Berdasarkan Siapa yang Menyarankan Masuk ke Panti Tabel 5.8

71

3. Berdasarkan Siapa yang Menyarankan Masuk ke Panti Tabel 5.8

Distribusi Responden Berdasarkan Siapa Yang Menyarankan Masuk Ke Panti No Kategori Frekuensi F Persentase 1 2 3 Keluarga Keinginan Sendiri Pihak Panti 12 6 2 60 30 10 Total 20 100 Sumber: Data Primer,2014 Banyak lansia di Indonesia yang tidak memiliki keinginan untuk masuk ke dalam panti, hal ini dikarenakan lansia beranggapan bahwa keluarga seharusnya memberikan banyak perhatiaan kepada dirinya. Hal ini mungkin saja harus dilakukan karena lansia tersebut sebelumnya telah mengurus anak-anaknya sampai sukses dan keluarga mempunyai kewajiban untuk membalasnya, namun kenyataannya kesibukan masing-masing dari setiap keluarga membuat mereka tidak bisa dirawat dengan baik yang ada kurang mendapatkan perhatian. Berdasarkan data yang disajikan pada tabel 5.8 mengenai siapa yang menyarankan lansia untuk masuk ke dalam panti pelayanan sosial khusus lansia dapat diketahui mayoritas responden yang berjumlah 12 60 menyatakan bahwa yang menyarankan mereka masuk ke dalam panti pelayanan sosial khusus lansia adalah keluarga sendiri. Hal ini dikarenakan responden beranggapan bahwa kesibukan dari keluarganya sendiri untuk bekerja dan juga cucu dari si responden tersebut sibuk dengan pendidikannya membuat responden kurang mendapatkan Universitas Sumatera Utara 72 perhatian lebih dan juga kurang dapat diurus dengan baik, hal ini yang membuat keluarga lebih memilih mendaftarkan responden masuk ke dalam panti agar responden bisa berkumpul dengan sesama usianya melakukan aktivitas yang banyak dan juga mendapatkan pelayanan sosial dari perawat yang ada di dalam panti. Sebanyak 6 30 responden menyatakan bahwa yang menyarankan untuk masuk kedalam panti adalah keinginan sendiri. Hal ini dikarenakan responden tidak mau mengganggu kesibukan dari keluarganya untuk bekerja dan juga tidak mau menyusahkan keluarganya yang lain dalam merawat dirinya yang membuat responden lebih memilih masuk kedalam panti dan mendapatkan banyak teman untuk bisa berinteraksi dan juga mendapatkan perawatan yang baik ditambah responden juga bisa mendapatkan bimbingan mental dan bimbingan lainnya yang membuat responden bisa lebih mandiri lagi. Universitas Sumatera Utara 73

4. Berdasarkan Untuk Apa Mengikuti Program Pemberdayaan Tabel 5.9

Dokumen yang terkait

Efektivitas Program Pelatihan Keterampilan Bagi Penyandang Cacat Tuna Rungu Wicara di UPT Pelayanan Sosial Tuna Rungu Wicara dan Lanjut Usia Pematang Siantar

8 67 136

Efektivitas Pelayanan Sosial UPT Pelayanan Sosial Lanjut Usia Siborong-borong bagi Lanjut Usia Di Kabupaten Tapanuli Utara

8 97 75

Peranan Koenzim Q-10 Pada Lanjut Usia (Lansia) Dengan Gagal Jantung

0 25 19

Efektivitas Pelaksanaan Program Pelayanan Sosial Terhadap Penyandang Tuna Daksa Oleh Yayasan Pembinaan Anak Cacat (YPAC) Medan.

17 80 89

Penyesuaian Diri Lanjut Usia di Panti Wredha

3 32 128

Pasien Prostodonsia Lanjut Usia: Beberapa Pertimbangan Dalam Perawatan

12 85 33

Strategi Lanjut Usia (Lansia) Miskin dalam Pemenuhan Kebutuhan Keluarga di Kelurahan Sempakata, Kecamatan Medan Selayang, Kota Medan

1 70 103

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Efektivitas 2.1.1 Pengertian - Efektivitas Pelaksanaan Program Pemberdayaan Lanjut Usia Oleh Unit Pelaksana Teknis Pelayanan Sosial (UPT) Tuna Rungu Wicara Dan Lanjut Usia Di Kelurahan Bukit Sofa Kecamatan Siantar Sitalasari Ko

0 0 38

BAB I PENDAHULUAN I.I Latar Belakang Masalah - Efektivitas Pelaksanaan Program Pemberdayaan Lanjut Usia Oleh Unit Pelaksana Teknis Pelayanan Sosial (UPT) Tuna Rungu Wicara Dan Lanjut Usia Di Kelurahan Bukit Sofa Kecamatan Siantar Sitalasari Kotamadya Pema

0 0 11

Efektivitas Pelaksanaan Program Pemberdayaan Lanjut Usia Oleh Unit Pelaksana Teknis Pelayanan Sosial (UPT) Tuna Rungu Wicara Dan Lanjut Usia Di Kelurahan Bukit Sofa Kecamatan Siantar Sitalasari Kotamadya Pematang Siantar

0 2 15