cara berpikir, bahkan persepsinya terhadap suatu masalah. Responden yang memiliki pendidikan yang lebih baik akan sangat responsif terhadap
informasi Sumarwan, 2003.
Pendidikan Guru
34.36 65.64
Diploma D1, D2 atau D3
Sarjana S-1, S- 2, atau S-3
Gambar 3. Sebaran tingkat pendidikan guru Responden guru yang diambil dalam penelitian ini menyebar merata
dari kelas 1 sampai kelas 6 89,37 ditambah dengan beberapa guru bidang studi 10,63 Lampiran 12.
E. PERSEPSI ORANG TUA
1. Rutinitas Sarapan
Tabel mengenai rutinitas sarapan anak sekolah terdapat pada Lampiran 13, sedangkan kebiasaan sarapan dari anak sekolah dapat dilihat
pada Lampiran 14. Dari kedua Lampiran tersebut dapat diketahui seberapa sering anak melakukan sarapan sebelum berangkat ke sekolah serta
kebiasaan sarapan itu sendiri. Sebagian besar anak hanya kadang-kadang saja sarapan sebelum berangkat ke sekolah 64,22 dan anak yang
melakukan sarapan setiap hari hanya sebesar 32,76. Akan tetapi ada pula anak yang tidak melakukan sarapan sama sekali sebelum berangkat ke
sekolah yaitu sebesar 3,02. Setiap anak mempunyai pola dan kebiasaan sarapan yang berbeda-
beda Gambar 4. Hal ini dapat juga dilihat pada Lampiran 15 yang menunjukkan bahwa anak dari responden yang kadang-kadang sarapan di
rumah terbagi menjadi dua frekuensi yaitu kadang sarapan dengan
frekuensi 1-2 kali seminggu 16,38 dan kadang sarapan dengan frekuensi 3-5 kali seminggu 47,84.
Anak yang melakukan sarapan pagi memiliki stamina yang fit selama mengikuti kegiatan di sekolah. Sedangkan anak yang tidak sarapan
pagi akan mengalami kekosongan lambung sehingga kadar gula akan menurun. Gula darah merupakan energi utama bagi otak. Dampak
negatifnya adalah ketidakseimbangan sistem syaraf pusat yang diikuti dengan rasa pusing, badan gemetar atau rasa lelah. Dalam keadaan
demikian anak akan sulit untuk menerima pelajaran dengan baik Khomsan, 2002. Ada banyak alasan yang menyebabkan anak tidak sarapan, misalnya
tidak disiapkan oleh orang tuanya, bangun kesiangan dan sebagainya. Salah satu solusi dari berbagai alasan tersebut adalah dengan membawakan bekal
kepada mereka. Namun berdasarkan penelitian, orang tua menyatakan bahwa jajan lebih praktis daripada membawa bekal dari rumah 83,62.
Hal ini memperkuat dugaan bahwa alasan anak untuk jajan adalah tidak sarapan di rumah Lampiran 16.
Frekuensi Sarapan
32.76
16.38 47.84
10 20
30 40
50 60
1-2 minggu 3-5minggu
Setiap hari
Persentase
Kadang Ya
Gambar 4. Tabulasi silang antara kebiasaan sarapan dengan rutinitas sarapan anak
2. Kebiasaan Jajan