2.  Model  measurement  pengukuran  :  hubungan  antara  variabel  teramati indikator dengan konstruk variabel laten.
Didalam  SEM  ada  penilaian  model  fit.  Suatu  model  dikatakan  fit apabila  kovarians  matriks  suatu  model  adalah  sama  dengan  kovarians
matriks  data.  Untuk  melakukan  penilaian  model  fit,  peniliti  tidak  boleh hanya  tergantung  pada  satu  indeks  saja  atau  beberapa  indeks  fit.  Tetapi
sebaiknya  mempertimbangkan  seluruh  indeks  fit.  Karena  didalam  SEM suatu  indeks  menunjukkan  model  adalah  fit,  tidak  memberikan  jaminan
bahwa model benar-benar fit. Sebaliknya, suatu indeks fit yang menyatakan bahwa  model  sangat  buruk,  tidak  memberikan  jaminan  bahwa  model
tersebut benar-benar tidak fit. Langkah  selanjutnya  adalah  mengevauasi  model  pengukuran,
berfokus  pada  hubungan-hubungan  antara  variabel  laten  dan  indikatornya variabel  manifest.  Setelah  itu  melakukan  analisis  model  struktural,
berfokus  terhadap  koefisien-koefisien  atau  paramater-parameter  yang menunjukkan  hubungan  kausal  atau  pengaruh  satu  variabel  laten  dengan
variabel  laten  lainnya.  Biasanya,  hubungan-hubungan  kausal  inilah  yang dihipotesiskan  dalam  penelitian  yang  didukung  oleh  data  empiris  yang
diperoleh melalui survey.
2.10. Penelitian Terdahulu
Sari  2010  yang  mengambil  judul  penelitian  tentang  Analisis Efektivitas  Iklan  Televisi  Deodoran  Pria  Axe  dan  Faktor-Faktor  yang
Mempengaruhi  Niat  Beli  Deodoran  Khusus  Pria  pada  Konsumen  Studi Kasus  Pengunjung  Pria  Supermal  Karawaci  mengungkap  bahwa
berdasarkan  hasil  analisis  Consumer  Decision  Model  CDM  diketahui bahwa  iklan  televisi  deodorant  spray  Axe  yang  telah  ditayangkan  mampu
mengkomunikasikan  pesan  yang  ingin  disampaikan  oleh  produsen  Axe dengan  efektif  kepada  konsumen.  Pesan  iklan  yang  ingin  disampaikan  oleh
produsen  deodorant  spray  axe  melalui  iklan  televisi  versi  “Call  Me” berpengaruh  terhadap  variabel-variabel  yang  diukur  pada  CDM  sampai
dengan  variabel  niat  beli.  Variabel  tersebut  yaitu  variabel  Niat  Beli  I  dan terdapat tiga variabel antara yang dapat diperoleh dari analisis tersebut, yaitu
26
variabel  Pengenalan  Merek  B,  Kepercayaan  Konsumen  C,  dan  Sikap Konsumen A.
Kusuma  2010  melakukan  Analisis  Efektivitas  Iklan  Berseri Pond’s Flawess White Dalam Mempengaruhi Keputusan Pembelian Studi
Kasus Mahasiswi Program Strata-1 FEM IPB. Hasil analisis Pond’s Flawess
White  telah  menjadi  top  of  mind  pada  benak  konsumen,  selanjutnya  untuk brand recall, Olay men
jadi yang kedua setelah Pond’s. Hal ini membuktikan bahwa  Pond’s  memiliki citra  di  benak  konsumen.  Pada  brand  recognition,
seluruh  konsumen  mengetahui  tayangan  iklan  Pond’s  Flawess  White  dan
meng etahui  produk  Pond’s  tersebut.  Pengukuran  efektivitas  iklan  dengan
EPIC,  dilakukan  untuk  mendapatkan  nilai  tingkat  dimensi  empathy, persuasion,  impact  dan  communication,  dan  didapatkan  hasil  efektif  untuk
semua  pengukuran  dimensi.  Secara  keseluruhan  menghasilkan  EPIC  rate dengan  rata-rata  yang  termasuk  dalam  kategori  efektif.  Berdasarkan  hasil
analisis  dengan  menggunakan  Direct  Rating  Method  DRM,  iklan  berseri Pond’s Flawess White termasuk ke dalam rentang skala direct rating, maka
iklan tersebut termasuk ke dalam kategori iklan baik dan menunjukan bahwa iklan  tersebut  cukup  berhasil  dalam  menarik  perhatian  attention,
pemahaman  read  througness,  kognitif  cognitive,  afektif  affection,  dan perilaku  behavior
konsumen  untuk  membeli  Pond’s  Flawess  white. Atribut yang paling menentukan dalam pemilihan dan keputusan pembelian
produk  Pond’s  oleh  konsumen  yaitu  mengenai  manfaat  dan  kegunaan  dari produk tersebut.
Penelitian  yang  dilakukan  oleh  Arca  2011  adalah  mengenai Analisis   Efektivitas  Iklan  Televisi   Es  Krim  Magnum  Dan   Faktor  yang
Mempengaruhi  Proses  Pengambilan  Keputusan  Pembelian  Es  Krim Berdasarkan  Karakteristik  Pengeluaran  Studi  Kasus  Mahasiswa  Program
DIPLOMA IPB. Pesan iklan yang  ingin disampaikan oleh produsen es krim
Wall ’s  Magnum  melalui  iklan  televisi  berpengaruh  efektif  secara  langsung
terhadap  variabel-variabel    yang    diukur   pada   Consumer   Decision  Model dari  variabel  pesan  iklan  F  sampai  dengan  variabel  pembelian  nyata  P
pada kedua  kelompok  konsumen. Faktor  yang paling berpengaruh terhadap 27
pembelian  nyata  konsumen  untuk  membeli  es  krim  Wall ’s  Magnum  pada
kelompok  konsumen  dengan  pengeluaran  sebesar  Rp  0  hingga  Rp.599.999 adalah faktor ukuran kemasan, manfaat  mengkonsumsi, pengetahuan atribut,
kepribadian dan gaya hidup, sedangkan  pada  kelompok  konsumen dengan pengeluaran  sebesar  Rp.600.000  hingga  Rp.  2.500.000,  faktor  yang  paling
berpengaruh adalah faktor ukuran kemasan, harga, pengetahuan atribut, dan gaya hidup.
III.   METODE PENELITIAN
3.1. Kerangka Pemikiran
Salah satu merek es krim PT Unilever, Magnum kini hadir dengan varian  baru.  Magnum  bukanlah  merek  produk  es  krim  yang  baru  bagi
masyarakat.  Diluncurkannya  varian  terbaru  Magnum  ini  berhubungan dengan  peremajaan  produk  dengan  menciptakan  image  baru  dari  produk
tersebut  yang  tujuannya  untuk  merubah  sikap  dan  perilaku  konsumen terhadap
merek. Peremajaan
produk tersebut
dilakukan guna
memperkenalkan kembali bagi konsumen yang belum mengetahui Magnum dan mengingatkan kembali bagi konsumen yang sebelumnya telah mengenal
Magnum.  Persaingan  antar  produk  es  krim  membuat  produsen  Wall ’s
Magnum perlu melakukan berbagai cara untuk mempromosikan produknya. Salah  satunya  adalah  dengan  menggunakan  bentuk  komunikasi  pemasaran
yaitu berupa  iklan  di  media  televisi. Bagi  sebagian  besar  perusahaan,  iklan  di  televisi  menjadi  suatu
pilihan  yang  menarik,  sebagai  sumber  informasi  atau  mengingatkan konsumen kepada perusahaan atau merek yang diiklankan beserta berbagai
fitur  atau  kelengkapan  yang  dimiliki  dan  juga  keuntungan,  manfaat, penggunaan,  serta  memperkuat  citra  produk  bersangkutan  sehingga
konsumen  akan  cenderung  membeli  produk  yang  diiklankan  itu.  Oleh karena  itu  iklan  harus  dirancang  sedemikian  rupa  dengan  pertimbangan
yang  matang  agar  tujuan  yang  hendak  dicapai  melalui  pesan  iklan  dapat tersampaikan  secara  efektif  kepada  konsumen  serta  pada  akhirnya
bagaimana iklan dapat mempengaruhi perilaku pembelian konsumen. Maka  penelitian  ini  dilakukan  untuk  mengetahui  seberapa
efektivitas  iklan  televisi  es  krim Wall’s  Magnum  versi  Magnum  Classic:
Magnum  Temptation  Royal  Treatment  dalam  mengkomunikasikan pesannya  kepadaa  konsumen.  Penelitian  ini  dianalisis  menggunakan
Consumer  Decision  Model  dan  Model  Persamaan  Struktural.  Kerangka pemikiran  operasional  dapat  dilihat pada Gambar 5.