Dimensi  internasional  juga  memainkan  peranan  penting  dalam menentukan  perkembangan  MSDM.  Beberapa  tantangan  internasional  MSDM
yang perlu diantisipasi, meliputi kesiapan SDM untuk ditempatkan di Negara lain, permasalahan  seputar tenaga kerja  yang datang dari beragam  bangsa dan budaya
multikurtural,  perbedaan  peraturan  antar  Negara,  perbedaan  etos  kerja, kelangkaan  SDM  yang  adaptif  terhadap  berbagai  situasi  dan  bersedia  belajar
terus-menerus dan sebagainya.
3.3. Strategi Penilaian Kinerja
5
Penilaian  terhadap  kinerja  karyawan  merupakan  bagian  dari  proses staffing
.  Proses  ini  seperti  telah  disinggung  dalam  uraian  terdahulu,  dimulai  dari proses  rekrutmen,  seleksi,  orientasi,  penempatan,  job  training  awal  dan  proses
penilaian kinerja. Mungkin sekali masih banyak organisasi atau perusahaan yang mengabaikan  fungsi  penilaian  kinerja  performance  appraisalPA.  PA  adalah
salah  satu  bagian  penting  dari  proses  manajemen  kinerja  performance management
. Sangat  mungkin pula sistem penilaian yang diterapkan tidak sesuai dengan  kultur  organisasi  yang  berkembang  sehingga  tidak  mendorong  motivasi
kerja.  Secara  tradisional,  penilaian  terhadap  kinerja  dilakukan  secara  rutin  oleh atasan.  Tetapi  sering  kali  ditemui,  terutama  pada  organisasi  non  bisnis  seperti
instansi  pemerintahan  misalnya,  proses  penilaian  hanya  bersifat  administrative dan  cenderung  subjektif.  Proses  penilaian  yang  bersifat  administrative  kurang
memiliki daya pembeda yang valid.
5
Syafarudin  Alwi.  Manajemen  Sumber  Daya  Manusia.  Penerbit:  BPFE.  Yogyakarta.  2012.  h. 183-185
Universitas Sumatera Utara
Jika  perusahaan  ingin  membangun  kemampuan  bersaing  melalui  SDM sebagai  sumber  keunggulan  kompetitif,  system  penilaian  terhadap  kinerja  orang-
orang  dalam  organisasi  harus  memiliki  daya  pembeda  mana  karyawan  yang berprestasi  sehingga  pantas  menerima  insentif  dan  mana  yang  tidak  berprestasi.
Mana  karyawan  yang  potensial  dikembangkan,  dan  mana  yang  tidak.  Walaupun efek dari penilaian tidak terlalu bersifat hitam dan putih seperti itu, namun suatu
aktivitas  penilaian  haruslah  menjadi  bagian  dari  kegiatan  strategis  organisasi. Karena itu, sistem penilaian harus dipandang sebagai salah satu strategi organisasi
mendorong  prestasi  kerja  dan  pengembangan  karyawan.  Lebih  dari  itu,  sistem penilaian harus juga dipandang sebagai cara melindungi hak-hak karyawan berupa
kompensasi  atau  lainnya  atas  apa  yang  telah  dilakukannya  dan  sekaligus  juga sebagai  cara  pengukuran  terhadap  sejauhmana  kewajiban  dan  tanggung  jawab
karyawan  telah  ditunaikan.  Tetapi  proses  penilaian  ini  tidak  bisa  dilepaskan  dari proses yang lebih luas dari manajemen kinerja.
Manajemen  kinerja  adalah  sentral  bagi  perusahaan  yang  membangun keunggulan  bersaing  melalui  peran  SDM  dan  menjalankan  strategi  bisnis  yang
berorientasi  pada  customer  needs.  Bagi  perusahaan  seperti  ini,  tidak  ada  pilihan kecuali  menerapkan  sistem  manajemen  kinerja  yang  mampu  mendorong  semua
karyawan  untuk  memberikan  kontribusi  secara  optimal  terhadap  pencapaian tujuan perusahaan. Model manejemen kinerja dalam organisasi melibatkan empat
faktor yang ingin interpenden sifatnya yaitu: 1.
Atribut Individual 2.
Strategi Organisasi
Universitas Sumatera Utara
3. Hambatan Situasional
4. Tujuan Yang Ingin Dicapai
Kualitas perilaku individu atau hasil yang dicapainya, secara fundamental ditentukan oleh keahlian dan kemampuan individu yang bersangkutan. Faktor ini
sangat  kental  dan  sangat  kritis  hubungannya  dengan  kualitas  perilaku  karyawan dan  hasil  yang  dicapainya.  Jenis  keahlian  dan  kemampuan  yang  dimiliki
karyawan  sangat  terikat  dengan  strategi  organisasi  baik  untuk  tujuan-tujuan jangka  pendek  maupun  tujuan-tujuan  jangka  panjang.  Keterkaitan  antara
manajemen kinerja, strategi organisasi dan tujuan yang hendak dicapai, seringkali kurang  diperhatikan.  Akibatnya  PA  yang  merupakan  bagian  dari  manajemen
kinerja,  menjadi  kurang  bermakna  bagi  pencapaian  tujuan  PA.  hambatan- hambatan  situasional  sifatnya  terutama  kultur  kerja  yang  berkembang  dalam
perusahaan  pula  harus  diperhitungkan  pula  harus  diperhitungkan  dalam  sistem manajemen kinerja.
Kultur  kerja  yang  tidak  sesuai  dengan  strategi  organisasi  bisa  menjadi kendala dalam peningkatan kinerja. Kultur yang terbentuk misalnya, kultur dalam
kelompok  kerja.  Kadang-kadang  norma-norma  yang  berlaku  dalam  kelompok tidak mendorong motivasi kinerja anggota.
Tujuan manajemen kinerja dalam hal ini, tidak hanya terfokus pada tujuan yang  bersifat  administrative,  tetap  juga  terfokus  pada  tujuan  strategik  dan
pengembangan.  Tujuan  yang  bersifat  administrative  menunjukkan  tanggung jawab  manajemen  kinerja  untuk  melakukan  pencatatan  terhadap  perilaku  atau
prestasi  kerja  karyawan  selama  periode  tertentu  sehingga  berdasarkan  dokumen
Universitas Sumatera Utara
itu,  dapat  ditemukan  kompensasi  yang  harus  diterima  oleh  karyawan.  Dokumen itu berfungsi  pula sebagai  sumber informasi bagi manajemen untuk  menjalankan
kebijakan promosi atau pelatihan.
3.4. Balanced Scorecard