71 Persentase pendapatan usaha tani merupakan proporsi pendapatan usaha
tani seorang petani dari pendapatan totalnya. Semakin besar persentase tersebut berarti semakin besar ketergantungan petani pada usaha tani yang dimiliki. Petani
yang sangat bergantung pada usaha taninya akan berpeluang lebih kecil untuk menjual lahannya. Hal ini disebabkan pemikiran rasional petani yang berpikiran
bahwa kehidupan mereka sangat bergantung pada usaha tani tersebut. Petani yang persentase pendapatan usaha taninya besar akan lebih memilih melakukan
pekerjaan yang sudah berhasil dan sangat berpengaruh dibandingkan harus menjual lahan dan melakukan pekerjaan lain yang belum tentu berhasil.
6.6. Dampak Alih Fungsi Lahan Terhadap Produksi Padi Kabupaten
Bekasi Lahan pertanian yang dialihfungsikan menjadi non pertanian akan
berakibat langsung terhadap jumlah produksi padi dan nilai dari produksi padi yang dihasilkan dari wilayah tersebut. Jumlah produksi padi yang hilang
dipengaruhi antara lain oleh luas panen yang hilang, produktifitas lahan sawah, dan pola tanam dalam satu tahun. Luas panen merupakan jumlah luasan sawah
yang digarap atau berhasil panen dalam satu tahun. Pada penelitian ini diasumsikan petani menggarap seluruh lahan sawah yang hilang tersebut dan tidak
ada gagal panen. Diasumsikan juga pola tanam dalam satu tahun untuk seluruh lahan dipanen dua kali. Artinya luas panen yang hilang tersebut dua kali lipat dari
luas lahan sawah yang terkonversi. Produktifitas lahan sawah adalah hasil panen per hektar lahan sawah. Produktifitas untuk seluruh tipe atau jenis sawah pada
penelitian ini disumsikan sama, sehingga tidak ada pembedaan tipe irigasi dan jenis padi yang ditanam. Perhitungan mengenai produksi dan nilai produksi yang
hilang dapat dilihat pada Tabel 6.
72
Tabel 6. Dampak Terhadap Produksi Padi dan Nilai Produksi Padi Akibat Alih Fungsi Lahan Sawah di Kabupaten Bekasi Tahun 2002-2011
Tahun Produktivitas
Padi Sawah tonha
Luas Lahan Terkonversi
ha Produksi Padi
yang Hilang ton
Nilai Produksi Padi yang
Hilang Rp
2002 5,26
0,00 2003
5,55 837
9.290,70 13.757.668.560
2004 5,36
130 1.393,86
1.992.104.712 2005
5,47 505
5.526,72 9.059.952.096
2006 5,62
204 2.292,96
5.155.261.968 2007
5,54 0,00
2008 5,60
508 5.688,58
14.208.945.115 2009
6,12 649
7.941,16 23.443.110.244
2010 6,02
841 10.120,59
34.705.540.944 2011
6,31 0,00
Total 3.674
42.254,58 102.322.583.640
Sumber : Badan Pusat Statistika, berbagai terbitan diolah
Berdasarkan asumsi-asumsi yang telah disebutkan sebelumnya, total produksi padi yang hilang selama sepuluh tahun terakhir adalah sebesar
42.254,582 ton. Nilai produksi padi diestimasi menggunakan harga gabah kering giling yang berlaku di Kabupaten Bekasi pada tahun tersebut. Tabel mengenai
harga gabah kering giling dapat dilihat pada Lampiran 6. Jumlah produksi padi
yang hilang dikalikan dengan harga pembelian pemerintahnya. Dapat dilihat pada Tabel 6, nilai produksi yang hilang adalah sebesar Rp 102.322.583.640 atau
sekitar 102,32 milyar rupiah. Pada tahun 2002, 2007, dan 2011 luas lahan sawah di Kabupaten Bekasi
sempat mengalami peningkatan. Hal ini disebabkan pembukaan lahan sawah baru dari lahan kering yang ada. Pembukaan lahan ini dilakukan untuk menanggulangi
pengalihfungsian lahan yang terjadi. Hal ini menyebabkan surplus produksi padi pada tahun-tahun tersebut. Dengan asumsi yang sama, perhitungan mengenai
surplus tersebut dapat dilihat pada Tabel 7.
73
Tabel 7. Dampak Terhadap Produksi Padi dan Nilai Produksi Padi Akibat Pembukaan Lahan Sawah Baru di Kabupaten Bekasi Tahun 2002-
2011
Tahun Produktivitas
Padi Sawah tonha
Pencetakan Sawah Baru
ha Surplus
Produksi Padi ton
Surplus Nilai Produksi Padi
Rp
2002 5,26
749 7.876,48
11.355.526.982 2003
5,55 0,00
2004 5,36
0,00 2005
5,47 0,00
2006 5,62
0,00 2007
5,54 432
4.784,83 12.196.536.768
2008 5,60
0,00 2009
6,12 0,00
2010 6,02
0,00 2011
6,31 119
1.502,02 5.036.867.161
Total 1.300
14.163,33 28.588.930.912
Sumber : Badan Pusat Statistika, berbagai terbitan diolah
Total surplus produksi padi akibat pembukaan lahan sawah baru sebesar 14.163,33 ton atau dengan nilai sekitar 28,58 milyar. Surplus ini tidak menutupi
produksi padi yang hilang pada tahun-tahun sebelumnya, karena total pembukaan lahan hanya sebesar 1.300 hektar sedangkan total alih fungsi lahan sebesar 3.674
hektar. Produksi padi pada sepuluh tahun terakhir masih hilang sekitar 28.091,25 ton atau bernilai sekitar Rp 73.733.652.728. Nilai tersebut diperoleh dari selisih
produksi yang hilang dan surplus produksi.
6.7. Dampak Alih Fungsi Lahan Terhadap Pendapatan Petani Kecamatan