Pengaruh perbedaan sikap konsumen terhadap gadget online shop dan fashion online shop pada minat beli ulang konsumen dilihat dari gender, usia, dan perilaku.

(1)

ABSTRAK

PENGARUH PERBEDAAN SIKAP KONSUMEN TERHADAP GADGET ONLINE SHOP DAN FASHION ONLINE SHOP PADA MINAT BELI ULANG KONSUMEN DILIHAT DARI GENDER, USIA, DAN PERILAKU

Odilia Larasati Hertaswari Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta 2016

Penelitian ini memiliki tujuan; 1) untuk mengetahui perbedaan sikap konsumen terhadap gadget online shop, dilihat dari gender, usia, dan perilaku; 2) untuk mengetahui perbedaan sikap konsumen terhadap fashion online shop, dilihat dari gender, usia, dan perilaku; 3) untuk mengetahui pengaruh sikap konsumen terhadap gadget online shop dan fashion online shop pada minat beli ulang konsumen.

Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan populasi semua konsumen di online shop. Sampel dalam penelitian ini sebanyak 100 orang responden yang pernah melakukan pembelian di gadget online shop dan 100 orang responden yang pernah melakukan pembelian di fashion online shop dalam jangka waktu paling lama 3 bulan terakhir. Analisis data menggunakan teknik analisis ANOVA dan teknik analisis regresi linier sederhana.

Hasil penelitian pertama menunjukkan; 1) adanya perbedaan sikap konsumen terhadap gadget online shop, dilihat dari gender dan perilaku, tidak terdapat perbedaan sikap konsumen terhadap gadget online shop dilihat dari usia; 2) adanya perbedaan sikap konsumen terhadap fashion online shop, dilihat dari gender usia, dan perilaku; 3) bahwa sikap konsumen terhadap gadget online shop dan fashion online shop berpengaruh pada minat beli ulang.

Kata Kunci: Sikap Konsumen, Gadget Online Shop, Fashion Online Shop, Minat Beli Ulang, Gender, Usia, Perilaku


(2)

ABSTRACT

THE DIFFERENCE INFLUENCE OF CONSUMER ATTITUDE ON GADGET ONLINE SHOP AND FASHION ONLINE SHOP TOWARDS

REPURCHASE INTENTION BASED ONBY GENDER, AGE, AND BEHAVIOUR

Odilia Larasati Hertaswari Sanata Dharma University

Yogyakarta 2016

The research aims to; 1) identify the differences of consumer attitude on gadget online shop based on gender, age, and behaviour; 2) identify the differences of consumer attitude on fashion online shop based on gender, age, and behaviour; 3) identify the influence of consumer attitude on gadget online shop and fashion online shop towards repurchase intention.

The research is a quantitative research. The population is all of the online shop consumers. Sample of this research are 100 respondents who have ever made a purchase at a gadget online shop and 100 respondents who have ever made a purchase at a fashion online shop within 3 months at the most. Data was analyzed using ANOVA analysis technique and Simple Linear Regression analysis technique.

The found that; 1) there were the differences of consumer attitude on gadget online shop based on gender and behaviour, but there was no such difference based on age; 2) there were the differences of consumer attitude on fashion online shop based on gender, age, and behaviour; 3) consumer attitude influenced toward repurchase intention both from gadget online shop and fashion online shop.

Keywords: Consumer Attitudes, Gadget Online Shop, Fashion Online Shop Repurchase Intention, Gender, Age, Behaviour


(3)

i

PENGARUH PERBEDAAN SIKAP KONSUMEN TERHADAP GADGET ONLINE SHOP DAN FASHION ONLINE SHOP PADA MINAT BELI ULANG KONSUMEN DILIHAT DARI GENDER, USIA, DAN PERILAKU

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Program Studi Manajemen

Oleh:

Odilia Larasati Hertaswari NIM: 122214010

PROGRAM STUDI MANAJEMEN, JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA


(4)

ii

SKRIPSI

PENGARUH PERBEDAAN SIKAP KONSUMEN TERHADAP GADGET ONLINE SHOP DAN FASHION ONLINE SHOP PADA MINAT BELI ULANG KONSUMEN DILIHAT DARI GENDER, USIA, DAN PERILAKU

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Program Studi Manajemen

Oleh:

Odilia Larasati Hertaswari NIM: 122214010 Telah disetujui oleh:


(5)

iii


(6)

iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

Not everything that is faced can be changed. But nothing can be change until it is faced.

-James Baldwin-

“Worrying Gets You Nowhere”

-Trinity Traveler-

“This life is what you make it. No matter whay you’re going to mess up

sometimes, it’s a universal truth. But the good part is you get to decide

how you’re going to mess it up. But just remember; so

me come, some

go. The ones that stay with you trhough everything-

they’re your true

best friends.”

-Marilyn Monroe-

Skripsi ini dipersembahkan kepada:

Tuhan Yesus Kristus yang menjadi andalan

dalam hidup.

Ibu, bapak, eyang, dan saudara-saudaraku

tercinta yang menjadi motivasi dalam hidup.

Sahabat dan teman-teman yang menjadikan

hari-hariku lebih berwarna.


(7)

v

LEMBAR PERNYATAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:

Nama : Odilia Larasati Hertaswari Nomor Mahasiswa : 122214010

Demi Pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:

PENGARUH PERBEDAAN SIKAP KONSUMEN TERHADAP GADGET ONLINE SHOP DAN FASHION ONLINE SHOP PADA MINAT BELI ULANG KONSUMEN DILIHAT DARI GENDER, USIA, DAN PERILAKU Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikannya secara terbatas, mempublikasikannya di internet atau di media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Yogyakarta, 29 Juli 2016 Yang menyatakan

Odilia Larasati Hertaswari NIM: 122214010


(8)

vi

UNIVERSITAS SANATA DHARMA FAKULTAS EKONOMI

JURUSAN MANAJEMEN – PROGRAM STUDI MANAJEMEN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS

Saya yang bertanda tangan di bawah ini, dengan ini menyatakan bahwa Skripsi dengan judul;

PENGARUH PERBEDAAN SIKAP KONSUMEN TERHADAP GADGET ONLINE SHOP DAN FASHION ONLINE SHOP PADA MINAT BELI ULANG KONSUMEN DILIHAT DARI GENDER, USIA, DAN PERILAKU Dan diajukan untuk diuji pada tanggal 14 Juli 2016 adalah hasil karya saya. Saya juga menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat keseluruhan atau sebagian tulisan orang lain yang saya ambil dengan cara menyalin, atau meniru dalam bentuk rangkaian kalimat atau simbol yang menunjukkan gagasan atau pendapat atau pemikiran dari penulis lain yang saya aku seolah – olah sebagai tulisan saya sendiri, dan atau tidak terdapat bagian atau keseluruhan tulisan yang saya salin, saya tiru, atau saya ambil dari tulisan orang lain tanpa memberikan pengakuan (disebutkan dalam referensi) pada penulis aslinya.

Bila di kemudian hari terbukti bahwa saya ternyata melakukan tindakan tersebut, maka saya bersedia menerima sanksi, yaitu skripsi ini digugurkan dan gelar akademik yang saya peroleh (S.E.) dibatalkan serta diproses sesuai dengan aturan perundang – undangan yang berlaku (UU No 20 Tahun 2003, pasal 25 dan pasal 70).

Yogyakarta, 29 Juli 2016 Yang menyatakan

Odilia Larasati Hertaswari NIM: 122214010


(9)

vii

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan atas segala kasih dan berkatNya dari awal penulisan hingga terselesaikannya skripsi ini yang berjudul “PENGARUH PERBEDAAN SIKAP KONSUMEN TERHADAP GADGET ONLINE SHOP DAN FASHION ONLINE SHOP PADA MINAT BELI ULANG KONSUMEN DILIHAT DARI GENDER, USIA, DAN PERILAKU” Skripsi ini diteliti dengan tujuan memenuhi salah satu persyaratan wajib untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Dalam penyusunan skripsi ini peneliti menyadari banyak bantuan dan campur tangan dari berbagai pihak atas terselesaikannya skripsi ini. Untuk itu peneliti ingin mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Dr. H. Herry Maridjo, M.Si., selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma.

2. Bapak Dr. Lukas Purwoto S.E., M.Si., selaku Ketua Program Studi Manajamen Universitas Sanata Dharma.

3. Ibu Ike Janita Dewi, S.E., MBA., Ph. D., selaku dosen pembimbing I, yang dengan sabar telah membimbing dan selalu mendukung penulis dengan kesungguhan hati, serta memberikan ilmu dan pengetahuannya bagi peneliti.

4. Ibu Lucia Kurniawati, S.Pd., M.S.M., selaku dosen pembimbing II, yang dengan sabar membimbing peneliti dalam menyempurnakan skripsi ini,


(10)

viii

serta dengan kesungguhan hati memberikan dorongan dan motivasi bagi peneliti.

5. Segenap responden yang sudah berkenan meluangkan waktu untuk mengisi kuesioner penelitian guna mendukung terselesaikannya penelitian ini.

6. Ibu dan Bapakku tersayang, Ibu Susana Herminingsih dan Bapak Yusup Seno Tavip, yang selalu mendoakan, mendukung dan memberikan motivasi, serta selalu mengingatkan peneliti agar segera menyelesaikan skripsinya. Terima kasih untuk Ibu dan Bapak yang telah menjadi motivasi peneliti dalam kehidupannya.

7. Kekasihku, Yusuf Septiono, yang selalu mendampingi peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini.

8. Sahabatku tercinta, Ester Nugrahenny Natalia, Putri Cherry Dio Fanny, Heribertus Herseto, Faisal Firdaus, yang selalu menjadi semangat dan setia mendampingi peneliti dari dulu hingga sekarang.

9. Sahabat-sahabatku tersayang, Aisyah Permatasari, Clara Violita Levinia Stara, Dionysius Ryanto, Anki Anggoro Novianto, Felix Adrian, Stephanus Niko Thomas, yang selalu mendukung dan memberikan motivasinya bagi peneliti dan menjadikan peneliti lebih semangat dalam kuliah dan menyelesaikan skripsi ini.

10. Seluruh teman-teman Manajemen angkatan 2012, yang membuat hari-hariku penuh warna selama kuliah.


(11)

ix

Peneliti menyadari masih banyak kekurangan dan ketidaksempurnaan yang tidak disengaja dalam penyusunan skripsi ini, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari berbagai pihak dan para pembaca. Akhir kata, semoga skripsi ini bermanfaat bagi rekan-rekan dan pembaca sekalian.

Yogyakarta, 29 Juli 2016 Peneliti

Odilia Larasati Hertaswari NIM: 122214010


(12)

x DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... iv

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI... v

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS ... vi

KATA PENGANTAR ... vii

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR GAMBAR ... xv

ABSTRAK ... xvi

ABSTRACT ... xvii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah Penelitian ... 7

C. Tujuan Penelitian ... 8

D. Batasan Penelitian ... 9

E. Manfaat Penelitian ... 9

BAB II TINJAUAN LITERATUR DAN PERUMUSAN HIPOTESIS ... 11

A. Pemasaran Online ... 11

B. Segmentasi Pasar ... 14

C. Sikap Konsumen ... 20

D. Minat Beli Ulang ... 24

E. Generasi Internet (Generasi Y) ... 27

F. Hipotesis ... 30


(13)

xi BAB III

METODE PENELITIAN ... 37

A. Pendahuluan ... 37

B. Jenis Penelitian ... 37

C. Subjek dan Objek Penelitian ... 37

D. Populasi dan Sampel ... 38

E. Teknik Pengambilan Sampel ... 39

F. Jenis dan Sumber Data ... 39

G. Metode Pengumpulan Data ... 39

H. Variabel Penelitian ... 40

I. Definisi Konseptual ... 40

J. Operasionalisasi Variabel ... 41

K. Teknik Skala Pengumpulan Data ... 43

L. Uji Instrumen Penelitian ... 43

M. Teknik Analisis Data ... 45

N. Uji Hipotesis ... 48

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN ... 50

A. Sejarah Perkembangan Online Shop ... 50

B. Perkembangan Online Shop di Indonesia ... 51

C. Sistem Pembelanjaan Secara Online ... 53

D. Kelebihan dan Kekurangan Online Shop ... 56

E. Jenis-jenis Online Shop... 60

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN ... 79

A. Analisis Deskriptif Responden ... 80

B. Pengujian Validitas dan Reliabilitas ... 90

C. Analisis Deskriptif Untuk Variabel Penelitian ... 93

D. Uji Asumsi Klasik ... 97

E. Regresi Linier Sederhana ... 112


(14)

xii BAB VI

KESIMPULAN DAN IMPLIKASI ... 125

A. Kesimpulan ... 125

B. Implikasi bagi Perusahaan ... 126

C. Implikasi bagi Peneliti Selanjutnya ... 128

DAFTAR PUSTAKA ... 129


(15)

xiii

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel I.1 Data Pengguna Internet di Indonesia Berdasarkan Usia Tahun 2014 3 Tabel II.2 Proses Pembelian Organisasi... 25 Tabel V.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin pada Gadget

Online Shop dan Fashion Online Shop ... 80 Tabel V.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia pada Gadget Online

Shop dan Fashion Online Shop ... 81 Tabel V.3 Profil Responden Berdasarkan Intensitas Pembelian Online

Selama 1 Tahun ... 82 Tabel V.4 Profil Responden Berdasarkan Jumlah yang Dibelanjakan Secara

Online ... 83 Tabel V.5 Profil Responden Berdasarkan Situs Belanja Online yang Sering

Digunakan ... 84 Tabel V.6 Pendapat Responden Mengenai Belanja Online ... 85 Tabel V.7 Profil Responden Berdasarkan Intensitas Pembelian Online

Selama 1 Tahun ... 86 Tabel V.8 Profil Responden Berdasarkan Jumlah yang Dibelanjakan Secara

Online ... 87 Tabel V.9 Profil Responden Berdasarkan Situs Belanja Online yang Sering

Digunakan ... 88 Tabel V.10 Pendapat Responden Mengenai Belanja Online ... 89 Tabel V.11 Hasil Uji Validitas Variabel Sikap Konsumen Gadget Online

Shop ... 90 Tabel V.12 Hasil Uji Validitas Variabel Minat Beli Ulang Konsumen

Gadget Online Shop ... 91 Tabel V.13 Hasil Uji Validitas Variabel Sikap Konsumen Fashion Online

Shop ... 91 Tabel V.14 Hasil Uji Validitas Variabel Minat Beli Ulang Konsumen

Fashion Online Shop ... 92 Tabel V.15 Hasil Uji Reliabilitas Sikap dan Minat Beli Ulang Konsumen

terhadap Gadget Online Shop dan Fashion Online Shop ... 93 Tabel V.16 Deskripsi Variabel Sikap Konsumen terhadap Gadget Online

Shop dan Fashion Online Shop ... 94 Tabel V.17 Deskripsi Variabel Minat Beli Ulang Konsumen pada Gadget

Online Shop dan Fashion Online Shop ... 96 Tabel V.18 Hasil Output Uji F Sikap Konsumen terhadap Gadget Online


(16)

xiv

Tabel V.19 Hasil Output Uji F Sikap Konsumen terhadap Gadget Online Shop Dilihat dari Usia ... 102 Tabel V.20 Hasil Output Uji F Sikap Konsumen terhadap Gadget Online

Shop Dilihat dari Perilaku (frekuensi pembelian via online shop) 104 Tabel V.21 Hasil Output Uji F Sikap Konsumen terhadap Fashion Online

Shop Dilihat dari Gender (Jenis Kelamin) ... 106 Tabel V.22 Hasil Output Uji F Sikap Konsumen terhadap Fashion Online

Shop Dilihat dari Usia ... 108 Tabel V.23 Hasil Output Uji F Sikap Konsumen terhadap Fashion Online


(17)

xv

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar II.1 Konsempsi Hubungan Berbagai Unsur pada Model Sikap

terhadap Iklan ... 22 Gambar II.2 Gambaran Sederhana Model Sikap Tiga Komponen ... 24 Diagram I.1 Distribusi Pengguna Internet Dunia Menurut Benua Tahun


(18)

xvi ABSTRAK

PENGARUH PERBEDAAN SIKAP KONSUMEN TERHADAP GADGET ONLINE SHOP DAN FASHION ONLINE SHOP PADA MINAT BELI ULANG KONSUMEN DILIHAT DARI GENDER, USIA, DAN PERILAKU

Odilia Larasati Hertaswari Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta 2016

Penelitian ini memiliki tujuan; 1) untuk mengetahui perbedaan sikap konsumen terhadap gadget online shop, dilihat dari gender, usia, dan perilaku; 2) untuk mengetahui perbedaan sikap konsumen terhadap fashion online shop, dilihat dari gender, usia, dan perilaku; 3) untuk mengetahui pengaruh sikap konsumen terhadap gadget online shop dan fashion online shop pada minat beli ulang konsumen.

Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan populasi semua konsumen di online shop. Sampel dalam penelitian ini sebanyak 100 orang responden yang pernah melakukan pembelian di gadget online shop dan 100 orang responden yang pernah melakukan pembelian di fashion online shop dalam jangka waktu paling lama 3 bulan terakhir. Analisis data menggunakan teknik analisis ANOVA dan teknik analisis regresi linier sederhana.

Hasil penelitian pertama menunjukkan; 1) adanya perbedaan sikap konsumen terhadap gadget online shop, dilihat dari gender dan perilaku, tidak terdapat perbedaan sikap konsumen terhadap gadget online shop dilihat dari usia; 2) adanya perbedaan sikap konsumen terhadap fashion online shop, dilihat dari gender usia, dan perilaku; 3) bahwa sikap konsumen terhadap gadget online shop dan fashion online shop berpengaruh pada minat beli ulang.

Kata Kunci: Sikap Konsumen, Gadget Online Shop, Fashion Online Shop, Minat Beli Ulang, Gender, Usia, Perilaku


(19)

xvii ABSTRACT

THE DIFFERENCE INFLUENCE OF CONSUMER ATTITUDE ON GADGET ONLINE SHOP AND FASHION ONLINE SHOP TOWARDS

REPURCHASE INTENTION BASED ONBY GENDER, AGE, AND BEHAVIOUR

Odilia Larasati Hertaswari Sanata Dharma University

Yogyakarta 2016

The research aims to; 1) identify the differences of consumer attitude on gadget online shop based on gender, age, and behaviour; 2) identify the differences of consumer attitude on fashion online shop based on gender, age, and behaviour; 3) identify the influence of consumer attitude on gadget online shop and fashion online shop towards repurchase intention.

The research is a quantitative research. The population is all of the online shop consumers. Sample of this research are 100 respondents who have ever made a purchase at a gadget online shop and 100 respondents who have ever made a purchase at a fashion online shop within 3 months at the most. Data was analyzed using ANOVA analysis technique and Simple Linear Regression analysis technique.

The found that; 1) there were the differences of consumer attitude on gadget online shop based on gender and behaviour, but there was no such difference based on age; 2) there were the differences of consumer attitude on fashion online shop based on gender, age, and behaviour; 3) consumer attitude influenced toward repurchase intention both from gadget online shop and fashion online shop.

Keywords: Consumer Attitudes, Gadget Online Shop, Fashion Online Shop Repurchase Intention, Gender, Age, Behaviour


(20)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Di zaman modern ini internet telah menjadi sarana bertukar informasi bagi manusia. Perkembangan teknologi informasi khususnya teknologi internet telah membawa perubahan dalam cara berkomunikasi antar individu. Pada masa sekarang internet sudah menjadi kebutuhan pokok. Banyak orang yang tidak bisa lepas dari internet dalam kehidupan sehari-harinya, mulai dari hanya untuk mencari informasi sampai dengan melakukan transaksi jual beli melalui media online.

Internet dapat diakses oleh siapa saja dengan kepentingan dan tujuan yang berbeda-beda. Internet membuat seseorang dapat berkomunikasi dengan orang lain tanpa dibatasi oleh tempat dan waktu. Hal itu membuat orang dapat memiliki relasi yang lebih luas. Dengan internet, orang dapat membangun komunitas digital, yakni beberapa individu yang berpikiran sama, dapat bertukar pandangan mengenai isu-isu pribadi yang relevan (Shimp, 2014).

Kemudahan yang didapat dalam penggunaan internet membuat jumlah pengguna internet terus meningkat. Peningkatan jumlah pengguna internet dimungkinkan dengan munculnya wireless fidelity, sering disebut Fi. Wi-Fi adalah teknologi yang memungkinkan komputer dan perangkat nirkabel lainnya, seperti ponsel, untuk tersambung ke Internet melalui sinyal radio


(21)

2

berdaya rendah sebagai pengganti kabel (Shimp, 2014). Berikut ditampilkan diagram pengguna internet di dunia menurut benua pada tahun 2014:

Diagram I.1 Distribusi Pengguna Internet Dunia Menurut Benua-2014

(Sumber: Internet World Stats – www.internetworldstats.com/stats.htm diakses 10 September 2015)

Data tersebut menunjukkan bahwa penduduk di Benua Asia merupakan pengguna internet terbesar dibandingkan dengan pengguna internet di benua lainnya. Faktor yang menyebabkan Asia menjadi pengguna internet terbesar di dunia karena tiga negara di Asia, yaitu China, India, dan Jepang sudah memiliki jumlah pengguna internet yang lebih banyak daripada jumlah pengguna internet di Eropa dan Amerika Utara (https://id.techinasia.com/pengguna-internet-tinggal-di-asia/ diakses 30 September 2015).

Sedangkan jumlah pengguna internet di Indonesia mencapai angka sebesar 88,1 juta penduduk dari 252 juta penduduk Indonesia sesuai data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2014. Dengan demikian, dari sisi jumlah penduduk, pengguna internet mengalami pertumbuhan 16,2 juta pengguna, yaitu dari 71,9 juta menjadi 88,1 juta pengguna.

46%

19% 10%

10% 10%

4% 1%

Asia Eropa Amerika Latin Amerika Utara Afrika

Timur Tengah Australia


(22)

3

(http://www.apjii.or.id/read/content/info-terkini/301/pengguna-internet-indonesia-tahun-2014-sebanyak-88.html diakses 12 September 2015).

Perubahan cara berkomunikasi tersebut membawa perubahan gaya hidup di Indonesia, salah satunya perilaku konsumen dalam berbelanja. Peluang itulah yang membuat para pelaku bisnis mulai menjadikan internet sebagai sarana pemasaran.

Pemasaran Internet (Internet marketing), juga disebut sebagai pemasaran-i, web marketing, online marketing atau marketing, atau e-commerce (Hermawan, 2012:206). E-commerce sendiri merupakan model bisnis di mana produk dijual langsung ke konsumen (B2C) atau kepada bisnis lainnya (B2B). E-commerce Indonesia tercatat mengalami pertumbuhan tercepat di dunia pada tahun 2013 dengan angka 73% senilai US$1,8 miliar (Kokubo, 2014).

Perkembangan jumlah pengguna internet yang melakukan e-commerce dapat dilihat dari data e-Marketer tahun 2013 di mana jumlah pengguna internet di Indonesia yang melakukan e-commerce mencapai angka 4,6 juta, sedangkan total transaksi mencapai US$1,8 juta atau sekitar Rp 21,9 triliun (Leonita, 2014).

TABEL I.1. Data Pengguna Internet di Indonesia Berdasarkan Usia Tahun 2014

USIA PERSENTASE (%)

18-25 tahun 49

26-35 tahun 33,8 36-45 tahun 14,6 46-55 tahun 2,4 56-65 tahun 0,2


(23)

4

Berdasarkan survei yang dilakukan oleh Asosiasi Pengguna Jasa Internet Indonesia pada tahun 2014, pengguna internet wanita memiliki persentase lebih banyak, yakni 51% dibandingkan pengguna internet pria, yakni 49%. Survei menurut usia yang juga dilakukan oleh APJII menunjukkan bahwa pengguna internet berusia 18-25 tahun sebesar 49%, usia 26-35 tahun sebesar 33,8%, usia 36-45 tahun sebesar 14,6%, usia 46-55 tahun sebesar 2,4%, dan usia 56-65 tahun sebesar 0,2%. Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas pengguna internet di Indonesia berusia 18-25 tahun (Asosiasi Pengguna Jasa Internet Indonesia, 2015:11).

Contoh penyedia e-commerce di Indonesia antara lain : OLX (TokoBagus.com), Berniaga (berniaga.com), Lazada (www.lazada.co.id), Elevenia (www.elevenia.co.id), Kaskus (www.kaskus.com), Tokopedia (tokopedia.com), dan sebagainya, serta online shop yang memasarkan produknya melalui jejaring sosial milik pribadi.

Tidak hanya perusahaan besar yang menggunakan media online dalam strategi bisnisnya. Sekarang masyarakat dapat dengan mudah melakukan bisnis dengan membuka online shop. Masyarakat yang tidak memiliki latar belakang bisnis pun mulai ikut-ikutan membuka online shop.

Konsumen tidak perlu lagi pergi ke toko dan berinteraksi secara langsung dengan penjual, serta melakukan pembayaran secara langsung dalam transaksi jual beli. Penjual hanya perlu membuat web, blog, atau bisa menggunakan media sosial yang telah tersedia untuk memajang produknya disertai dengan rincian produk, harga produk, serta contact person bila


(24)

5

diperlukan, sehingga memudahkan konsumen untuk memilih produk. Sedangkan pembeli harus mengikuti aturan yang telah dibuat oleh penjual atau kedua pihak dapat membuat kesepakatan dalam transaksi jual beli yang terjadi. Pembayaran dalam transaksi jual beli di online shopping biasanya menggunakan pembayaran via transfer, atau terkadang sesuai dengan kesepakatan yang telah dibuat, penjual dan pembeli dapat melakukan COD (Cash On Delivery).

Jual beli secara online memberikan keuntungan bagi penjual maupun pembeli. Bagi penjual, menjual produknya secara online dapat menghemat biaya operasional, karena penjual tidak perlu menggaji karyawan, menyediakan tempat, dan menyediakan peralatan display. Penjual hanya cukup bermodalkan komputer atau laptop yang dilengkapi jaringan internet atau terkadang hanya menggunakan handphone saja dalam memasarkan produknya. Sedangkan bagi pembeli, pembeli tidak perlu secara langsung mengunjungi toko dan dapat melakukan pembayaran via transfer. Orang menganggap tidak nyaman jika harus pergi ke lokasi tertentu untuk melakukan pembayaran pada jam-jam tertentu (Mulyadi, 2014).

Banyak pertimbangan yang perlu dilakukan oleh penjual maupun pembeli dalam melakukan jual beli secara online karena transaksi jual beli melalui e-commerce masih memiliki kelemahan dibandingkan dengan offline shopping. Kelemahan tersebut adalah faktor trust dan pengalaman. Faktor trust meliputi penipuan yang dilakukan secara sengaja maupun tidak sengaja


(25)

6

oleh online shopping berupa produk yang tidak dikirim, kualitas produk tidak baik, produk tidak sesuai dengan gambar, dan lain sebagainya.

Faktor berikutnya adalah faktor pengalaman. E-commerce belum bisa memberikan pengalaman kepada konsumen seperti berbelanja pada offline shop. Terkadang konsumen merasa tetap butuh belanja langsung ke toko untuk memenuhi kebutuhan sosial serta sarana hiburan.

Dari kelemahan yang masih ada dalam transaksi jual beli secara online, calon pembeli perlu melihat kredibilitas online shop untuk memperkecil resiko penipuan, karena dengan melihat kredibilitas online shop, calon pembeli dapat menilai reputasi online shop tersebut. Sedangkan dari sisi penjual, penjual harus mampu membuat konsumen merasa nyaman dalam melakukan transaksi jual beli secara online, seperti memastikan produk yang dijual memiliki kualitas yang baik, pengiriman barang yang harus tepat waktu, hingga pada pelayanan purna jual di mana penjual harus mampu mengembalikan kerugian yang diterima konsumen akibat kesalahan yang diakibatkan oleh penjual.

Banyak produk yang dijual di online shop, seperti produk fashion, gadget atau elektronik, furniture, makanan, buku, sampai barang bekas, namun karena kesibukan masyarakat Indonesia khususnya yang berada di perkotaan membuat para konsumen yang ingin tetap tampil stylish memilih cara praktis dengan membeli produk fashion melalui online shop. Hal ini yang membuat produk fashion menduduki peringkat pertama sebagai produk terlaris yang paling banyak diminati oleh konsumen di Indonesia.. Selain


(26)

7

produk fashion, produk gadget juga merupakan produk yang laris diminati oleh pengguna online shop Indonesia. Karena banyaknya online shop yang menawarkan harga gadget lebih murah dibandingkan dengan membeli di offline shop, gadget menjadi produk terlaris kedua di online shop setelah produk fashion. (http://kingpromosi.com/all-tips/inilah-6-produk-terlaris-dan-paling-dicari-di-online-shop-indonesia/ diakses 8 Februari 2016) dan (https://infopeluangusaha.org/produk-paling-laris-dijual-di-online-shop/ diakses 8 Februari 2016).

Berdasarkan uraian di atas, peneliti ingin melakukan penelitian mengenai sikap konsumen terhadap gadget online shop dan fashion online shop pada minat beli ulang konsumen terutama dilihat dari gender, usia, dan perilaku (frekuensi pembelian via online shop).

B. Rumusan Masalah Penelitian

Online shop merupakan salah satu pilihan bagi masyarakat untuk melakukan transaksi jual beli. Semakin banyaknya bisnis online shop membuat persaingan online shop semakin ketat. Online shop berusaha untuk terus memperbaiki kualitas pelayanan serta produk yang dijual, akan tetapi tidak semua online shop memiliki reputasi yang baik. Banyak orang yang memanfaatkan berkembangnya bisnis online shop ini ke arah yang negatif, salah satunya adalah penipuan. Penipuan yang dilakukan oleh beberapa online shop membuat tingkat kepercayaan masyarakat terhadap online shop berkurang. Tidak hanya itu, online shop yang benar-benar profesional dalam


(27)

8

melakukan bisnisnya ikut terkena dampak ketidakpercayaan masyarakat terhadap online shop. Maka dari itu, seorang pemasar online harus mengetahui bagaimana sikap konsumen terhadap bisnis online shop. Dengan mengetahui sikap konsumen terhadap bisnis online, seorang pemasar dapat mengetahui apa yang sebenarnya dibutuhkan konsumen, bagaimana minat konsumen terhadap produk yang ditawarkan, sehingga ia dapat membuat perencanaan dan strategi dalam pemasaran.

Oleh karena itu, pertanyaan yang peneliti ajukan adalah:

1. Apakah ada perbedaan sikap konsumen terhadap gadget online shop, dilihat dari gender, usia, dan perilaku (frekuensi pembelian via online shop)?

2. Apakah ada perbedaan sikap konsumen terhadap fashion online shop, dilihat dari gender, usia, dan perilaku (frekuensi pembelian via online shop)?

3. Apakah sikap konsumen terhadap gadget online shop dan fashion online shop tersebut berpengaruh pada minat beli ulang konsumen?

C. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui perbedaan sikap konsumen terhadap gadget online shop, dilihat dari gender, usia, dan perilaku (frekuensi pembelian via online shop).


(28)

9

2. Untuk mengetahui perbedaan sikap konsumen terhadap fashion online shop, dilihat dari gender, usia, dan perilaku (frekuensi pembelian via online shop).

3. Untuk mengetahui pengaruh sikap konsumen terhadap gadget online shop dan fashion online shop pada minat beli ulang konsumen.

D. Batasan Penelitian

Online Shop yang ada di Indonesia menjual berbagai macam produk, seperti produk fashion, gadget dan elektronik, kosmetik, buku dan majalah, barang bekas, obat-obatan, keperluan rumah tangga, dan sebagainya. Konsumen dari online shop berasal dari berbagai macam daerah di Indonesia. Maka dari itu peneliti membatasi penelitian ini pada masyarakat yang pernah melakukan pembelian pada gadget online shop dan fashion online shop dalam jangka waktu paling lama 3 bulan terakhir.

E. Manfaat Penelitian 1. Bagi Online Shop

a. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran untuk online shop mengenai sikap konsumen terhadap gadget online shop, fashion online shop, dilihat dari gender, usia, dan perilaku (frekuensi menggunakan internet) serta agar online shop mengetahui pengaruh sikap konsumen terhadap gadget online shop dan fashion online shop pada minat beli ulang konsumen.


(29)

10

b. Penelitian ini diharapkan supaya online shop mampu menentukan strategi pemasaran yang tepat untuk masa yang akan datang. c. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan mengenai

target pasar yang tepat untuk masing-masing online shop. 2. Bagi Konsumen

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai sikap konsumen terhadap gadget online shop, fashion online shop, dilihat dari gender, usia, dan perilaku (frekuensi pembelian via online shop) serta agar konsumen mengetahui pengaruh sikap konsumen terhadap gadget online shop dan fashion online shop pada minat beli ulang konsumen, sehingga dapat membantu konsumen dalam membuat keputusan pembelian.

3. Bagi Pemerintah

Penelitian ini diharapkan dapat membantu pemerintah dalam membuat peraturan yang jelas mengenai online shop, sehingga konsumen dapat lebih percaya dalam berbelanja secara online.


(30)

11 BAB II

TINJAUAN LITERATUR DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

A. Pemasaran Online

Perkembangan teknologi internet telah mengubah gaya hidup konsumen Indonesia. Saat ini banyak konsumen Indonesia yang sudah berbelanja menggunakan media online. Dengan berbelanja secara online, orang tidak perlu repot datang ke toko untuk memilih dan membeli produk. Orang bisa berbelanja kapan pun dan di mana pun, selama ada gadget dan internet.

Kotler, Ang, Leong, dan Tan (2005:394) menyebutkan bahwa bisnis elektronik menjelaskan beragam variasi yang berdasarkan elektronik, seperti pengiriman atas pesanan pembelian kepada pemasok melalui electronic data interchange (EDI) atau extranet; penggunaan faks dan pos-el untuk mendapatkan transaksi; penggunaan ATM (Automated Teller Machine), EFTPOS (Electronic Fund Transfer at Point Of Sale), dan kartu kredit untuk memfasilitasikan pembayaran dan mendapatkan uang tunai; penggunaan internet dan pelayanan online. Semua ini melibatkan penggunaan bisnis di dalam ruang pasar seperti dibandingkan dengan fisik dari ruang pasar tersebut.

Kotler dan Armstrong (2008:237) mengatakan pemasaran online (online marketing) adalah usaha perusahaan untuk memasarkan produk dan pelayanan serta membangun hubungan pelanggan melalui internet.


(31)

12

Hermawan (2012:211) menyebutkan pemasaran internet dikaitkan dengan beberapa model bisnis, antara lain :

a. E-commerce, adalah penggunaan komputer dan internet sebagai alat yang mempermudah kegiatan perusahaan, terutama kegiatan penjualan dan pembelian baik barang, jasa, maupun informasi yang seringkali disertai dengan fitur lain yang berhubungan dengan kegiatan-kegiatan tersebut yang bersifat paperless (Utami, 2011:331). Terdapat empat wilayah pemasaran online utama dalam e-commerce yang dikemukakan oleh Kotler dan Armstrong (2008:238), yaitu:

1. Bisnis ke Konsumen (B2C)

E-commerce ini mengacu pada transaksi-transaksi yang terjadi antara sebuah bisnis dan konsumen akhir produk (Utami, 2011:333). Dalam B2C, penjual menjual barang dan jasa secara online kepada konsumen akhir.

2. Bisnis ke Bisnis (B2B)

E-commerce ini mengacu pada transaksi antar bisnis di mana tidak ada pihak yang menjadi konsumen akhir (Utami, 2011:334). Transaksi dilakukan menggunakan situs web B2B, e-mail, katalog produk online, jaringan dagang online, dan sumber daya online lainnya untuk menjangkau pelanggan bisnis baru, melayani pelanggan saat ini dengan lebih efektif, dan meraih efisiensi pembelian dan harga yang lebih baik.


(32)

13 3. Konsumen ke Konsumen (C2C)

Pertukaran barang dan informasi secara online antara konsumen akhir. Internet menyediakan alat yang sangat baik di mana konsumen dapat membeli atau menukarkan barang atau informasi secara langsung satu sama lain. Misalnya, eBay, Amazon.com Auctions, Overstock.com, dan situs lelang lainnya menawarkan ruang pasar populer untuk memajang dan menjual hampir segala hal, dari seni dan barang antik, koin dan perangko, dan perhiasan sampai komputer serta elektronik konsumen.

4. Konsumen ke Bisnis (C2B)

Pertukaran online di mana konsumen mencari penjual, mempelajari penawaran mereka, dan mengawali pembelian, kadang-kadang bahkan menggerakkan syarat transaksi. Misalnya dengan menggunakan Priceline.com, calon pembeli dapat menawar tiket pesawat terbang, kamar hotel, dan paket liburan, dan membiarkan penjual memutuskan untuk menerima penawaran mereka atau tidak.

b. Pemasaran Internet Lokal, yaitu proses di mana suatu perusahaan kecil menggunakan Internet untuk mencari dan membina hubungan, yang akan sigunakan untuk keuntungan di dunia nyata. Pemasaran Internet lokal menggunakan perangkat seperti pemasaran media sosial, listing direktori lokal, dan target penjualan promosi online (Rayner, 2010 yang dikutip oleh Hermawan, 2012:212).


(33)

14

c. Pendekatan Orang Per Orang (One-one Approach), merupakan pendekatan yang independen yang memang berasal dari pencari dan pengguna (user) dengan tujuan untuk menemukan produk atau data lain yang diperlukan pengguna. Pengguna yang ditargetkan biasanya mem-browsing internet untuk mencari sesuatu (produk/penawaran tertentu atau hal lainnya) sehingga pesan pemasaran dapat mencapai mereka secara langsung.

Potensi internet memberikan peluang kepada pemasar untuk melakukan inovasi, memungkinkan pemasar menciptakan konsep yang baru, serta menambahkan elemen-elemen produk baru, dan memperkenalkan dinamika baru terhadap komunikasi, penetapan harga, dan pendistribusian strategi-strategi dalam perusahaan-perusahaan yang ada (Utami, 2011:340).

B. Segmentasi Pasar

Segmentasi dan keanekaragaman pasar merupakan dua konsep saling mengisi. Tanpa pasar yang beraneka ragam yang terdiri dari berbagai macam orang dengan latar belakang yang berbeda, hanya sedikit alasan untuk mengadakan segmentasi pasar. Terdapatnya keanekaragaman pasar global membuat segmentasi pasar menjadi strategi yang menarik, dapat dijalankan, dan berpotensi sangat menguntungkan (Schiffman dan Kanuk, 2007:37).

Segmentasi adalah pembagian kelompok ke dalam satu kotak yang mempunyai karakteristik yang sama. Menurut Kotler dan Keller (2013) segmentasi pasar adalah: “Marketers start by dividing the market into


(34)

15

segments. They identify and profile distinct groups of buyers who might prefer or require varying product and service mixes by examining

demographic, psychographic, and behavioral differences among buyers.”

Schiffman dan Kanuk (2007:37) mendefinisikan segmentasi pasar sebagai proses membagi pasar menjadi irisan-irisan konsumen yang khas yang mempunyai kebutuhan atau sifat yang sama dan kemudian memilih satu atau lebih segmen yang akan dijadikan sasaran bauran pemasaran yang berbeda.

Kotler dan Armstrong (2008:225) mengatakan bahwa segmentasi pasar (market segmentation) mencakup pembagian pasar menjadi kelompok-kelompok pembeli yang lebih kecil dengan kebutuhan, karakteristik, atau perilaku berbeda yang mungkin memerlukan produk atau bauran pemasaran tersendiri.

Berikutnya Machfoedz (2010:122) mendefinisikan bahwa segmentasi ialah teknik yang diaplikasikan untuk memilah pasar massal menjadi unit-unit yang lebih mudah diidentifikasikan, sehingga kebutuhan individu konsumen dapat lebih mudah dipenuhi.

Laksana (2008:33) mendefinisikan bahwa Market Segmentation atau segmentasi pasar yaitu mengidentifikasi dan memilih-milih kelompok pembeli yang berbeda-beda yang mungkin meminta produk dan atau bauran pemasaran tersendiri.

Berdasarkan definisi di atas dapat disimpulkan bahwa segmentasi pasar adalah pengelompokkan konsumen ke dalam segmen tertentu berdasarkan


(35)

16

kebutuhan, karakteristik, dan perilaku yang sama. Oleh sebab itu perusahaan maupun seorang pemasar harus mengidentifikasi dan menetapkan segmen pasar mana yang harus dipilih atau dituju supaya dapat memenuhi kebutuhan pelanggan secara optimal.

a. Segmentasi Demografis

Kotler dan Keller (2009:236) menyebutkan salah satu alasan variabel demografis menjadi begitu populer bagi pemasar adalah bahwa variabel ini sering terkait erat dengan kebutuhan dan keinginan konsumen. Selain itu Kotler dan Armstrong (2008:227) mengatakan bahwa lingkungan demografis menjadi minat utama pemasar karena lingkungan demografis menyangkut masyarakat, dan masyarakat membentuk pasar. Alasan lainnya adalah bahwa variabel demografis lebih mudah diukur daripada kebanyakan tipe variabel lainnya. Dalam segmentasi demografis, pasar dibagi ke dalam kelompok-kelompok atas dasar variabel:

1. Usia dan Tahap Sikus Hidup

Membagi pasar menjadi kelompok usia dan siklus hidup yang berbeda.

2. Jenis Kelamin

Pria dan wanita mempunyai sikap dan perilaku yang berbeda, sebagian berdasarkan susunan genetik dan sebagian karena sosialisasi. Perbedaan dalam gender mempunyai implikasi


(36)

17

terhadap pilihan baju atau pakaian, tata rambut, kosmetik, dan bahkan bacaan yang disukai (Adisaputro, 2010:105).

b. Segmentasi Berdasarkan Perilaku (Behavioral Segmentation)

Dengan segmentasi ini pembeli dikelompokkan menjadi kelompok-kelompok berbasis pengetahuan, sikap, penggunaan, atau respon mereka terhadap suatu produk. Variabel yang digunakan dalam segmentasi berdasarkan perilaku adalah (Kotler dan Armstrong, 2008:230).

1. Kejadian (occasions)

Pembeli dapat dikelompokkan menurut kejadian saat mereka mendapat ide untuk membeli, benar-benar melakukan pembelian, atau menggunakan barang yang dibeli. Contohnya perjalanan dengan pesawat dipengaruhi oleh peristiwa yang berhubungan dengan aktivitas bisnis, waktu liburan, atau kepentingan keluarga (Adisaputro, 2010:106).

2. Manfaat (benefit)

Salah satu bentuk kuat segmentasi adalah mengelompokkan pembeli menurut manfaat yang berbeda yang mereka cari dari produk. Segmentasi manfaat (benefit segmentation) memerlukan pencarian manfaat utama yang dicari orang dalam kelas produk, jenis orang yang mencari manfaat masing-masing kelas produk, dan merek utama yang menghantarkan masing-masing manfaat.


(37)

18 3. Status pengguna

Pasar bisa disegmentasikan menjadi nonpengguna, mantan pengguna, pengguna potensial, pengguna pertama kali, dan pengguna tetap produk.

4. Tingkat penggunaan

Pasar juga bisa disegmentasikan menjadi pengguna produk ringan, menengah, dan berat.

5. Tingkat loyalitas

Pasar juga bisa disegmentasikan oleh loyalitas konsumen. Konsumen mungkin setia terhadap merek, toko, dan perusahaan. Pembeli dapat dibagi menjadi kelompok-kelompok berdasarkan loyalitasnya.

Schiffman dan Kanuk (2007:57) mengemukakan bahwa pemasar umunya membagi pasar dengan menggabungkan beberapa variabel segmentasi, bukannya menyandarkan diri pada dasar segmentasi tunggal. Pendekatan segmentasi gabungan (hybrid segmentation approach) memberi para pemasar berupa segmen konsumen yang lebih banyak dan segmentasi tunggal. Berikut tiga pendekatan segmentasi gabungan tersebut:

a. Profil Psikografis-Demografis, merupakan pendekatan yang saling melengkapi yang akan memberi hasil maksimal jika digunakan bersama. Dengan mengkombinasikan pengeluaran yang diperoleh dari studi demografis maupun psikografis, para pemasar diperlengkapi dengan informasi yang sangat baik mengenai pasar targetnya.


(38)

19

b. Segmentasi Geodemografis, merupakan jenis skema segmentasi yang didasarkan pada pendapat bahwa orang yang hidup dekat satu sama lain mungkin mempunyai keuangan, selera, pilihan, gaya hidup, dan kebiasaan konsumsi yang sama. Beberapa indikasi perusahaan riset

pasar, mengkhususkan diri dalam menciptakan ―pengelompokkan‖

pasar geodemografis yang dihasilkan komputer yang terdiri dari konsumen yang mempunyai kesamaan.

c. Sistem Nilai dan Gaya Hidup menurut SRI Consulting (VALS), merupakan sistem yang diambil dari hierarki kebutuhan Maslow dan konsep karakteristik sosial, pada akhir tahun 1970-an para peneliti di SRI Consulting telah mengembangkan skema umum segmentasi populasi Amerika yang dikenal sebagai sistem nilai dan gaya hidup (value and lifestyle system, berikutnya disebut VALS).

Selain membagi segmentasi pasar berdasarkan variabel di atas, segmentasi pasar dapat dibentuk dengan cara mengidentifikasi segmen preferensi. Tiga pola berbeda dapat muncul (Laksana, 2008:33).

a. Preferensi homogen: menunjukkan suatu pasar di mana semua konsumen secara kasar memiliki preferensi yang sama. Pasar tidak menunjukkan segmen alami.

b. Preferensi tersebar: Pada kasus ekstern lain, preferensi konsumen mungkin tersebar di seluruh bidang, yang menunjuukan bahwa preferensi konsumen sangat beragam. Merek pertama yang memasuki pasar kemungkinan mengambil posisi di tengah sehingga menarik


(39)

20

sebagian besar orang. Merek yang ada di tengah akan meminimumkan jumlah total ketidakpuasan konsumen. Pesaing kedua dapat berlokasi di sebelah merek pertama dan bertempur untuk mendapatkan pangsa pasar. Atau, pesaing kedua dapat berlokasi di sudut untuk menyerang kelompok pelanggan yang tidak puas terhadap merek yang berada di tengah. Jika beberapa merek ada dalam pasar, mereka kemungkinan akan mengambil posisi di seluruh bidang dan menunjukkan perbedaan-perbedaan yang nyata untuk memenuhi perbedaan-perbedaan preferensi konsumen.

c. Preferensi terkelompok: Pasar mungkin menunjukkan kelompok preferensi yang berbeda-beda yang dinamakan segmen pasar alami. Perusahaan pertama di pasar itu memiliki tiga pilihan. Perusahaan dapat mengambil posisi di tengah, berharap dapat menarik semua kelompok. Perusahaan dapat mengambil di posisi segmen pasar terbesar (pemasaran konsentrasi). Perusahaan dapat mengembangkan beberapa merek, dan masing-masing diposisikan di segmen yang berbeda-beda. Jika perusahaan pertama hanya mengembangkan satu merek, pesaing akan masuk dan memperkenalkan merek di segmen lain.

C. Sikap Konsumen

Sikap tidak dapat diamati secara langsung, tetapi harus disimpulkan dari apa yang dikatakan orang atau apa yang mereka lakukan. Ada kesepakatan


(40)

21

dengan perilaku membeli dibentuk sebagai hasil dari pengalaman langsung mengenai produk, informasi, secara lisan yang diperoleh dari orang lain, atau terpapar oleh iklan di media massa, internet, dan berbagai bentuk pemasaran langsung (Schiffman dan Kanuk, 2007:222).

Schiffman dan Kanuk (2010) yang dikutip oleh Sumarwan (2011:166) menyebutkan:

“attitude are an expression of inner feelings that reflect whether a person

is favorably or unfavorably predisposed to some object (e.g., a brand, a

service)”, selanjutnya dikemukakan; “an attitude is a learned predisposition to behave in a consistently favorable or unfavorable way

with respect to a given object”.

Kotler dan Armstrong (2008:176) menyebutkan sikap (attitude) menggambarkan evaluasi, perasaan, dan tendensi yang relatif konsisten dari seseorang terhadap sebuah obyek atau ide. Sikap menempatkan orang ke dalam suatu kerangka pikiran untuk menyukai atau tidak menyukai sesuatu, untuk bergerak menuju atau meninggalkan sesuatu.

Cannon et al. (2008:190) mengatakan sikap (attitude) merupakan cara

pandang seseorang terhadap sesuatu. ―Sesuatu itu bisa saja produk, iklan,

bagian penjualan, perusahaan, atau gagasan. Sikap adalah topik penting bagi para pemasar karena hai ini mempengaruhi proses selektif, pembelajaran, dan pada akhirnya keputusan pembelian yang dibuat orang.

Sumarwan (2011:165) mengatakan sikap (attitudes) konsumen adalah faktor penting yang akan mempengaruhi keputusan konsumen. Konsep sikap sangat terkait dengan konsep kepercayaan (belief) dan perilaku (behavior).


(41)

22

Gambar II.1 Konsepsi Hubungan Berbagai Unsur pada Model Sikap terhadap Iklan

Sumber: Schiffman dan Kanuk (2007:231).

Seperti yang digambarakan oleh model ini (Gambar 2.1), konsumen membentuk berbagai perasaan (pengaruh) dan pertimbangan (kognisi) sebagai akibat keterbukaan terhadap iklan. Perasaan dan pertimbangan ini pada gilirannya mempengaruhi sikap konsumen terhadap iklan dan keyakinan terhadap merek yang diperoleh dari keterbukaan terhadap ilan. Akhirnya, sikap konsumen terhadap iklan, dan keyakinan terhadap merek mempengaruhi sikapnya terhadap merek (Shiffman dan Kanuk, 2007:231).

Schiffman dan Kanuk (2007:225) menyebutkan komponen sikap menurut model sikap tiga komponen, sikap dari tiga komponen utama adalah: 1. Komponen Kognitif, pengetahuan dan persepsi yang diperoleh


(42)

23

diperoleh berdasarkan kombinasi pengalaman langsung dengan objek sikap dan informasi yang berkaitan dari berbagai sumber. Pengetahuan ini dan persepsi yang ditimbulkannya biasanya mengambil bentuk kepercayaan, yaitu kepercayan konsumen bahwa objek sikap mempunyai berbagai sifat dann bahwa perilaku tertentu akan menimbulkan hasil-hasil tertentu.

2. Komponen Afektif, emosi dan perasaan konsumen mengenai produk atau merek tertentu merupakan komponen afektif dari sikap tertentu. Emosi dan perasaan ini sering dianggap oleh para peneliti konsumen sangat evaluatif sifatnya; yaitu mencakup penilaian seseorang terhadap objek sikap secara langsung dan menyeluruh (atau sampai di mana seseorang menilai objek sikap ―menyenangkan‖ atau ―tidak

menyenangkan,‖ ―bagus‖ atau ―jelek.‖)

3. Komponen Konatif, berhubungan dengan kemungkinan atau kecenderungan bahwa individu akan melakukan tindakan khusus atau berperilaku dengan cara tertentu terhadap objek sikap tertentu.


(43)

24

Gambar II.2 Gambaran Sederhana Model Sikap Tiga Komponen Sumber: Schiffman dan Kanuk (2007:225).

D. Minat Beli Ulang

Minat beli adalah kecenderungan seseorang untuk membeli suatu produk sebelum seseorang benar-benar membuat keputusan untuk membeli. Dengan kata lain, minat beli merupakan rencana untuk membeli suatu produk dan memiliki kemungkinan bahwa konsumen akan melakukan pembelian.

Seorang pemasar harus mengetahui minat beli konsumen terhadap suatu produk untuk memprediksi minat konsumen di masa yang akan datang, sehingga pemasar dapat terus mengembangkan strategi pemasarannya.

Schiffman dan Kanuk (2007:506) menyebutkan bahwa perilaku pembelian ulang itu sangat berhubungan dengan brand loyalty, di mana kebanyakan perusahaan mendukung.

Afeksi

Kognisi

Konasi


(44)

25

Di pasar-pasar organisasi, kita dapat sedikit menyesuaikan konsep-konsep ini dan menggunakan tiga proses pembelian yang serupa (Cannon et al, 2008:222).

Tabel II.2 Proses Pembelian Organisasi

Sumber: Cannon et al. (2008:222).

1. Pembelian Tugas Baru (new-task buying), terjadi ketika sebuah organisasi memiliki kebutuhan baru dan pelanggan menginginkan banyak informasi. Pembelian tugas baru dapat melibatkan penentuan spesifikasi produk, evaluasi sumber pasokan, dan penetapan pesamam rutin di masa mendatang jika hasilnya memuaskan. Adanya pengaruh pembelian sudah lazim dalam pembelian tugas baru.

2. Pembelian Ulang Termodifikasi (straight rebuy) adalah pembelian ulang rutin yang mungkin sudah dilakukan berulang kali sebelumnya. Para pembeli mungkin tidak bersusah payah mencari informasi atau


(45)

sumber-26

sumber pasokan baru. Sebagian besar pembelian kecil atau berulang dari sbuah perusahaan bertipe ini—tetapi mereka hanya mengambil bagian kecil dari waktu pembeli yang telah diatur. Pembelian—pembelian penting bisa juga dilakukan dengan cara ini-tetapi hanya setelah

perusahaan memutuskan prosedur yang bersifat ―rutin‖.

3. Pembelian Ulang Langsung (modified rebuy) adalah proses tengah-tengah (in between) di mana suatu tinjauan terhadap situasi pembelian dilakukan—meskipun tidak sebanyak dalam pembelian tugas baru. Terkadang, seorang pesaing akan jadi malas dengan menikmati situasi pembelian ulang termodifikasi. Seorang pemasar yang sigap dapat mengubah situasi seperti ini menjadi peluang dengan menyediakan lebih banyak informasi atau bauran pemasaran yang lebih baik.

Menurut Ferdinand (2006:129), minat beli dapat diidentifikasi melalui indikator-indikator sebagai berikut:

1. Minat Transaksional, yaitu kecenderungan seseorang untuk membeli produk.

2. Minat Referensial, yaitu kecenderungan seseorang untuk mereferensikan produk kepada orang lain.

3. Minat Preferensial, yaitu minat yang menggambarkan perilaku seseorang yang memiliki preferensi utama pada produk tersebut.

4. Minat Eksploratif, yaitu minat yang menggambarkan perilaku seseorang selalu mencari informasi mengenai produk yang diminatinya dan mencari informasi untuk mendukung sifat-sifat positif dari produk tersebut.


(46)

27 E. Generasi Internet (Generasi Y)

Teori mengenai generasi dipopulerkan pertama kali oleh William Strauss dan Neil Howe. Salah satu teori dari teori generasi adalah generasi Internet atau Generasi Y atau Milenial adalah orang yang lahir pada tahun 1977-1997 (Tapscott, 2009:23).

Generasi Y adalah generasi yang techno-minded di mana ia sangat mengikuti perkembangan teknologi. Dengan demikian, generasi Y dapat dengan lebih mudah memperoleh informasi, memecahkan masalah, dan berkomunikasi dengan orang lain dibandingkan dengan generasi-generasi sebelumnya.

Sikap generasi internet sebagai konsumen tidak lagi hanya dipengaruhi oleh iklan di televisi, namun mereka lebih selektif dengan meneliti produk-produk yang mereka inginkan melalui internet. Melalui internet, mereka tidak hanya melihat iklan baku, namun mereka dapat bernteraksi secara langsung dengan perusahaan (Tapscott, 2009:267).

Menurut Tapscott (2009:272) ada delapan norma mengenai cara perusahaan memandu generasi internet sewaktu berbelanja, yaitu:

1. Kebebasan

Semakin banyak pilihan yang diberikan oleh perusahaan kepada konsumen akan membuat konsumen lebih bebas dalam memilih karena generasi internet menyukai keragaman dan tantangan dalam menemukan produk yang paling sesuai bagi mereka.


(47)

28 2. Kustomisasi

Memberikan pelayanan kostumisasi bagi generasi internet, membuat

mereka merasa bahwa produk yang ditawarkan adalah ―produk miliknya sendiri‖. Hal ini merupakan salah satu layanan yang paling

disenangi oleh generasi internet. 3. Pemeriksaan

Generasi internet menggunakan media online sebagai media untuk memeriksa ulasan-ulasan mengenai produk yang ingin dibeli. Selain itu, mereka juga menggunakannya untuk mencocokkan harga dan mempelajari lebih banyak mengenai produk yang akan dibeli.

4. Integritas

Di lingkungan komputer yang serba terbuka, pembicaraan satu arah dianggap tidak membangun kepercayaan, oleh sebab itu generasi internet lebih nyaman dengan pembicaraan dua arah. Generasi internet mengharapkan perusahaan-perusahaan melakukan yang mereka janjikan dan memenuhi harapan-harapan konsumen.

5. Kolaborasi

Adanya kolaborasi membuat generasi internet merasa lebih dihargai oleh perusahaan, karena mereka dapat menawarkan wawasan yang bermanfaat dan senang menjadi bagian dari sebuah kelompok berpengetahuan dan ekslusif.


(48)

29 6. Hiburan

Hampir tiga perempat generasi internet berpendapat bahwa bersenang-senang dengan sebuah produk sama penting dengan menggunakannya. Bagi generasi internet, hiburan dan kegiatan bermain memiliki peran yang utama untuk sosialisasi dan edukasi. 7. Kecepatan

Generasi internet mengharapkan kecepatan ketika berinteraksi dengan perusahaan. Menanggapi setiap permintaan pelanggan dengan tanggapan instan adalah sesuatu yang tidak terbayangkan di masa lampau, mengingat jumlah waktu kerja yang diperlukan untuk itu, namun dengan kemampuan komputasi baru yang merata dewasa ini, ada alat-alat yang dapat dengan baik mengotomatiska banyak proses.

8. Inovasi

Generasi internet ingin agar produk-produk yang tersedia merupakan produk paling baru dan paling inovatif. Hal ini dapat menaikkan status sosial mereka karena membuat orang-orang di sekitarnya iri.


(49)

30 F. Hipotesis

1. Perbedaan sikap konsumen terhadap gadget online shop, dilihat dari gender, usia, dan perilaku (frekuensi pembelian via online shop).

Sikap merupakan gambaran evaluasi, perasaan, dan tendensi suka atau tidak suka seseorang terhadap suatu objek atau ide tertentu. Sikap merupakan tanggapan perasaan konsumen berupa perasaan suka atau tidak suka terhadap objek tertentu. Sikap yang berkaitan dengan perilaku membeli dibentuk sebagai hasil dari pengalaman langsung mengenai produk, informasi, secara lisan yang diperoleh dari orang lain, atau terpapar oleh iklan di media massa, internet, dan berbagai bentuk pemasaran langsung. Begitu pula yang terjadi pada konsumen gadget online shop.

Seperti yang kita ketahui bahwa gadget (handphone) bukanlah barang yang murah. Banyak pertimbangan yang dilakukan oleh konsumen sebelum membeli gadget (handphone), terutama dalam melakukan jual-beli secara online.

Dalam hal berbelanja gadget (handphone), maupun aksesori yang melengkapinya, pada umumnya pria cenderung lebih konsumtif dibanding wanita. Pria cenderung menghabiskan banyak uang untuk belanja barang elektronik (http://m.life.viva.co.id/news/read/547997-perbedaan-cara-pandang-pria-wanita-soal-belanja diakses 08 Februari 2016). Di beberapa grup jual beli gadget secara online Facebook seperti Handphone dan Jogja, Jual Beli Handphone Kota Jogja, maupun grup lainnya, menunjukkan


(50)

31

bahwa member pria lebih banyak dan aktif dibandingkan member wanita. Hal itu disebabkan oleh rasa kurang nyaman yang dialami wanita ketika harus melakukan transaksi Cash On Delivery (COD) dengan orang yang belum dikenalnya dengan jumlah transaksi yang cukup besar.

H1a: Terdapat perbedaan sikap konsumen terhadap gadget online shop dilihat dari gender, di mana pria bersikap lebih positif terhadap gadget online shop.

Usia merupakan salah satu faktor yang seringkali digunakan oleh pemasar dalam memasarkan produknya, karena melalui usia, pemasar dapat mengidentifikasi kebutuhan seseorang terhadap sebuah produk.

Memasarkan sebuah produk dapat dilakukan dengan berbagai media, salah satunya adalah internet. Dalam generasi internet, usia dibagi ke dalam beberapa kelompok, salah satunya Generasi Y atau Milenial. Generasi Y atau Milenial adalah orang yang lahir antara tahun 1977 – 1997 (Tapscott, 2009:23).

Generasi Y muncul bersamaan dengan era teknologi yang semakin canggih tetapi murah dan terjangkau untuk setiap orang. Dengan perkembangan teknologi yang semakin modern, Generasi Y sangat techno-minded. Mereka dapat berkomunikasi dan berinteraksi lebih banyak melalui gadget (Skype, Whatsapp, Twitter, Facebook).

Banyaknya produk yang ditawarkan melalui internet, membuat orang yang techno-minded seperti Generasi Y lebih suka mengakses internet untuk mendapatkan informasi mengenai produk-produk yang


(51)

32

diinginkan. Hal inilah yang merupakan salah satu faktor yang membuat Generasi Y tertarik untuk melakukan pembelian online.

H1b: Terdapat perbedaan sikap konsumen terhadap gadget online shop dilihat dari usia, di mana konsumen dengan usia < 39 tahun bersikap lebih positif terhadap gadget online shop.

Perilaku dapat menjadi salah satu faktor dalam melakukan pembelian secara online. Ada dua kemungkinan yang terjadi apabila seseorang pernah melakukan transaksi secara online. Kemungkinan pertama adalah ia tidak akan terlalu sering mengakses gadget online shop karena merasa kebutuhannya telah terpenuhi, sedangkan kemungkinan kedua adalah ia akan terus mengakses gadget online shop karena hanya ingin terus mendapatkan informasi mengenai gadget terbaru dan juga merasa puas atas transaksi yang pernah dilakukannya secara online.

H1c: Terdapat perbedaan sikap konsumen terhadap gadget online shop dilihat dari perilaku, di mana orang yang lebih sering melakukan pembelian via online shop (gadget online shop) bersikap lebih positif terhadap gadget online shop.

2. Perbedaan sikap konsumen terhadap fashion online shop, dilihat dari gender, usia, dan perilaku (frekuensi pembelian via online shop).

Produk fashion merupakan produk yang tidak bisa lepas dari gaya hidup seseorang. Banyak orang menginginkan penampilan terbaik dalam aktivitasnya. Fashion merupakan salah satu hal penting yang dapat menunjang penampilan seseorang. Terkadang pemilihan produk fashion


(52)

33

tidak hanya didasari oleh kebutuhan seseorang, namun juga keinginan seseorang. Salah satu contohnya adalah seseorang yang memiliki gaya hidup brand minded biasanya sangat memperhatikan merek tertentu sebelum melakukan pembelian. Hal ini yang membuat produk fashion menjadi salah satu produk yang laris dalam bisnis online shop.

Wanita cenderung lebih konsumtif dibandingkan pria ketika dihadapkan dengan produk fashion. Wanita cenderung membutuhkan pakaian dalam jumlah lebih banyak dibandingkan pria. Mereka lebih tertarik dengan produk yang berkaitan dengan gaya hidup, kecantikan, dan mode. Sementara pria cenderung membeli produk fashion yang benar-benar dibutuhkannya. (http://m.life.viva.co.id/news/read/547997-perbedaan-cara-pandang-pria-wanita-soal-belanja diakses 08 Februari 2016).

H2a: Terdapat perbedaan sikap konsumen terhadap fashion online shop dilihat dari gender, di mana wanita bersikap lebih positif terhadap fashion online shop.

Usia merupakan salah satu faktor yang seringkali digunakan oleh pemasar dalam memasarkan produknya, karena melalui usia, pemasar dapat mengidentifikasi kebutuhan seseorang terhadap sebuah produk.

Memasarkan sebuah produk dapat dilakukan dengan berbagai media, salah satunya dengan media internet. Dalam generasi internet, usia dibagi menjadi beberapa kelompok, salah satunya kelompok Generasi Y atau


(53)

34

Milenial. Generasi Y atau Milenial adalah orang yang lahir antara tahun 1977 – 1997 (Tapscott, 2009:23).

Generasi Y muncul bersamaan dengan era teknologi yang semakin maju tetapi murah dan terjangkau untuk setiap orang. Dengan perkembangan teknologi yang semakin modern, Generasi Y sangat techno-minded.

Banyaknya produk yang ditawarkan melalui internet, membuat orang yang techno-minded seperti Generasi Y lebih suka mengakses internet untuk mendapatkan informasi mengenai produk-produk yang diinginkan. Hal ini merupakan salah satu faktor yang membuat Generasi Y tertarik untuk melakukan pembelian online.

H2b: Terdapat perbedaan sikap konsumen terhadap fashion online shop dilihat dari usia, di mana konsumen dengan > 39 tahun bersikap lebih positif terhadap fashion online shop.

Ada beberapa hal yang mempengaruhi intensitas seseorang dalam mengakses internet (fashion online shop), yang pertama karena orang menganggap bahwa penampilan itu penting sehingga ia terus mencari tahu mengenai trend fashion terbaru, yang kedua kepuasan yang dialami ketika ia melakukan pembelian secara online, terkadang orang merasa mengakses internet (fashion online shop) merupakan cara yang lebih praktis untuk mendapatkan informasi mengenai produk fashion dibandingkan melalui media lain seperti majalah fashion, dan juga faktor-faktor lainnya.


(54)

35

H2c: Terdapat perbedaan sikap konsumen terhadap fashion online shop dilihat dari perilaku, di mana orang yang lebih sering melakukan pembelian via online shop (fashion online shop) bersikap lebih positif terhadap fashion online shop.

3. Sikap konsumen terhadap gadget online shop dan fashion online shop berpengaruh pada minat beli ulang konsumen.

Tidak semua konsumen merasa puas saat berbelanja secara online. Konsumen yang puas berbelanja di gadget online shop akan membuat keputusan pembelian berulang, sedangkan konsumen yang puas berbelanja di gadget online shop tidak akan membuat keputusan berulang. Keputusan pembelian tersebut lah yang dipengaruhi oleh sikap konsumen. Seorang konsumen akan lebih selektif ketika sudah pernah berbelanja di gadget online shop dibandingkan yang belum pernah berbelanja di gadget online shop.

H3a: Sikap konsumen terhadap gadget online shop berpengaruh positif pada minat beli ulang konsumen.

Ada beberapa alasan mengapa seseorang mau melakukan pembelian ulang pada fashion online shop, salah satu alasannya adalah karena ia merasa puas ketika melakukan pembelian pada fashion online shop sebelumnya. Bagi konsumen yang merasa tidak puas, kemungkinan ia tidak akan melakukan pembelian berulang karena ia takut merasa tidak puas lagi ketika melakukan pembelian kembali. Oleh sebab itu, sikap


(55)

36

seseorang terhadap fashion online shop akan sangat berpengaruh pada minat beli ulang konsumen.

H3b: Sikap konsumen terhadap fashion online shop berpengaruh positif pada minat beli ulang konsumen.

G. Kerangka Pemikiran

Gender Usia Perilaku

Sikap terhadap Gadget Online Shop

Sikap terhadap Fashion Online Shop

Minat Beli Ulang terhadap Gadget

Online Shop

Minat Beli Ulang terhadap Fashion


(56)

37 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Pendahuluan

Metode penelitian adalah cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Metode penelitian merupakan prosedur yang digunakan untuk menyimpulkan objek ilmu pengetahuan dan teknologi dengan cara mengembangkan teori, dalil, asumsi, hipotesis, pengukuran dan analisis data. (Siregar, 2005:3). Metode penelitian memberikan pengetahuan dan ketrampilan yang diperlukan untuk mengatasi masalah dan menghadapi tantangan lingkungan di mana pengambilan keputusan harus dilakukan dengan cepat.

B. Jenis Penelitian

Jenis penetilitan yang akan penulis pakai adalah metode kuantitatif. Metode kuantitatif adalah data yang diukur berdasarkan skala numerik (McClave et al, 2011:15).

C. Subjek dan Objek Penelitian

1. Subjek Penelitian

Subjek penelitian adalah orang-orang yang akan dijadikan responden untuk diminta keterangan dan informasi berkaitan dengan penelitian yang dilakukan. Subjek penelitian ini adalah konsumen yang pernah


(57)

38

melakukan pembelian di gadget online shop dan fasihon online shop dalam jangka waktu paling lama 3 bulan terakhir.

2. Objek Penelitian

Objek penelitian adalah variabel-variabel yang akan diteliti dan dapat diukur. Objek penelitian ini adalah sikap konsumen terhadap gadget online shop dan fashion online shop dan minat beli ulang.

D. Populasi dan Sampel 1. Populasi

Populasi (universe) adalah totalitas dari semua obyek atau individu yang memiliki karakteristik tertentu, jelas, dan lengkap, yang akan diteliti (bahan penelitian) (Hasan, 2010:12). Populasi penelitian ini adalah semua konsumen yang pernah berbelanja secara online, baik itu pada gadget online shop dan fashion online shop.

2. Sampel

Sampel adalah bagian dari populasi yang diambil melalui cara-cara tertentu yang juga memiliki karakteristik tertentu, jelas, dan lengkap yang dianggap bias mewakili populasi (Hasan, 2010:12). Sampel penelitian ini adalah konsumen yang pernah melakukan pembelian di gadget online shop dan fashion online shop dalam jangka waktu paling lama 3 bulan terakhir. Dalam penelitian ini, jumlah sampel yang diambil sebanyak 200 orang yang terdiri dari 100 orang sampel


(58)

39

penelitian pada gadget online shop dan 100 orang sampel penelitian pada fashion online shop.

E. Teknik Pengambilan Sampel

Teknik pengambilan sampel penelitian ini adalah purposive sampling. Purposive sampling adalah teknik penelitian sampel dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono 2012:126). Adapun kriteria dalam pengambilan sampel, yaitu konsumen yang pernah melakukan pembelian pada gadget online shop dan fashion online shop dalam jangka waktu paling lama 3 bulan terkahir.

F. Jenis dan Sumber Data

Data dalam penelitian ini adalah data primer. Data primer adalah data yang secara langsung didapat dari sumbernya, yang sebelumnya telah dikumpulkan oleh peneliti. Sumber data primer adalah semua konsumen yang pernah berbelanja secara online, baik itu pada gadget online shop dan fashion online shop.

G. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah survei dengan membagikan kuesioner. Kuesioner adalah teknik terstruktur untuk memperoleh data yang terdiri dari serangkaian pertanyaan tertulis atau verbal, yang dijawab oleh responden (Malhotra, 2005:325). Dalam penelitian ini,


(1)

163

4

4

4

4

4

20

4

3

3

3

3

3

15

3

3

3

3

3

3

15

3

5

5

5

5

5

25

5

2

2

3

4

4

15

3

2

1

1

2

4

10

2

2

3

3

2

5

15

3

3

2

3

2

4

14

2,8

4

4

2

3

4

17

3,4

3

3

3

3

3

15

3

4

4

4

4

5

21

4,2

4

3

3

3

4

17

3,4

4

4

4

5

5

22

4,4

3

4

4

3

4

18

3,6

4

4

4

4

4

20

4

3

3

3

3

4

16

3,2

3

3

4

4

4

18

3,6

4

4

4

4

4

20

4

3

3

3

3

3

15

3

3

3

3

4

3

16

3,2

3

3

2

3

4

15

3

2

3

3

3

4

15

3

3

3

4

4

4

18

3,6

4

4

4

4

5

21

4,2

4

3

4

3

4

18

3,6

3

3

4

4

4

18

3,6

4

4

5

5

5

23

4,6

4

4

5

5

5

23

4,6

5

4

4

4

5

22

4,4

5

4

4

4

4

21

4,2

5

4

3

4

4

20

4

2

3

3

3

4

15

3

4

4

5

5

5

23

4,6

3

3

2

3

4

15

3

5

4

4

4

4

21

4,2

3

3

2

3

4

15

3

3

3

4

4

4

18

3,6

3

3

2

3

4

15

3

2

3

3

3

4

15

3

2

3

3

3

4

15

3


(2)

164

5

4

4

4

4

21

4,2

4

4

5

5

5

23

4,6

5

4

4

4

4

21

4,2

4

4

5

5

5

23

4,6

3,16

3,22

3,42

3,52

3,85

17,17

3,434


(3)

165

Lampiran 12. Tabel Distribusi r

N

The Level of Significance

N

The Level of Significance

5%

1%

5%

1%

3

0.997

0.999

38

0.320

0.413

4

0.950

0.990

39

0.316

0.408

5

0.878

0.959

40

0.312

0.403

6

0.811

0.917

41

0.308

0.398

7

0.754

0.874

42

0.304

0.393

8

0.707

0.834

43

0.301

0.389

9

0.666

0.798

44

0.297

0.384

10

0.632

0.765

45

0.294

0.380

11

0.602

0.735

46

0.291

0.376

12

0.576

0.708

47

0.288

0.372

13

0.553

0.684

48

0.284

0.368

14

0.532

0.661

49

0.281

0.364

15

0.514

0.641

50

0.279

0.361

16

0.497

0.623

55

0.266

0.345

17

0.482

0.606

60

0.254

0.330

18

0.468

0.590

65

0.244

0.317

19

0.456

0.575

70

0.235

0.306

20

0.444

0.561

75

0.227

0.296

21

0.433

0.549

80

0.220

0.286

22

0.432

0.537

85

0.213

0.278

23

0.413

0.526

90

0.207

0.267

24

0.404

0.515

95

0.202

0.263

25

0.396

0.505

100

0.195

0.256

26

0.388

0.496

125

0.176

0.230

27

0.381

0.487

150

0.159

0.210

28

0.374

0.478

175

0.148

0.194

29

0.367

0.470

200

0.138

0.181

30

0.361

0.463

300

0.113

0.148

31

0.355

0.456

400

0.098

0.128

32

0.349

0.449

500

0.088

0.115

33

0.344

0.442

600

0.080

0.105

34

0.339

0.436

700

0.074

0.097

35

0.334

0.430

800

0.070

0.091

36

0.329

0.424

900

0.065

0.086


(4)

166

Lampiran 13. Tabel Distribusi F

Titik Persentase Distribusi F untuk Probabilita = 0,05 df untu k peny ebut (N2)

df untuk pembilang (N1)

df untu k peny ebut (N2)

df untuk pembilang (N1)

1 2 3 4 5 1 2 3 4 5

1 161,0

199,0

216,0

225,0 230,0 51 4.03 3.18 2.79 2.55 2.40 2 18.51 19.00 19.16 19.25 19.30 52 4.03 3.18 2.78 2.55 2.39 3 10.13 9.55 9.28 9.12 9.01 53 4.02 3.17 2.78 2.55 2.39 4 7.71 6.94 6.59 6.39 6.26 54 4.02 3.17 2.78 2.54 2.39 5 6.61 5.79 5.41 5.19 5.05 55 4.02 3.16 2.77 2.54 2.38 6 5.99 5.14 4.76 4.53 4.39 56 4.01 3.16 2.77 2.54 2.38 7 5.59 4.74 4.35 4.12 3.97 57 4.01 3.16 2.77 2.53 2.38 8 5.32 4.46 4.07 3.84 3.69 58 4.01 3.16 2.76 2.53 2.37 9 5.12 4.26 3.86 3.63 3.48 59 4.00 3.15 2.76 2.53 2.37 10 4.96 4.10 3.71 3.48 3.33 60 4.00 3.15 2.76 2.53 2.37 11 4.84 3.98 3.59 3.36 3.20 61 4.00 3.15 2.76 2.52 2.37 12 4.75 3.89 3.49 3.26 3.11 62 4.00 3.15 2.75 2.52 2.36 13 4.67 3.81 3.41 3.18 3.03 63 3.99 3.14 2.75 2.52 2.36 14 4.60 3.74 3.34 3.11 2.96 64 3.99 3.14 2.75 2.52 2.36 15 4.54 3.68 3.29 3.06 2.90 65 3.99 3.14 2.75 2.51 2.36 16 4.49 3.63 3.24 3.01 2.85 66 3.99 3.14 2.74 2.51 2.35 17 4.45 3.59 3.20 2.96 2.81 67 3.98 3.13 2.74 2.51 2.35 18 4.41 3.55 3.16 2.93 2.77 68 3.98 3.13 2.74 2.51 2.35 19 4.38 3.52 3.13 2.90 2.74 69 3.98 3.13 2.74 2.50 2.35 20 4.35 3.49 3.10 2.87 2.71 70 3.98 3.13 2.74 2.50 2.35 21 4.32 3.47 3.07 2.84 2.68 71 3.98 3.13 2.73 2.50 2.34 22 4.30 3.44 3.05 2.82 2.66 72 3.97 3.12 2.73 2.50 2.34 23 4.28 3.42 3.03 2.80 2.64 73 3.97 3.12 2.73 2.50 2.34 24 4.26 3.40 3.01 2.78 2.62 74 3.97 3.12 2.73 2.50 2.34 25 4.24 3.39 2.99 2.76 2.60 75 3.97 3.12 2.73 2.49 2.34 26 4.23 3.37 2.98 2.74 2.59 76 3.97 3.12 2.72 2.49 2.33 27 4.21 3.35 2.96 2.73 2.57 77 3.97 3.12 2.72 2.49 2.33 28 4.20 3.34 2.95 2.71 2.56 78 3.96 3.11 2.72 2.49 2.33 29 4.18 3.33 2.93 2.70 2.55 79 3.96 3.11 2.72 2.49 2.33 30 4.17 3.32 2.92 2.69 2.53 80 3.96 3.11 2.72 2.49 2.33 31 4.16 3.30 2.91 2.68 2.52 81 3.96 3.11 2.72 2.48 2.33 32 4.15 3.29 2.90 2.67 2.51 82 3.96 3.11 2.72 2.48 2.33 33 4.14 3.28 2.89 2.66 2.50 83 3.96 3.11 2.71 2.48 2.32 34 4.13 3.28 2.88 2.65 2.49 84 3.95 3.11 2.71 2.48 2.32 35 4.12 3.27 2.87 2.64 2.49 85 3.95 3.10 2.71 2.48 2.32 36 4.11 3.26 2.87 2.63 2.48 86 3.95 3.10 2.71 2.48 2.32 37 4.11 3.25 2.86 2.63 2.47 87 3.95 3.10 2.71 2.48 2.32 38 4.10 3.24 2.85 2.62 2.46 88 3.95 3.10 2.71 2.48 2.32 39 4.09 3.24 2.85 2.61 2.46 89 3.95 3.10 2.71 2.47 2.32 40 4.08 3.23 2.84 2.61 2.45 90 3.95 3.10 2.71 2.47 2.32 41 4.08 3.23 2.83 2.60 2.44 91 3.95 3.10 2.70 2.47 2.31 42 4.07 3.22 2.83 2.59 2.44 92 3.94 3.10 2.70 2.47 2.31 43 4.07 3.21 2.82 2.59 2.43 93 3.94 3.09 2.70 2.47 2.31 44 4.06 3.21 2.82 2.58 2.43 94 3.94 3.09 2.70 2.47 2.31


(5)

167

45 4.06 3.20 2.81 2.58 2.42 95 3.94 3.09 2.70 2.47 2.31 46 4.05 3.20 2.81 2.57 2.42 96 3.94 3.09 2.70 2.47 2.31 47 4.05 3.20 2.80 2.57 2.41 97 3.94 3.09 2.70 2.47 2.31 48 4.04 3.19 2.80 2.57 2.41 98 3.94 3.09 2.70 2.46 2.31 49 4.04 3.19 2.79 2.56 2.40 99 3.94 3.09 2.70 2.46 2.31 50 4.03 3.18 2.79 2.56 2.40 100 3.94 3.09 2.70 2.46 2.31


(6)

168

Lampiran 14. Tabel Distribusi t

df/pr

0.10

0.05

0.01

0.20

0.10

0.02

81

1,29209

1,66388

2,37327

82

1,29196

1,66365

2,37269

83

1,29183

1,66342

2,37212

84

1,29171

1,66320

2,37156

85

1,29159

1,66298

2,37102

86

1,29147

1,66277

2,37049

87

1,29136

1,66256

2,39980

88

1,29125

1,66235

2,36947

89

1,29114

1,66216

2,36898

90

1,29103

1,66196

2,36850

91

1,29092

1,66177

2,36803

92

1,29082

1,66159

2,36757

93

1,29072

1,66140

2,36712

94

1,29062

1,66123

2,36667

95

1,29053

1,66105

2,36624

96

1,29043

1,66088

2,36582

97

1,29034

1,66071

2,36541

98

1,29025

1,66055

2,36500

99

1,29016

1,66039

2,36461


Dokumen yang terkait

PENGARUH SIKAP, NORMA SUBYEKTIF, DAN PERSEPSI KONTROL PERILAKU TERHADAP MINAT BELI PENGARUH SIKAP, NORMA SUBYEKTIF, DAN PERSEPSI KONTROL PERILAKU TERHADAP MINAT BELI KONSUMEN MELALUI ONLINE SHOPPING.

0 3 13

PENDAHULUAN PENGARUH SIKAP, NORMA SUBYEKTIF, DAN PERSEPSI KONTROL PERILAKU TERHADAP MINAT BELI KONSUMEN MELALUI ONLINE SHOPPING.

0 2 8

PENUTUP PENGARUH SIKAP, NORMA SUBYEKTIF, DAN PERSEPSI KONTROL PERILAKU TERHADAP MINAT BELI KONSUMEN MELALUI ONLINE SHOPPING.

0 3 32

PENGARUH HARGA DAN KEPERCAYAAN TERHADAP MINAT BELI BAJU MUSLIMAH DI ONLINE SHOP PADA MAHASISWI UNIVERSITAS Pengaruh Harga Dan Kepercayaan Terhadap Minat Beli Baju Muslimah Di Online Shop Pada Mahasiswi Universitas Muhammadiyah Surakarta.

1 6 11

ANALISIS PENGARUH IKLAN DAN PENJUALAN PRODUK DI INTERNET TERHADAP MINAT BELI KONSUMEN Analisis Pengaruh Iklan Dan Penjualan Produk Di Internet Terhadap Minat Beli Konsumen Survey Pelanggan Toko Online Aulia Shop.

0 2 14

PENDAHULUAN Analisis Pengaruh Iklan Dan Penjualan Produk Di Internet Terhadap Minat Beli Konsumen Survey Pelanggan Toko Online Aulia Shop.

0 2 6

Pengaruh Green Marketing terhadap Minat Beli Konsumen pada Produk the Body Shop.

0 5 25

PENGARUH KATALOG ONLINE SHOP DI INSTAGRAM DAN STATUS EKONOMI TERHADAP PERILAKU KONSUMEN (Studi Korelasi Terpaan Katalog Online Shop Akun @steddystore di Instagram dan Status Ekonomi Terhadap Perilaku Konsumen Pada Follower Akun @steddystore).

1 7 79

PROSES KEPUTUSAN PEMBELIAN KONSUMEN ONLINE SHOP.

0 0 117

Pengaruh shopping enjoyment, pengalaman pembelian dan gender pada minat beli produk fashion di Online Shop - USD Repository

0 1 117