Bahan Kimia Berbahaya Sanitasi dan Higienitas

tahun 43,81, 2 kali per tahun 13,22 dan 3 kali per tahun 1,65 Gambar 7 dan Lampiran 32. Gambar 7. Tabulasi silang antara gejala gangguan kesehatan anak dan frekuensi gangguan kesehatan yang dialami anak

2. Bahan Kimia Berbahaya

Maraknya fenomena peredaran bahan kimia berbahaya menjadi masalah bagi keamanan pangan khususnya pangan jajanan anak sekolah. Oleh karena itu diperlukan perhatian serius dan konsisten dari semua pihak. Tabel 16 menampilkan data jawaban responden tentang bahan kimia berbahaya. Dari 232 responden orang tua, sebanyak 85,78 menyatakan bahwa mereka mengetahui tentang jenis bahan kimia berbahaya untuk pangan dan sebanyak 94,97 mengetahui pengaruh yang akan timbul akibat bahan kimia berbahaya. Responden guru semuanya mengetahui jenis-jenis bahan kimia berbahaya 100,00 dan 99,38 mengetahui pengaruh yang akan ditimbulkan akibat pengkonsumsian bahan kimia berbahaya. Jenis bahan kimia berbahaya pada pangan jajanan menurut orang tua antara lain formalin, boraks, penyedap rasa, serta zat pewarna tekstil. Sebagian besar orang tua menyebutkan semua jenis bahan kimia berbahaya tersebut 82,91. Jawaban tersebut hampir sama dengan yang dikemukakan oleh guru, namun ada pula jenis bahan kimia lain yang menurut guru dapat membahayakan tubuh yaitu pemanis buatan Lampiran Gejala dan Waktu Gangguan Kesehatan 3.31 0.83 0.83 0.83 1.65 1.65 2.48 1.65 3.31 1.65 9.9 4.97 4.95 2.48 43.81 13.22 1.65 0.83 10 20 30 40 50 1 kali bulan 2 kali bulan 1 kali tahun 2 kali tahun 3 kali tahun Persentase Diare sakit perut Mual Demam Lainnya 33. Kedua responden berpendapat bahwa pengkonsumsian bahan kimia berbahaya dapat menyebabkan kanker, ginjal dan stroke. Tabel 16. Pengetahuan orang tua dan guru tentang bahan kimia berbahaya Persepsi Orang tua Guru N N N N Mengetahui Jenis bahan kimia berbahaya ● Ya ● Tidak 199 33 85,78 14,22 160 100,00 0,00 Mengetahui pengaruh bahan kimia berbahaya ● Ya ● Tidak 189 10 94,97 5,03 159 1 99,38 0,62 Pengetahuan yang dimiliki oleh kedua responden tentang jenis dan pengaruh bahan kimia berbahaya cukup bagus, namun mereka tidak mengetahui secara jelas mana bahan kimia yang dilarang dan mana bahan kimia yang diperbolehkan dengan dosis tertentu.

3. Sanitasi dan Higienitas

Masalah keamanan pangan banyak ditimbulkan karena kondisi sanitasi dan higienitas yang rendah sehingga mengakibatkan terjadinya kontaminasi pada pangan. Pengetahuan yang terbatas merupakan salah satu penyebab timbulnya masalah keamanan pangan tersebut Winarno et al., 1993. Tabel 17 menampilkan jawaban responden tentang sanitasi dan higienitas. Dari tabel tersebut diketahui bahwa sebagian besar orang tua tidak mengetahui pengaruh yang timbul akibat pangan jajanan yang tidak higienitas 75,43. Hal ini berbanding terbalik dengan guru, dimana sebagian besar mengetahui pengaruh yang timbul akibat penanganan pangan jajanan yang tidak higienis 70,00. Penanganan pangan jajanan yang tidak higienis dapat menimbulkan penyakit bagi anak yang mengkonsumsi pangan jajanan tersebut. Dari hasil wawancara dengan guru diketahui bahwa mereka dituntut memiliki wawasan yang luas tentang banyak hal. Menurut Moleong, 2004, guru harus memiliki kompetensi pribadi yang meliputi: 1 beragama dan berbudi luhur; 2 memiliki minat dan perhatian pada anak; 3 sehat jasmani tidak memiliki kecacatan yang dapat menghambat tugasnya sebagai pendidik; 4 sabar dan menyenangkan; 5 cukup cerdas; 6 kreatif; 7 memiliki komitmen tinggi; 8 cakap berkomunikasi dengan anak; dan 9 berwawasan multi budaya. Tabel 17. Respon orang tua dan guru terhadap sanitasi dan higienitas Respon Orang tua Guru N N N N Mengetahui pengaruh penanganan pangan yang tidak higienis ● Ya ● Tidak 57 175 24,57 75,43 112 48 70,00 30,00 Mengingatkan anak mencuci tangan ● Ya ● Kadang - kadang ● Tidak 179 46 7 77,15 19,83 3,02 47 101 12 29,37 63,13 7,50 Memonitor praktek cuci tangan anak ● Ya ● Kadang - kadang ● Tidak 125 97 3 55,56 43,11 1,33 68 75 5 45,95 50,68 3,37 Higienitas dalam penanganan pangan jajanan merupakan kunci untuk mengontrol pertumbuhan mikroba pada produk pangan. Terjadinya kasus-kasus keracunan sebagian besar disebabkan oleh pangan jajanan yang tidak higienis dan kondisi sanitasi penjual pangan jajanan yang tidak baik dan tidak memadai. Higienitas bukan hanya merupakan tanggung jawab pengolah makanan atau pedagang pangan jajanan saja, melainkan juga merupakan tanggung jawab setiap individu. Penerapan higienitas yang baik dapat memutuskan rantai infeksi terhadap pangan Hobbs dan Robert, 1989. Higienitas individu merupakan salah satu tindakan melindungi terjadinya penyakit akibat pangan. Manusia dapat berperan sebagai penyebab terjadinya penyakit melalui pangan dan juga sebagai korban dari kejadian timbulnya penyakit melalui pangan. Oleh karena itu sebelum mengkonsumsi pangan diharapkan mencuci tangan terlebih dahulu. Tangan merupakan sumber kontaminasi kuman yang cukup besar. Di dalam tangan terdapat mikroba yang dapat menghasilkan galur-galur toksigenik Staphilococcus aureus yang dapat menghasilkan racun pada tangan Supardi dan Sukamto, 1999. Sebanyak 96,98 orang tua dan sebanyak 92,50 guru mengingatkan anak untuk mencuci tangan sebelum menyentuh pangan. Umumnya kedua responden mengetahui fungsi mencuci tangan sebelum memegang pangan yaitu mencegah kuman masuk kedalam tubuh yang dapat menimbulkan penyakit. Gerakan mencuci tangan terbukti sangat efektif untuk mencegah masuknya kuman penyakit ke dalam tubuh seseorang. Menurut Nadesul 2006, terdapat lebih dari 20 penyakit yang timbul akibat tidak cuci tangan. Misalnya, penyakit yang ditimbulkan oleh adanya transmisi kotoran, dalam istilah medis disebut fecal oral. Fecal berasal dari kotoran dan tinja yang mencemari minuman yang tidak dimasak atau tangan yang kotor sehingga dapat menjadi sumber mikroba patogen yang akan menimbulkan diare, typhoid, disentri, hepatitis A, dan tifus. Anak yang mempraktekkan mencuci tangan sebelum menyentuh pangan berbeda-beda yaitu ada yang selalu mempraktekkan sebelum menyentuh pangan, kadang-kadang saja mempraktekkannya dan ada pula yang tidak mempraktekkannya sama sekali. Menurut orang tua anak yang selalu mempraktekkan mencuci tangan sebelum menyentuh pangan sebanyak 55,56 sedangkan menurut guru anak yang selalu mempraktekkan mencuci tangan sebelum menyentuh pangan sebanyak 45,95.

4. Sumber informasi tentang Keamanan Pangan