Beberapa Keterbatasan Teknik Integrasi Pasar

bahwa biaya transaksi menentukan batas paritas kesenjagan harga dimana harga komoditi homogen di dua pasar secara geografis yang berbeda dapat bervariasi secara independen Baulch 1997; Barrett dan Li 2002. Selanjutnya, menurut Baulch 1997, ketika biaya transaksi sama dengan selisih harga antar pasar dan tidak ada hambatan dalam perdagangan antara pasar akan menyebabkan harga pada dua pasar tersebut bergerak sendiri-sendiri dan perdagangan spasial yang mengikat. Pada saat biaya transaksi melebihi selisih harga antar pasar, perdagangan tidak akan terjadi dan perdagangan spasial tidak mengikat dan saat biaya transaksi melebihi selisih harga antar pasar, menunjukkan perdagangan spasial dilanggar sehingga tidak terjadi perdagangan. Dalam hal ini, mungkin ada hambatan perdagangan yang dapat melemahkan integrasi pasar Sanogo, 2008.

2.4.1. Beberapa Keterbatasan Teknik Integrasi Pasar

Teknik Integrasi dianggap tidak dapat diandalkan jika biaya transaksi non- stasioner Barrett 2001; Barrett dan Li 2002; Fackler dan Goodwin 2002. Kegagalan dalam menemukan integrasi antara dua harga pasar yang konsisten dengan integrasi pasar Barrett 1996a. Dengan kata lain, penolakan hipotesis integrasi tidak berarti kurangnya integrasi pasar, melainkan hanya mencerminkan biaya transfer nonstasioner. Kesimpulan dari beberapa studi berbasis integrasi tampaknya sebagian besar tidak setuju terhadap anggapan ini Rasyid 2004. Tanpa ada upaya untuk mengatasi kekurangan integrasi pasar, sebagian besar peneliti menyimpulkan untuk mendukung teori integrasi pasar. Kritik kedua terhadap metode integrasi adalah tidak dapat membedakan berbagai kondisi perdagangan, seperti autarki, perdagangan yang efisien, dan kegagalan perdagangan Sanogo, 2008. Universitas Sumatera Utara Menurut Sanogo 2008, keterbatasan utama analisis paritas terikat adalah kurangnya rangkaian biaya transaksi. Secara umum, biaya transaksi ini dihasilkan dengan teknik ekstrapolasi yang mungkin tidak mencerminkan kecepatan penyesuaian harga bila terdapat peluang perdagangan yang menguntungkan. Selanjutnya, kerangka ini tidak memperhitungkan perdagangan timbal balik. Menurut Barrett 2005, juga tergantung pada asumsi distribusi sembarang dalam mengestimasi dan biasanya mengabaikan sifat time-series dari data, sehingga tidak memungkinkan dilakukan analisis dinamika penyesuaian antar waktu terhadap penyimpangan jangka pendek dari ekuilibrium jangka panjang, dan perbedaan potensial yang penting antara integrasi jangka pendek dan jangka panjang, seperti pendekatan harga keseimbangan. Tidak ada pendekatan tunggal terbaik yang dapat membahas semua kekurangan teknik integrasi pasar spasial. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi tingkat integrasi pasar dan menghasilkan diskontinuitas dalam respon harga terhadap guncangan eksogen Baulch, 1997; DAngelo dan Cordano, 2005, pertama adalah adanya biaya transaksi yang relatif tinggi terhadap perbedaan harga antara dua daerah yang menentukan keberadaan pasar autarkic. Faktor kedua adalah adanya hambatan untuk menghindari risiko dan kegagalan informasi. Beberapa karakteristik pertanian, komersialisasi, dan konsumsi, seperti infrastruktur transportasi yang kurang bagus, hambatan masuk entry barrier, dan kegagalan informasi, dapat mengatur proses perdagangan menjadi proses yang kurang bagus dari yang diasumsikan oleh model tradisional integrasi pasar. Integrasi pasar didefinisikan oleh beberapa ahli sebagai berikut: Goletti dan Christina-Tsigas 1988 mendefinisikan integrasi pasar sebagai kondisi yang Universitas Sumatera Utara dihasilkan akibat tindakan pelaku pemasaran serta lingkungan pemasaran yang mendukung terjadinya perdagangan yang meliputi infrasruktur pemasaran dan kebijakan pemerintah yang menyebabkan harga di suatu pasar ditransformasikan ke pasar lainnya. Simatupang dan Situmorang 1988 mengatakan bahwa dua pasar terpadu apabila perubahan harga di salah satu pasar dirambatkan ke pasar lain, semakin cepat perambatan maka pasar semakin terpadu. Keterpaduan pasar terjadi apabila terdapat informasi pasar yang memadai, dan informasi ini disalurkan dengan cepat dari suatu pasar ke pasar lain. Dengan demikian, fluktuasi harga yang terjadi pada suatu pasar dapat segera ditangkap oleh pasar lain. Hal ini pada gilirannya merupakan faktor yang dapat digunakan sebagai sinyal dalam pengambilan keputusan produsen. Disamping itu, keterpaduan pasar dapat terjadi karena kemajuan teknologi. Kemajuan teknologi industri dapat menghasilkan komoditi yang menjadi subtitusi bagi komoditi lain sehingga harga komoditi tersebut tidak independen lagi Burhan, 2006. Menurut Goletti dan Christina-Tsigas, 1988 di dalam Burhan 2006, ada beberapa alasan untuk melakukan studi integrasi pasar, diantaranya adalah untuk mengidentifikasi kelompok pasar yang terintegrasi sehingga duplikasi intervensi kebijakan dapat dihindari. Kemudian integrasi pasar akan menjamin terjadinya keseimbangan regional antara wilayah defisit dengan wilayah surplus pangan. Terakhir adalah mengidentifikasi hubungan faktor-faktor struktural dengan integrasi pasar yang dapat memperbaiki orientasi kebijakan kearah pengembangan pasar. Terkait dengan masalah di atas, sifat komoditas beras adalah inelastis. Sifat beras yang inelastis menunjukkan bahwa jumlah konsumsi masyarakat Universitas Sumatera Utara terhadap beras relatif konstan sepanjang waktu. Implikasi sifat beras yang inelastis terhadap peningkatan harga pada pasar-pasar yang terintegrasi adalah: c. Konsumsi masyarakat relatif konstan sepanjang waktu, maka peningkatan harga akan menyebabkan komposisi pengeluaran masyarakat terhadap beras akan meningkat pula. Hal ini berdampak kepada pengurangan alokasi pendapatan masyarakat untuk kebutuhan lain seperti pendidikan dan kesehatan Ikhsan dalam Natawijaya, 2001. Jika pasar terintegrasi maka peningkatan harga di suatu daerah atau negara akan ditransmisikan ke pasar- pasar lainnya sehingga fenomena di atas akan terjadi pula di daerah-daerah atau negara-negara lainnya. d. Sifat beras yang inelastis berarti kenaikan harga tidak berpengaruh atau sedikit berpengaruh terhadap permintaan beras. Kenaikan ini dapat bersifat permanen dan bertahan sehingga semakin memberatkan beban masyarakat jika pemerintah tidak melakukan aksi untuk meredakannya. Integrasi pasar dapat dibedakan menjadi dua bagian yaitu integrasi spasial dan integrasi vertikal. Integrasi pasar spasial didefinisikan sebagai suatu perubahan harga dalam satu pasar yang direfleksikan ke dalam perubahan harga di pasar yang berbeda secara geografis untuk produk yang sama, sedangkan integrasi pasar vertikal merupakan suatu perubahan harga di satu pasar produk yang direfleksikan ke dalam perubahan harga di pasar yang berbeda secara vertikal untuk produk yang sama. Universitas Sumatera Utara

2.4.2. Integrasi Pasar Spasial