Pengelolaan Sampah dan Daur Ulang Sampah

36 to do something well yang berarti kemampuan untuk melakukan sesuatu dengan baik. Menurut Tommy Suprapto 2009: 135 suatu skill atau keterampilan adalah suatu kemampuan untuk menerjemahkan pengetahuan ke dalam praktik sehingga tercapai hasil kerja yang diinginkan. Sementara itu, Soemarjadi dan kawan-kawan 1991: 2 menyebutkan bahwa kata keterampilan yang berakar pada kata dasar terampil adalah kepandaian melakukan sesuatu pekerjaan dengan cepat dan benar. Soemarjadi dan kawan-kawan 1991: 3-4 juga membagi jenis keterampilan menjadi lima, yaitu kerajinan, ketukangan, kewanitaan, bercocok tanam, peternakan. Dari ketiga pengertian di atas dapat diketahui bahwa keterampilan merujuk pada suatu kemampuan untuk melakukan suatu pekerjaan dengan baik sesuai tujuan yang berdasarkan suatu pengetahuan tentang pekerjaan tersebut. Melakukan pekerjaan dengan baik dalam keterampilan tidak hanya benar, tapi juga cepat dan tidak hanya cepat, tapi juga benar. Dilihat dari jenisnya, keterampilan daur ulang sampah merupakan jenis keterampilan kerajinan. Yopi H. Nasir 2013: 15-26 membagi jenis kerajinan menjadi tujuh macam yaitu kriya keramik, kriya tekstil, kriya kayu, kriya batu, kriya logam, dan kriya limbah. Keterampilan daur ulang sampah termasuk dalam jenis kerajinan kriya limbah yang oleh Yopi H. Nasir 2013: 28 disebutkan juga dengan istilah trashion trash fashion, yaitu istilah yang digunakan untuk secara luas sebagai barang aksesori sehari-hari yang terbuat dari bahan daur ulang. 37 Berdasarkan pengertian keterampilan dan daur ulang sampah yang telah peneliti uraikan di atas pengertian dari keterampilan daur ulang sampah adalah suatu kemampuan untuk mengolah sampahbarang tidak terpakai menjadi barang lain yang lebih baru dan memiliki nilai ekonomis. Hal ini dilakukan dengan kegiatan pemilahan, pengumpulan, pemrosesan, pendistribusian, dan pembuatan produkmaterial yang dimaksud serta dilakukan dengan benar dan cepat. Jenis keterampilan yang dimaksud dari keterampilan daur ulang sampah adalah kriya limbah yang memanfaatkan bahan daur ulang untuk membuat berbagai aksesori sehari-hari.

G. Karakteristik Siswa SD

Untuk melaksanakan pembelajaran yang efektif tepat sasaran tentunya guru harus memahami karakteristik siswa dalam menyiapkan pembelajarannya. Seels dan Richey dalam C. Asri Budiningsih, 2004 berpendapat bahwa karakteristik siswa adalah bagian-bagian pengalaman siswa yang berpengaruh pada keefektifan proses belajar. Pengalaman belajar siswa tentu juga dipengaruhi oleh perkembangan kognitifnya. Dalam teori yang dikemukakan Piaget, usia siswa SD termasuk dalam proses perkembangan kognitif yang ketiga, yaitu tahap konkret-operasional 7- 11 tahun. Dalam tahap ini terdapat sistem operasi kognitif yang meliputi conservation, addition of classes penambahan golongan benda, dan multiplication of classes pelipatgandaan golongan benda Muhibbin Syah, 2003: 31-32. Pada tahap ini anak sudah mulai memiliki kemampuan 38 mengkoordinasikan pandangan-pandangan orang lain dengan pandangannya sendiri Muhibbin Syah, 2003: 32. Dalam penelitian ini selain memperhatikan perkembangan kognitif, perlu juga diketahui mengenai perkembangan motorik anak. Secara fisik dalam perkembangan masa kanak-kanak akhir 6 sampai 11 atau 13 tahun keterampilan gerak anak mengalami kemajuan pesat, semakin lancar dan lebih terkoordinasi dibanding dengan masa sebelumnya Rita E. Izzaty dkk, 2008: 104-105. Disebutkan pula bahwa kegiatan fisik sangat peru untuk mengembangkan kestabilan gerak serta melatih koordinasi untuk menyempurnakan berbagai keterampilan Rita E. Izzaty dkk, 2008: 105. Dengan begitu, dapat dilihat bahwa siswa SD memerlukan pengembangan keterampilan motorik dengan didukung kemampuan kognitif yang juga sudah berkembang lebih baik sesuai teori yang dikemukakan Piaget di atas.

H. Kerangka Pikir

Berikut ini merupakan kerangka pikir dalam penelitian yang dilakukan.