Karakteristik Siswa Kelas IV SD

39 5 Pengaitan isi pelajaran dan kehidupan b. Kekurangan Metode Ceramah 1 Cenderung terjadi proses satu arah 2 Cenderung ke arah pembelajaran berdasarkan guru 3 Menurunnya perhatian siswa 4 Ingatan jangka pendek 5 Merugikan kelompok siswa tertentu Berdasarkan uraian pendapat di atas dapat diketahui bahwa pembelajaran dengan metode ceramah merupakan pembelajaran yang berpusat pada guru. Guru berperan lebih aktif dari siswa dengan memberikan penuturan dan penjelasan kepada siswa. Guru juga harus dapat membangkitkan semangat dan dapat merangsang imajinasi siswa dalam penyampaian penjelasannya. Siswa berperan sebagai penerima stimulus yang diberikan oleh guru dengan mendengarkan penjelasan dan penuturan yang disampaikan oleh guru.

5. Karakteristik Siswa Kelas IV SD

Menurut Piaget Rita Eka Izzaty,dkk, 2008: 105 perkembangan kognitif masa kanak-kanak akhir berada dalam tahap operasional konkret dalam berfikir usia 7-12, dimana konsep yang pada awal masa kanak- kanak merupakan konsep yang samar-samar dan tidak jelas sekarang menjadi konkret. Untuk memecahkan masalah yang bersifat konkret anak sudah mampu menggunakan kemampuan mentalnya. Rita Eka Izzaty, dkk 2008: 107 menjelaskan bahwa kemampuan berpikir anak pada usia ini 40 ditandai dengan adanya aktivitas-aktivitas mental seperti mengingat, memahami dan memecahkan masalah. Anak sudah mampu berpikir, belajar, mengingat, dan berkomunikasi karena proses kognitifnya tidak lagi egosentrisme, dan lebih logis. Pendapat yang sama juga dikemukakan oleh C.Asri Budiningsih 2003: 38-39 yang menjelaskan bahwa pada tahap operasional konkret ini anak telah memiliki kecakapan berpikir logis, tetapi hanya dengan benda- benda yang bersifat konkrit. Anak usia 7-12 tahun masih memiliki masalah dalam berpikir abstrak. Selanjutnya Rita Eka Izzaty, dkk 2008: 116 membagi masa kanak-kanak akhir menjadi dua fase yaitu: a. Masa kelas-kelas rendah Sekolah Dasar yang berlangsung antara usia 67 tahun – 910 tahun, biasanya duduk di kelas 1,2, dan 3 Sekolah Dasar. b. Masa kelas-kelas tinggi Sekolah Dasar, yang berlangsung antara usia 910 tahun – 1213 tahun, biasanya duduk di kelas 4, 5, dan 6 Sekolah Dasar. Pendapat yang sama juga dikemukakan oleh Usman Samatowa 2006: 7 yang membagi masa keserasian bersekolah dibagi dua fase yaitu : a. Masa kelas rendah sekolah dasar, usia sekitar 6-8 tahun. Dalam tingkatan kelas di sekolah dasar pada usia tersebut termasuk dalam kelas 1- 3. b. Masa kelas tinggi sekolah dasar, usia sekitar 9-12 tahun. Dalam tingkatan kelas di sekolah dasar pada usia tersebut termasuk dalam kelas 4- 6. 41 Berdasarkan pendapat tersebut maka siswa kelas 4 termasuk dalam masa kelas tinggi sekolah dasar. Selanjutnya Usman Samatowa 2006: 8 menjelaskan ciri-ciri sifat anak pada masa kelas tinggi menurut adalah sebagai berikut : a. Adanya minat terhadap kehidupan praktis sehari-hari yang konkret. b. Realistik, ingin tahu dan ingin belajar. c. Menjelang akhir masa ini ada minat terhadap hal-hal atau mata pelajaran khusus. d. Sampai kira-kira umur 11 tahun anak membutuhkan guru atau orang-orang dewasa lainnya untuk menyelesaikan tugasnya dan memenuhi keinginannya, berikutnya setelah umur 11 tahun pada umumnya anak menghadapi tugas-tugasnya dengan bebas dan berusaha menyelesaikannya sendiri. e. Pada masa ini anak memandang nilai angka rapor sebagai ukuran yang tepat mengenai prestasi sekolah. f. Anak-anak pada masa ini gemar membentuk kelompok sebaya. g. Peran manusia idola sangat penting, pada umumnya orang tua dan kakak-kakaknya dianggap sebagai manusia idola yang sempurna, oleh karena itu guru acap kali dianggap sebagai manusia yang serba tahu. Adapun ciri-ciri anak masa kelas-kelas tinggi Sekolah Dasar menurut Rita Eka Izzaty, dkk 2008: 116 adalah : a. Perhatiannya tertuju kepada kehidupan praktis sehari-hari. b. Ingin tahu, ingin belajar dan realistis. c. Timbul minat kepada pelajaran-pelajaran khusus. d. Anak memandang nilai sebagai ukuran yang tepat mengenai prestasi belajarnya di sekolah. e. Anak-anak suka membentuk kelompok sebaya atau peergroup untuk bermain bersama, mereka membuat peraturan sendiri dalam kelompoknya. Sedangkan menurut Maslichah Asy’ari 2006: 42 siswa yang berada di kelas atas memiliki ciri-ciri antara lain : a. Dapat berpikir reversibel atau bolak balik. b. Dapat melakukan pengelompokan dan menentukan urutan. 42 c. Telah mampu melakukan operasi logis tetapi pengalaman yang dipunyai masih terbatas. Berdasarkan pendapat di atas dapat diketahui bahwa siswa kelas IV termasuk dalam kelas tinggi di sekolah dasar, dimana siswa bersifat ingin tahu, ingin belajar, realistis, mempunyai minat terhadap peristiwa dalam kehidupan sehari-hari yang konkret, mampu berpikir logis, serta suka membentuk kelompok teman sebaya. Penerapan model pembelajaran learning cycle 5E dapat menyajikan pembelajaran sesuai dengan karakteristik siswa kelas IV tersebut. Rasa ingin tahu siswa dapat dikembangkan pada tahap awal model pembelajaran learning cycle 5E yaitu tahap engamement. Sesuai dengan karakteristik siswa yang suka membentuk kelompok dengan teman sebaya, model pembelajaran ini dilakukan dengan membagi siswa menjadi beberapa kelompok. Dalam diskusi kelompok yaitu tahap exploration siswa diberi kesempatan untuk belajar langsung dengan benda-benda yang konkret sesuai dengan karakteristik siswa yang bersifat realistis.

B. Penelitian yang Relevan

Berikut ini disajikan beberapa hasil penelitian yang menunjukkan adanya pengaruh model pembelajaran learning cycle 5E terhadap hasil belajar IPA siswa. Penelitian oleh Margaretha Madha Melissa 2013 dengan judul “Pengaruh Learning Cycle 5E Model terhadap Prestasi Belajar Matematika dan Keaktifan Siswa Kelas VIII SMPN 1 Wates”. Hasil penelitian menunjukkan