58
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Perkeretaapian
Sejarah perkeretaapian di Indonesia dibagi dalam 6 enam kurun
waktu yaitu :
a. Jaman Kolonial Belanda b. Jaman Pemerintah Jepang
c. Perkeretaapian Indonesia di massa SS Staats Spoorwegen dan Jepang d. Perkembangan pembangunan jalan kereta api
e. Jaman sesudah revolusi f. Kondisi perkeretaapian dewasa ini
Selanjutnya akan dijelaskan secara terperinci keenam dan 1 buah perusahaan milik pemerintahan pada tahun 1895 jaringan jalan kereta api
kurun waktu tersebut. 1. Jaman Kolonial Belanda
Motivasi pendirian perusahaan kereta api oleh kolonial. Belanda adalah sebagai sarana logistik untuk kepentingan strategi peperangan dan
untuk menunjang kebutuhan ekonomi kolonial Belanda, terutama setelah
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber
59 terjadinya revolusi industri di Eropa, yang mendorong pemerintahan
Belanda untuk mengekspor hasil bumi di Indonesia. Pada jaman kolonial Belanda terdapat + 12 buah perusahaan kereta
api milik swasta tidak hanya terdapat di Jawa, Madura dan Sumatera saja tetapi juga di Sulawesi.
2. Jaman Pemerintah Jepang Pada jaman kedudukan pemerintahan Jepang, seluruh jaringan
kereta api milik pemerintah Belanda swasta dan pemerintah dikuasai oleh Jepang dengan nama Rikuyu Kyoku dan berubah menjadi Tedsudo
Kyoku yang berkantor pusat di Padang, sedangkan perkeretaapian di pulau Sumatra disebut dengan nama Tedsudo tai yang berkantor di Bukit Tinggi.
Strategi Pemerintah ketika itu untuk kepentingan politik mengutamakan kepentingan untuk mencapai kemenangan dalam peperangan. Banyak
lintas-lintas kereta api yang dibongkar ketika itu, seperti lintas Cilacap Probolinggo, Rancaekek Tanjung Sari SS dan lain-lain.
3. Perkeretaapian Indonesia di massa SS Staats Spoorwegen Ketika itu terdapat 2 perusahaan swasta di Jawa dan Satu
Sumatera yaitu N.V. Deli Spoorwemaat Schapis di Sumatera Utara, perusahaan perkeretaapian oleh Negara dikelola oleh SS Staats
Spoorwegen. Panjang jaringan jalan kereta api milik Staats Spoorwegen. Panjang jaringan jalan kereta api milik swasta lainnya sejak
dibangunya perkeretaapian di Indonesia sampai tahun 1939, merupakan
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber
60 jaman keemasan bagi mereka. Tetapi memasuki tahun 1942, kondisinya
tidak sebaik sebelumnya. Pada masa pemerintah Jepang jangankan meningkatkan peranan
kereta api, sejumlah sarana dan prasarana yang telah terpasang dibagian wilayah tertentu seperti Riau dan Sulawesi mereka bongkar untuk
dipasang di Burma dan Thailand. 4. Perkembangan pembangunan jalan kereta api
Jika kita lihat tentang perkembangan kereta api tidak lepas dari sejarah pembangunan jalan kereta api di Indonesia yang dimulai tanggl 17
Juni 1864 dan dioperasikan untuk pertama kalinya pada tanggal 17 Juni 1868 yaitu pada lintas sepanjang 26 km dari Kemijen ke Tanggung dari
lintas ini selanjutnya dikembangkan hingga Semarang-Solo dapat dihubungkan dengan kereta api pada tanggal 18 Februari 1870.
Selanjutnya secara berturut-turut diselesaikan pembangunan jalan kereta api lintas Jakarta-Bogor tahun 1873. Lintas Viele Kutaraja kini Banda
Aceh dibangun tanggal 12 November 1876, Puloer-Padang-Sumatra Barat Juli 1891, Labuan-Belawan Sumatra Utara 25 Juli 1886, Teluk Bentung-
Pin Bumulih Sumatra Selatan Tahun 1922 dan Makassar-Takalar 1 Juli 1923.
5. Jaman sesudah revolusi Pada masa sekutu kantor pusat Perusahaan Jawatan kereta api
pernah berpindah-pindah tempat antara lain Cisarupan, Jobang,
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber
61 Yogyakarta dan akhirnya kembali ke Bandung. Meskipun pada saat itu
Djawatan Kereta Api Republik Indonesia DKARI telah dibentuk, namun pada lintas-lintas tertentu masih ada yang dikuasai oleh kolonial Belanda.
Pada tanggal 27 September 1949 pemerintah Republik Indonesia mengeluarkan pengumuman pemerintahan no.2 yang isinya menyatakan
bahwa Djawatan Kereta Api Republik Indonesia dan Staats Spoorwegen SSVS digabungkan jadi satu dengan Djawatan Kereta Api menjadi
perusahaan Negara Kereta Api menjadi Perusahaan Negara Kereta Api PNKA dengan peraturan pemerintah No.611971 ini baru terealisasi
sepenuhnya setelah keluar surat keputusan bersama Menteri keuangan dan Menteri Perhubungan.
No.127KMK.071979 pada tanggal 30 Maret 1979 Km 96LD.302Phb-79
6. Kondisi perkeretaapian dewasa ini Sejak tanggal 31 Oktober 1992 perusahaan Djawatan Kereta Api
telah berubah menjadi perusahaan Umum Kereta Api. Status baru tersebut menjadi peluang untuk meningkatkan kondisi perusahaan dengan
peningkatan pelayanan yang lebih baik. Menurut GBHN 1983 disebutkan pembangunan perkeretaapian
ditujukan untuk meningkatkan kemampuan angkutan dan meningkatkan mutu pelayanan kereta api agar berfungsi sebagai angkutan umum.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber
62
4.1.1. Visi, Misi, Tujuan PT Kereta Api Persero DAOP VIII Stasiun Surabaya Kota
Adapun visi dan misi dari PT Kereta Api Persero DAOP VIII Stasiun Surabaya Kota adalah :
1. Visi Terwujudnya kereta api sebagai pilihan utama jasa transportasi yang
mengutamakan keselamatan, kehandalan, dari pelayanan. 2. Misi
Mewujudkan jasa pelayanan transportasi massal dengan menghasilkan jasa sesuai dengan kebutuhan pelanggan dan penugasan
pemerintah, tingkat keselamatan dan pelayanan yang semakin tinggi dan penyelenggaraan semakin efisiensi.
3. Tujuan Perusahaan Tujuan perusahaan adalah untuk turut serta melaksanakan dan
menunjang kebijaksanaan dan program pemerintah di bidang ekonomi dan pembangunan khususnya di bidang transportasi, dengan
menyediakan barang atau jasa yang bermutu dan berdaya saing kuat dipasar dalam negeri maupun luar negeri di bidang perkereta api-an
yang meliputi usaha pengangkutan barang dan orang dengan kereta api, kegiatan perawatan prasarana perkereta api-an, pengusahaan usaha
menunjang prasarana dan sarana kereta api dan kemanfaatan umum dengan menerapkan prinsip-prinsip Perseroan Terbatas.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber
63
4.1.2 Lokasi PT Kereta Api Persero DAOP VIII Stasiun Surabaya Kota
PT Kereta Api Persero DAOP VIII Stasiun Surabaya Kota terletak di jalan Surabaya Kota No. 9 Surabaya, Jawa Timur, Indonesia.
4.1.3 Struktur Organisasi Stasiun DAOP VIII Stasiun Surabaya Kota
Struktur organisasi adalah suatu kerangka yang menunjukkan hubungan antara pejabat maupun bidang kerja satu sama lain. Fungsi
struktur organisasi menjelaskan tugas, tanggung jawab dan wewenang yang dimiliki karyawan sehingga setiap fungsi dan kesatuan
tanggungjawab dapat diarahkan guna mencapai tujuan perusahaan. Ditinjau dari tingkat pusat, struktur organisasi pada PT Kereta Api
Persero DAOP VIII Stasiun Surabaya Kota menggunakan bentuk struktur organisasi gabungan antara organisasi garis dan staff. Keuntungan
dari bentuk struktur organisasi ini adalah : a. Adanya kesatuan komando yang terjalin dengan baik
b. Proses pengambilan keputusan berjalan dengan cepat c. Mudah untuk bekerja sama dan tumbuh solidaritas antar karyawan
Secara garis besar struktur organisasi PT Kereta Api Persero ditingkat pusat dimulai dari Direktur Utama Dana berkedudukan di
Bandung, Direktur Utama membawahi langsung kepala wilayah usaha yang berkedudukan di Semarang, Kepala Wilayah Usaha membawahi
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber
64 langsung beberapa kepala masing-masing Kepala Daerah Operasi dalam
melaksanakan operasinya dalam melaksanakan operasinya mengkomando langsung Unit Pelaksana Teknis UPT.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber
65
STRUKTUR ORGANISASI PT KERETA API PERSERO DAOP VIII STASIUN SURABAYA KOTA
Sumber PT. Kereta Api Persero DAOP VIII, Stasiun Besar Surabaya Kota, 2004
Kepala Stasiun Besar
Wakil Kepala Stasiun
Besar Perbendaharaan
Tata Usaha
Tata Usaha Staf
Kepala Kiriman
Mandor Portir
Bagasi Pimpinan
Perjalanan Kereta
Api Pengawas
Peron Employment
Besar BTD
Juru Ransil
Pegawai Wesel
Penjaga Jalur
……. Rumah Sinyal
Staff Juru
Bayar Kondektur
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber
66
Tugas dan wewenang masing-masing bagian :
1. Kepala Stasiun
a. Bertanggung Jawab kepada Direksi pusat
b. Bertanggung jawab atas jalannya perusahaan
c. Mengawasi jalannya organisasi perusahaan
d. Memimpin dalam pelaksanaan kerja masing-masing unit organisasi
yang ada di bawahnya untuk mencapai tujuan perusahaan e.
Menerima laporan bawahannya dan mengevaluasinya untuk keperluan membuat keputusan yang tepat
f. Melaporkan segala kegiatan organisasi dan keuanagan kepada Direksi
pusat 2.
Wakil Kepala Stasiun a.
Bertanggung jawab kepada Kepala Stasiun b.
Membantu Kepala Stasiun di dalam menjalankan tugas sehari-hari 3.
Pemimpin Perjalanan Kereta Api a.
Bertanggung jawab kepada Kepala Stasiun b.
Bertanggung jawab atas keamanan dan ketertiban perjalanan kereta api c.
Mengatur perjalanan kereta api d.
Menggantikan Kepala Stasiun dan Wakilnya tidak ada 4.
Penjaga Peron a.
Bertanggung jawab kepada Pemimpin Perjalanan Kereta Api b.
Menjaga dan mengawasi peron c.
Membantu Pemimpin Perjalanan Kereta Api dalam hal administrasi
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber
67 5.
Employment Border EB a.
Bertanggung jawab kepada Pemimpin Perjalan Kereta Api b.
Membantu Pemimpin Perjalanan Kereta Api dalam menjalankan tugasnya
6. BTD
a. Bertanggung jawab kepada Pemimpin Perjalanan Kereta Api
b. Membantu Employment Border dalam menjalankan tugasnya
c. Membantu Juru Rumah Sinyal, Juru Ransil Rangkaian, Penjaga
Wesel, Penjaga Jalur Lintas 7.
Juru Rumah Sinyal a.
Bertanggung jawab kepada BTD b.
Membantu memudahkan perjalanan kereta api c.
Memberikan aba-aba atau peringatan jika ada kereta api yang akan lewat
8. Juru Ransil Rangkaian
a. Bertanggung jawab kepada BTD
b. Menyusun dan merangkai kereta api
9. Penjaga Wesel
a. Bertanggung jawab kepada BTD
10. Penjaga Jalur Lintas
a. Bertanggung jawab kepada BTD
b. Menjaga pintu lintasan kereta api
c. Memberikan aba-aba atau peringatan jika ada kereta api akan lewat
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber
68 d.
Menjaga keamanan lintasan kereta api 11.
Tata Usaha TUStaff a.
Bertanggung jawab kepada kepala stasiun b.
Membantu Kepala Stasiun dalam menjalankan tugas yang berhubungan dengan administrasi keseluruhan stasiun
12. Kepala Kiriman Barang Hantaran KKBH
a. Bertanggung jawab kepada Kepala Stasiun
b. Mengawasi atas jalannya barang
c. Mengawasi jalannya kerja bawahannya
13. Mandor
a. Bertanggung jawab kepada Kepala Kiriman Barang Hantaran
b. Mengawasi kerja karyawan di gudang
14. Begasi
a. Bertanggung jawab kepada Kepala Kiriman Barang Hantaran
b. Memungut begasi penumpang kereta api apabila ada kelebihan barang
penumpang dan memberi tarif setiap 10 kg barang 15.
Portir a.
Bertanggung jawab kepada Kepala Kiriman Barang Hantaran b.
Memeriksa tiket penumpang di pintu masuk kereta api 16.
Perbendaharaan a.
Bertanggung jawab kepada Kepala Stasiun b.
Mengurusi keuangan Stasiun c.
Mengurusi administrasi Stasiun
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber
69 d.
Membawai Kepala loket OA e.
Mengurusi keuangan diluar penjualan tiket 17.
Kepala Loket a.
Bertanggung jawab kepada Perbendaharaan b.
Bertanggung jawab atas keluar masuknya tiket c.
Membawahi Bilyetrice d.
Mengurusi keuangan dan loket 18.
Bilyetrice a.
Bertanggung jawab kepada Kepala Loket OA b.
Melayani penjualan tiket 19.
Staff Perbendaharaan a.
Bertanggung jawab kepada perbendaharaan b.
Membantu perbendaraan dalam mengurusi administrasi keuangan 20.
Tata Usaha Kondektur a.
Bertanggung jawab kepada Kepala Stasiun b.
Mengatur dinasan Kondektur Pegawai c.
Membawahi Kondektur 21.
Kondektur a.
Bertanggung jawab kepada Tata Usaha Kondektur b.
Mengawasi tiket penumpang di perjalanan c.
Memberikan sanksi kepada penumpang yang tidak memiliki tiket
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber
70
4.1.4 Sarana dan Prasarana di Stasiun Kereta Api Persero DAOP VIII Stasiun Surabaya Kota
Tabel Jenis Fasilitas di Stasiun Surabaya Kota
No. Jenis BarangNama Barang
Jumlah Kondisi
1 Tempat parker mobil dan sepeda motor
Baik 2
Telepon umum koinkartu 2
Baik 3 Musholla
1 Baik
4 Kamar keciltoilet
3 Baik
5 Pujaseracafé
6 Baik
6 Wartel 4
Baik 7 Tempat
sampah 10
Baik 8 Petugas
kebersihan 10
Baik 9
Papan informasi 2
Baik Sumber : PT Kereta Api Indonesia Perser DAOP VIII Surabaya Kota
4.2 Hasil Penelitian