Kasus Arumi Bachsin TINJAUAN HUKUM POSITIF DAN HUKUM ISLAM

Dua isu utama pada remaja yang terkait dengan perkembangan adalah masalah individu dan seksualitas. Umumnya para remaja mulai “menarik diri” dari banyak nilai-nilai values yang selama ini didapatkannya. Pada tahun-tahun “rawan” ini para remaja malah mengambil nilai-nilai dari per groupnya kelompok dan budaya yang melingkar disekitar hidupnya. Ia mulai enggan untuk bergabung dengan acara-acara keluarga dan malah lebih sering bergabung dengan teman-temannya. 60 Dalam kaitannya dengan Arumi dimana seorang gadis yang sudah mulai beranjak remaja dimana suasana peralihan dari anak keremaja inilah malah cendurung melawan setiap pendapat orang tuanya. Permasalahan yang terjadi antara Arumi dengan orang tuanya, yang penulis dapatkan dari berbagai sumber. Diantaranya, sumber media elektronik, media online, media cetak dan pihak-pihak yang terkait dalam permasalahan ini. Seperti Lembaga KPAI yang memberikan perlindungan terhadap Arumi dan kuasa hukum 61 dari orang tua Arumi, Minola Sebayang dan Rekan. Permasalahan Arumi dengan orang tuanya disebabkan karena perjodohan paksa dan kekerasan. 62 Dari kedua unsur inilah terjadi hubungan yang tidak harmonis antara Arumi dengan orang tuanya yang mengakibatkan Arumi kabur dari rumah untuk meminta perlindungan kepada KPAI sebagai lembaga Negara yang bertugas memberikan perlindungan terhadap anak. Dalam permasalahan perjodohan paksa Undang-Undang No. 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak telah sangat jelas disebutkan pada Pasal 26 Ayat 1: “Orang tua berkewajiban mengasuh, memelihara, mendidik dan melindungi anak. orang tua berkewajiban untuk menumbuh kembangkan anak sesuai dengan kemampuannya dan 60 http:cemara.com, Artikel di-Akses pada Jumat 26 Agustus 2011 61 Kuasa hukum adalah orang yang berprofesi memberi jasa hukum, baik didalam maupun diluar pengadilan yang memenuhi persyaratan berdasarkan ketentuan undang-undang No 18 tahun 2003. Lihat Afni Guza, Undang-undang Tentang Enam Hukum, Jakarta, Asa Mandiri, 2009 h.360 62 Menurut sumber yang penulis dapatkan dari pihak KPAI. Lihat hasil wawancara penulis, h.3 orang tua bertanggung jawab untuk mencegah terjadinya perkawinan pada usia anak- anak”. Pasal ini jelas mengamanatkan, orang tua wajib mencegah terjadinya perkawinan pada usia anak-anak, apalagi dalam konteks pernikahan yang dipaksakan. Semoga hal ini menjadi kesadaran bagi setiap orang tua untuk memberi kesempatan kepada sang anak dalam proses menggali pengalaman dan wawasan. Dalam permasalahan kekerasan yang terjadi terhadap Arumi. Istilah kekerasan berarti segala bentuk kekerasan yang berdasarkan gender yang akibatnya berupa kerusakan atau penderitaan fisik, non fisik, seksual, psikologis pada perempuan termasuk tindakan pemukulan dan ancaman-ancaman, paksaan atau perampasan yang semena-mena atas kemerdekaan, baik yang terjadi di tempat umum atau di dalam lingkungan pribadi seseorang. 63 Kata kekerasan memang mengingatkan kita pada sebuah situasi yang kasar, menyakitkan dan adanya ketidak harmonisan dalam hubungan antara seseorang dengan orang lain serta dapat menimbulkan efek yang negatif. Namun, kebanyakan orang hanya memahami kekerasan sebagai bentuk prilaku fisik yang kasar, keras, penuh dengan kekejaman yang dapat menimbulkan perilaku yang ofensif menekan, padahal konsep kekerasan memiliki makna yang luas. Menurut Undang-undang No.23 Tahun 2004 tentang Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah Tangga. KDRT didefinisikan: Setiap perbuatan terhadap seseorang terutama perempuan yang berakibat timbulnya kesengsaraan atau penderitaan secara fisik, seksual, psikologis dan atau penelantaran rumah tangga termasuk ancaman untuk melakukan perbuatan, pemaksaan atau perampasan kemerdekaan secara melawan hukum dalam lingkup rumah tangga. 63 LBH AFIK, Landasan Aksiidan Deklarasi Beijing Mengutip dari Deklarasi Penghapusan Kekerasan Terhadap Perempuan, Jakarta: Forum Komunikasi LSM Perempuan dan APIK, h.88 Dalam lingkup rumah tangga menurut Undang-undang tersebut adalah suami, isteri, anak, orang-orang yang mempunyai hubungan keluarga dengan suami, isteri, anak dan orang yang bekerja membantu rumah tangga. Dengan lahirnya Undang-undang No.23 Tahun 2004 tersebut. Tindakan kekerasan dalam rumah tangga bisa terus ditekan. Dengan aturan Undang-undang ini pula kini perempuan bisa menempuh jalur hukum bila mengalami kekerasan dalam rumah tangga, sehingga KDRT tidak lagi terjadi. Dalam permasalahan kekerasan Undang-Undang No. 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak telah mengaturnya dalam Pasal 13 Angka 1: “Setiap anak selama dalam pengasuhan orang tua, wali, atau pihak lain mana pun yang bertanggung jawab atas pengasuhan, berhak mendapat perlindungan dari perlakuan: a. diskriminasi; b. eksploitasi, baik ekonomi maupun seksual; c. penelantaran; d. kekejaman, kekerasan, dan penganiayaan; e. ketidakadilan; dan f. perlakuan salah lainnya.” Pasal ini jelas mengamanatkan kepada para orang tua untuk melindungi anak dari tindak kekejaman, kekerasan dan penganiayaan. Dalam hal ini orang tua seharusnya tidak melakukan kekerasan terhadap anak. Karena, kekerasan terhadap anak adalah suatau perbuatan yang tidak mendidik dan berakibat trauma terhadap anak. Meskipun dalam perkembangan kasus antara Arumi dan orang tuanya tidak ditemukan unsur kekerasan yang dilakukan oleh orang tua Arumi terhadap Arumi, dan itu dibuktikan oleh pihak Kepolisian dalam hal ini Polda Metro Jaya. Dengan dikeluarkannya Surat Penghentian Penyidikan Perkara pada 20 Mei 2011 karena tidak cukup bukti. 64 Menurut pihak KPAI yang telah memberikan perlindungan terhadap Arumi Bachsin. Permasalahan yang terjadi antara Arumi dengan orang tuanya ini lebih kepada hak-hak Arumi, sebagai anak yang terkekang oleh orang tuanya. hak-hak itu diantaranya: 64 Kepolisian Polda Metro Jaya, Surat Penghentian Penyidikan Perkara, 20 Mei 2011. Lihat di lampiran skripsi. hak Arumi untuk menentukan pasangan hidup, hak Arumi untuk memeilih pekerjaan dan hak Arumi untuk bermain bersama teman-temannya. Alasan lain yang terjadi adalah orang tuanya ingin menjodohkan Arumi dengan pria pilihan orang tuanya. Karena berbagai alasan itulah Arumi merasa tidak nyaman berada di rumah, dan karena itulah Arumi memutuskan untuk kabur dari rumahnya. Kemudian Arumi mendatangi lembaga KPAI sebagai lembaga yang melindungi permasalahan terhadap anak . “Permasalahan Arumi dengan orang tuanya lebih kepada hak-hak Arumi yang terkekang untuk berada di rumah dan ekploitasi seksual yang dilakukan orang tuanya.” Tutur Sander Zulkarnaen. 65 Permasalahan perjodohan paksa yang telah disebutkan oleh staf KPAI di atas, juga dibenarkan oleh Ketua KPAI Hadi Supeno. Dalam keterangannya di media Ketua KPAI ini mengatakan permasalahan yang terjadi antara orang tua Arumi Maria Lilian Pesch dan Rudy Bachsin dengan Arumi Bachsin berawal ketika Arumi bersama ibunya pergi ke Yogyakarta, untuk kemudian ke Kota Kudus, Jawa Tengah. Arumi diajak kesana untuk dipertemukan dengan pria pilihan sang bunda. Sesampainya disana, Arumi diajak berlibur ke Singapura, berdua saja dengan si pria. Sedangkan, ibunya tetap berada di Kudus. “Saya tanya ke Arumi, kenapa kok mau saja diajak ke Singapura? Katanya dia takut sama ibundanya.” Papar Hadi Supeno. 66 Setelah sesampainya di Singapura, si pria itu mulai menjurus ke hal-hal yang tidak senonoh terhadap Arumi, apalagi si pria itu hanya memesan satu kamar. Artinya, mereka harus tidur bersama dalam satu kamar. Namun alasan si pria semata untuk menghemat karena uangnya tidak cukup. Arumi pun tidak bisa berbuat apa-apa, diam-diam ternyata 65 Wawancara dengan Staf KPAI bagian Koordinator Pengaduan, Sander Diki Zulkarnaen 66 Hadi Supeno, Kronologis Kaburnya Arumi dari Rumah, Artikel diAkses Pada 26 Agustus 2011 dari www.Detik Hot.com Arumi menghubungi pacarnya. Miller, kemudian miller pun datang untuk memastikan bahwa Arumi tidak akan diganggu. Akhirnya disepakati si pria dari Kudus tersebut memesan dua kamar. Merasa situasi sudah aman. Kemudian miller pun pergi. Namun karena situasi sudah sama-sama tidak enak, si pria pun membatalkan rencana liburan itu dan mengajak Arumi kembali ke Jakarta, hari itu juga. Sampai di Jakarta, Arumi tak langsung dipulangkan kerumah orangtuanya melainkan dibawa ke hotel. Sehingga Arumi berusaha menghindar lagi. Arumi memutar otak, dan menemukan cara untuk melarikan diri. kira-kira pukul 8 delapan malam dia menyuruh si pria membeli sesuatu. Begitu pria itu pergi, Arumi pun kabur. Seperti adegan dalam sebuah film, Arumi mencari pintu alternatif, terus berjalan sampai jauh sekali. Setelah itu dia mendatangi KPAI untuk memperoleh perlindungan. Saat itu Arumi mendatangi KPAI sambil menangis, kemudian pihak KPAI menempatkan Arumi di tempat yang mereka rahasiakan. “Arumi sudah kami tempatkan di rumah aman KPAI” tutur hadi. 67 Berbeda dengan apa yang diklarifikasi oleh pihak orang tua dari Arumi Bachsin, lewat kuasa hukumnya Minola Sebayang, saat ditemui di kantornya di kawasan Kuningan Jakarta-Selatan. Menurutnya Arumi Bachsin tidak kabur dari rumah, ini hanya bahasa media, perlu dipahami apabila media itu mengangkat sesuatu tentang sebuah berita, baik itu media online, media elektronik dan media cetak, mereka harus bisa membuat berita yang menarik atau suatu tulisan yang menarik untuk disimak oleh para pembaca, oleh para pemirsa. Oleh karena itu, para pembuat berita harus memberikan headline yang menarik kepada para pemirsa, sehingga dikatakan bahwa Arumi kabur dari rumah. Padahal 67 Hadi Supeno, Kronologis Kaburnya Arumi Dari Rumah, Artikel diAkses Pada 26 Agustus 2011 dari www.Detik Hot.com menurutnya kenyataan yang sebenarnya terjadi adalah Arumi pergi berlibur ke Singapura dengan orang yang dipercaya keluarga untuk mendampingi Arumi ke Singapura. Setelah Arumi pulang berlibur dari Singapura pihak keluarga pun mengetahui bahwa Arumi sudah berada di Jakarta dan sudah berkomunikasi dengan pihak keluarga. “Arumi itu tidak kabur dari rumah, itu hanya bahasa media. Ya kita perlu pahamlah dengan bahasa media.” Ucap Minola Sebayang. 68 Menurut Minola, permasalahan Arumi dengan orang tuanya ini menjadi sangat panjang karena ada seseorang pemain sinetron yang disebut-sebut sebagai kekasih dari Arumi Bachsin, yang tidak terima Arumi pergi berliburan dengan orang lain. Untuk mencegah supaya tidak terjadi keributan, Arumi menemui kekasihnya tersebut di kawasan Kemang-Jakarta Selatan. Arumi mencoba berbicara dengan kekasihnya tersebut untuk memberikan penjelasan supaya tidak terjadi salah pengertian atau salah paham antara keduanya. Setelah permasalahan antara keduanya selesai tidak ada salah pengertian, yang terjadi justru kekasih Arumi itu, tidak berani mengantarkan Arumi untuk pulang ke rumahnya, karena memang hubungan mereka kurang mendapat restu dari orang tua Arumi. Masih menurut Minola, kemudian kekasih Arumi tersebut, mencari solusi bagaimana caranya untuk mengantarkan Arumi pulang kerumahnya, dan akhirnya kekasih Arumi tersebut menghubungi temannya yang berprofesi sebagai pekerja sosial di LSM tertentu, untuk diminta kesediannya mengantarkan Arumi pulang ke rumahnya, akan tetapi pekerja sosial tersebut juga tidak berani untuk mengantarkan Arumi pulang ke rumah orang tuanya. Dari sinilah mulai terjadi mekanisme atau upaya-upaya bagaimana caranya supaya mereka berdua tidak dituduh melarikan anak dibawah umur, dan mulailah drama yang sangat panjang dalam permasalahan Arumi dengan orang tuanya ini. Seolah-olah ada 68 Wawancara Dengan Minola Sebayang , kuasa hukum orang tua Arumi permusuhan yang terjadi antara Arumi dengan orang tuanya. Kemudian pekerja sosial tersebut mempertemukan Arumi dengan Ketua KPAI Hadi Supeno disalah satu hotel di kawasan Menteng-Jakarta Pusat. Untuk membicarakan mekanisme ketika mereka mengantarkan Arumi pulang ke rumah orang tuanya, mereka tidak terkena pasal melarikan anak dibawah umur. Jadi mulailah, ada suatu rekayasa-rekayasa yang melibatkan Lembaga KPAI yang ambil bagian dalam peristiwa hukum ini. Dari sinilah permaslahan Arumi dan orang tuanya mulai ramai dibicarakan baik di media elektronik, media cetak dan sebagainya, dan dari sini pula “perang dingin” antara KPAI dan orang tua Arumi mulai terjadi. “Patut diduga, ada satu rekayasa-rekayasa yang melibatkan lembaga yang ada di Republik Indonesia. Seperti, KPAI. 69 ” Ujar Minola Sebayang saat ditemui di Kantornya di Kawasan Kuningan- Jakarta Selatan. Setelah berlarut-larutnya permasalahan ini, orang tua Arumi tidak dapat menahan kesabarannya terhadap sikap KPAI yang dinilai tidak kooperatif menyelsaikan kasus Arumi Bachsin. Orang tua Arumi menuding lembaga KPAI terkesan menyembunyikan Arumi dan tidak ingin menyerahkan Arumi kepada keluarga. Menurut Minola, pernyataan Hadi Supeno sebagai Ketua KPAI diberbagai media masa seperti menghakimi dan menyudutkan keluarga, tanpa ada klarifikasi terlebih dahulu. Keluarga orang tua Arumi merasa dicemarkan nama baiknya. Karena itu didampingi pengacaranya, Minola Sebayang, Rudy akan mengancam menyomasi KPAI. “Kami akan memberikan surat teguran kepada KPAI sebagai lembaga Negara yang memberikan perlindungan kepada anak, tetapi tidak mampuh menangani persoalan ini secara professional, dan membuat anak justru semakin jauh dari orang tuanya.” Katanya. 70 69 Wawancara Dengan Minola Sebayang, kuasa hukum orang tua Arumi Pernyataan tersebut dibantah oleh pihak KPAI. Siapa yang tidak kooperatif dalam permasalahan ini?? Menurut keterangannya pihak KPAI sudah sering melakukan upaya mediasi dengan pihak dari orang tua Arumi dan kuasa hukumnya. Tapi mediasi ini selalu menemui jalan buntu, karena ada poin-poin kesepakatan yang tidak disepakati dari pihak orang tua Arumi sendiri yang selalu menggagalkan upaya mediasi tersebut. Dengan membawa-bawa infotaiment dalam upaya mediasi dan pihak dari keluarga Arumi selalu memaksa agar dipertemukan dengan Arumi dan membawa Arumi pulang. Pihak KPAI memahami keinginan pihak keluarga untuk dapat bertemu dengan Arumi. Tetapi pihak KPAI juga menghormati kemauan dari Arumi sendiri. Arumi hanya menuliskan surat pernyataan, bahwa dia belum bisa menghadiri mediasi tersebut, karena dirinya belum siap untuk bertemu dengan keluarganya. dan Arumi masih butuh waktu untuk itu, dan kami dari pihak KPAI menghormati dan tidak bisa memaksakan keinginan dari Arumi tersebut. “Kami dari pihak KPAI selalu melakukan upaya mediasi dengan pihak keluarga dan kuasa hukum dari orang tua Arumi, tetapi mediasi selalu menemui jalan buntu.” Ucap Koordinator Pengaduan KPAI. Sander Diki Zulkarnaen. 71 Berbeda dengan apa yang diklarifikasi oleh pihak dari orang tua Arumi, yang disampaikan oleh kuasa hukumnya. Minola Sebayang. Pihaknya sudah melakukan upaya negosiasi dengan jalan musyawarah kepada pihak KPAI, akan tetapi pihak KPAI tidak pernah mempertemukan pihaknya pihak keluarga dengan Arumi. Kemudian atas dasar apa pihak dari keluarga melakukan terciptanya adanya mediasi dengan pihak KPAI?? Menurut pihak keluarga yang diwakilkan oleh kuasa hukumnya disini permasalahannya sudah jelas, tidak ada permasalahan antara Arumi dengan orang tuanya. Jadi kalau tidak ada 70 http:hileud.comhileudnews?title=Keluarga+Arumi+Bachsin+Akan+Somasi+KPAIid. Artikel diakses Pada Kamis 29 September 2011 71 Wawncara dengan pihak KPAI. Bagiaan Koordinator Pengaduan KPAI. Sander Diki Zulkarnaen. permasalahan yang terjadi antara pihak orang tua dan Arumi, apa yang mendasari pihaknya untuk mendorong adanya mediasi. Menurutnya, permasalahan Arumi dengan orang tuanya ini hanya sebuah rekayasa-rekayasa dari pihak-pihak yang ingin mengambil bagian dari permasalahan ini. Disini banyak tokoh-tokoh anak yang memberikan saran seolah-olah telah terjadi kekerasan terhadap Arumi, dan Arumi karena sudah terlanjur dibawah kontrol para tokoh-tokoh anak yang sudah memanfaatkan Arumi, jadi Arumi hanya mengikuti saja apa yang telah diarahkan tokoh-tokoh anak tersebut, karena Arumi sendiri tidak mengerti hukum, dan itulah yang membuat permaslahan ini sangat panjang sekali terjadi. “Buat apa mediasi, disini sudah jelas permaslahannya saja tidak ada.” Ucap Minola Sebayang. 72 Dalam keterangan pers pihak KPAI yang disampaikan oleh Sekertarisnya, M.Ihsan. permasalahan Arumi Bachsin saat ini sudah melebar kemana-mana. Masyarakat sulit membedakan mana yang fakta dan mana yang opini. Menurutnya jika menyimak kronologis kasus, ada laporan dari kepolisian dan laporan ke pihak KPAI tentang ekplotasi seksual dan kekerasan. Setelah dilakukan penyidikan oleh kepolisian didapatkan bukti-bukti yang menguatkan laporan tersebut. Saat ini kepolisian kesulitan menuntaskan kasus tersebut karena banyak pihak yang tidak mengetahui permasalahan ikut terlibat dalam memberikan statement di media. yang melupakan ketentuan Undang-Undang yang sudah jelas dan tegas melindungi anak. “Kasus Arumi Bachsin sudah menyerempet kemana-mana. Masyarakat sulit membedakan mana yang fakta dan mana yang opini.” Tutur sekertaris KPAI. 73 72 Wawancara dengan Minola Sebayang, kuasa hukum dari orang tua Arumi 73 M.Ihsan, Kasus Arumi Bachsin Sudah Menyerempet Kemana-mana, Artikel Di Akses Pada Kamis 25 Agustus 2011 Dari. Kpai.go.id Pernyataan sekertaris pihak KPAI tersebut dibantah keras oleh kuasa hukum orang tua Arumi, Minola Sebayang, saat ditemui dikantornya. Menurutnya, dalam permasalahan ini tidak ada kekerasan apapun yang dilakukan orang tua Arumi terhadap Arumi. Fakta yang terjadi adalah laporan dari pihaknya yang saat ini masih diproses oleh pihak kepolisian dan justru laporan dari Arumi yang di settings sedemikian rupa oleh pihak- pihak tertentu, yang dimana telah terjadai kekerasan dan ekploitasi yang dilakukan oleh orang tuanya terhadap Arumi itu sudah dihentikan penyidikannya oleh pihak Kepolisian karena tidak cukup bukti. Hal ini dibuktikan dengan dikeluarkannya Surat Ketetapan Penghentian Penyidikan Perkara dari pihak Kepolisian. Dalam hal ini Polda Metro Jaya pada tanggal 20 Mei 2011. “Jika KPAI mengatakan ada kekerasan, maka kami katakan tidak ada kekerasan. Siapakah yang benar dalam perkara ini, 20 Mei 2011. jelas dari pihak kami.” Tegas Minola Sebayang. 74

B. Kasus Arumi ditinjau Dari Hukum Positif

Dari sumber-sumber yang telah diuraikan di atas, penulis akan menganalisa kasus yang terjadi antara Arumi dengan orang tuanya dari segi hukum positif, sehingga penulis sampai pada suatu titik kesimpulan tentang kasus ini. Sebelum kita masuk pada bagian analisa tentang permasalahan Arumi dengan orangtuanya, ada baiknya kita memahami terlebih dahulu tentang peran dan arti hukum itu sendiri dimasyarakat. Setiap hari kita mempergunakan istilah hukum. Kerap kali kita mempergunakan istilah tersebut tanpa memberi pengertian dalam arti apa kita mempergunakannya. Dalil-dalil tentang apakah hukum itu, berubah-ubah sesuai dengan perubahan dan kemajuan zaman. Derham, Maher dan Waller dalam buku An Introduction to Law Menyitir dalil-dalil tentang hukum dari 74 Wawancara dengan Minola Sebayang, kuasa hukum orang tua Arumi zaman dulu hingga sekarang. Mulai dari Law is the will of God ekpressed in his commands revealed to man through his chosen insruments; obedience to God’s will is the superme command, 75 sampai dengan Law is what the courtes devlare to be the law. 76 Tugas hukum tidak dapat dipisahkan dengan masa atau zaman karena setiap zaman memberi jawaban yang berbeda-beda pada pertanyaan apakah tugas hukum itu. Dari zaman yang satu ke zaman yang lain dan antara masyarakat yang satu dengan masyarakat yang lain berhubungan erat dengan cita-cita perbaikan masyarakat dan konstelasi negara dan zaman pada masyarakat yang bersangkutan. Menurut ajaran Romawi, hukum mempunyai 3 tiga tugas yaitu: 1 Menyelenggarakan taraf hidup yang layak bagi para warga negara; 2 berusaha agar setiap orang menghormati jiwa raga orang lain; 3 berusaha agar setiap orang menghormati hak orang lain. Dengan berkembangnya masyarakat ke arah moderenisasi berubah pula fungsi hukum. 77 Sekitar dua abad yang lalu, karena pengaruh-pengaruh ajaran filsuf hukum yang mendasarkan seluruh teorinya atas gagasan kebebasan, maka arti tugas hukum berubah menjadi bagaimana dapat mengusahakan agar hak-hak individu dilindungi dan dipelihara. Hak-hak diartikan sebagai kebebasan untuk menikmati miliknya. Dalam abad ke-20 karena pengaruh para filsuf sosial tentang hukum, berubah pula perubahan dari segi hak kepada segi kewajiban. Karena terpengaruh oleh filsuf-filsuf itu, ajaran tentang kebebasan individu diganti dengan ajaran kepentingan sosial. Hak merupakan alat untuk memungkinkan warga masyarakat dengan bebas mengembangkan bakatnya untuk penunaian tugasnya dengan baik. Kemudian kesempatan 75 Hukum adalah kemauan Tuhan yang dinyatakan dalam perintah-perintah-Nya yang diungkapkan kepada manusia melalui alat-alat pilihan-Nya; kepatuhan kepada kemauan Tuhan adalah pimpinan yang tertinggi. 76 Hukum adalah apa yang dinyatakan oleh pengadilan sebagai hukum. 77 Sri Widoyati Wiratmo Soekito, Anak dan Wanita Dalam Hukum, Jakarta, Grafitas, 1983 h.76

Dokumen yang terkait

Penerapan Hukum Pidana Terhadap Pelaku Penelantaran Anak Dari Perspektif Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 jo Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 2014 Tentang Perlindungan Anak

3 72 99

Analisis Hukum Terhadap Tabanni (Pengangkatan Anak) Menurut Fikih Islam dan Undang-undang Nomor 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak

2 78 131

Perlindungan Hukum Anak Angkat Menurut Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 Ditinjau Dari Hukum Islam

1 39 137

Perlindungan Hukum Terhadap Anak Akibat Perceraian Orang Tua di Pengadilan Agama Padang Dalam Perspektif Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak.

0 0 6

Perlindungan Hukum Terhadap Anak Akibat Pembatalan Perkawinan Orang Tua Dihubungkan dengan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan dan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 Tentang Perlindunga.

0 0 2

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP ANAK YANG MENGONSUMSI ROKOK DIHUBUNGKAN DENGAN TANGGUNG JAWAB ORANG TUA BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2002 TENTANG PERLINDUNGAN ANAK.

0 0 2

KEWAJIBAN NEGARA TERHADAP ANAK-ANAK JALANAN YANG MASIH MEMILIKI ORANG TUA YANG TINGGAL DI RUMAH SINGGAH DIHUBUNGKAN DENGAN UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2002 TENTANG PERLINDUNGAN ANAK DAN UNDANG-UNDANG.

0 0 1

Pencabutan Kuasa Asuh Orang Tua Terhadap Anak Sah Ditinjau Dari Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan Dan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak.

0 1 15

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP ANAK KORBAN KEKERASAN SEKSUAL DALAM TINJAUAN HUKUM ISLAM DAN UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2002 TENTANG PERLINDUNGAN ANAK

0 2 122

ADVOKASI BP3AKB TERHADAP ANAK YANG BERHADAPAN DENGAN HUKUM BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2002 TENTANG PERLINDUNGAN ANAK JO UNDANG- UNDANG NOMOR 35 TAHUN 2014 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2002 TENTANG PERLINDUNGAN ANAK

0 0 12