Hipotesis kedua Pembahasan Hasil Analisis 1. Hipotesis Pertama

pengalaman dan dengan pengalaman ini siswa akan lebih meresapi apa yang dialami akibatnya pengetahuan yang terkontruksi lebih bertahan lama. Santrock 2006 dalam Inta Irawati 2008 juga berpendapat bahwa motivasi instrinsik yang berasal dari pengalaman yang optimal akan menyebabkan orang lebih enjoy , bahagia dan meresapinya dengan konsentrasi ketika melakukan kegiatan. Clark dalam Nana Sudjana memberikan pendapat yang sesui bahwa hasil belajar siswa di sekolah 70 dipengaruhi oleh kemampuan siswa motivasi intrinsik dan 30 dipengaruhi oleh lingkungan. Nana Sudjana, 1995 : 39

2. Hipotesis kedua

Melihat hasil komputasi pada lanjutan lampiran 49, harga F obs B = 6,1400 lebih besar dari F tabel = 3,13, sehingga Ho B ditolak, pada uji lanjut Uji Scheffe Ho B untuk mB1 vs mB2 F obs = 25.8268 lebih besar dari F tabel =8,1 dan Ho B untuk mB1 vs mB3 F obs = 58.2272 lebih besar dari F tabel = 8,1 ditolak, hal ini berarti bahwa Ada perbedaan pengaruh antara Kedisiplinan siswa dalam menyelesaikan tugas belajar kategori tinggi dengan Kedisiplinan siswa dalam menyelesaikan tugas belajar kategori sedang dan Ada perbedaan pengaruh antara Kedisiplinan siswa dalam menyelesaikan tugas belajar kategori tinggi dengan Kedisiplinan siswa dalam menyelesaikan tugas belajar kategori rendah. Sedangkan Ho B untuk mB 2 vs mB 3 F obs = 1.8615 lebih kecil dari F tabel = 8,1 diterima berarti tidak ada perbedaan pengaruh yang signifikan antara Kedisiplinan siswa dalam menyelesaikan tugas belajar kategori sedang dengan Kedisiplinan siswa dalam menyelesaikan tugas belajar kategori rendah terhadap kempetensi kognitif pada pokok bahasan Kekhasan Atom Karbon dan Penggolongan Hidrokarbon. Jika dilihat rerata pada lanjutan lampiran 49 siswa yang memiliki Kedisiplinan dalam menyelesaikan tugas belajar kategori tinggi rerata CIRC = 66,286; Time Token = 57,046 selalu mencapai kompetensi kognitif lebih baik dibanding siswa yang memiliki Kedisiplinan dalam menyelesaikan tugas belajar kategori sedang CIRC = 55,3333; Time Token = 48,00 dan dibandingkan siswa yang memiliki Kedisiplinan dalam menyelesaikan tugas belajar kategori rendah CIRC =53,00; Time Token =44,58 untuk model pembelajaran apapun. Siswa yang memiliki kedisiplinan kategori tinggi dalam menyelesaikan tugas belajar mencapai kompetensi kognitif lebih tinggi dari pada siswa yang memiliki kedisiplinan sedang dan rendah. Hal ini disebabkan siswa yang memiliki kedisiplinan tinggi dalam menyelesaikan tugas belajar lebih sempurna dalam hal pengendalian tingkah laku, memenuhi tuntutan secara tepat, teliti dan murni serta mengarahkan diri sendiri dalam mengambil keputusan secara bertanggung jawab maka dapat mencapai kompetensi kognitif lebih tinggi dari pada siswa yang memiliki kedisiplinan dalam menyelesaikan tugas belajar kategori sedang dan kategori rendah . Sejalan dengan fakta ini Jahri dan Hariyoto dalam Radika Luhur Sulistyawan 2008 menyatakan bahwa kedisilinan akan menaikkan rasa kepedulian terhadap pencapaian tujuan, besarnya tanggung jawab dalam malaksanakan tugas, dan efisien, inisiatif , semangat dan produktivitas kerja. Sedangkan menurut Aptorina 1998 sikap disiplin sangat diperlukan untuk pengembangan watak dan pribadi seseorang sehingga menjadi tangguh. Willem Sears 2004 dalam Aswandi 2008 menyatakan disiplin merupakan perangkat menuju keberhasilan dalam kehidupan setiap orang sebanyak 80 dari disiplin mendorong perilaku yang baik. Sartono 2007 dalam tesisnya melaporkan bahwa kedisiplinan merupakan variabel terbesar dalam meningkatkan prestasi belajar.

3. Hipotesis Ketiga