Kasus Arumi Bachsin TINJAUAN HUKUM POSITIF DAN HUKUM ISLAM
Dua isu utama pada remaja yang terkait dengan perkembangan adalah masalah individu dan seksualitas. Umumnya para remaja mulai “menarik diri” dari banyak nilai-nilai
values yang selama ini didapatkannya. Pada tahun-tahun “rawan” ini para remaja malah mengambil nilai-nilai dari per groupnya kelompok dan budaya yang melingkar disekitar
hidupnya. Ia mulai enggan untuk bergabung dengan acara-acara keluarga dan malah lebih sering bergabung dengan teman-temannya.
60
Dalam kaitannya dengan Arumi dimana seorang gadis yang sudah mulai beranjak remaja dimana suasana peralihan dari anak keremaja inilah malah cendurung melawan
setiap pendapat orang tuanya. Permasalahan yang terjadi antara Arumi dengan orang tuanya, yang penulis dapatkan dari berbagai sumber. Diantaranya, sumber media elektronik,
media online, media cetak dan pihak-pihak yang terkait dalam permasalahan ini. Seperti Lembaga KPAI yang memberikan perlindungan terhadap Arumi dan kuasa hukum
61
dari orang tua Arumi, Minola Sebayang dan Rekan. Permasalahan Arumi dengan orang tuanya
disebabkan karena perjodohan paksa dan kekerasan.
62
Dari kedua unsur inilah terjadi hubungan yang tidak harmonis antara Arumi dengan orang tuanya yang mengakibatkan
Arumi kabur dari rumah untuk meminta perlindungan kepada KPAI sebagai lembaga Negara yang bertugas memberikan perlindungan terhadap anak.
Dalam permasalahan perjodohan paksa Undang-Undang No. 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak telah sangat jelas disebutkan pada Pasal 26 Ayat 1:
“Orang tua berkewajiban mengasuh, memelihara, mendidik dan melindungi anak. orang tua berkewajiban untuk menumbuh kembangkan anak sesuai dengan kemampuannya dan
60
http:cemara.com, Artikel di-Akses pada Jumat 26 Agustus 2011
61
Kuasa hukum adalah orang yang berprofesi memberi jasa hukum, baik didalam maupun diluar pengadilan yang memenuhi persyaratan berdasarkan ketentuan undang-undang No 18 tahun 2003. Lihat Afni Guza,
Undang-undang Tentang Enam Hukum, Jakarta, Asa Mandiri, 2009 h.360
62
Menurut sumber yang penulis dapatkan dari pihak KPAI. Lihat hasil wawancara penulis, h.3
orang tua bertanggung jawab untuk mencegah terjadinya perkawinan pada usia anak- anak”.
Pasal ini jelas mengamanatkan, orang tua wajib mencegah terjadinya perkawinan pada usia anak-anak, apalagi dalam konteks pernikahan yang dipaksakan. Semoga hal ini
menjadi kesadaran bagi setiap orang tua untuk memberi kesempatan kepada sang anak dalam proses menggali pengalaman dan wawasan.
Dalam permasalahan kekerasan yang terjadi terhadap Arumi. Istilah kekerasan berarti segala bentuk kekerasan yang berdasarkan gender yang akibatnya berupa kerusakan
atau penderitaan fisik, non fisik, seksual, psikologis pada perempuan termasuk tindakan pemukulan dan ancaman-ancaman, paksaan atau perampasan yang semena-mena atas
kemerdekaan, baik yang terjadi di tempat umum atau di dalam lingkungan pribadi seseorang.
63
Kata kekerasan memang mengingatkan kita pada sebuah situasi yang kasar, menyakitkan dan adanya ketidak harmonisan dalam hubungan antara seseorang dengan
orang lain serta dapat menimbulkan efek yang negatif. Namun, kebanyakan orang hanya memahami kekerasan sebagai bentuk prilaku fisik yang kasar, keras, penuh dengan
kekejaman yang dapat menimbulkan perilaku yang ofensif menekan, padahal konsep kekerasan memiliki makna yang luas. Menurut Undang-undang No.23 Tahun 2004 tentang
Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah Tangga. KDRT didefinisikan: Setiap perbuatan terhadap seseorang terutama perempuan yang berakibat timbulnya kesengsaraan atau
penderitaan secara fisik, seksual, psikologis dan atau penelantaran rumah tangga termasuk ancaman untuk melakukan perbuatan, pemaksaan atau perampasan kemerdekaan secara
melawan hukum dalam lingkup rumah tangga.
63
LBH AFIK, Landasan Aksiidan Deklarasi Beijing Mengutip dari Deklarasi Penghapusan Kekerasan Terhadap Perempuan, Jakarta: Forum Komunikasi LSM Perempuan dan APIK, h.88
Dalam lingkup rumah tangga menurut Undang-undang tersebut adalah suami, isteri, anak, orang-orang yang mempunyai hubungan keluarga dengan suami, isteri, anak dan
orang yang bekerja membantu rumah tangga. Dengan lahirnya Undang-undang No.23 Tahun 2004 tersebut. Tindakan kekerasan dalam rumah tangga bisa terus ditekan. Dengan aturan
Undang-undang ini pula kini perempuan bisa menempuh jalur hukum bila mengalami kekerasan dalam rumah tangga, sehingga KDRT tidak lagi terjadi.
Dalam permasalahan kekerasan Undang-Undang No. 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak telah mengaturnya dalam Pasal 13 Angka 1:
“Setiap anak selama dalam pengasuhan orang tua, wali, atau pihak lain mana pun yang bertanggung jawab atas pengasuhan, berhak mendapat perlindungan dari perlakuan: a.
diskriminasi; b. eksploitasi, baik ekonomi maupun seksual; c. penelantaran; d. kekejaman, kekerasan, dan penganiayaan; e. ketidakadilan; dan f. perlakuan salah
lainnya.”
Pasal ini jelas mengamanatkan kepada para orang tua untuk melindungi anak dari tindak kekejaman, kekerasan dan penganiayaan. Dalam hal ini orang tua seharusnya tidak
melakukan kekerasan terhadap anak. Karena, kekerasan terhadap anak adalah suatau perbuatan yang tidak mendidik dan berakibat trauma terhadap anak. Meskipun dalam
perkembangan kasus antara Arumi dan orang tuanya tidak ditemukan unsur kekerasan yang dilakukan oleh orang tua Arumi terhadap Arumi, dan itu dibuktikan oleh pihak Kepolisian
dalam hal ini Polda Metro Jaya. Dengan dikeluarkannya Surat Penghentian Penyidikan Perkara pada 20 Mei 2011 karena tidak cukup bukti.
64
Menurut pihak KPAI yang telah memberikan perlindungan terhadap Arumi Bachsin. Permasalahan yang terjadi antara Arumi dengan orang tuanya ini lebih kepada
hak-hak Arumi, sebagai anak yang terkekang oleh orang tuanya. hak-hak itu diantaranya:
64
Kepolisian Polda Metro Jaya, Surat Penghentian Penyidikan Perkara, 20 Mei 2011. Lihat di lampiran skripsi.
hak Arumi untuk menentukan pasangan hidup, hak Arumi untuk memeilih pekerjaan dan hak Arumi untuk bermain bersama teman-temannya. Alasan lain yang terjadi adalah orang
tuanya ingin menjodohkan Arumi dengan pria pilihan orang tuanya. Karena berbagai alasan
itulah Arumi merasa tidak nyaman berada di rumah, dan karena itulah Arumi memutuskan untuk kabur dari rumahnya. Kemudian Arumi mendatangi lembaga KPAI sebagai lembaga
yang melindungi permasalahan terhadap anak
.
“Permasalahan Arumi dengan orang tuanya lebih kepada hak-hak Arumi yang terkekang untuk berada di rumah dan ekploitasi seksual yang dilakukan orang tuanya.”
Tutur Sander Zulkarnaen.
65
Permasalahan perjodohan paksa yang telah disebutkan oleh staf KPAI di atas, juga dibenarkan oleh Ketua KPAI Hadi Supeno. Dalam keterangannya di media Ketua
KPAI ini mengatakan permasalahan yang terjadi antara orang tua Arumi Maria Lilian Pesch dan Rudy Bachsin dengan Arumi Bachsin berawal ketika Arumi bersama ibunya pergi ke
Yogyakarta, untuk kemudian ke Kota Kudus, Jawa Tengah. Arumi diajak kesana untuk dipertemukan dengan pria pilihan sang bunda. Sesampainya disana, Arumi diajak berlibur
ke Singapura, berdua saja dengan si pria. Sedangkan, ibunya tetap berada di Kudus. “Saya tanya ke Arumi, kenapa kok mau saja diajak ke Singapura? Katanya dia
takut sama ibundanya.” Papar Hadi Supeno.
66
Setelah sesampainya di Singapura, si pria itu mulai menjurus ke hal-hal yang tidak senonoh terhadap Arumi, apalagi si pria itu hanya memesan satu kamar. Artinya, mereka
harus tidur bersama dalam satu kamar. Namun alasan si pria semata untuk menghemat karena uangnya tidak cukup. Arumi pun tidak bisa berbuat apa-apa, diam-diam ternyata
65
Wawancara dengan Staf KPAI bagian Koordinator Pengaduan, Sander Diki Zulkarnaen
66
Hadi Supeno, Kronologis Kaburnya Arumi dari Rumah, Artikel diAkses Pada 26 Agustus 2011 dari www.Detik Hot.com
Arumi menghubungi pacarnya. Miller, kemudian miller pun datang untuk memastikan bahwa Arumi tidak akan diganggu. Akhirnya disepakati si pria dari Kudus tersebut
memesan dua kamar. Merasa situasi sudah aman. Kemudian miller pun pergi. Namun karena situasi sudah sama-sama tidak enak, si pria pun membatalkan
rencana liburan itu dan mengajak Arumi kembali ke Jakarta, hari itu juga. Sampai di Jakarta, Arumi tak langsung dipulangkan kerumah orangtuanya melainkan dibawa ke hotel.
Sehingga Arumi berusaha menghindar lagi. Arumi memutar otak, dan menemukan cara untuk melarikan diri. kira-kira pukul 8 delapan malam dia menyuruh si pria membeli
sesuatu. Begitu pria itu pergi, Arumi pun kabur. Seperti adegan dalam sebuah film, Arumi mencari pintu alternatif, terus berjalan
sampai jauh sekali. Setelah itu dia mendatangi KPAI untuk memperoleh perlindungan. Saat itu Arumi mendatangi KPAI sambil menangis, kemudian pihak KPAI menempatkan Arumi
di tempat yang mereka rahasiakan. “Arumi sudah kami tempatkan di rumah aman KPAI” tutur hadi.
67
Berbeda dengan apa yang diklarifikasi oleh pihak orang tua dari Arumi Bachsin, lewat kuasa hukumnya Minola Sebayang, saat ditemui di kantornya di kawasan Kuningan
Jakarta-Selatan. Menurutnya Arumi Bachsin tidak kabur dari rumah, ini hanya bahasa media, perlu dipahami apabila media itu mengangkat sesuatu tentang sebuah berita, baik itu
media online, media elektronik dan media cetak, mereka harus bisa membuat berita yang menarik atau suatu tulisan yang menarik untuk disimak oleh para pembaca, oleh para
pemirsa. Oleh karena itu, para pembuat berita harus memberikan headline yang menarik kepada para pemirsa, sehingga dikatakan bahwa Arumi kabur dari rumah. Padahal
67
Hadi Supeno, Kronologis Kaburnya Arumi Dari Rumah, Artikel diAkses Pada 26 Agustus 2011 dari www.Detik Hot.com
menurutnya kenyataan yang sebenarnya terjadi adalah Arumi pergi berlibur ke Singapura dengan orang yang dipercaya keluarga untuk mendampingi Arumi ke Singapura. Setelah
Arumi pulang berlibur dari Singapura pihak keluarga pun mengetahui bahwa Arumi sudah berada di Jakarta dan sudah berkomunikasi dengan pihak keluarga.
“Arumi itu tidak kabur dari rumah, itu hanya bahasa media. Ya kita perlu pahamlah dengan bahasa media.” Ucap Minola Sebayang.
68
Menurut Minola, permasalahan Arumi dengan orang tuanya ini menjadi sangat panjang karena ada seseorang pemain sinetron yang disebut-sebut sebagai kekasih dari
Arumi Bachsin, yang tidak terima Arumi pergi berliburan dengan orang lain. Untuk mencegah supaya tidak terjadi keributan, Arumi menemui kekasihnya tersebut di kawasan
Kemang-Jakarta Selatan. Arumi mencoba berbicara dengan kekasihnya tersebut untuk memberikan penjelasan supaya tidak terjadi salah pengertian atau salah paham antara
keduanya. Setelah permasalahan antara keduanya selesai tidak ada salah pengertian, yang terjadi justru kekasih Arumi itu, tidak berani mengantarkan Arumi untuk pulang ke
rumahnya, karena memang hubungan mereka kurang mendapat restu dari orang tua Arumi. Masih menurut Minola, kemudian kekasih Arumi tersebut, mencari solusi
bagaimana caranya untuk mengantarkan Arumi pulang kerumahnya, dan akhirnya kekasih Arumi tersebut menghubungi temannya yang berprofesi sebagai pekerja sosial di LSM
tertentu, untuk diminta kesediannya mengantarkan Arumi pulang ke rumahnya, akan tetapi pekerja sosial tersebut juga tidak berani untuk mengantarkan Arumi pulang ke rumah orang
tuanya. Dari sinilah mulai terjadi mekanisme atau upaya-upaya bagaimana caranya supaya mereka berdua tidak dituduh melarikan anak dibawah umur, dan mulailah drama yang
sangat panjang dalam permasalahan Arumi dengan orang tuanya ini. Seolah-olah ada
68
Wawancara Dengan Minola Sebayang , kuasa hukum orang tua Arumi
permusuhan yang terjadi antara Arumi dengan orang tuanya. Kemudian pekerja sosial tersebut mempertemukan Arumi dengan Ketua KPAI Hadi Supeno disalah satu hotel di
kawasan Menteng-Jakarta Pusat. Untuk membicarakan mekanisme ketika mereka mengantarkan Arumi pulang ke rumah orang tuanya, mereka tidak terkena pasal melarikan
anak dibawah umur. Jadi mulailah, ada suatu rekayasa-rekayasa yang melibatkan Lembaga KPAI yang ambil bagian dalam peristiwa hukum ini. Dari sinilah permaslahan Arumi dan
orang tuanya mulai ramai dibicarakan baik di media elektronik, media cetak dan sebagainya, dan dari sini pula “perang dingin” antara KPAI dan orang tua Arumi mulai terjadi.
“Patut diduga, ada satu rekayasa-rekayasa yang melibatkan lembaga yang ada di Republik Indonesia. Seperti, KPAI.
69
” Ujar Minola Sebayang saat ditemui di Kantornya di Kawasan Kuningan- Jakarta Selatan.
Setelah berlarut-larutnya permasalahan ini, orang tua Arumi tidak dapat menahan kesabarannya terhadap sikap KPAI yang dinilai tidak kooperatif menyelsaikan kasus Arumi
Bachsin. Orang tua Arumi menuding lembaga KPAI terkesan menyembunyikan Arumi dan tidak ingin menyerahkan Arumi kepada keluarga. Menurut Minola, pernyataan Hadi Supeno
sebagai Ketua KPAI diberbagai media masa seperti menghakimi dan menyudutkan keluarga, tanpa ada klarifikasi terlebih dahulu. Keluarga orang tua Arumi merasa dicemarkan nama
baiknya. Karena itu didampingi pengacaranya, Minola Sebayang, Rudy akan mengancam menyomasi KPAI.
“Kami akan memberikan surat teguran kepada KPAI sebagai lembaga Negara yang memberikan perlindungan kepada anak, tetapi tidak mampuh menangani persoalan ini
secara professional, dan membuat anak justru semakin jauh dari orang tuanya.” Katanya.
70
69
Wawancara Dengan Minola Sebayang, kuasa hukum orang tua Arumi
Pernyataan tersebut dibantah oleh pihak KPAI. Siapa yang tidak kooperatif dalam permasalahan ini?? Menurut keterangannya pihak KPAI sudah sering melakukan upaya
mediasi dengan pihak dari orang tua Arumi dan kuasa hukumnya. Tapi mediasi ini selalu menemui jalan buntu, karena ada poin-poin kesepakatan yang tidak disepakati dari pihak
orang tua Arumi sendiri yang selalu menggagalkan upaya mediasi tersebut. Dengan membawa-bawa infotaiment dalam upaya mediasi dan pihak dari keluarga Arumi selalu
memaksa agar dipertemukan dengan Arumi dan membawa Arumi pulang. Pihak KPAI memahami keinginan pihak keluarga untuk dapat bertemu dengan Arumi. Tetapi pihak
KPAI juga menghormati kemauan dari Arumi sendiri. Arumi hanya menuliskan surat pernyataan, bahwa dia belum bisa menghadiri mediasi tersebut, karena dirinya belum siap
untuk bertemu dengan keluarganya. dan Arumi masih butuh waktu untuk itu, dan kami dari pihak KPAI menghormati dan tidak bisa memaksakan keinginan dari Arumi tersebut.
“Kami dari pihak KPAI selalu melakukan upaya mediasi dengan pihak keluarga dan kuasa hukum dari orang tua Arumi, tetapi mediasi selalu menemui jalan buntu.” Ucap
Koordinator Pengaduan KPAI. Sander Diki Zulkarnaen.
71
Berbeda dengan apa yang diklarifikasi oleh pihak dari orang tua Arumi, yang disampaikan oleh kuasa hukumnya. Minola Sebayang. Pihaknya sudah melakukan upaya
negosiasi dengan jalan musyawarah kepada pihak KPAI, akan tetapi pihak KPAI tidak pernah mempertemukan pihaknya pihak keluarga dengan Arumi. Kemudian atas dasar apa
pihak dari keluarga melakukan terciptanya adanya mediasi dengan pihak KPAI?? Menurut pihak keluarga yang diwakilkan oleh kuasa hukumnya disini permasalahannya sudah jelas,
tidak ada permasalahan antara Arumi dengan orang tuanya. Jadi kalau tidak ada
70
http:hileud.comhileudnews?title=Keluarga+Arumi+Bachsin+Akan+Somasi+KPAIid. Artikel diakses Pada Kamis 29 September 2011
71
Wawncara dengan pihak KPAI. Bagiaan Koordinator Pengaduan KPAI. Sander Diki Zulkarnaen.
permasalahan yang terjadi antara pihak orang tua dan Arumi, apa yang mendasari pihaknya untuk mendorong adanya mediasi. Menurutnya, permasalahan Arumi dengan orang tuanya
ini hanya sebuah rekayasa-rekayasa dari pihak-pihak yang ingin mengambil bagian dari permasalahan ini. Disini banyak tokoh-tokoh anak yang memberikan saran seolah-olah telah
terjadi kekerasan terhadap Arumi, dan Arumi karena sudah terlanjur dibawah kontrol para tokoh-tokoh anak yang sudah memanfaatkan Arumi, jadi Arumi hanya mengikuti saja apa
yang telah diarahkan tokoh-tokoh anak tersebut, karena Arumi sendiri tidak mengerti hukum, dan itulah yang membuat permaslahan ini sangat panjang sekali terjadi.
“Buat apa mediasi, disini sudah jelas permaslahannya saja tidak ada.” Ucap Minola Sebayang.
72
Dalam keterangan pers pihak KPAI yang disampaikan oleh Sekertarisnya, M.Ihsan. permasalahan Arumi Bachsin saat ini sudah melebar kemana-mana. Masyarakat
sulit membedakan mana yang fakta dan mana yang opini. Menurutnya jika menyimak kronologis kasus, ada laporan dari kepolisian dan laporan ke pihak KPAI tentang ekplotasi
seksual dan kekerasan. Setelah dilakukan penyidikan oleh kepolisian didapatkan bukti-bukti yang menguatkan laporan tersebut. Saat ini kepolisian kesulitan menuntaskan kasus tersebut
karena banyak pihak yang tidak mengetahui permasalahan ikut terlibat dalam memberikan statement di media. yang melupakan ketentuan Undang-Undang yang sudah jelas dan tegas
melindungi anak. “Kasus Arumi Bachsin sudah menyerempet kemana-mana. Masyarakat sulit
membedakan mana yang fakta dan mana yang opini.” Tutur sekertaris KPAI.
73
72
Wawancara dengan Minola Sebayang, kuasa hukum dari orang tua Arumi
73
M.Ihsan, Kasus Arumi Bachsin Sudah Menyerempet Kemana-mana, Artikel Di Akses Pada Kamis 25 Agustus 2011 Dari. Kpai.go.id
Pernyataan sekertaris pihak KPAI tersebut dibantah keras oleh kuasa hukum orang tua Arumi, Minola Sebayang, saat ditemui dikantornya. Menurutnya, dalam
permasalahan ini tidak ada kekerasan apapun yang dilakukan orang tua Arumi terhadap Arumi. Fakta yang terjadi adalah laporan dari pihaknya yang saat ini masih diproses oleh
pihak kepolisian dan justru laporan dari Arumi yang di settings sedemikian rupa oleh pihak- pihak tertentu, yang dimana telah terjadai kekerasan dan ekploitasi yang dilakukan oleh
orang tuanya terhadap Arumi itu sudah dihentikan penyidikannya oleh pihak Kepolisian karena tidak cukup bukti. Hal ini dibuktikan dengan dikeluarkannya Surat Ketetapan
Penghentian Penyidikan Perkara dari pihak Kepolisian. Dalam hal ini Polda Metro Jaya pada tanggal 20 Mei 2011.
“Jika KPAI mengatakan ada kekerasan, maka kami katakan tidak ada kekerasan. Siapakah yang benar dalam perkara ini, 20 Mei 2011. jelas dari pihak kami.” Tegas Minola
Sebayang.
74