Pengaruh Kepuasan Kerja terhadap Niat Keluar Karyawan di PT.

individu yang memilih keluar organisasi akan mengharapkan hasil yang lebih memuaskan di tempat lain. Robbins 2006 menjelaskan bahwa kepuasan kerja dihubungkan negatif dengan keluarnya karyawan, tetapi faktor-faktor lain seperti pasar kerja, kesempatan kerja alternatif dan panjangnya masa kerja merupakan kendala penting untuk meninggalkan pekerjaan yang ada. Hasil penelitian ini mendukung penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Pepe 2010 melakukan penelitian tentang “The Impact of Extrinsic Motivational Dissatisfiers on Employee Level of Job Satisfaction and Commitment Resulting In The Intent to Turnover ”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa adanya kepuasan kerja dan komitmen organisasi secara signifikan menurunkan niat keluar karyawan untuk meninggalkan pekerjaan. 71

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut. 1. Kohesivitas kelompok berpengaruh negatif terhadap niat keluar karyawan PT. Putra Tunas Subur. Hal ini dibuktikan dengan koefisien beta sebesar β sebesar -0,308 dan p=0,000. Kontribusi pengaruh kohesivitas kelompok berpengaruh terhadap niat keluar karyawan sebesar ∆R 2 0,080 atau 8,0. 2. Kepuasan kerja berpengaruh negatif terhadap niat keluar karyawan PT. Putra Tunas Subur. Hal ini dibuktikan dengan koefisien beta β sebesar - 0,323 dan p=0,000. Kontribusi pengaruh kepuasan kerja terhadap niat keluar karyawan sebesar ∆R 2 0,103 atau 10,3. 3. Kohesivitas kelompok dan kepuasan kerja secara simultan berpengaruh negatif terhadap niat keluar karyawan PT. Putra Tunas Subur. Hal ini dibuktikan dengan koefisien beta β pada variabel kohesivitas kelompok sebesar -0,264 dan p=0,000; dan koefisien beta β pada variabel kepuasan kerja sebesar -0,288 dan p=0,000. Kontribusi pengaruh kohesivitas kelompok dan kepuasan kerja terhadap niat keluar karyawan sebesar ∆R 2 0,160 atau 16,0.

B. Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini hanya menggunakan kohesivitas kelompok dan kepuasan kerja dalam memprediksi niat keluar karyawan. Kedua variabel tersebut memberikan kontribusi menjelaskan niat keluar sebesar 16,0. Dengan demikian masih terdapat 84,0 faktor lain dapat memberikan penjelasan lebih besar terhadap niat keluar, seperti: komitmen organisasi dan motivasi kerja. Namum nilai R 2 pada variabel kontrol usia dan pendidikan menunjukkan bahwa variabel-variabel tersebut dapat menjelaskan niat keluar lebih baik ∆R 2 = 40,9. Sehingga model penelitian ini lebih didominasi variabel kontrol untuk menjelaskan niat keluar dibandingkan dengan variabel kohesivitas kelompok dan kepuasan kerja. Selain itu, penelitian ini tidak mengindahkan kondisi organisasi yang mempengaruhi kohesivitas kelompok dan kepuasan kerja dalam memprediksi niat keluar karyawan, misalnya: kondisi organisasi yang sedang stagnan atau develop berkembang atau bahkan decline menurun.

C. Saran

Berdasarkan hasil penelitian, pembahasan, dan kesimpulan yang diperoleh, maka saran yang dapat diberikan sebagai berikut: 1. Bagi PT. Tunas Subur a. Terkait dengan kohesivitas kelompok, pihak perusahaan disarankan untuk melakukan survey untuk mengetahui kondisi kohevisitas kelompok kerja pada perusahaan, sehingga apabila ada karyawan yang tidak kohesif dapat merubah sikapnya menjadi kohesif terhadap kelompok kerjanya