PENGARUH PELAKSANAAN JAM BELAJAR MASYARAKAT DAN PERAN ORANGTUA TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA SD KELAS TINGGI DI SD NEGERI GOLO.

(1)

PENGARUH PELAKSANAAN JAM BELAJAR MASYARAKAT DAN PERAN ORANGTUA TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA SD

KELAS TINGGI DI SD NEGERI GOLO

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh Tutut Wigati NIM 13108241041

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR (PGSD) JURUSAN PENDIDIKAN SEKOLAH DASAR

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA


(2)

(3)

(4)

(5)

MOTTO

Motivation is what gets you started.

Habit is what keeps you going


(6)

PERSEMBAHAN

Skripsi ini adalah sebuah ungkapan pengabdian cinta yang tulus dan penuh kasih teruntuk:

1. Orang tua tercinta Bapak Sugito dan Ibu Sulis Setyowati yang selalu mendoakan, mendukung dan memotivasi saya hingga sekarang.

2. Almamater Universitas Negeri Yogyakarta. 3. Agama, nusa, dan Bangsa.


(7)

PENGARUH PELAKSANAAN JAM BELAJAR MASYARAKAT DAN PERAN ORANGTUA TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA SD

KELAS TINGGI DI SD NEGERI GOLO Oleh

Tutut Wigati NIM 13108241041

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) pengaruh pelaksanaan Jam Belajar Masyarakat terhadap motivasi belajar siswa SD kelas tinggi di SD Negeri Golo, (2) pengaruh peran orangtua terhadap motivasi belajar siswa SD kelas tinggi di SD Negeri Golo, (3) pengaruh pelaksanaan Jam Belajar Masyarakat dan peran orangtua terhadap motivasi belajar siswa SD kelas tinggi di SD Negeri Golo.

Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif expostfacto. Populasi penelitian ini sebanyak 65 siswa kelas IV,V,VI SD Negeri Golo yang bertempat tinggal di kelurahan Tahunan. Teknik pengumpulan data menggunakan skala psikologi. Teknik analisis data menggunakan analisis regresi sederhana dan regresi berganda.

Hasil penelitian menunjukan bahwa: (1) terdapat pengaruh pelaksanaan Jam Belajar Masyarakat terhadap motivasi belajar siswa SD kelas tinggi di SD Negeri Golo dengan koefisien korelasi sebesar 0,490, koefisien Determinasi sebesar 0,240 dan persamaan garis regresi Y= 63,036+ 0,365 X1,(2) terdapat pengaruh peran orangtua terhadap motivasi belajar siswa SD kelas tinggi di SD Negeri Golo dengan koefisien korelasi sebesar 0,623 dan koefisien Determinasi sebesar 0,389 dan persamaan garis regresi Y= 61,213+ 0,384 X2,(3) terdapat pengaruh pelaksanaan Jam Belajar Masyarakat dan peran orangtua terhadap motivasi belajar siswa SD kelas tinggi di SD Negeri Golo dengan Fhitungsebesar 29,382 lebih besar dari Ftabel pada taraf signifikansi 5%, koefisien Determinasi sebesar 0,503 dan persamaan garis regresiY=44, 780 + 0,250 +0,323

Kata kunci: Pelaksanaan Jam Belajar Masyarakat, Peran Orangtua, Motivasi Belajar


(8)

KATA PENGANTAR

Puji syukur peneliti ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat limpahan rahmat dan karunia-Nya dapat menyelesaikan penyusunan skripsi yang berjudul“Pengaruh Pelaksanaan Jam Belajar Masyarakat dan Peran Orangtua Terhadap Motivasi Belajar Siswa SD Kelas Tinggi di SD Negeri Golo”Skripsi ini merupakan syarat akademis dalam menyelesaikan pendidikan S1 Pendidikan Sekolah Dasar, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Yogyakarta

Penyusunan skripsi ini tidak akan terselesaikan dengan baik tanpa bantuan dari beberapa pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini peneliti mengucapkan terima kasih kepada yang terhormat:

1. Bapak Rektor Universitas Negeri Yogakarta yang telah memberi kebijakan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

2. Bapak Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta, yang telah memberikan izin dan kesempatan kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.

3. Bapak Ketua Jurusan Pendidikan Sekolah Dasar Universitas Negeri Yogyakarta, yang telah memberikan kesempatan pada penulis untuk memaparkan gagasan dalam bentuk skripsi.

4. Bapak Banu Setyo Adi,M.Pd selaku pembimbing yang dengan penuh kesabaran dan perhatian telah membimbing peneliti sampai penulisan skripsi ini terselesaikan dengan baik.

5. Bapak Sugeng Lestari, S.Pd. selaku Kepala Sekolah SD Negeri TahunanYogyakarta yang telah memberikan izin uji coba instrumen.


(9)

(10)

DAFTAR ISI

hal

HALAMAN JUDUL... i

HALAMAN PERSETUJUAN... ii

SURAT PERNYATAAN... iii

PENGESAHAN ... iv

MOTTO ... iv

PERSEMBAHAN ... vi

ABSTRAK ... vii

KATA PENGANTAR ... viii

DAFTAR ISI... x

DAFTAR TABEL... xiii

DAFTAR GAMBAR ... xv

DAFTAR LAMPIRAN ... xvi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... 1

B. Indentifikasi Masalah ... 7

C. Pembatasan Masalah ... 7

D. Rumusan Masalah ... 7

E. Tujuan Penelitian ... 8

F. Manfaat Penelitian ... 8

BAB II KAJIAN TEORI A. Kajian Motivasi Belajar ... 10

1. Motivasi... 10

2. Belajar ... 11

3. Motivasi Belajar ... 17

B. Kajian Jam Belajar Masyarakat ... 22

1. Pengertian Jam Belajar Masyarakat ... 22


(11)

3. Dasar Pelaksanaan Jam Belajar Masyarakat ... 23

4. Pelaksanaan Jam Belajar Masyarakat... 23

5. Indikator Keberhasilan Jam Belajar Masyarakat... 25

6. Sosialisasi Program Jam Belajar Masyarakat... 27

7. Waktu Pelaksaaan Jam Belajar Masyarakat ... 28

C. Kajian Peran Orangtua ... 29

1. Peran ... 29

2. Orangtua ... 29

3. Peran Orangtua ... 30

D. Penelitian yang Relevan ... 34

E. Kerangka Berfikir... 35

F. Perumusan Hipotesis... 37

G. Definisi Operasional... 37

BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian... 39

B. Tempat dan Waktu Penelitian ... 39

C. Variabel Penelitian ... 39

D. Populasi Penelitian ... 39

E. SettingPenelitian... 40

F. Teknik Pengumpulan Data... 40

G. Instrumen Penelitian... 40

1. Instrumen skala pelaksanaan Jam Belajar Masyarakat ... 41

2. Instrumen Skala Peran Orangtua ... 42

3. Instrumen Skala Motivasi Belajar ... 44

4. Pensekoran Instrumen ... 45

5. Uji Instrumen... 46

H. Teknik Analisis Data... 47

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas... 48


(12)

3. Uji Validitas Motiasi Belajar... 64

4. Reliabilitas... 71

B. Hasil Penelitian ... 73

1. Analisis Deskriptif... 74

2. Pengujian Hipotesis ... 87

C. Pembahasan Hasil Penelitian ... 94

D. Keterbatasan Penelitian ... 100

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 101

B. Saran... 101

DAFTAR PUSTAKA ... 103


(13)

DAFTAR TABEL

hal Tabel 1. Kisi-kisi Instrumen Pelaksanaan Jam Belajar Masyarakat

SebelumUjiCoba ... 41 Tabel 2. Kisi-kisi Instrumen Pelaksanan Jam Belajar Masyarakat Setelah

Uji Coba………….………... 42

Tabel 3. Kisi-kisi Instrumen Peran OrangtuaSebelum Uji Coba……... 42

Tabel 4. Kisi-kisi Instrumen Peran Orangtua Setelah uji Coba…..………. 43

Tabel 5. Kisi-kisi Intrumen Motivasi Belajar Sebelum Uji Coba….……. 44

Tabel 6. Kisi-kisi Instrumen Motivasi Belajar Setelah Uji Coba... 44

Tabel 7. Pedoman pemberian Skor Pelaksanan Jam Belajar Masyarakat... 45

Tabel 8. Pedoman Pemberrian Skor Peran Orangtua ……… 45

Tabel 9. Pedoman Pemberian Skor MotivasiBelajar………... 46

Tabel 10. NilaiMeasure of Sampling Audequacy (MSA)……… 48

Tabel 11. Hasil KMOand Bartlett’s Test……….………….... 50

Tabel 12. Total Variance Expained………. 50

Tabel 13. Communalitti……… 52

Tabel 14. Component Matrix………. 54

Tabel 15. Rotated Component Matrix………. 55

Tabel 16. NilaiMeasure of Sampling Audequacy (MSA)……… 57

Tabel 17. Hasil KMOand Bartlett’s Test……….………….... 58

Tabel 18. Total Variance Expained………. 58

Tabel 19. Communalitti……… 60

Tabel 20. Component Matrix………. 62

Tabel 21. Rotated Component Matrix………. 63

Tabel 22. NilaiMeasure of Sampling Audequacy (MSA)……… 65

Tabel 23. Hasil KMOand Bartlett’s Test……….………….... 66

Tabel 24. Total Variance Expained………. 66


(14)

Tabel 28. Hasil Uji Coba Reliabilitas Pelaksanaan Jam Belajar Masyarakat 71

Tabel 29. Hasil Uji Coba Reliabilitas Peran Orangtua……….. 72

Tabel 30. Hasil Uji Coba Reliabilitas Motivasi Belajar …………..……… 73

Tabel 31. Hasil Analisis Deskriptif ……….……… 74

Tabel 32. Skor Indikator Pelaksanaan Jam Belajar Masyarakat……… 75

Tabel 33. Distribusi Frekuensi Pelaksanaan Jam Belajar Masyarakat…….. 77

Tabel 34. Skor Indikator Peran Orangtua………. 79

Tabel 35. Distribusi FrekuensiPeran Orangtua………. 81

Tabel 36. Skor Indikator MotivasiBelajar………. 84

Tabel 37. Distribusi FrekuensiMotivasi Belajar………... 85

Tabel 38. Rangkuman Hasil Regresi Sederhana X1 Terhadap Y…………. 88

Tabel 39. Rangkuman Hasil Regresi Sederhana X2 Terhadap Y………… 90


(15)

DAFTAR GAMBAR

hal

Gambar 1. Kerangka Berfikir……….. 36

Gambar 2.Scree Plot……… 52

Gambar 3.Scree Plot……… 60

Gambar 4.Scree Plot……… 68

Gambar 5. Skor Indikator Pelaksanaan Jam Belajar Masyarakat... 76

Gambar 6. Grafik Distribusi Frekuensi Pelaksanaan Jam Belajar Masyaraka………... 78 Gambar 7. Grafik Skor IndikatorPeran Orangtua………... 80

Gambar 8. Grafik Distribusi Frekuensi Peran Orangtua………. 82

Gambar 9. Grafik Skor IndikatorMotivasi Belajar……….. 84


(16)

DAFTAR LAMPIRAN

hal

Lampiran 1. Surat Keterangan Validator Instrumen………. 106

Lampiran 2. Instrumen UjiCoba Penelitian………. 107

Lampiran 3. Surat Keterangan Telah Melakukan Uji Coba…………. 115

Lampiran 4. Data Skor Hasil Uji Coba………. 116

Lampiran 5. Hasil UjiReliabiitas………... 122

Lampiran 6. InstrumenPenelitian………. 124

Lampiran 7. Surat Penelitian……….. 132

Lampiran 8. Data HasilPenelitian………. 135

Lampiran 9. AnalisisData Penelitian………. 146


(17)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan gejala semesta (fenomena universal) dan berlangsung sepanjang hayat manusia, di manapun manusia berada. Dimana ada kehidupan manusia, disitu pasti ada pendidikan Driyarkara dalam dwi siswoyo dkk(2013: 1). Pendidikan merupakan wahana untuk mengembangkan potensi dan kemampuan yang ada di dalam manusia.

Pendidikan memiliki kekuatan yang sangat dinamis dalam kehidupan setiap individu yang mempengaruhi perkembangan fisiknya, akal rasa dan kehendak, sosialnya dan moralitasnya. Atau dengan kata lain, pendidikan merupakan suatu kekuatan yang dinamis dalam mempengaruhi kemampuan, kepribadian, dan kehidupan individu dalam pertemuan dan pergaulan dengan sesama dan dunia serta hubungannya dengan Tuhan ( Dwi Siswoyo dkk, 2013: 46-47).Pendidikan nasional bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat berilmu, cakap, kreatif, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab (UU Sisdiknas No. 20 pasal 3 tahun 2003). Melalui pendidikan nasional diharapkan peserta didik dapat mencapai tujuan yang diharapkan.

Pendidikan tidak bisa lepas dari kegiatan belajar. Dalam kegiatan belajar ada beberapa faktor yang mempengaruhinya salah satunya adalah motivasi


(18)

seseorang yang menggerakan untuk melakukan sesuatu yang sesuai dengan dorongan dalam dirinya. Oleh karena itu, perbuatan seseorang yang didasarkan atas motivasi tertentu mengandung tema sesuai dengan motivasi yang mendasarinya. Hamzah B. Uno (2013: 1) juga menjelaskan bahwa motivasi belajar merupakan dorongan internal dan eksternal pada siswa-siswa yang sedang belajar untuk mengadakan perubahan tingkah laku, pada umumnya dengan beberapa indikator atau unsur yang mendukung. Hal itu mempunyai peranan besar dalam keberhasilan seseorang dalam belajar . Terdapat tiga Tripusat pendidikan yaitu keluarga, sekolah dan masyarakat. Ketiga hal ini sangat mempengaruhi kegiatan belajar peserta didik.

Sardiman (2007: 40) menyatakan seseorang akanberhasil dalam belajar apabila pada dirinya sendiri ada keinginan untuk belajar.Hal tersebut merupakan prinsip dan hukum pertama dalam kegiatanpendidikan dan pengajaran. Keinginan atau dorongan inilah yang disebut dengan motivasi. Motivasi belajar sangat dibutuhkan dalam proses kegiatan belajar agar dapat berjalan dengan baik. Jika siswa memiliki motivasi yang tinggi dalam belajar maka hasil belajar yang dicapai akan memuaskan. Sebaliknya apabila siswa memiliki motivasi belajar yang rendah, maka hasil belajar yang dicapai kurang memuaskan.

Adapun jenis-jenis motivasi belajar siswa yaitu ; motivasi Instrinsik dan motivasi ekstrinsik. Motivasi Intrinsik yaitu motif-motif yang menjadi aktif atau berfungsi tanpa perlu rangsangan dari luar, karena dalam individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu. Sedangkan motivasi ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif dan berfungsi apabila mendapat rangsangan dari luar.


(19)

Rangsangan pada motivasi ekstrinsik diantaranya; keluarga dan lingkungan tempat tinggal.Wlodkowski dan Jaynes (2004:24) mengatakan bahwaada empat pengaruh utama motivasibelajar yaitu; budaya, keluarga, sekolah dan diri anak.Lingkungan tempat tinggal siswa juga memiliki pengaruh dalam motivasi belajar anak.

Kedua jenis motivasibelajar diatas memiliki peranan yang penting dalam proses belajar siswa. Motivasi instrinsikberasal dari diri sendiri, siswa harus bisa membangun motivasi dari dalam dirinya untuk belajar dengan giat tanpa dipengaruhi oleh siapapun. Motivasi ekstinsik yang pertama adalah keluarga. Keluarga merupakan tempat pertama kali siswa memperoleh pendidikan. Abu Ahmadi (2003: 178) mengatakan bahwa keluarga merupakan ajang pendidikan pertama dimana siat-sifat kepribadian anak tumbuh dan terbentuk. Peran orang tua dalam menciptakan lingkungan belajar yang kondusif sangat penting, orang tua harus memberikan pengawasan dan kontrol terhadap aktivitas belajar sang anak. Orang tua harus menjadi teman belajar bagi anaknya.Kondisi yang terlihat dilapangan bahwa orang tua sering kali memberikan kesempatan bagi anaknya untuk melakukan kegiatan yang kurang bermanfaat saat jam belajar berlangsung. Permasalahan lainnya adalah orang tua tidak mendampingi anaknya saat kegiatan belajar berlangsung.Hal ini dikarenakan orangtua memiliki kesibukan pada pekerjaansehingga sulit meluangkan waktu bagi anaknya. Kedua hal diatas diperoleh melalui hasil wawancara yang dilakukan pada tanggal 15 Oktober 2016 kepada beberapa perwakilan dari siswa kelas tinggi di SD Negeri Golo yaitu


(20)

orang tua hanya menemani sebentar, beberapa siswa juga mengatakan bahwa siswa belajar secara mandiri tidak didampingi oleh orangtua.Hal tersebut diperkuat dengan wawancra yang dilakukan dengan orangtua siswa bahwa saat anak sedang belajar orangtua tidak mendampingi dikarenakan kesibukan pekerjaan yang harus segera diselesaikan dan orangtua lebih menyerahkan hal tersebut kepada guru les. Faktor eksternal yang kedua adalah masyarakat atau lingkungan tempat tinggal siswa. Masyarakat memiliki peranan yang penting untuk berlangsungnya kegiatan belajar siswa. Masyarakat harus menciptakan lingkungan belajar yang kondusif dan ideal bagi siswa untuk belajar. Diperlukan adanya kerja sama dari berbagai pihak di dalam masyarakat untuk menciptakannya. Namun pada kenyataanya banyak ganguan belajar yang ditimbulkan oleh masyarakat seperti membuat kegaduhan, banyaknya tayangan televisi yang digandrungi oleh anak-anak sehingga siswa lebih tertarik untuk melihat televisi daripada belajar. Sehingga proses belajar tidak maksimal dan siswa kurang fokus dalam belajar.Seperti yang dikemukakan oleh WS selaku tokoh Jam Belajar Masyarakat di Yogyakarta (DikporaDIY, Jumat 11/09/2015), WS mengatakan bahwaselama ini penerapan JBM masih harus ditingkatkan lagi, melihat problematika yang ada, dimana pada saat jam belajar antara pukul 18.00– 22.00 WIB banyak terdapat program padatayangan televisi yang digandrungi oleh anak-anak(http://www.pendidikandiy.go.id).

Melihat permasalahan diatas sebagai orang tua seharusnyamendampingi siswa saat belajar di rumah. Dengan dukungan orang tua anak dapat belajar dengan baik sehingga ilmu yang dipelajari dapat diserap dengan baik. Masyarakat


(21)

juga harus mendukung terciptanya suatu kondisi yang kondusif agar kegiatan belajar yang dilakukan oleh peserta didik dapat terlaksana dengan baik. Tercapainya keberhasilan dalam kegiatan belajar perlu adanya kerjasama bimbingan dan pengawasan dari berbagai pihak baik keluarga maupun masyarakat. Pemerintah kota Yogyakarta melihat kondisi ini mengeluarkan kebijakan yang diharapkan dapat membuat terciptanya kondisi lingkungan belajar yang ideal. Kebijakan yang dimaksudkan adalah kebijakan jam belajar masyarakat.

Menurut peraturan Wali Kota Nomor 53 Tahun 2014 tentang Jam belajar masyarakat. Jam belajar masyarakat merupakan waktu untuk masyarakat belajar khusunya pada waktu-waktu tertentu yang biasa pada pukul 19.00-21.00 WIB. Pada saat jam belajar tersebut berlangsung masyarakat dihimbau untuk tidak menyalakan televisi, radio atau melakukan aktivitas lain diluar kegiatan belajar. Anjuran ini guna menciptakan kondisi lingkungan yang kondusif dan ideal untuk berlangsungnya aktivias belajar peserta didik. Jam Belajar Masyarakat memiliki tujuan untuk menciptakan kesadaran masyarakat agar belajar merupakan sebuah budaya sehingga mendukung peningkatan kualitas dan prestasi pendidikan.

Jam belajar masyarakat pada pelaksanaanya belum sepenuhnya diterapkan oleh masyarakat. Menurut hasil observasi pada tanggal 12 Oktober 2016 di RT 39 Tuntungan Jalan Golo UH 3 Yogyakarta,beberapa masyarakat masih melakukan aktivitas diluar kegiatan belajar seperti bermain, menonton televisi,membuat kegaduhan sehingga lingkungan menjadi tidak kondusif. Kebijakan jam belajar


(22)

Termasuk kelurahan Tahunan Umbulharjo Yogyakarta. Kelurahan Tahunan merupakan salah satu kelurahan yang menerapkan jam belajar masyarakat ditandai dengan terdapatnya plang yang berisi himbauan untuk melaksanakan jam belajar masyarakat. Menurut hasil wawancara dengan Ibu D selaku Kasi PP Kelurahan Tahunan yang dilakukan pada tanggal 20 Oktober 2016 di kantor Kelurahan Tahunan beliau mengatakan bahwa, kelurahan Tahunan sudah sejak lama menerapkan Jam Belajar Masyarakat dan sampai sekarang.

Di kelurahan Tahunan terdapat sarana pendidikan pada jenjang sekolah dasar yaitu SD Negeri Golo yang berada pada jalan Golo UH 3 Nomor. 855 Tahunan Umbulharjo Yogyakarta. SD Negeri Golo merupakan salah satu sekolah yang terletak di kelurahan yang menerapkan jam belajar masyarakat. Berdasarkan hasil wawancara dan data yang diperoleh dari masing-masing guru kelas tinggi pada tanggal 15 Oktober 2016 dapat diketahui bahwa sebanyak 65 siswa yang bersekolah di SD Negeri Golo bertempat tinggal di Kelurahan Tahunan.

Motivasi belajar dikatakan baik apabila motivasi belajar tersebut telah mencapai beberapa indikator.Indikator tersebut seperti yang dikemukakan oleh Hamzah B. Uno (2013: 23) yaitu: 1) adanya hasrat dan keinginan berhasil,2) adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar, 3) adanya harapan dan cita-cita masa depan, 4) adanya penghargaan dalam belajar, 5) adanya kegiatan yang menarik dalam belajar dan, 6) adanya lingkungan belajar yang kondusif. Berdasarkan hasil observasi selama pelaksanaan PPL di SD Negeri Golo dapat dilihat bahwa motivasi belajar siswa kelas tinggi beragam. Terdapat beberapa siswa yang tidak fokus dalam belajar,mengantuk dan, beberapa siswa juga ramai


(23)

saat guru sedang menjelaskan materi pelajaran, namun ada beberapa siswa kelas tinggi yang memperhatikan, semangat dan rajin mengerjakan tugas dari guru.

Mengingat akan pentinya permasalahan tersebut maka perlu dilakukan kajian dengan melakukan penelitian dengan judul pengaruh pelaksanaan jam belajar masyarakat dan peran orang tua terhadap motivasi belajar siswa SD kelas tinggi di SD Negeri Golo.

B. Indentifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah maka, dapat diidentifikasi nasalah-masalah di SD Negeri Golo sebgai berikut :

1. Kurangnya peran orang tua terhadap aktivitas belajar siswa 2. Jam belajar Masyarakat belum sepenuhnya dilaksanakan

3. Kurangnya kepedulian orang tua terhadap kebutuhan belajar anaknya 4. Motivasi belajar siswa kelas tinggi di SD Negeri Golo beragam

5. Belum diketahui pengaruh pelaksanaan Jam Belajar Masyarakat dan peran orang tua terhadap motivasi belajar siswa kelas tinggi di SD Negeri Golo C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah dan berbagai masalah dengan permasalahan yang kompleks, maka penilitian ini akan dibatasi pada pengaruh pelaksanaan Jam BelajarMasyarakat dan peran orang tua terhadap motivasi belajar siswa sd kelas tinggi di SD Negeri Golo.

D. Rumusan Masalah


(24)

1. Apakah ada pengaruh pelaksanaan Jam Belajar Masyarakat terhadap motivasi belajar siswa kelas tinggi di SD Negeri Golo

2. Apakah ada pengaruh peran orangtua terhadap motivasi belajar siswa kelas tinggi di SD Negeri Golo

3. Apakah ada pengaruh pelaksanaan jam belajar masyarakat dan peran orangtua terhadap motivasi belajar siswa kelas tinggi di SD Negeri Golo

E. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah diatas, tujuan penelitian ini yaitu :

1. Untuk mengetahui pengaruh pelaksanaan jam belajar masyarakat terhadap motivasi belajar siswa kelas tinggi di SD Negeri Golo

2. Untuk mengetahui pengaruh peran orangtua terhadap motivasi belajar siswa kelas tinggi di SD Negeri Golo

3. Untuk mengetahui pengaruh pelaksanaan jam belajar masyarakat dan peran orang tua terhadap motivasi belajar siswa kelas tinggi di SD Negeri Golo. F. Manfaat Penelitian

Dari tujuan tersebut diatas, penelitian ini diharapkan dapat memiliki manfaat sebagai berikut :

1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat memberi sumbangan data bagi penelitian selanjutnya mengenai pengaruh pelaksanaan Jam Belajar Masyarakat dan peran orang tua terhadap motivasi belajar siswa kelas tinggi di SD Negeri Golo.


(25)

2. Manfaat Praktis a. Bagi siswa

1) siswa mampu belajar dengan kondusif

2) siswa dapat meningkatkan motivasi belajarnya b. Bagi orang tua

1) dapat mengetahui manfaat Jam Belajar Masyarakat

2) meningkatkan kepedulian terhadap kebutuhan belajar anakanya c. Bagi masyarakat

1) mengetahui pentingnya kebijakan Jam Belajar Masyarakat 2) sebagai bahan evaluasi pelaksanaan Jam Belajar Masyarakat


(26)

BAB II KAJIAN TEORI A. Kajian Motivasi Belajar

1. Motivasi

Menurut Hamzah B. Uno (2013: 1) motivasi adalah kekuatan baik dari dalam maupun dari luar yang mendorong seseorang untuk mencapai tujuan tertentu yang telah ditetapkan sebelumnya. Atau dengan kata lain, motivasi dapat diartikan sebagai dorongan mental terhadap perorangan atau orang-orang sebagai anggota masyarakat untuk mencapai suatu tujuan yang diinginkan.

Motivasi menurut Sardiman ( 2007: 73) adalah daya penggerak yang telah menjadi aktif. Motif menjadi aktif pada saat-saat tertentu, terutama apabila kebutuhan untuk mencapai tujuan sangat dirasakan atau mendesak bagiindividu.

Motivasi merupakan istilah yang lebih umum yang menunjuk pada seluruh proses gerakan, termasuk situasi yang mendorong, dorongan yang timbul dalam diri individu, tingkah laku yang ditimbulkannya, dan tujuan atau akhir dari gerakan atau perbuatan. Motivasi bisa juga berarti membangkitkan motif, membangkitkan daya gerak, atau menggerakkan seseorang atau diri sendiri untuk berbuat sesuatu dalam rangka mencapai suatu kepuasan atau tujuan (Alex Sobur, 2003: 268).

Motivasi adalah sesuatu yang menghidupkan, mengarahkan dan mempertahankan perilaku. Motivasi dapat membuat siswa bergerak, menempatkan mereka dalam suatu arah tertentu, dan menjaga mereka agar terus bergerak. Kita sering melihat motivasi siswa tercermin dalam investasi pribadi dan dalam keterlibatan kognitif, emosional, dan peilaku di berbagai aktivitas


(27)

sekolah ( fredicks, Blumenfeld, dan Paris 2004; Maehr dan Meyer 2004, Reeve 2006 dalam Jeanne Ellis Ormrod , 2008: 58)

Melihat beberapa pengertian diatas maka yang dimaksud dengan motivasi adalah dorongan yang berasal dari diri seseorang maupun dari lingkungan untuk melakukan sesuatu agar dapat mencapai suatu tujuan. Dorongan dari diri sendiri merupakan dorongan dari dalam diri seseorang tanpa dipengaruhi oleh hal lain dalam dirinya sedangkan dorongan dari luar yaitu pengaruh yang berasal dari lingkungan sekitarnya.

2. Belajar

Belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku sebagai hasil interaksi individu dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Nana Syaodih (2009: 155) mengatakan bahwa belajar merupakan sesuatu yang berkenaan dengan perubahan yang terjadi pada diri seseorang yang belajar. Kegiatan belajar ini dapat mengarah pada hal yang lebih baik ataupun buruk, direncanakan atau tidak. Pengalaman yang berbentuk interaksi dengan orang lain atau lingkungannya. Belajar merupakan sebuah usaha dan perbuatan yang dilakukan oleh seseorang dengan sungguh-sungguh secara sistematis, mendayagunakan semua potensi yang dimiliki baik fisik, mental serta dana, panca indra, otak dan anggota tubuh lainnya. Demikian pula dengan aspek-aspek kejiwaan seperti intelegensi, bakat, motivasi, minat (Dalyono, 2009: 49).

Reber dalam Sugihartono, (2013: 74) mendefinisikan belajar dalam dua pengertian. Pertama, belajar sebagai proses memperoleh pengetahuan dan kedua,


(28)

belajar sebagai perubahan kemampuan berinteraksi yang relatif langgeng sebagai hasil latihan yang diperkuat.

Slameto (1995) dalam Ingridwati Kurnia (2007: 1-3) merumuskan belajar sebagai suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh perubahan tingkah laku secara keseluruhan sebagai hasil pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkungannya. Winkel (1989) dalam Ingridwati Kurnia (2007: 1-3) mendefinisikan belajar sebagai suatu proses kegiatan mental pada diri seseorang yang berlangsung dalam interaksi aktif individu pada lingkungannya, sehingga menghasilkan perubahan yang relatif menetap atau bertahan dalam kemampuan ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik.

Hamzah B. Uno (2013: 22) menyimpulkan bahwa belajar merupakan suatu pengalaman yang diperoleh berkat adanya interaksi antara individu dengan lingkungannya. Belajar menunjukan suatu proses perubahan perilaku atau pribadi seseorang berdasarkan praktik atau pengalaman tertentu. Sedangkan dari beberapa definisi tentang belajar, dapat dirumuskan bahwa belajar adalah proses perubahan perilaku atau pribadi seseorang berdasarkan interaksi antara individu dan lingkungannya yang dilakukan secara formal, informal, dan nonformal.

Berdasarkan beberapa pengertian belajar di atas, dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu proses kegiatan yang dilakukan seseorang untuk memperoleh perubahan tingkah laku dalam aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik akibat dari pengalaman serta latihan melalui interaksi individu dengan lingkungannya. Dengan demikian, belajar selalu berhubungan dengan perubahan tingkah laku yang relatif menetap.


(29)

Proses belajar dapat berjalan dengan baik dipengaruhi oleh beberapa faktor. Sugihartono, dkk (2013: 76-77) membagi faktor belajar menjadi duayaitu faktor internal dan eksternal. Faktor internal adalah faktor yang berasal dari individu yang sedang belajar, sedangkan faktor eksternal adalah faktor yang ada di luar individu.

Faktor internal yang mempengaruhi motivasi belajar adalah sebagai berikut. a. Faktor jasmaniah

Faktor jasmaniah seperti kesehatan dan cacat tubuh. b. Faktor psikologis

Faktor psikologis seperti intelegensi, perhatian, minat, bakat, motif,kematangan, dan kelelahan

Faktor eksternal yang berpengaruh dalam belajar meliputi faktor keluarga, faktor sekolah, dan faktor masyarakat.

a. Faktor keluarga dapat meliputi cara orangtua mendidik, relasi antar anggota keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, pengertian orangtua, dan latar belakang kebudayaan.

b. Faktor sekolah yang mempengaruhi belajar meliputi metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi antar siswa, disiplin sekolah, pelajaran dan waktu sekolah, standar pelajaran, keadaan gedung, metode belajar, dan tugas rumah.

c. Faktor masyarakat dapat berupa kegiatan siswa dalam masyarakat, teman dalam bergaul, bentuk kehidupan dalam masyarakat, dan media massa.


(30)

Dalyono (2009:55-60) menyatakan bahwa faktor yang mempengaruhi belajar ada 2, yaitu faktor internal (yang berasal dari dalam) dan faktor eksternal (yang berasal dari luar).

Faktor Internal meliputi: a. Kesehatan

Kesehatan jasmani dan rohani memiliki pengaruh yang besar terhadap kemampuan belajar. Bila seseorang dalam keadaan tidak sehat orang tersebut kurang semangat untuk belajar sehingga motivasi belajar rendah Hal tersebut disebabkan karena keadaan jasmnani yang kurang sehat dan pikiran yang kurang segar akan lebih sulit untuk berkonsentrasi.

b. Intelegensi dan bakat

Intelegensi dan bakat merupakan aspek kejiwaan yang memiliki pengaruh besar dalam kemampuan belajar. Sesorang yang memiiki intelegensi yang tinggi dan bakat pada bidang yang dipelajarinya pada umumnya lebih mudah dalam belajar dan hasilnya cenderung lebih baik apabila dibandingkan dengan orang yang hanya memiliki bakat dan intelegensinya rendah. Demikian jika dibandingkan dengan orang yang intelegensinya tinggi tetapi bakatnya tidak ada dalam bidang tersebut, orang berbakat dan pintar biasanya memiliki karier yang sukses.


(31)

c. Minat dan motivasi

Minat merupakan sesuatu yang timbul karena adanya daya tarik dari luar dan juga datang dari hati sanubari. Minat yang besar terhadap sesuatu adalah modal yang besar untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Minat itu sendiri disebabkan oleh berbagai hal, antara lain karena keinginan yang kuat. Minat belajar yang besar cenderung menghasilkan prestasi belajar yang tinggi, sebaliknya minat belajar yang kurang akan menhasilkan prestasi yang rendah. Minat berbeda dengan motivasi. Motivasi ialah daya penggerak atau pendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Motivasi bisa berasal dari dalam dan dari luar diri seseorang. Seseorang yang belajar dengan motivasi yang kuat, akan melaksanakan semua kegiatan belajarnya dengan sungguh-sungguh. Sebaliknya belajar dengan motivasi yang lemah akan malas dan tidak mau untuk mengerjakan tugas-tugas yang berhubungan dengan pelajaran.

d. Cara Belajar

Setiap orang memiliki cara belajarnya masing-masing. Cara belajar seseorang mempengaruhi pencapaian hasil belajarnya. Belajar yang baik adalah belajar dengan sedikit ganguan supaya bahan yang dipelajari dapat diterima dan dipelajari dengan baik.

Faktor eksternal meliputi : a. Keluarga

Keluarga adalah tempat pertama seoranganak memperoleh pendidikan. Faktor orangtua sangat besar pengaruhnya terhadap keberhasilan anak dalam


(32)

atau kurangnya perhatian dan bimbingan orangtua, rukun tidaknya kedua orangtua semua itu mempengaruhi pencapaian hasil belajar anak. Faktor bagaimana keadaan rumah juga mempengaruhi keberhasilan belajar seorang anak.

b. Sekolah

Sekolah merupakan tempat belajar formal seorang murid. keadaan sekolah tempat belajar turut mempengaruhi tingkat keberhasilan belajar. Kualitas guru, metode mengajarnya, kesesuaian kurikulum dengan kemampuan anak, keadaan fasilitas/perlengkapan disekolah, keadaan ruangan, jumlah murid perkelas, pelaksanaan tata tertib sekolah, dan sebagaianya.

c. Masyarakat

Masyarakat memiliki andil yang besar dalam menentukan prestasi belajar. Bila disekitar tempat tinggal keadaan masyarakatnya terdiri dari orang-orang yang berpendidikan, terutama anak-anaknya rata-rata bersekolah tinggi dan moralnya baik hal ini akan mendorong anak untuk lebih giat dalam belajar. Begitu dengan sebaliknya apabila tinggal dilingkungan yang terdapat anak-anak nakal, tidak bersekolah dan pengangguran, hal ini akan mengurangi semangat belajar atau dapat dikatakan tidak menunjang sehingga motivasi belajar kurang.

d. Lingkungan Sekitar

Kondisi lingkungan tempat tinggal sangat penting dalam mempengaruhi prestasi belajar. Keadaan lingkungan , bangunan rumah, suasana sekitar, keadaan lalu lintas, iklim dan sebagainya. Misalnya, apabila bangunan rumah penduduk terlalu padat akan menimbulkan ketidaknyamanan anak dalam belajar. Tempat yang sejuk dan nyaman akan menunjng proses belajar dengan baik.


(33)

Berdasarkan beberapa pendapat diatas maka dapat disimpulkan bahwa faktor faktor yang mempengaruhi belajar ada dua macam yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal berasal dari diri seseorang seperti keadaan psikologis, jasmani, kesehatan, cara belajar. Faktor eksternal berasal dari luar diri seseorang yang berasal dari tiga hal yaitu, keluarga, sekolah, dan masyarakat. 3. Motivasi Belajar

Motivasi belajar merupakan hal yang penting dalam mencapai suatu prestasi belajar. Motivasi belajar menurut Wlodkowski & Jaynes (2004: 11) adalah suatu nilai dan suatu dorongan untuk belajar.

Sardiman (2007: 75) mengatakan bahwa motivasi belajar merupakan keseluruhan daya penggerak yang ada pada diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan dari kegitan belajar dan yang memberikan arah pada kegiatan belajar sehingga tujuan yang diinginkan dapat tercapai. Hamzah B. Uno (2013: 23) mengatakan bahwa hakikat motivasi belajar adalah dorongan internal dan eksternal pada siswa-siswa yang sedang belajar untuk mengadakan perubahan tingkah laku, pada umunya dengan beberapa indikator unsur yang mendukung.

Berdasarkan beberapa pengertian motivasi belajar diatas, dapat disimpulkan bahwa motivasi belajar adalah suatu dorongan yang ada pada diri seseorang yang berasal dari dalam diri dan luar seseorang untuk belajar yang menimbulkan perubahan tingkah laku dan memberikan arah pada kegiatan belajar sehingga tujuan yang diinginkan dapat tercapai.


(34)

Faktor motivasi belajar ada dua yaitu faktor intrinsik dan faktor ekstrinsik. Faktor intrinsik merupakan faktor yang berasal dari dalam diri seseorang sedangkan faktor ekstrinsik merupakan faktor yang berasal dari luar. Kedua faktor tersebut mendapat rangsangan tertentu. Sardiman (2007: 89-91) menyatakan motivasi intrinsik merupakan motif yang menjadi aktif atau berfungsinya tidak perlu mendapatkan rangsangan dari luar karena dalam setiap diri individu sudah ada dorongan untuk melakukan suatu hal. Motivasi ekstrinsik adalah motif-moti yang aktif dan berfungsinya karena ada suatu rangsangan dari luar.

Wlodkowski & Jaynes (2004: 24:40) menyebutkan ada empat hal yang menjadi faktor motivasi belajar yaitu, budaya, keluarga, sekolah , dan diri anak itu sendiri. Penjelasan keempat faktor tersebut adalah sebagai berikut :

a. Budaya merupakan faktor motivasi belajar karena budaya pada setiap kelompok etnik mempunyai nilai-nilai tersendiri tentang belajar. Sistem nilai yang dianut orangtua juga mempengaruhi keterlibatan orangtua dalam menumbuhkan motivasi belajar seorang anak.

b. Keluarga berdasarkan penelitian dan pengalaman, orangtua merupakan faktor utama dalam belajar anak. Penelitian yang dilakukan oleh Benjamin Bloom menunjukkan adanya keterlibatan langsung dari keluarga atau orangtua dalam belajar anak, dapat mengarahkan anak mencapai tujuan yang diinginkan dengan motivasi yang kuat karena dorongan yang diperoleh dari orangtua merupakan hal yang penting dan utama.

c. Sekolah dalam hal ini guru merupakan orang yang paling mengerti dengan keadaan siswa di sekolah. Penelitian mengungkapkan bahwa guru-guru bisa


(35)

meningkatkan motivasi murid adalah mereka yang memberikan perilaku professional. Mereka peduli terhadap apa yang dajarkannya dan mengkomunikasikan dengan murid-murid bahwa yang sedang dipelajari adalah hal yang penting.

d. Diri Anak, didalam diri anak sudah terbentuk sebuah motivasi sendiri yang timbul tanpa pengaruh orang lain, seperti minat dalam suatu hal. Motivasi tersebut berupa dorongan yang kuat dalam mencapai tujuan yang ingin dicapai atau kebutuhan yang memang harus dipenuhi. Contohya anak tetap akan belajar meskipun tidak ada ulangan atau tugas, hal tersebut dikarenakan belajar merupakan kebutuhan anak.

Berdasarkan uraian faktor-faktor motivasi belajar menurut para ahli dapat simpulkan bahwa motivasi belajar berasal dari dalam diri dan luar seorang individu. Faktor motivasi belajar yang sangat kuat dalam diri seorang berupa minat dan kebutuhan. Faktor motivasi yang berasal dari luar berupa kondisi keluarga, peran orangtua, lingkungan masyarakat, dan sekolah. Faktor-faktor tersebut jika dalam kondisi yang baik maka akan membuat anak memiliki motivasi belajar yang tinggi, sebaliknya jika faktor-faktor tersebut dalam kondisi yang tidak baik dalam mendukung aktivitas belajar anak maka membuat motivasi belajar anak rendah.

Motivasi belajar memiliki beberapa ciri seperti yang diungkapkan oleh Sardiman ( 2007: 83) sebagai berikut .


(36)

b. Ulet menghadapi sebuah kesulitan tidak mudah putus asa. Tidak memerlukan dorongan dari luar untuk berprestasi sebaik mungkin dan tidak cepat puas pada prestasi yang telah dicapai.

c. Menunjukan minat terhadap bermacam-macam masalah d. Lebih senang bekerja sendiri

e. Mudah bosan pada tugas yang rutin

f. Dapat mempertahankan pendapatnya jika sudah yakin akan sesuatu g. Tidak mudah melepaskan hal yang diyakini

h. Senang mencari dan memecahkan masalah soal-soal.

Motivasi belajar mempunyai peranan besar dalam keberhasilan seseorang dalam belajar. Berdasarkan pernyataan Hamsah B. Uno (2013: 23) indikator motivasi belajar dapat diklasifikasikan sebagai berikut.

a. Adanya hasrat dan keinginan berhasil.

b. Adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar. c. Adanya harapanan cita-cita masa depan.

d. Adanya penghargaan dalam belajar.

e. Adanya kegiatan yang menarik dalam belajar. f. Adanya lingkungan belajar yang kondusif.

Berdasarkan pernyataan diatas dapat diuraikan mengenai indikator motivasi belajar sebagai berikut .

a. Adanya hasrat dan keinginan berhasil

Pada saat aktivitas belajar anak memiliki hasrat dan keinginan untuk berhasil tinggi maka motivasi belajar anak tinggi. Sebaliknya jika anak tidak memiliki hasrat dan keinginan untuk berhasil maka anak memiliki motivasi belajar yang rendah.


(37)

b. Adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar

Seseorang dalam belajar memiliki dorongan yang berasal dari dalam dirinya dan luar dirinya. Ketika seseorang memiliki dorongan yang tinggi untuk belajar maka motivasi belajar anak tersebut tinggi sehingga menjadikan belajar sebagai suatu kebutuhan

c. Adanya harapan dan cita-cita masa depan

Dengan adanya harapan dan cita-cita di masa depan seorang anak akan menyadari bahwa untuk meraih cita-cita tersebut salah satu hal yang harus dilakukan adalah belajar. Sehingga anak tersebut akan giat belajar dan memiliki motivasi belajar yang tinggi.

d. Adanya penghargaan dalam belajar,

Penghargaan dalam belajar merupakan salah satu rangsangan dan dorongan untuk meningkatkan motivasi belajar anak. Dengan adanya penghargaan ini anak akan termotivasi untuk mendapatkannya

e. Adanya kegiatan yang menarik dalam belajar

Kegiatan dalam belajar anak merupakan hal yang sering dilakukan sehingga kegiatan yang menarik perlu di berikan pada anak. Adanya kegiatan yang menarik dan menyenangkan akan menumbuhkan dan meningkatkan motivasi belajar anak. f. Adanya lingkungan belajar yang kondusif

Lingkungan belajar merupakan tempat dimana seorang anak belajar.lingkungan ini yaitu lingkungan keluarga dan masyarakat. Lingkungan sekitar anak harus menciptakan suasana yang kondusif dan aman. Dengan adanya


(38)

B. Kajian Jam Belajar Masyarakat 1. Pengertian Jam Belajar Masyarakat

Pengertian Jam Belajar Masyarakat yang terdapat dalam Perwal Nomor 53 Tahun 2014 pasal 1 ayat 1. Jam Belajar Masyarakat adalah jumlah waktu yang ditetapkan untuk belajar bagi peserta didik dan warga masyarakat di Kota Yogyakarta. Jam Belajar Masyarakat merupakan waktu yang disediakan untuk masyarakat belajar dan menciptakan suasana yang kondusif untuk belajar. Program ini berupaya untuk menumbuh kembangkan budaya belajar dengan menciptakan suatu kondisi lingkungan yang ideal yang dapat mendorong proses belajar mengajar anak/warga belajar, dan dapat berlangsung dalam suasana aman, nyaman, tertib, dan menyenangkan (Dinas P&K, 2001: 8)

Dari kedua pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa Jam Belajar Masyarakat merupakan waktu yang digunakan untuk masyarakat belajar dengan suasana yang kondusif dan mendukung untuk belajar pada waktu tertentu. Program ini berupaya untuk menumbuh kembangkan budaya belajar di kota Yogyakarta.

2. Tujuan Jam Belajar Masyarakat

Program Jam Belajar Masyarakat memiliki tujuan untuk memotivasi warga masyarakat, peserta didik agar terbiasa tertib dan teratur memanfaatkan waktunya sehari-hari untuk belajar sehingga timbul suatu kebiasaan bahwa belajar merupakan suatu kebutuhan yang harus dipenuhi (Dinas P & K, 2001: 8)

Berdasarkan Perwal Nomor 53 Tahun 2014 pasal 2 ayat 2 tujuan dari Jam Belajar Masyarakat ada tiga yaitu :


(39)

a. Menciptakan kesadaran masyarakat Daerah, agar belajar merupakan sebuah budaya sehingga mendukung peningkatan kualitas dan prestasi pendidikan b. Mewujudkan Masyarakat yang berkualitas

c. Mewujudkan Daerah sebagai kota pendidikan yang berkualitas, berkarakter, dan inklusif

Dari beberapa hal diatas dapat disimpulkan bahwa tujuan dari Jam Belajar Masyarakat adalah menciptakan kesadaran masyarakat dareah mengenai pentingnya belajar sehingga akan tercipta masyarakat yang berkualitas, berkarakter dan inklusif.

3. Dasar Pelaksanaan Jam Belajar Masyarakat

Jam Belajar Masyarakat merupakan sebuah kebijakan yang tidak lahir begitu saja. Dalam pelaksanaanya Jam Belajar Masyarakat memiliki dasar hukum pelaksanaan sebagai berikut ( Dinas P dan K, 2001: 8).

a. Undang-undang No. 2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional.

b. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 1992 tentang Peranserta Masyarakat dalam Pendidikan Nasional.

c. Peraturan Pemerintah Nomor 73 Tahun 1991 tentang Pendidikan Luar Sekolah. d. Keputusan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 93 tanggal 19 Juli

1991, tentang Jam Belajar Masyarakat. 4. Pelaksanaan Jam Belajar Masyarakat

Pelaksanaan Jam Belajar Masyarakat di tingkat provinsi dikoordinir oleh Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta. Sedangkan Pelaksanaan teknis dilaksanakan oleh Dinas Pendidikan dan Pengajaran Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta pada sub Dinas Pendidikan Kurikulum dan Luar Sekolah (PKLS).


(40)

surat keputusan Bupati/Walikota. Begitu seterusnya sampai pada tingkat desa atau kelurahan

Semua tim telah dibentuk mulai dari tingkat provinsi sampai desa atau kelurahan yang akan melaksanakan tugasnya dalam upaya mengembangkan pelaksanaan kebijakan Jam Belajar Masyarakat. Adapun tugas tim Jam Belajar Masyarakat adalah sebagai beriku (Dinas P & K, 2001: 12-14).

a. Mengadakan rapat koordinasi tingkat kelurahan/ desa dengan menghadirkan pamong, aparat kantibnas maupun tokoh masyarakat dalam rangka penjelasan JBM.

b. Memberikan petunjuk pendataan terhadap warga masyarakat tentang keberadaan siswa, mahasiswa dan mereka yang sudah tidak sekolah.

c. Lima belas hari setelah rapat ditingkat kelurahan/desa, pamong ditingkat dusun dan RW segera menindak lanjuti dengan mengadakan rapat tingkat dusun/RW dengan menghadirkan seluruh jajaran RT, untuk diberi penjelasan tentang program JBM.

d. Tujuh hari (1Minggu) setelah rapat ditingkat RT dengan menghadirkan warga masyarakat, maka ketua RT segera melaporkannya ke Dusun/RW dengan membawa hasil pendataan dan selanjutnya ditingkat dusun/RW melaporkan ke tingkat kelurahan/desa demikian seterusnya.

Pelaksanaan di tingkat kelurahan lebih didominasi oleh aparat kelurahan dan juga tokoh masyarakat. RW hanya memberikan laporan keberadaan siswa, mahasiswa dan mereka yang sudah tidak sekolah.


(41)

5. Indikator Keberhasilan Jam Belajar Masyarakat

Dalam pelaksanaanya Jam Belajar Masyarakat memiliki beberapain dikator keberhasilan diantaranya adalah sebagai berikut (Dinas P & K, 2001 :18).

a. Keamanan, ketertiban, dan kenyamanan

Lingkungan tempat tingal anak merupakan tempat dimana anak tersebut melakukan kegiatan belajar. Lingkungan sekitar harus menciptakan kondisi yang aman, tertib, dan nyaman sehingga anak fokus dalam belajar. Wujud nyata tindakan yang dapat dilakukan oleh masyarakat yaitu; masyarakat dapat menggunakan waktu untuk kegiatan belajar secara efektif.Masyarakat juga sadar bahwa berkumpul dengan keluarga adalah hal yang sangat penting. Meningkatnya kesadaran masyarakat dalam mematuhi dan melaksanakan kesepakatan warga tentang Jam Belajar Masyarakat yang telah dibuat dan melaksanakannya dengan sungguh-sungguh. Masyarakat juga tidak melakukan kegiatan yang tidak bermanfaat.

b. Kepeduliaan orangtua terhadap kebutuhan belajar anak

Orangtua merupakan pendidikan pertama dan utama yang diperoleh oleh anak. Kepedulian orangtua terhadap kebutuhan belajar tentunya sangat penting. Hal yang dapat dilakukan oleh orangtua untuk mewujudkan sikap peduli terhadap kebutuhan belajar anak yaitu; mengingatkan anak agar belajar. kemudian orangtua juga tidak boleh memberikan pekerjaan selama belajar dengan tidak memberi pekerjaan tambahan anak akan lebih fokus dalam belajar. Kemudian menunggui anak selama belajar merupakan kegiatan yang wajib dilakukan oleh orangtua agar


(42)

memberikan sarana dan prasarana belajar yang baik untuk anak agar proses belajar anak dapat berlangsung dengan lancar. Hal yang tidak kalah penting dari penyediaan sarana dan prasarana belajar adalah tersedianya biaya pendidikan anak sejak dini agar anak dapat memperoleh pendidikan sampai ke jenjang yag tinggi. c. Kedisiplinan belajar

Kedisiplinan dalam belajar merupakan sebuah keharusan. Kedisiplinan ini ditandai dengan kesadaran yang dimiliki oleh anak untuk belajar setiap hari, anak juga telah mematuhi waktu Jam Belajar Masyarakat untuk kegiatan belajar. Anak mampu mengatur penggunaan waktu secara efektif dan efisien.

d. Prestasi belajar

Prestasi belajar merupakan hasil yang diperoleh oleh anak setelah melakukan kegiatan belajar yang dapat berupa nilai-nilai. Prestasi belajar anak dapat dilihat dari peningkatan prestasi sekolah yang dilihat dari evaluasi setiap tahun. Prestasi yang dimaksud tidak hanya ditunjukan oleh anak tetapi juga warga masyarakat dimana Jam Belajar Masyarakat ini diterapkan. Prestasi tersebut seperti meningkatnya pengetahuan warga masyarakat disegala bidang ilmu pengetahuan khususnya menghadapi era globalisasi, kemudian meningkatnya kualitas sumber daya manusia di segala bidang

Dari uraian diatas maka dapat diketahui bahwa keberhasilan Jam Belajar Masyarakat dapat dilihat dari indikator diatas, semakin banyak indikator yang dicapai maka semakin berhasil Jam Belajar Masyarakat diterapkan di suatu daerah.


(43)

6. Sosialisasi Program Jam Belajar Masyarakat

Program Jam Belajar Masyarakat merupakan program pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta, oleh karena itu seluruh aparatur pemerintah Daerah Yogyakarta baik ditingkat Provinsi maupun kabupaten/kota wajib mensosialisasikannya, langkah-langkah Program Jam Belajar Masyarakat ini dapat dilakukan melalui jalur (Dinas P & K, 2001: 9-10).

a. Keluarga

Keluarga merupakan tempat dimana seorang anak memperoleh pendidikan yang pertama kali. Orangtua harus peduli terhadap maksud dan tujuan dari JBM. membuat lingkungan rumah menjadi kondusif untuk belajar sang anak. Selalu menumbuhkan kebutuhan belajar pada sang anak. Keluarga juga harus membangkitkan rasa ingin tau pada anak. Mengingatkan anak agar selalu belajar, melengkapi sarana dan prasarana belajar dan, tidak memberi pekerjaan selama anak belajar.

b. Sekolah

Guru selalu menumbuhkan motivasi belajar melalui kebutuhan-kebutuhan psikologi anak. Memperhatikan taraf aspirasi belajar, menciptakan suasana yang kompetitif. Sekolah juga harus mengenalkan hal-hal baru pada peserta didik. Menetapkan tujuan belajar dan selalu memberikan tugas pekerjaan rumah pada siswa dan diperiksa.

c. Masyarakat


(44)

papan-papan peringatan mengenai JBM. Memberikan penyuluhan-penyuluhan melalui kelompok-kelompok masyarakat seperti pengajian, RT, RW, Dasawisma, PKK, Karang Taruna dan lain-lain. Serta menghimbau warga masyarakat untuk menyesuaikan kegiatan waktu Jam Belajar Masyrakat.

d. Pemerintah

Kerjasama dengan Perguruan Tinggi Negeri/Swasta melalui Lembaga Pengabdian Masyarakat untuk menyebarluaskan Jam Belajar Masyarakat. Melakukan simulasi di beberapa Desa/Kecamatan. Dan mensosialisasikan Jam Belajar Masyarakat melalui TV, radio, surat kabar dan lain-lain.

Berdasarkan uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa sosialisasi program Jam Belajar Masyarakat dapat dilakukan melalui keluarga, sekolah, masyarakat dan pemerintah.

7. Waktu Pelaksaaan Jam Belajar Masyarakat

Waktu pelaksanaan Jam Belajar Masyarakat di Daerah Istimewa Yogyakarta, minimal dilaksanakan 2 jam setiap hari. Penetapan waktu di masing-masing Daerah Kabupaten/kota agar diatur lebih lanjut oleh Bupati/Walikota dengan memperhatikan situasi dan kondisi masing-masing daerah (Dinas P & K, 2001: 8).

Menurut peraturan Walikota Nomor 53 Tahun 2014 pasal 4 (1) Jam Belajar masyarakat dilaksanakan pada pukul 18.00 WIB- 21.00 WIB. Artinya pada pukul tersebut masyarakat diharapkan untuk menghentikan aktivitas yang kurang bermanfaat dan mendukung kondisi yang kondusif agar pelaksanaan jam belajar masyarakat dapat berjalan dengan baik.


(45)

Berdasarkan beberapa hal diatas dapat diketahui bahwa waktu pelaksanaan Jam Belajar Masyarakat dilaksanakan setiap hari minimal 2 jam sehari sesuai waktu yang ditentukan. Tempat penelitian berada di dareah Kota sehingga sesuai dengan Perwal yang ada maka pelaksanaanya mulai dari pukul 18.00 WIB -21.00 WIB.

C. Kajian Peran Orangtua 1. Peran

Peran merupakan suatu tingkah laku atau perilaku yang diharapkan dimiliki oleh seseorang yang memiliki kedudukan di dalam masyarakat. Soekanto Soerjono (1982: 213) mengatakan bahwa peran meliputi norma-norma yang dihubungkan dengan posisi atau tempat seseorang dalam masyarakat yang merupakan serangkaian peraturan-peraturan yang membimbing seseorang dalam kehidupan kemasyarakatan.

Peran berarti mengambil bagian atau turut aktif dalam suatu kegiatan. Peran dapat diberikan oleh orangtua, keluarga, guru atau masyarakat ( Muntinayah, 2010: 11)

Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa peran merupakan sesuatu yang diharapkan dimiliki oleh seseorang sesuai dengan keudukannya didalam masyarakat. Setiap orang atau organisasi memiliki perannya masing-masing termasuk orangtua yang memiliki peran terhadap anaknya.

2. Orangtua


(46)

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008) orangtua dapat dimaknai sebagai ayah dan ibu kandung. Orangtua merupakan orang yang bertanggung jawab terhadap keluarga atau rumah tangga. Lebih umum lagi orangtua adalah siapa saja yang dipercaya untuk berperan sebagai pembimbing dan pendamping dalam masa pendidikan anak (Muntinayah, 2010: 11).

Ahmad Tafsir (2004: 135) mengatakan bahwa Orangtua merupakan pendidik utama dan pertama. Dikatakan utama karena mereka memiliki pengaruh yang besar terhadap perkembangan kepribadian anaknya, pertama dikarenakan orangtua adalah orang pertama dan paling banyak melakukan kontak dengan anaknya. Orangtua memiliki tanggung jawab terhadap segala kebutuhan anak. Orang tua memiliki tanggung jawab untuk mendidik, mengasuh, dan membimbing anak-anaknya untuk mencapai tahapan tertentu.

Orangtua adalah pemimpin keluarga yang bertanggung jawab atas keselamatan anggota keluarganya di dunia dan khususnya di akhirat. Orang tua memiliki tugas untuk mendidik baik bersifat sebagai pemelihara, pengasuh, pembimbing, maupun sebagai pemimpin terhadap anak-anaknya (Abu Ahmadi, 2003: 177).

Berdasarkan pada beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa orangtua merupakan seseorang yang memiliki tanggung jawab terhadap keluarganya, orangtua memiliki kewajiban untuk mendidik anak-anaknya.

3. Peran Orangtua

Orangtua memiliki peran yang sangat penting dalam keluarganya. Mereka memiliki tanggung jawab yang besar bagi masa depan anak –anaknya.


(47)

Perkembangan fisik maupun nonfisik seorang anak sangat tergantung bagaimana orangtuanya memperlakukannya di dalam keluarganya.

Ki Hajar Dewantara dalam Moh. Shochib (2000: 10) mengatakan bahwa Keluarga merupakan pusat pendidikan yang pertama dan paling penting, hal ini dikarenakan keluarga mempengaruhi pertumbuhan budi pekerti tiap-tiap manusia

Keluarga merupakan suatu kesatuan yang didalamnya berisi orangtua dan anak-anaknya. Fuad Ihsan (2003: 58) mengatakan bahwa keluarga memiliki peranan yang penting dalam pendidikan yakni penanaman sikap dan nilai hidup , pengembangan bakat dan minat serta pembinaan bakat dan kepribadian . hal diatas sejalan dengan tugas dan tanggung jawab orang tua dalam keluarga terhadap pendidikan anak-anaknya yang bersifat pembentukan watak dan budi pekerti,latihan keterampilan dan pendidikan kesosialan, seperti tolong-menolong, bersama-sama menjaga kebersihan rumah, menjaga kesehatan dan ketentraman rumah tangga dan lain sebagainya.

Berdasarkan penelitian dan pengalaman klinis orangtua memberikan pengaruh utama dalam motivasi belajar seorang anak. Pengaruh mereka terhadap perkembangan motivasi belajar anak-anak memberi pengaruh yang sangat kuat dalam setiap tahap perkembangannya (Wlodkowski & Jaynes, 2004: 27).

Berdasarkan pada beberapa pendapat ahli dapat disimpulkan bahwa peran orangtua adalah mendidik anak-anaknya dikarenakan orangtua merupakan pendidikan yang pertama bagi anaknya. Peran orangtua juga mempengaruhi motivasi belajar anak .


(48)

Terdapat beberapa ciri-ciri orangtua yang efektif menurut Clark dalam Wlodkowski & Jaynes (2004: 28-32) sebagai berikut .

a. Melakukan control pada kehidupan anak.

b. Sering mengkomunikasikan harapan-harapan yang tinggi kepada anak-anak. c. Memiliki impian keluarga tentang keberhasilan di masa depan.

d. Memiliki pandangan bahwa kerja keras merupakan kunci keberhasilan. e. Memiliki gaya hidup yang aktif dan tidak bermalas-malasan.

f. Menetapkan 25 jam sampai 35 jam belajar dirumah setiap minggu.

g. Memandang keluarga sebagai unit sistem pendukung dan pemecah masalah bersama.

h. Memahami aturan-aturan rumah tangga dengan jelas dan melaksanakannya secara konsisten.

i. Sering berhubungan dengan para guru dan,

j. Memberi penekanan pada pertumbuhan spiritual anak.

Morrison dalam Soemarti (2003: 124-125) mengatakan bahwa keterlibatan orangtua merupakan suatu proses dimana orangtua menggunakan segala kemampuan mereka untuk dirinya sendiri, anak-anaknya, dan program yang dijalankan anak itu sendiri.

Penelitian Henderson dalam Soemarti (2003: 126) menunjukan bahwa prestasi anak akan meningkat apabila para orangtua peduli terhadap anak mereka. ketika seorang anak memiliki prestasi yang baik maka ia memiliki dorongan atau motivasi belajar yang tinggi. Penemuannya yang berkaitan dengan keterlibatan orangtua adalah sebagai berikut.


(49)

a. Lingkungan keluarga merupakan lingkungan belajar anak yang pertama.

b. Keterlibatan orangtua dalam pendidikan formal anak akan meningkatkan prestasi sekolah anak.

c. Keterlibatan orangtua terhadap sekolah akan lebih efektif apabila direncanakan dengan baik dan berjalan dalam jangka panjang.

d. Keterlibatan orangtua dalam pendidikan anak sebaiknya dilakukan sedini mungkin dan berkelanjutan.

e. Keterlibatan orangtua terhadap pendidikan anak dirumah dan sekolah akan membuat prestasi anak meningkat.

f. Anak-anak yang berasal dari keluarga yang tidak mampu serta minoritas akan menunjukan prestasi yang baik apabila orangtua terlibat dalam kegiatan anak.

Siti Irene (2011: 68) mengatakan bahwa orangtua memiliki keterlibatan dalam pendidikan yang memberikan pengaruh positif dalam meningkatkan motivasi siswa. orangtua memiliki peranan yang penting dalam pendidikan anaknya. Menurut Siti Irene (2011: 66-67) bahwa ada tujuh peran orangtua dalam membentuk lingkungan belajar yang kondusif di rumah antara lain sebagai berikut.

a. Menciptakan budaya belajar di rumah.

b. Memprioritaskan tugas yang terkait secara langsung dengan pembelajaran di sekolah.

c. Mendorong anak untuk aktif dalam berbagai kegiatan dan organisasi sekolah, baik yang bersifat kurikuler maupun ekstrakurikuler.


(50)

d. Memberi kesempatan pada anak untuk mengembangkan gagasan, ide ,dan berbagai aktivitas yang menunjang kegiatan belajar.

e. Menciptakan situasi yang demokratis di rumah agar tukar pendapat dan pemikiran sebagai sarana belajar dan membelajarkan.

f. Memahami apa yang telah, sedang, dan akan dilakukan oleh sekolah, dalam mengembangkan potensi anaknya.

g. Menyediakan sarana belajar yang memadai, sesuai dengan kemampuan orangtua dan kebutuhan sekolah.

Keterlibatan orangtua dalam pendidikan anaknya memiliki pengaruh positif terhadap peningkatan motivasi siswa. outcome siswa dipengaruhi oleh latar belakang keluarga, seperti halnya sosial-ekonomi, ras, etnis, dan struktur keluarga yang mana kesemuanya akan berpengaruh pada keterlibatan keluarga dalam proses pendidikannya. Berdasar pada beberapa pendapat ahli diatas maka dapat disimpulkan bahwa peran orangtua dalam motivasi belajar siswa adalah sesuai dengan yang dikemukakan oleh Siti Irene.

D. Penelitian yang Relevan

Beberapa hasil penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah sebagai beriku :

1. Penelitian yang dilakukan oleh Irfan Pangesdiansyah (2014) tentang efektivitas implementasi kebijakan jam belajar masyarakat di kampung kepuh RT 50 RW 13 Klitren Gondokusuman Kota Yogyakarta. Hasil penelitian menunjukan bahwa : (1) berdasarkan hasil observasi dan wawancara, orangtua yang ada di kampung kepuh tidak terlalu memperhatikan belajar


(51)

anak. (2) hubungan perhatian orangtua untuk belajar di kampung kepuh terlihat dari sikap anak untuk bersemangat sekolah, efektivitas pelaksanaan JBM tergantung tinggi rendahnya perhatian orangtua. (3) kendala JBM yaitu , orangtua tidak memberikan perhatian pada pendidikan anak, di antaranya keadaan ekonomi keluarga yang rendah menyebabkan orangtua lebih fokus pada kegiata mencari nafkah.

2. Penelitian yang dilakukan oleh Hendita Rifki Alfiansyah (2015) tentang Pengaruh Partisipasi orangtua terhadap motivasi belajar siswa kelas IV sekolah dasar se-gugus III Kecamatan Panjatan Kabupaten Kulon Progo tahun 2015. Hasil penelitian menunjukan bahwa tingkat partisipasi yang diberikan orangtua tinggi sebesar 14,70 % dengan responden 20 siswa, sedang sebesar 67,76 % dengan responden 92 siswa, dan rendah sebesar 17,64 % dengan responden 24 siswa. Pengaruh partisipasi orangtua terhadap motivasi belajar memberikan sumbangan sebesar 39,7% dengan t= 9,386 dan nilai signifikansi 0,000, sedangkan sumbangan sebesar 60,3% dipegaruhi variabel lain di luar penelitian ini. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang positif antara partisipasi orangtua terhadap motivasi beajar siswa kelas IV sd se-gugus III kecamatan panjatan, kabupaten kulon progo tahun 2015.

E. Kerangka Berfikir

Motivasi belajar merupakan dorongan yang ada pada diri seseorang. Motivasi belajar dipengaruhi oleh faktor yang berasal dari dalam (internal) dan


(52)

adalah keluarga, sekolah dan masyarakat. Keluarga memiliki peranan penting dalam mendorong seseorang untuk belajar. Peran orangtua sangat berpengaruh dalam motivasi belajar anak. Kehadiran orangtua dalam kegiatan belajar anak akan memberikan dorongan yang kuat bagi anak tersebut. Lingkungan yang kondusif akan mencipatakan suasana belajar yang baik. Ketika suasana belajar baik maka anak akan memiliki motivasi belajar yang tinggi.

Jam Belajar Masyarakat merupakansuatu usaha yang dilakukan masyarakat untuk menciptakan kondisi lingkungan yang ideal untuk masyarakat belajar. Jam Belajar Masyarakat diharapkan dapat membudayakan masyarakat belajar di kota Yogyakarta. Diperlukan adanya kerjasama dari berbagai pihak untuk mewujudkan pelaksanaan kebijakan Jam Belajar Masyarakat. Lingkungan merupakan tempat dimana seorang anak melakukan aktivitas belajar.Ketika masyarakat dapat mewujudkan lingkungan yang kondusif dan ideal bagi masyarakat untuk belajar maka hal ini akan berpengaruh pada motivasi belajar siswa.

Gambar 1. Kerangka Berfikir Variabel

Pelaksanaan Jam Belajar Masyarakat

Variabel Y Motivasi Belajar

Variabel Peran Orangtua


(53)

F. Perumusan Hipotesis

Berdasarkan uraian diatas maka dapat diajukan hipotesis dalam penelitian ini adalah

1. Terdapat pengaruh pelaksanaan Jam Belajar Masyarakat terhadap motivasi belajar siswa SD kelas tinggi di SD Negeri Golo

2. Terdapat pengaruh peran orangtua terhadap motivasi belajar siswa SD kelas tinggi di SD Negeri Golo

3. Terdapat pengaruh pelaksanaan Jam Belajar Masyarakat dan peran orangtua terhadap motivasi belajar siswa sd kelas tinggi di SD Negeri Golo.

G. Definisi Operasional

Berdasarkan paparan diatas mengenai variabel motivasi belajar dan variabel Pelaksanaan Jam Belajar Masyarakat serta variabel Peran Orangtua maka didapat definisi operasional sebagai berikut:

1. Motivasi belajar adalah dorongan kemauan yang dimiliki oleh seseorang untuk belajar yang berasal dari dalam diri dan luar seorang individu.Indikator motivasi belajar yaitu; adanya hasrat ingin belajar, adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar, adanya harapan dan cita-cita masa depan, adanya penghargaan dalam belajar, adanya kegiatan yang menarik dalam belajar serta lingkungan belajar yang kondusif.

2. PelaksanaanJam Belajar Masyarakat merupakan waktu belajar yang telah ditetapkan untuk belajar yangberlangsung pada pukul 18.00-21.00.Jam Belajar Masyarakat merupakan kebijakan yang dibuat oleh masyarakat untuk


(54)

3. Peran Orangtua adalah sebuah kewajiban yang harus diberikan orangtua/wali kepada anaknya atau anak yang diwalikan. Kewajiban itu diantaranya membimbing kegiatan belajar anaknya yaitu dengan memberikan dorongan berupa pemenuhan fasilitas, moril kepada anak. Selain memberikan dorongan orang tua memiliki kewajiban untuk menciptakan budaya belajar dirumah, menciptakan situasi yang kondusif di rumah agar anak nyaman dalam belajar


(55)

BAB III

METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Jenis penelitian ini merupakan penelitan expostfacto di mana variabel-variabel bebas telah terjadi ketika penelitian dimulai dengan pengamatan variabel terikat dalam suatu penelitian sehingga tidak perlu dilakukan perlakuan. Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah korelasional untuk mengetahui hubungan antara variabel-varibel.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Golo yang beralamatkan di Jalan Golo UH 3 No. 855, Tahunan Umbulharjo Yogyakarta. Penelitian dilaksanakan pada bulan februari 2017.

C. Variabel Penelitian

Variabel merupakan gejala yang dipersoalkan gejala yang bervariasi, yang menjadi objek penelitian. Menurut kedudukannya variabel dibagi menjadi dua jenis yaitu variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebas adalah variabel yang nilaianya dipengaruhi oleh variabel terikat, sedangkan variabel terikat adalah variabel yang nilainya dipengaruhi oleh variabel bebas. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah pelaksanaan Jam Belajar Masyarakat dan peran orangtua. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah motivasi belajar.


(56)

Golo adalah 153 siswa. Dari 153 siswa tidak semua dijadikan populasi, karena hanya siswa yang tinggal di kelurahan tahunan yang menjadi populasi dalam penelitian ini. Populasi penelitian dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV, V, dan VI yang tinggal di Kelurahan Tahunan yaitu Kelurahan yang menerapkan Jam Belajar Masyarakat. Berdasarkan data yang ada, 65 siswa kelas IV, V, dan VI SD Negeri Golo merupakan siswa yang bertempat tinggal di kelurahan Tahunan yang menerapkan Jam Belajar Masyarakat.

E. SettingPenelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Golo kota Yogyakarta. SD Negeri Golo dipilih menjadi lokasi penelitian karena terletak di kelurahan yang menerapkan Jam Belajar Masyarakat.

F. Teknik Pengumpulan Data

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan data adakah pengaruh pelaksanaan Jam Belajar Masyarakat dan peran orangtua terhadap motivasi belajar siswa kelas tinggi di SD Negeri Golo Yogyakarta, oleh karena itu diperlukan teknik pengumpulan data yang tepat. Penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan databerupa skala psikologi dengan empat pilihan jawaban.

G. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian digunakan untuk mengukur nilai variabel yang akan diteliti. Jumlah instrumen dalam penelitian tergantung jumlah variabel yang diteliti Sugiyono (2013: 133).Penelitian ini menggunakan instrument yang berupa skala pelaksanaan Jam Belajar Masyarakat dengan 25 butir soal, peran orangtua 25 butir soal. Dan skala motivasi belajar dengan 30 butir soal.


(57)

1. Instrumen skala pelaksanaan Jam Belajar Masyarakat

Penyusunan kisi-kisi instrumen Pelaksanaan Jam Belajar Masyarakat mengacu pada keputusan Kepala Dinas P dan K Daerah Istimewa Yogyakarta tentang pedoman teknis pelaksanaan Jam Belajar Masyarakat yang berisi indikator keberhasilan Jam Belajar Mayarakat. Adapun kisi-kisi instrumen pelaksanaan Jam Belajar Masyarakat adalah sebagai berikut.

Tabel.1 Kisi-kisi Instrumen Pelaksanaan Jam Belajar MasyarakatSebelum Uji Coba

Indikator Butir Pernyataan Jumlah

Favorable Unfavorable

Kemanan, ketertiban, dan

kenyamanan

1,3,5,7, 2,4,6,8 8

Kepedulian orangtua terhadap kebutuhan belajar anak

9,11,12,13 10 5

Kedisiplinan belajar

15,17 14,16 4

Prestasi belajar

18,20,23,24 19,21,22,25 8

Setelah dilakukan uji coba instrumen dan dilakukan uji validitas reliabilitas ternyata seluruh item soal dalam instrumen pelaksanaan Jam Belajar Masyarakat dinyatakan valid atau dapat diterima, sehingga tidak ada item yang gugur.Adapun kisi-kisi skala motivasi belajar setelah dilaksanakan uji coba disajikan pada tabel berikut.


(58)

Tabel.2 Kisi-kisi Instrumen Pelaksanaan Jam Belajar Masyarakat Setelah Uji Coba

Variabel Indikator Butir Pernyataan Jumlah

Favorable Unfavorable

Pelaksanaan Jam Belajar Masyarakat

Kemanan, ketertiban, dan

kenyamanan

1,3,5,7, 2,4,6,8 8

Kepedulian orangtua terhadap kebutuhan belajar anak

9,11,12,13 10 5

Kedisiplinan belajar

15,17 14,16 4

Prestasi belajar

18,20,23,24 19,21,22,25 8

2. Instrumen Skala Peran Orangtua

Penyusunan Instrumen kisi-kisi skala Peran Orangtua mengacu pada indikator menurut Siti Irene. Adapun kisi-kisi peran orang tua pada tabel berikut. Tabel .3Kisi-kisi InstrumenPeran Orangtua Sebelum Uji Coba

Variabel Indikator Butir Pernyataan Jumlah

Favorable Unfavorable

Peran Orangtua

Menciptakan budaya belajar dirumah

1,2 3,4 4

Memprioritaskan tugas yang terkait secara langsung dengan

pembelajaran di sekolah

5 6,7 3

Mendorong anak untuk aktif dalam berbagai kegiatan

9 8 2

Memberi kesempatan pada anak untuk mengembangkan gagasan, ide, dan berbagai aktivitas yang menunjang kegiatan belajar

10,12 11,13 3


(59)

yang demokratis dirumah

Memahami yang sedang dan akan dilakukan oleh sekolah dalam

mengembangkan potensi anak

18,20 19,21 4

Menyediakan sarana belajar yang memadai

22,24,25 23 4

Setelah dilakukan uji coba instrumen dan dilakukan uji validitas reliabilitas ternyata seluruh item soal dalam instrumen peran orangtua dinyatakan valid atau dapat diterima,sehingga tidak ada item yang gugur.Adapun kisi-kisi peran orangtua setelah dilaksanakan uji coba disajikan pada tabel berikut.

Tabel .4 Kisi-kisi InstrumenPeran Orangtua Setelah Uji Coba

Variabel Indikator Butir Pernyataan Jumlah

Favorable Unfavorable

Peran Orangtua

Menciptakan budaya belajar dirumah

1,2 3,4 4

Memprioritaskan tugas yang terkait secara langsung dengan

pembelajaran di sekolah

5 6,7 3

Mendorong anak untuk aktif dalam berbagai kegiatan

9 8 2

Memberi kesempatan pada anak untuk mengembangkan gagasan, ide, dan berbagai aktivitas yang menunjang kegiatan belajar

10,12 11,13 3

Menciptakan suasana yang demokratis dirumah

15,16 14,17 4

Memahami yang sedang dan akan dilakukan oleh sekolah dalam

mengembangkan potensi


(60)

3. Instrumen Skala Motivasi Belajar

Penyusunan kisi-kisi instrumen motivasi belajar mengacu pada indikator menurut Hamzah B. Uno. Adapun kisi-kisi motivasi belajar pada Tabel berikut Tabel.5 Kisi-kisi Instrumen Variabel Motivasi Belajar Sebelum Uji Coba

Variabel Indikator Butir Pernyataan Jumlah

favorable Unfavorable Motivasi

Belajar

Adanya hasrat dan keinginan untuk berhasil

1,3,4,5 2 5

Adanya dorongan dan kebutuhan belajar

6,7,9,11 8,10 6

Adanya harapan dan cita-cita masa depan

12,13,14 15 4

Adanya penghargaan dalam belajar

16,17,18 3

Adanya kegiatan yang menarik dalam belajar

19,20,22 21,23 5

Adanya lingkungan belajar yang kondusif

26,27,28, 30

24,25,29 7

Setelah dilakukan uji validitas reliabilitas maka didapat item pernyatan yang valid dan dapat digunakan dalam instrumen penelitian adalah sebagai berikut. Tabel.6 Kisi-kisi Instrumen Variabel Motivasi Belajar Setelah Uji Coba

Variabel Indikator Butir Pernyataan Jumlah

favorable Unfavorable Motivasi

Belajar

Adanya hasrat dan keinginan untuk berhasil

1,3,4,5 2 5

Adanya dorongan dan kebutuhan belajar

6,7,9,11 8,10 6

Adanya harapan dan cita-cita masa depan

12,13,14 15 4

Adanya penghargaan dalam belajar

16,17,18 3

Adanya kegiatan yang menarik dalam belajar

20,22 21,23 4

Adanya lingkungan belajar yang kondusif

26,27,28, 30


(61)

4. Pensekoran Instrumen

Instrumen dalam penelitian ini menggunakan skala instrumen pelaksanaan Jam Belajar Masyarakat, peran Orangtua dan motivasi belajar yang berisi pernyataan dengan jawaban dalam bentuk pilihan Checklist. Data yang didapatkan untuk instrumen Instrumen pelaksanaan Jam Belajar Masyarakat,peran orangtua dan motivasi belajar dalam bentuk angka 4, 3, 2 atau 1 dengan pilihan jawaban selalu, sering, jarang, dan tidak pernah. Pernyataan yang digunakan terdiri atas pernyataan favorable dan unfavorable. Pernyataan favorable merupakan pernyataan yang mendukung variabel, sedangkan pernyataan unfavorable merupakan pernyataan yang menentang variabel. Pedoman pemberian skor pada pernyataanpernyataan adalah sebagai berikut.

Tabel. 7 Pedoman Pemberian Skor Pelaksanaan Jam Belajar Masyarakat.

Alternatif Pilihan Jenis Pernyataan

BersifatFavorable BersifatUnfavorable

Selalu 4 1

Sering 3 2

Jarang 2 3

Tidak pernah 1 4

Tabel .8 Pedoman Pemberian Skor Peran Orangtua Alternatif

Pilihan

Jenis Pernyataan

BersifatFavorable BersifatUnfavorable

Selalu 4 1

Sering 3 2

Jarang 2 3


(62)

Tabel . 9 Pedoman Pemberian Skor Motivasi Belajar Alternatif

Pilihan

Jenis Pernyataan

BersifatFavorable BersifatUnfavorable

Selalu 4 1

Sering 3 2

Jarang 2 3

Tidak pernah 1 4

5. Uji Instrumen

Uji instrumen dilakukan untuk mengukur sejauh mana instrumen dapat mengukur dengan tepat dan benar mengenai gejala yang akan diukur, baik isntrumen pelaksanaan Jam Belajar Masyarakat, Peran Orangtua dan Motivasi belajar. Instrumen penelitian perlu diuji validitas dan reliabilitas melalui uji coba. Uji coba kemudian di analisis validitas dan reliabilitasnya. Instrumen dikatakan valid apabila dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. Dalam penelitian ini validitas yang digunakan adalah validitas konstruk dan validitas empirik. Untuk menguji validitas konstruk dapat digunakan pendapat ahli ( judgment expert). Dikonsultasikan apakah instrumen tersebut sudah layak atau belum. Setelah dikonsultasikan dengan ahli maka selanjutnya dilakukan uji coba instrumen. Uji coba instrumen dilaksanakan di SD Negeri Tahunan yang merupakan sekolah dengan karakteristik hampir sama dengan SD Negeri Golo ( lokasi Penelitian) dengan jumlah responden sebanyak 30 siswa. Dalam validitas menggunakan analisis faktor dengan bantuan aplikasi SPSS versi 20untuk menghitung setiap item. Setelah di uji coba maka dapat dilakukan uji reliabilitas menggunakan Cronbach Alpha.


(63)

H. Teknik Analisis Data

Analisis data merupakan kegiatan setelah data dari seluruh responden atau sumber data lain telah terkumpul sugiyono (2013: 207). Teknik analisis data dalam penelitian kuantitatif menggunakan statistik. Terdapat dua macam statistik yaitu statistik deskriptif dan statistik inferensal. Dalam penelitian ini digunakan statistik deskriptif.

1. Analisis Deskriptif

Analisis yang digunakan untuk mendefinisikan variabel-variabel penelitian. Rumus yang digunakan meliputi perhitungan rerata (mean), median (me), modus (mo) dan simpangan baku,tabel distribusi frekuensi, histogram

2. Uji Hipotesis

Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan analisis regresisederhana untuk uji hipotesis pengaruh X1 terhadap Y dan pengaruh X2 terhadap Y dan regresi berganda untuk pengaruh X1 dan X2 terhadapY. Sugiyono (2012: 260-261) mengatakan bahwa analisis regresi digunakan untuk memprediksikan seberapa jauh perubahan nilai variabel terikat, apabila nilai variabel bebas dirubah-rubah atau dinaik-turunkan. Analisis regresi dilakukan bila hubungan dua variabel berupa hubungan kausal atau fungsional.


(64)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas

1. Uji Validitas Pelaksanaan Jam Belajar Masyarakat

Uji coba instrumen dalam penelitian ini dilakukan di SD Negeri Tahunan Yogyakarta pada tanggal 4 Februari 2017 dengan jumlah responden sebanyak 30 siswa. Setelah dilakukan uji coba instrumen maka dapat dilakukan uji validitas dengan teknik analisis faktor.

a. Measure of Sampling Adequacy (MSA)

Measure of Sampling Adequacy (MSA)digunakan untuk mengetahui apakah variabel sudah memadai untuk dianalisis lebih lanjut. Nilai ini dapat dilihat pada nilai anti-image correlationmatriks. Jika nilai MSA lebih besar dari 0,5 maka variabel tersebut sudah memadai untuk dianalisis lebih lanjut. Apabila terdapat nilai MSA dari variabel-varibael kurang dari 0,5 harus dikeluarkan satu per satu dari analisis. Sehingga diperoleh hasil analisis output menggunakan SPSS 20 diperoleh nilai MSA sebagai berikut:

Tabel 10. NilaiMeasure of Sampling Adequacy (MSA)

variabel Anti-image Correlationmariks

X1 0,776

X2 0,718

X3 0,871

X4 0,800

X5 0,812

X6 0,696

X7 0,913

X8 0,881

X9 0,658


(65)

X12 0,834

X13 0,640

X14 0, 652

X15 0,748

X16 0,785

X17 0,668

X18 0,700

X19 0,830

X20 0,521

X21 0,863

X22 0,525

X23 0,628

X24 0,592

X25 0, 790

Melalui output SPSS 20 dapat dilihat bahwa 24 variabel masing-masing mempunyai nilai MSA lebih dari 0,5 . Sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel sudah memadai untuk dianalisis lebih lanjut.

b. Kasier-Meyer-Olkin (KMO) Measure of Sampling Adequcy and Barlett’s Test

Langkah yang dilakukan selanjutnya adalah pengujian kecukupan sampel melalui indeksKasier Meyer-Olkin (KMO) dan nilai signifikansi Bartlett’s Test of

Sphericity. Indeks ini digunakan untukmeneliti ketepatan penggunaan analisis faktor. Apabila nilai KMO antara 0,5 sampai 1 dan signifikansi Bartlett’s Test of

Sphericity ini kurang dari level signifikan yang digunkaan dapat diartikan bahwa analisis faktor tepat digunakan. Dari output SPSS 20 diperoleh KMO sebesar 0,740, nilai Bartlett’s Test of Sphericitysebesar 719,552 dan nilai signifikansi Bartlett’s

Test of Sphericityadalah 0,000 sehingga dapat dikatakan bahwa sangat baik. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa instrumen pelaksanaan Jam Belajar Masyarakat valid ditinjau dari validitas konstruk.


(66)

Tabel 11. Hasil KMO andBartlett’s Test

KMO and Bartlett's Test Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling

Adequacy. ,740

Bartlett's Test of Sphericity

Approx. Chi-Square 719,552

Df 276

Sig. ,000

c. Penentuan Jumlah Faktor

Jumlah faktor yang akan dibentuk fitentukan dengan menggunakan kombinasi beberapa kriteria untuk mendapatkan jumlah faktor yang paling sesuai dengan data penelitian.

Tabel 12.Total Variance Explained

Total Variance Explained Componen

t

Initial Eigenvalues Extraction Sums of Squared Loadings

Total % of

Variance

Cumulative %

Total % of

Variance

1 14,447 60,195 60,195 14,447 60,195

2 1,729 7,206 67,401 1,729 7,206

3 1,190 4,956 72,357 1,190 4,956

4 1,061 4,419 76,776 1,061 4,419

5 ,900 3,751 80,527

6 ,835 3,478 84,005

7 ,671 2,795 86,800

8 ,576 2,400 89,200

9 ,489 2,036 91,236

10 ,365 1,520 92,756

11 ,332 1,383 94,139

12 ,271 1,127 95,266

13 ,255 1,063 96,329

14 ,229 ,953 97,282

15 ,147 ,611 97,893

16 ,121 ,503 98,397

17 ,105 ,437 98,834

18 ,089 ,373 99,206

19 ,071 ,297 99,503


(67)

21 ,031 ,130 99,817

22 ,023 ,094 99,911

23 ,014 ,060 99,970

24 ,007 ,030 100,000

Berdasarkan pada tabel tersebut bahwa ada 24 komponen yang mewakili variabel. Faktor yang mempunyai nilai eigen kurang dari 1 tidak diikutsertakan dalam model. Dari tabel diatas dapat diperoleh nilai eigen yang lebih besar dari 1 pada faktor 1,2,3, dan 4. Kemudian kriteria yang kedua adalah penentuan berdasarkan nilai persentase variansi total yang dapat dijelaskan oleh faktor yang akan dibentuk. Dari tabel diatas dapat dilakukan interpretasi yang berkaitan dengan variansi total komulatid sampel . Jika variabel diringkas menjadi beberapa faktor, maka nilai total variansi yang dapat dijelaksan adalah sebagai berikut.

1) Varians dapat diterangkan oleh faktor 1 adalah 14,447/24 x 100% =60,195% 2) Varians dapat diterangkan oleh faktor 2 adalah 1,729/24x 100% = 7,206% 3) Varians dapat diterangkan oleh faktor 3 adalah 1,190/24x 100% = 4,956% 4) Varians dapat diterangkan oleh faktor 4 adalah 1,061/24 x 100% = 4.419%

Sehingga total keempat faktor akan mampu menjelaskan variabel sebesar 60,195%+ 7,206%+ 4,956%+ 4,419= 76,776%. Artinya 4 faktor yang terbentuk sudah dapat mewakili 24 variabel pelaksanaan Jam Belajar Masyarakat yang menjelaskan kira-kira 76,776% pelaksanaan Jam Belajar Masyarakat.

Kriteria ketiga adalah penentuan berdasarkan scree plot. Scree plot merupakan suatu plot nilai eigen terhadap jumlah faktor yang diekstasi. Titik pada tempat dimanascreemulai terlihat mendatar. Pada gambar terlihat bahwa scree plot


(68)

Gambar 2.ScreePlot

Dari kombinasi dari ketiga kriteria tersebut dapat disimpulkan bahwa ekstraksi faktor yang paling tepat adalah 4 faktor.

d. Komunalitas

Komunalitas pada dasarnya adalah jumlah varian dari suatu variabel yang bisa dijelaskan oleh faktor yang ada. Lebih lengkapnya dapat dilihat dalam tabel 13. Tabel 13. TabelCommunalitti

Communaliti es

Initial Extraction

X1 1,000 ,591

X2 1,000 ,811

X3 1,000 ,646

X4 1,000 ,812

X5 1,000 ,847

X6 1,000 ,792

X7 1,000 ,926

X8 1,000 ,844

X9 1,000 ,564


(69)

X12 1,000 ,893

X13 1,000 ,726

X14 1,000 ,767

X15 1,000 ,811

X16 1,000 ,897

X17 1,000 ,722

X18 1,000 ,702

X19 1,000 ,776

X20 1,000 ,800

X21 1,000 ,656

X22 1,000 ,893

X23 1,000 ,667

X24 1,000 ,919

X25 1,000 ,563

Pada tabel diatas dapat dilihat bahwa semua nilai menunjukan angka lebih dari 0,5 sehingga semua variabel dapat menjelaskan faktor.

e. Component matrix

Setelah diketahui bahwa 4 faktor adalah jumlah yang paling optimal, maka tabel component matrix menunjukan distribusi ke 24 variabel tersebut pada empat faktor yang terbentuk sedangkan angka-angka yang ada pada tabel tersebut adalah


(1)

37

90

89

99

38

90

77

92

39

89

91

97

40

96

77

96

41

86

83

90

42

95

91

94

43

91

78

89

44

91

93

99

45

93

85

98

46

87

96

98

47

94

88

94

48

88

81

92

49

84

90

87

50

85

84

95

51

96

75

96

52

84

80

95

53

90

89

94

54

89

93

99

55

88

79

89

56

92

97

95

57

92

93

96

58

89

99

100

59

86

96

98

60

93

94

97


(2)

Lampiran 9 Analisis Data Peneltitian

Statistics

Pelaksanaan Jam Belajar Masyarakat

Peran Orangtua Motivasi Belajar

N

Valid 61 61 61

Missing 0 0 0

Mean 87,51 87,87 95,05

Std. Error of Mean ,677 ,818 ,505

Median 88,00 89,00 96,00

Mode 88 94 99

Std. Deviation 5,287 6,389 3,947

Range 19 29 13

Minimum 77 70 87

Maximum 96 99 100

Sum 5338 5360 5798

Hipotesis 1

Variabels Entered/Removeda

Model Variabels Entered Variabels Removed

Method

1 X1b . Enter

a. Dependent Variabel: Y b. All requested variabels entered.

Model Summary

Model R R Square Adjusted R

Square

Std. Error of the Estimate

1 ,490a ,240 ,227 3,461


(3)

ANOVAa

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1

Regression 223,321 1 223,321 18,647 ,000b

Residual 706,614 59 11,977

Total 929,934 60

a. Dependent Variabel: Y b. Predictors: (Constant), X1

Coefficientsa

Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1

(Constant) 63,036 7,408 8,509 ,000

X1 ,365 ,085 ,490 4,318 ,000

a. Dependent Variabel: Y

Hipotesis 2


(4)

1 X2b . Enter

a. Dependent Variabel: Y b. All requested variabels entered.

Model Summary

Model R R Square Adjusted R

Square

Std. Error of the Estimate

1 ,623a ,389 ,378 3,104

a. Predictors: (Constant), X2

ANOVAa

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1

Regression 361,374 1 361,374 37,500 ,000b

Residual 568,560 59 9,637

Total 929,934 60

a. Dependent Variabel: Y b. Predictors: (Constant), X2


(5)

Coefficientsa

Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1

(Constant) 61,213 5,526 11,077 ,000

X2 ,384 ,063 ,623 6,124 ,000

a. Dependent Variabel: Y

Hipotesis 3

Coefficientsa

Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1

(Constant) 44,780 6,840 6,547 ,000

Pelaksanaan Jam Belajar

Masyarakat ,250 ,073 ,335 3,409 ,001

Peran Orangtua ,323 ,061 ,523 5,321 ,000

Model Summary

Model R R Square Adjusted R

Square

Std. Error of the Estimate

1 ,709a ,503 ,486 2,830

ANOVAa

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1

Regression 470,481 2 235,241 29,382 ,000b

Residual 464,371 58 8,006


(6)

Dokumen yang terkait

PENGARUH MOTIVASI DAN MINAT BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA PADA KELAS TINGGI Pengaruh motivasi dan minat belajar terhadap Prestasi belajar siswa pada kelas tinggi Sd negeri 01 tempursari tahun Ajaran 2015/2016.

0 7 13

PENGARUH MOTIVASI DAN MINAT BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA PADA KELAS TINGGI Pengaruh motivasi dan minat belajar terhadap Prestasi belajar siswa pada kelas tinggi Sd negeri 01 tempursari tahun Ajaran 2015/2016.

0 6 17

PENGARUH JAM BELAJAR MASYARAKAT DAN FASILITAS BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS TINGGI Pengaruh Jam Belajar Masyarakat Dan Fasilitas Belajar Terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas Tinggi SD Negeri 02 Kalisoro Tahun Ajaran 2014/2015.

0 3 12

PENGARUH JAM BELAJAR MASYARAKAT DAN FASILITAS BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS TINGGI Pengaruh Jam Belajar Masyarakat Dan Fasilitas Belajar Terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas Tinggi SD Negeri 02 Kalisoro Tahun Ajaran 2014/2015.

0 2 19

PENDAHULUAN Pengaruh Jam Belajar Masyarakat Dan Fasilitas Belajar Terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas Tinggi SD Negeri 02 Kalisoro Tahun Ajaran 2014/2015.

0 3 5

PENGARUH MOTIVASI ORANGTUA TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V SD NEGERI 01 MALANGJIWAN Pengaruh Motivasi Orangtua Terhadap Prestasi Belajar Matematika Siswa Kelas V SD Negeri 01 Malangjiwan Tahun Pelajaran 2014/2015.

0 2 10

PENGARUH MOTIVASI ORANGTUA TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V SD NEGERI 01 MALANGJIWAN Pengaruh Motivasi Orangtua Terhadap Prestasi Belajar Matematika Siswa Kelas V SD Negeri 01 Malangjiwan Tahun Pelajaran 2014/2015.

1 3 14

PENGARUH MOTIVASI DAN KEDISIPLINAN BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS TINGGI SD NEGERI Pengaruh Motivasi Dan Kedisiplinan Belajar Terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas Tinggi SD Negeri Wironanggan 01 Tahun Pelajaran 2014/ 2015.

0 3 17

PENGARUH MOTIVASI DAN KEDISIPLINAN BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS TINGGI SD Pengaruh Motivasi Dan Kedisiplinan Belajar Terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas Tinggi SD Negeri Wironanggan 01 Tahun Pelajaran 2014/ 2015.

0 3 12

HUBUNGAN PERHATIAN ORANGTUA DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS IV SD NEGERI GOLO YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2015/2106.

0 1 147