14 Normalitas AgNO
3
= Kadar Garam =
c. Penetapan Total Nitrogen dengan Metode Mikro Kjeldahl AOAC,
2005
Sampel sebanyak 0,03 gram dimasukkan ke dalam labu Kjeldahl, lalu ditambah 2 gram K
2
SO
4
, 50 mg HgO, 3 ml H
2
SO
4
dan beberapa butir batu didih. Sampel didestruksi sampai jernih Gambar 7a. Setelah dingin, sampel ditambahkan dengan 3 ml air destilata
dan didinginkan kembali. Isi labu dipindahkan ke dalam alat destilasi dan ditambah 10 ml NaOH-Na
2
S
2
O
3
Gambar 7b. Labu dibilas dengan 2 ml air destilata. Erlenmeyer diisi dengan 5 ml H
3
BO
3
dan 2 tetes indikator campuran metil merah 0,2 dan metilen biru 0,2 2:1, lalu diletakkan di bawah kondensor pada alat destilasi. Destilasi dilakukan
sampai diperoleh destilat sebanyak 50 ml. Setelah itu, tabung kondensor dibilas dengan air destilata dan hasilnya ditampung pada erlenmeyer yang sama. Larutan tersebut dititrasi
dengan HCl 0,022 N Gambar 7c. Blanko juga disiapkan mengganti sampel awal dengan air destilata. Perhitungan total Nitrogen:
Total N =
N HC ,
x 100 Keterangan:
a = ml HCl sampel
b = ml HCl blanko
a b
c Gambar 7. Tahap pengukuran total nitrogen. a Destruksi, b Destilasi, c Titrasi
Metode Kjeldahl umumnya digunakan juga untuk menentukan kandungan protein dalam bahan pangan, karena didasarkan pada pengukuran kadar Nitrogen total yang ada di
dalam sampel. Kandungan protein dapat dihitung dengan mengasumsikan rasio tertentu antara protein terhadap nitrogen untuk contoh yang dinalisis. Karena unsur nitrogen bukan
hanya berasal dari protein, maka metode ini umumnya didasarkan pada asumsi bahwa kandungan nitrogen di dalam protein adalah sekitar 16. Untuk mengubah dari kadar
nitrogen ke dalam protein, digunakan angka faktor konversi sebesar 10016 atau 6.25.
d. Penepatan Total Gula Apriyantono et al., 1994
1 Persiapan Sampel
Sampel sebanyak 0,5 gram dimasukkan ke dalam gelas piala 300 ml, lalu ditambahkan 100 ml air destilata dan 1 gram CaCO
3
. Sampel dididihkan selama 30 menit, kemudian didinginkan. Sampel dipindahkan ke dalam labu takar 250 ml dan
diambahkan dengan 1,5-2,5 ml larutan Pb asetat jenuh sampai larutan menjadi jernih.
15 Volume larutan sampel ditepatkan sampai tanda tera dengan air destilata, lalu dikocok
dan disaring dengan kertas saring. Sebanyak 30 ml filtrat sampel diambil ke dalam gelas piala lain dan ditambahkan 1,5 gram Na-oksalat kering untuk mengendapkan Pb.
Sampel disaring kembali dan diambil filtratnya sebanyak 5 ml untuk analisis total gula.
2 Penetapan Total Gula dengan Metode Anthrone
a Pembuatan Kurva Standar
Larutan glukosa standar 0,2 mgml, masing-masing sebanyak 0,0; 0,2; 0,4; 0,6; 0,8; dan 1,0 ml dimasukkan ke dalam tabung reaksi. Setelah masing-masing
ditepatkan menjadi 1,0 ml dengan air destilata, larutan segera ditambah 5 ml pereaksi Anthrone. Tabung reaksi ditutup dan ditempatkan pada penangas 100°C
selama 12 menit. Setelah didinginkan, absorbansi larutan dibaca pada panjang gelombang 630 nm. Plot kurva standar dibuat, yaitu jumlah g glukosa standar
sumbu x dan nilai absorbansi sumbu y, lalu ditentukan persamaan regresi liniernya.
b Analisis Sampel
Sebanyak 5 ml sampel dari persiapan sampel dimasukkan ke dalam labu takar 100 ml dan diencerkan sampai tanda tera dengan air destilata. Sampel
dimasukkan sebanyak 1 ml ke dalam tabung reaksi bertutup dan ditambahkan 5 ml pereaksi Anthrone. Tabung reaksi ditutup dan ditempatkan pada penangas 100°C
selama 12 menit. Setelah didinginkan dengan air mengalir, absorbansi larutan dibaca pada panjang gelombang 630 nm. Nilai absorbansi dimasukkan ke dalam kurva
standar untuk mengetahui konsentrasi gula. Perhitungan: Total gula = x 100
Keterangan: G = konsentrasi glukosa pada sampel yang diperoleh dari kurva standar
FP = faktor pengenceran = 5000 W = berat contoh gram
e. Penetapan pH dengan Menggunakan pH-meter Orion 210A