Variance Decomposition Harga Beras Vietnam RIVIE

terhadap guncangan harga beras Indonesia dan Thailand cenderung meningkat serta guncangan harga beras Thailand terhadap harga beras Vietnam berada pada titik equilibrium. Periode jangka panjang bulan 90-132 guncangan harga beras Thailand sedikit memberikan guncangan terhadap harga beras Indonesia, Philipina dan Thailand serta guncangan harga beras Thailand terhadap harga beras Vietnam berada pada titik equilibrium. Periode jangka pendek bulan ke 1-45 guncangan harga beras Thailand meningkatkan harga beras Indonesia, Philipina dan Thailand, sedangkan guncangan harga beras Vietnam relatif kecil dan cenderung pada titik equilibrium.

4.2.8.4. Variance Decomposition Harga Beras Vietnam RIVIE

Variance decomposition harga beras Vietnam RIVIE terhadap harga beras Vietnam RIVIE, Indonesia RIDOM, Philipina RIPHI, dan Thailand RITHA dapat dilihat pada tabel 4.17 berikut: Tabel. 4.17. Variance Decomposition Harga Beras Vietnam RIVIE Period S.E. RIDOM RIPHI RITHA RIVIE 1 203,1263 1,559836 12,31416 7,004611 79,12139 6 476,0137 8,183740 30,40806 4,647469 56,76074 12 649,9990 7,105518 48,83430 9,602771 34,45741 24 910,5517 13,81527 47,91586 19,65902 18,60984 36 1187,105 20,21611 41,29557 26,47331 12,01501 48 1518,868 23,57290 36,66272 31,42954 8,334840 60 1917,752 25,47974 33,68879 34,67415 6,157311 72 2400,213 26,63680 31,79598 36,74052 4,826702 84 2987,222 27,35908 30,58804 38,06009 3,992792 96 3704,410 27,81862 29,81163 38,90867 3,461082 108 4583,096 28,11469 29,30912 39,45799 3,118198 120 5661,637 28,30696 28,98211 39,81551 2,895429 132 6987,096 28,43247 28,76845 40,04910 2,749987 Sumber: Lampiran 4.19. Hasil Pengolahan Eviews 6.0 Universitas Sumatera Utara Tabel 4.17 menunjukkan bahwa periode jangka menengah, proporsi guncangan harga beras Vietnam terhadap harga beras Vietnam sendiri memberikan kontribusi 6,16 persen, proporsi guncangan harga beras Indonesia sebesar 25,48 persen, proporsi guncangan harga beras Thailand sebesar 36,67 persen dan proporsi guncangan harga beras Vietnam sebesar 6,16 persen. Periode jangka panjang, proporsi guncangan harga beras Vietnam terhadap harga beras Vietnam sendiri memberikan kontribusi 3,75 persen, proporsi guncangan terhadap harga beras Indonesia sebesar 28,43 persen, proporsi guncangan terhadap harga beras Philipina sebesar 28,77 persen dan proporsi guncangan terhadap harga beras Thailand sebesar 40,05 persen. Periode jangka pendek, harga beras Vietnam RIVIE sangat dipengaruhi oleh guncanganshock RIVIE sebesar 79,12 persen, sementara itu pada periode tersebut guncangan harga beras Indonesia RIDOM sebesar 1,56 persen, sedangkan guncangan harga beras Philipina RIPHI sebesar 12,31 persen dan Thailand RITHA sebesar 7,00 persen. Harga beras Thailand memberikan guncangan terbesar dan harga beras Vietnam memberikan proporsi guncangan terkecil. Gambar 4.11. Variance Decomposition Harga Beras Vietnam RIVIE 20 40 60 80 25 50 75 100 125 RIDOM RIPHI RITHA RIVIE Variance Decomposition of RIVIE Universitas Sumatera Utara Gambar 4.11 menunjukkan harga beras Vietnam memberikan guncangan shock terhadap harga beras Indonesia, harga beras Philipina dan harga beras Thailand. Periode jangka menengah bulan 45-90 guncangan harga beras Vietnam terhadap harga beras Indonesia dan Thailand cenderung meningkat, sedangkan guncangan harga beras Vietnam terhadap harga beras Philipina dan Vietnam cenderung turun. Pada periode jangka panjang bulan 90-132 guncangan harga beras Vietnam terhadap harga beras Indonesia dan Thailand cenderung meningkat, sedangkan guncangan harga beras Vietnam terhadap harga beras Philipina dan Vietnam cenderung turun. Periode jangka pendek bulan ke 1-45 guncangan harga beras Indonesia, Philipina Vietnam meningkatkan guncangan harga beras Indonesia dan Thailand, sedangkan guncangan harga beras Vietnam menurun secara signifikan.

4.3. Volatilitas Harga Beras

Dimensi lain yang sangat penting untuk dianalisis selain integrasi pasar adalah volatilitas, lebih lanjut volatilitas harga ditransmisikan dari pasar regional Asia Tenggara terhadap pasar Indonesia. Pada pasar yang lebih volatile, baik produsen maupun konsumen menghadapi tingkat yang lebih tinggi dan tidak menentu. Pada tingkat produsen, hal ini pada umumnya bersamaan dengan kurangnya kemauan untuk berinvestasi dan inovasi. Petani gurem mungkin sangat rentan karena petani tidak mampu berhadapan dengan resiko fluktuasi harga pangan dan sebagai konsumen berimplikasi terhadap derajat volatilitas pengeluaran untuk pangan. Universitas Sumatera Utara

4.3.1. Kondisi Perberasan Indonesia