaruhi oleh variabel sebelumnya”. Dalam model kesuksesan e-learning
ini mempunyai 3 variabel endogen yaitu a) Penggunaan (P)
Menurut Jogiyanto (2008: 19), “Penggunaan informasi (use) adalah
penggunaan keluaran suatu system informasi oleh penerima”. Menurut Yi
-Shun Wang et al (2005) penggunaan e-learning dapat diukur dengan indokator-indikator sebagai berikut:
(1) Frekuensi menggunakan e-learning tinggi. (2) Penggunaan e-learning dengan sukarela. (3) Ketergantungan terhadap e-learning.. b) Kepuasan pemakai (KP)
Menurut Jogiyanto (2008: 23), “Kepuasan pemakaian (user satisfaction) adalah respon pemakai terhadap pengguanan keluaran sistem informasi”. Menurut Yi-Shun Wang et al (2005) kepuasan pemakai e-learning dapat diukur dengan indokator-indikator sebagai berikut:
(47)
commit to user
29
(1) Kebanyakan dari pengguna e-learning menanggapi secara positif terhadap fungsi e-learning.
(2) E-learning mempunyai banyak manfaat. (3) Pengguna puas menggunakan e-learning c) Manfaat Bersih (NB)
Menurut Yi-Shun Wang et al (2005) manfaat bersih e-learning dapat diukur dengan indokator-indikator sebagai berikut:
(1) E-learning yang disediakan sekolah membantu pengguna dalam mengerjakan pekerjaan/tugasnya.
(2) E-learning yang disediakan sekolah membantu pengguna memecahkan masalah.
(3) E-learning meningkatkan daya saing sekolah.
(4) E-learning membantu sekolah untuk merespon lebih cepat terhadap perubahan.
(5) E-learning membantu sekolah untuk menyediakan pelayanan yang lebih baik kepada pengguna.
(6) E-learning membantu sekolah untuk menyediakan pelayanan yang baru kepada pengguna.
(7) E-learning membantu sekolah menghemat biaya. (8) E-learning mendukung tercapainya tujuan sekolah.
D. Hipotesis Penelitian
Menurut Sugiyono (2008:93), ”Hipotesis merupakan jawaban sementara
terhadap rumusan masalah”. Sedangkan menurut Hadi (2000:57) hipotesis adalah “Pernyataan yang masih lemah kebenarannya dan masih perlu dibuktikan
kebenarannya”. Dengan demikian, hakekat hipotesis adalah sebuah keputusan
atau kesimpulan yang masih bersifat sementara, karena masih harus diuji kebenarannya secara empiris.
(48)
commit to user
30 H1
H4 H2
H 3
H5
H6
H8 H7
Gambar 4. Hipotesis penelitian
Hipotesis dalam penelitian ini adalah:
1) Kualitas sistem (KS) di duga menentukan secara positif dan signifikan terhadap penggunaan e-learning (P) di SMA N 1 Surakarta Tahun 2011. 2) Kualitas informasi (KI) di duga menentukan secara positif dan signifikan
terhadap penggunaan e-learning (P) di SMA N 1 Surakarta Tahun 2011. 3) Kualitas layanan (KL) di duga menentukan secara positif dan signifikan
terhadap penggunaan e-learning (P) di SMA N 1 Surakarta Tahun 2011. 4) Kualitas sistem (KS) di duga menentukan secara positif dan signifikan
terhadap kepuasan pemakai e-learning (KP) di SMA N 1 Surakarta Tahun 2011.
5) Kualitas informasi (KI) di duga menentukan secara positif dan signifikan terhadap kepuasan pemakai e-learning (KP).
6) Kualitas layanan (KL) di menentukan secara positif dan signifikan terhadap kepuasan pemakai e-learning (KP) di SMA N 1 Surakarta Tahun 2011.
7) Penggunaan e-learning (P) di duga menentukan secara positif dan signifikan terhadap net benefit (NB) di SMA N 1 Surakarta Tahun 2011.
8) Kepuasan pemakai (KP) di duga menentukan secara positif dan signifikan terhadap net benefit (NB) di SMA N 1 Surakarta Tahun 2011.
Kualitas sistem (KS)
Kualitas Layanan (KL) Kualitas informasi
(KI)
Kepuasan Pemakai (KP)
Penggunaan (P)
Net Benefit (NB)
(49)
commit to user
31
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Tempat Dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian
Suatu penelitian memerlukan tempat penelitian yang dijadikan objek untuk memperoleh data, informasi dan keterangan yang diperlukan sehubungan dengan kepentingan penelitian. Tempat yang akan di gunakan sebagai tempat penelitian ini adalah SMA N I Surakarta Jl. Monginsidi No.40 Surakarta dengan pertimbangan bahwa lokasi tersebut memungkinkan peneliti untuk memperoleh responden sesuai dengan judul skripsi.
2. Waktu Penelitian
Waktu penelitian akan dilaksanakan setelah proposal penelitian disetujui oleh dosen pembimbing dan telah mendapat ijin dari pihak-pihak yang berwenang direncanakan dari bulan November 2010 sampai dengan april 2011. Waktu ini meliputi kegiatan persiapan sampai penyusunan laporan penelitian, dengan jadwal sebagai berikut:
Jenis Kegiatan Nov 2010
Des 2010
Jan 2011
Feb 2011
Maret 2011
April 2011 1. Persiapan Penelitian
a.Penyusunan Judul b.Penyusunan Proposal c.Perijinan 2. Perencanaan penelitian 3. Pelaksanaan Penelitian 4. Penyusunan Laporan
(1)
commit to user
70
konsultasi tentang e-learning, bagian IT sekolah merespon dengan baik setiap saran yang diberikan pengguna untuk perbaikan e-learning di masa mendatang dan bagian IT sekolah memberikan sarana yang mendukung penggunaan e-learning. Sebaliknya ketika kualitas layanan yang disediakan oleh bagian IT di SMA N 1 Surakarta rendah maka rendah pula tingkat kepuasan pemakai layanan e-learning di SMA N 1 Surakarta.
7. Hubungan variabel penggunaan sistem dengan variabel manfaat
Berdasarkan hasil pengujian dapat diketahui bahwa variabel penggunaan sistem menentukan secara positif terhadap manfaat sebesar 0,254 dan signifikan karena tingkat signifikansi 0,003 yaitu kurang dari 0,05 (p<5%) artinya hipotesa 7 yang menyatakan penggunaan sistem menentukan secara positif dan signifikan terhadap manfaat didukung oleh data. Hasil penelitian menemukan bahwa semakin tinggi tingkat penggunaan sistem e-learning semakin tinggi pula tingkat manfaat yang akan dirasakan para pengguna.
Hasil penelitian menyimpulkan bahwa ketika frekuensi siswa dan guru SMA N 1 Surakarta dalam menggunakan e-learning tinggi, siswa dan guru SMA N 1 Surakarta menggunakan sistem e-learning dengan sukarela, dan ketika siswa dan guru SMA N 1 Surakarta merasa tergantung terhadap e-learning maka semakin besar manfaat penggunaan sistem e-e-learning yang akan dirasakan oleh siswa dan guru SMA N 1 Surakarta.
8. Hubungan variabel kepuasan pemakai dengan variabel manfaat bersih
Berdasarkan hasil pengujian dapat diketahui bahwa variabel kepuasan pemakai menentukan secara positif terhadap manfaat bersih sebesar 0,609 dan signifikan dengan tingkat signifikansi 0,001 yaitu kurang dari 0,05 (p<5%) artinya hipotesa 8 yang menyatakan kepuasan pemakai menentukan secara positif dan signifikan terhadap manfaat didukung oleh data. Hasil penelitian
mengindikasikan bahwa semakin tinggi kepuasan pemakai yang disediakan
e-learning semakin tinggi pula manfaat yang dirasakan oleh seseorang ketika menggunakan sistem e-learning.
(2)
commit to user
71
Berdasarkan hasil analisis menyimpulkan bahwa jika siswa dan guru SMA N 1 Surakarta menanggapi penggunaan dan fungsi e-learning secara
positif, siswa dan guru SMA N 1 Surakarta menganggap e-learning
mempunyai banyak manfaat dan siswa dan guru SMA N 1 Surakarta puas ketika menggunakan e-learning maka semakin tinggi pula manfaat e-learning yang dirasakan oleh siswa dan guru SMA N 1 Surakarta.
(3)
commit to user
72
BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
Pada bagian ini akan dipaparkan kesimpulan, implikasi, dan saran yang diharapkan berguna bagi semua pihak yang berkepentingan sebagai bagian akhir dari penelitian yang telah dilakukan penulis. Kesimpulan ini didasarkan pada hasil analisis data yang telah dilakukan dan akan menjawab permasalahan yang telah dirumuskan sebelumnya sesuai dengan tujuan penelitian ini. Selain kesimpulan akan disertakan saran-saran yang diharapkan berguna bagi semua pihak yang berkepentingan.
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian mengenai kesuksesan e-learning di SMA N 1 Surakarta, dan berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan peneliti pada bab IV dengan menggunakan metode analisis SEM maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Kesuksesan e-learning di SMA N 1 Surakarta ditentukan oleh faktor penggunaan dan kepuasan pemakai. Variabel penggunaan menentukan secara positif terhadap kesuksesan e-learning sebesar 0,254 dan signifikan dengan tingkat signifikansi 0,003 yaitu kurang dari 0,05 (p<5%), variabel kepuasan pemakai menentukan secara positif terhadap kesuksesan e-learning sebesar 0,609 dan signifikan dengan tingkat signifikansi 0,001 yaitu kurang dari 0,05 (p<5%). Hal ini mengindikasikan bahwa semakin tinggi tingkat penggunaan dan kepuasan pemakai maka kesuksesan e-learning akan semakin tinggi pula. 2. Penggunaan e-learning di SMA N 1 Surakarta ditentukan oleh faktor kualitas
sistem, kualitas informasi dan kualitas layanan. Variabel kualitas sistem menentukan secara positif terhadap penggunaan sistem sebesar 1,445 dan signifikan dengan tingkat signifikansi 0,015 yaitu kurang dari 0,05 (p<5%), variabel kualitas informasi menentukan secara positif terhadap penggunaan sistem sebesar 1,423 dan signifikan dengan tingkat signifikansi 0,015 yaitu kurang dari 0,05 (p<5%), variabel kualitas layanan menentukan secara positif
(4)
commit to user
73
terhadap penggunaan sistem sebesar 0,823 dan signifikan dengan tingkat signifikansi 0,021 yaitu kurang dari 0,05 (p<5%). Hal ini mengindikasikan bahwa semakin tinggi kualitas sistem, kualitas informasi dan kualitas layanan maka penggunaan e-learning akan semakin tinggi pula.
3. Kepuasan pemakai e-learning di SMA N 1 Surakarta ditentukan oleh kualitas
sistem, kualitas informasi dan kualitas layanan. Variabel kualitas sistem menentukan secara positif terhadap kepuasan pengguna sebesar 0,762 dan signifikan dengan tingkat signifikansi 0,001 yaitu kurang dari 0,05 (p<5%), variabel kualitas informasi menentukan secara positif terhadap kepuasan pemakai sebesar 0,624 dan signifikan dengan tingkat signifikansi 0,002 yaitu kurang dari 0,05 (p<5%), variabel kualitas layanan menentukan secara positif terhadap kepuasan pengguna sebesar 0,389 dan signifikan dengan tingkat signifikansi 0,001 yaitu kurang dari 0,05 (p<5%). Hal ini mengindikasikan bahwa semakin tinggi kualitas sistem, kualitas informasi dan kualitas layanan maka pengguna e-learning akan semakin tinggi pula.
B. Implikasi
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan maka dapat disajikan implikasi hasil penelitian sebagai berikut :
1. Dalam penelitian ini ditemukan bahwa penggunaan dan kepuasan pemakai menentukan secara positif dan signifikan terhadap kesuksesan e-learning. Untuk itu agar kesuksesan e-learning yang diperoleh semakin besar maka sakolah perlu meningkatkan sikap positif siswa dan guru terhadap e-learning. 2. Dalam penelitian ini ditemukan bahwa kualitas sistem, kualitas informasi dan
kualitas layanan menentukan secara positif dan signifian terhadap penggunaan e-learning dan kepuasan pemakai e-learning. Hal ini dapat dijadikan evaluasi bagi pihak sekolah untuk meningkatkan kualitas informasi sehingga penggunaan e-learning di SMA N 1 Surakarta meningkat, sabaiknya pihak sekolah meningkatkan kualitas informasi yang ada agar e-learning yang disediakan memberikan cukup informasi yang sesuai dengan kebutuhan siswa dan guru yang menggunakan e-learning di SMA N 1 Surakarta. Ketika siswa
(5)
commit to user
74
dan guru merasa apa yang mereka butuhkan disediakan dalam e-learning SMA N 1 Surakarta maka mereka akan semakin menggunakan e-learning. Selain itu pihak sekolah sabaiknya juga melakukan evaluasi untuk meningkatkan kualitas sistem yang ada agar e-learning yang disediakan bisa digunakan kapan saja, mudah dalam pengoperasiannya, memberikan akses informasi yang cepat, dan memberikan fasilitas-fasilitas yang menarik sehingga pengguna akan merasa tertarik, dengan demikian frekuensi penggunaan e-learning akan semakin meningkat dan pengguna e-learning juga akan merasa puas.
C. Saran
1. Bagi siswa dan guru
Melihat besarnya manfaat yang diberikan e-learning, peneliti menyarankan kepada siswa dan guru SMA N 1 Surakarta untuk menggunakan e-learning.
2. Bagi SMA N 1 Surakarta
a. Mengadakan sosialisasi kepada guru dan siswa berkaitan dengan
penggunaan e-learning. Ketika siswa dan guru menyadari besarnya manfaat e-learning, maka mareka akan menanggapi secara positif terhadap fungsi e-learning, dengan demikian e-learning akan semakin bermanfaat karena dalam penelitian ini ditemukan bahwa kepuasan pemakai berpengaruh positif dan signifikan terhadap manfaat (Net Benefit).
b. Menambah bandwith yang ada agar jumlah pengguna e-learning seimbang
dengan bandwith yang ada sehingga e-learning dapat diakses dengan cepat. Ketika e-learning dapat diakses dengan cepat dan dapat digunakan kapan saja maka penggunaan e-learning di SMA N 1 Surakarta juga akan semakin meningkat dan pengguna juga akan semakin puas dengan e-learning yang disediakan, selain itu sekolah perlu menambah fitur-fitur atau fasilitas-fasilitas baru yang dapat membuat siswa dan guru lebih aktif dan merasa senang menggunakan e-learning seperti mengubah tampilan desain atau menambah fitur diskusi online di e-learning SMA N 1
(6)
commit to user
75
Surakarta. Ketika e-learning memberikan fasilitas-fasilitas yang membuat siswa dan guru tertarik untuk menggunakannya maka siswa dan guru akan
semakin sering menggunakannya, dengan demikian penggunaan
e-learning akan semakin meningkat, karena dalam penelitian ini ditemukan bahwa kualitas sistem berpengaruh positif dan signifikan terhadap penggunaan dan kepuasan pemakai.
c. Melakukan update informasi setiap hari dan memberikan materi-materi yang dibutuhkan siswa yang dilengkapi dengan gambar atau video yang menunjang materi pembelajaran siswa sehingga apa yang dibutuhkan siswa bisa didapatkan dari e-learning SMA N 1 Surakarta. Dengan demikian e-learning akan semakin sering digunakan dan akan semakin tinggi pula kepuasan pengguna karena ditemukan bahwa kualitas informasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap penggunaan dan kepuasan pemakai.
3. Bagi penelitian selanjutnya
a. Dalam penelitian ini hanya dikemukakan tentang faktor-yang
mempengaruhi e-learning dengan variabel kualitas sistem, kualitas informasi, kualitas layanan, penggunaan, kepuasan pemakai dan manfaat bersih. Selanjutnya peneliti menyarankan untuk memasukkan variabel lain yang dapat mempengaruhi kesuksesan e-learning.
b. Penelitian ini memiliki cakupan populasi yang relatif sempit yaitu di lingkungan SMA N 1 Surakarta dengan jumlah sampel yang sedikit yaitu 170, penelitian lain disarankan untuk memperluas cakupan populasi yang digunakan sebagai sumber data dalam penelitian perkotaan.