B, pesan iklan F dengan kepercayaan konsumen C, pesan iklan F dengan sikap konsumen A, dengan variabel pesan F menjadi
variabel  independen  dan  variabel  B,  C,  A  menjadi  variabel dependen. Persamaan berikutnya, persamaan regresi antara variabel
pengenalan  merek  B  dengan  kepercayaan  konsumen  C, pengenalan  merek  B  dengan  sikap  konsumen  A.  Pada  kedua
persamaan  tersebut,  variabel  B  sebagai  variabel  independen  dan variabel  C  dan  A  sebagai  variabel  dependen.  Persamaan  regresi
berikutnya  akan  dianalisis  persamaan  regresi  sederhana  antara variabel  niat  beli  I  dengan  kepercayaan  konsumen  C,  dan  niat
beli  I  dengan  sikap  konsumen  A,  dengan  variabel  I  menjadi variabel  dependen  dan  variabel  C  dan  A  menjadi  variabel
independen.  Terakhir, persamaan regresi sederhana antara variabel niat beli I dengan variabel pembelian nyata P.  Pada persamaan
tersebut,  variabel  I  sebagai  variabel  independen  dan  variabel  P sebagai variabel dependen.
Pada alat analisis CDM dengan menggunakan analisis regresi hanya  melihat  pengaruh  antar  variabel  secara  parsial  tidak
keseluruhan.    Oleh  karena  itu,  untuk  melihat  pengaruh  langsung antar  variabel  secara  holistik  keseluruhan    maka  digunakan  alat
model  persamaan  struktural.  Dengan  menggunakan  model persamaan  struktural  dapat  mengetahui  pengaruh  langsung  yang
dapat mempengaruhi pembelian nyata P.
2. Model Persamaan Struktural
Menurut  Bagozzi  dan  Fornell  dalam  Ghozali  2005, model  persamaan  struktural  Structural  Equation  Modelling
merupakan  teknik  analisis  multivariate  yang  memungkinkan untuk  menguji  hubungan  antara  variabel  yang  kompleks  untuk
memperoleh gambaran menyeluruh mengenai keseluruhan model. Selain  itu  SEM  memberikan  informasi  tentang  hubungan  kausal
simultan  diantara  variabel-variabelnya.  SEM  menyajikan  konsep tidak teramati melalui penggunaan variabel-variabel laten. Sebuah
36
variabel  laten  adalah  sebuah  konsep  yang  dihipotesiskan  atau yang  tidak  teramati,  dan  hanya  dapat  didekati  melalui  variabel-
variabel  teramati. Dalam SEM membedakan kedua jenis variabel ini berdasarkan atas keikutsertaan mereka sebagai variabel terikat
pada persamaan-persamaan dalam model. Variabel eksogen selalu muncul  sebagai  variabel  bebas  pada  semua  persamaan  yang  ada
dalam  model.    Sedangkan  variabel  endogen  merupakan  variabel terikat pada paling sedikit satu persamaan dalam model.
Sementara  itu,  variabel  teramati  atau  variabel  terukur manifest,  measured  variabe  adalah  variabel  yang  dapat  diamati
atau  diukur  secara  empiris  dan  sering  disebut  sebagai  indikator. Variabel  teramati  nilai  variabelnya  diperoleh  dari  responden
melalui  berbagai  metode  pengumpulan  data  survei,  tes, observasi,  dan  lain-lain.  Menurut  Bollen  dalam  Ghozali  2005,
model-model dalam SEM dapat menguji secara bersama-sama: 3.  Model struktural : menggambarkan hubungan-hubungan antara
variabel-variabel laten. 4.  Model  measurement  pengukuran  :  hubungan  antara  variabel
teramati indikator dengan konstruk variabel laten. Didalam  SEM  ada  penilaian  model  fit.  Suatu  model
dikatakan  fit  apabila  kovarians  matriks  suatu  model  adalah  sama dengan  kovarians  matriks  data.  Untuk  melakukan  penilaian  model
fit, peniliti tidak boleh hanya tergantung pada satu indeks saja atau beberapa  indeks  fit.  Tetapi  sebaiknya  mempertimbangkan  seluruh
indeks fit. Karena didalam SEM suatu indeks menunjukkan model adalah fit, tidak memberikan jaminan bahwa model benar-benar fit.
Sebaliknya, suatu indeks fit yang menyatakan bahwa model sangat buruk,  tidak  memberikan  jaminan  bahwa  model  tersebut  benar-
benar  tidak  fit.    Tabel  yang  menyajikan  ringkasan  uji  kecocokan yang baik good fit dapat dilihat pada Tabel 3.
Langkah selanjutnya
adalah mengevauasi
model pengukuran,  berfokus  pada  hubungan-hubungan  antara  variabel
37
laten dan indikatornya variabel  manifest. Setelah itu melakukan analisis  model  struktural,  berfokus  terhadap  koefisien-koefisien
atau  paramater-parameter  yang  menunjukkan  hubungan  kausal atau  pengaruh  satu  variabel  laten  dengan  variabel  laten  lainnya.
Biasanya,  hubungan-hubungan  kausal  inilah  yang  dihipotesiskan dalam penelitian yang didukung oleh data empiris yang diperoleh
melalui survey. Untuk  menganalisis  hubungan  antar  variabel,  dibutuhkan
beberapa kriteria yang harus dipenuhi agar pengaruh antar variabel dapat  dinyatakan  signifikan  atau  berhubungan  positif  maka  harus
memenuhi beberapa syarat. Jika nilai probability  0.001 maka H diterima dan apabila probability  0.001 maka
H ditolak. Dimana
hipotesisnya, H diterima maka H
tidak ada hubungan  yang nyata signifikan.  Sedangkan  jika  H
ditolak  maka  H ada  hubungan
yang  nyata  signifikan.  AMOS  menggunakan  kriteria  0.001  dan bukannya  0.05.  Namun  jika  nilai  P  adalah  0.03,  maka  tetap  dapat
disimpulkan  H ditolak,  pada  pengujian  signifikansi  5  0.05.
Dengan demikian, diterima tidaknya hipotesis pada pengujian nilai estimate  dapat  mengacu  pada  ketentuan  AMOS  0.001  atau
menggunakan standar 0.05 Santoso, 2007. Analisis  terhadap  model  struktural  mencakup  pemeriksaan
terhadap  signifikansi  koefisien-koefisien  yang  diestimasi.  Dengan menspesifikasikan  tingkat  nilai  signifikan  lazimnya
  =  0.05 maka  setiap  koefisien  yang  mewakili  hubungan  kausal  yang
dihipotesiskan dapat diuji signifikannya secara statistik. Pengolahan  dan  penganalisian  data  ini  dilakukan  dengan
bantuan  komputer  menggunakan  Microsoft  Excel  dan    AMOS  19. Program  ini  terdiri  dari  pengujian  measurement  model  dan
structural  model  dengan  berbagai  alat  uji  model,  yaitu  absolute  fit indices, incremental fit indices, dan parsimony fit indices.
38
Tabel 3. Ukuran-ukuran GOF Wijanto, 2008
Ukuran GOF Tingkat Kecocokan
yang dapat diterima
Statistic Chi-Square c
2
Mengikuti uji statistik yang berkaitan dengan persyaratan signifikan. Semakin
kecil nilainya semakin baik. Root Mean Square Error
Rata-rata perbedaan per degree of Approximation
of freedom yang diharapkan terjadi RMSEA
Populasi dan bukan sampel. RMSEA
 0.08 adalah good fit.
RMR Root Mean Semakin kecil hasil RMR akan
Residual semakin baik, yang menandakan
semakin dekatnya angka pada sampel dengan estimasinya.
Semakin besar RMR, model tidak fit. Normed Fit Index NFI
Nilai berkisar antara 0-1, dengan nilai yang lebih tinggi
adalah lebih baik. NFI  0.90 adalah good fit, sedang 0.80  NFI
0.90 adalah marginal fit. Comparative Fit Index
Nilai berkisar antara 0-1, CFI
dengan nilai yang lebih tinggi adalah lebih baik. CFI  0.90
adalah good fit, sedang 0.80  CFI 0.90 adalah marginal fit.
GFI Goodness of Fit Nilai berkisar antara 0-1,
Index dan AGFI Adjusted dengan nilai yang lebih tinggi adalah
Goodness of Fit Index lebih baik. GFI dan AGFI  0.90
Adalah good fit, sedang 0.80  GFI 0.90 adalah marginal fit.
Relative Fit Index RFI Nilai berkisar antara 0-1,
dengan nilai yang lebih tinggi adalah lebih baik. RFI  0.90
Adalah good fit, sedang 0.80  RFI 0.90 adalah marginal fit.
Incremental Fit Index IFI Nilai berkisar antara 0-1,
dengan nilai yang lebih tinggi adalah lebih baik. IFI  0.90
adalah good fit, sedang 0.80  IFI 0.90 adalah marginal fit.
39
Lanjutan Tabel 3.
Tucker-Lewis Index atau Nilai berkisar antara 0-1,
Non Normed Fit Index dengan nilai yang lebih tinggi adalah
TLI atau NNFI lebih baik. TLI  0.90
adalah good fit, sedang 0.80 TLI 0.90 adalah marginal fit.
AIC Aikake Information Digunakan untuk perbandingan
Criterion antar model. Semakin kecil semakin
baik. Pada dua atau lebih model, nilai AIC yang lebih kecil daripada
nilai saturated dan independence model berarti memiliki model fit.
Expected Cross Validation Digunakan untuk perbandingan
Index ECVI antar model. Semakin kecil semakin
baik. Pada model tunggal, nilai ECVI yang lebih kecil daripada
nilai saturated dan independence model berarti memiliki model fit.
3.3. Perbedaan dengan Penelitian Sebelumnya