Ridhwan Pengamalan Isi Kandungan Atau Hikmah Dari Sepuluh Asmaul Husna

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id 100 Dr. H. Moch. Tolchah, M. Ag. DAFTAR BACAAN Hadi Awang, Sabdul, Beriman Kepada Malaikat Kitab, Selangor, PTS Islamika: 2007. Hudzaifah, Abu Ibrahim, Rumah Yang Tidak Dimasuki Malaikat, Jakarta, Gema insani: 1997. Murad, Musthafa, 70 kisah teladan, Bandung, PT Mizab Publika: 2003. Na’im Yasin, Muhammad, Yang Menguatkan - Membatalkan Iman, jakarta, Gema insani: 2001. Rahman,Tohir, Terjemah Hadits Arba’inan Nawawi, Surabaya, Al Hidayah: 2000. Sayyid Muhammad, Ahmad, Buku Pintar Alam Gaib, Jakarta, Zaman: 2009. Tasmara, Toto, Menuju muslim kaffah, Jakarta, Gema Insani: 2000. ZakariyaMuhammad, Maulana, Kitab Fadhilah a’mal, Bandung, Pustaka Ramadhan: 1993. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id 101 Pendidikan Islam dalam Teori dan Praktik 1 Abdurrahman Habanakah, Pokok-pokok Akidah Islam Jakarta: Gema Insani, 2004, 434. PASAL 4 IMAN KEPADA KITAB-KITAB ALLAH

A. Pengertian Iman Kepada Kitab Allah

Al-Kitab, secara bahasa adalah bentuk modus infinitif dari ka- ta-ba, sama halnya dengan al-katbu. Sedangkan asal kata al- katbuberarti ‘mengumpulkanmenyatukan kulit yang sudah disamak dengan cara menjahitnya’. Namun, dalam perkembangannya, ia digunakan dengan makna ‘menyusun satu huruf dengan lainnya menyusun kalimat’. Sedangkan Al-Kitab menurut syar’i adalah ‘firman-firman Allah, yang di dalamnya terdapat petunjuk dan cahaya, yang diwahyukan- Nya kepada Rasul-Nya guna disampaikan kepada manusia. 1 Kata iman sudah sering kita dengar, artinya adalah percaya. Iman kepada kitab-kitab Allah berarti percaya dan yakin dengan sepenuh hati bahwa Allah menurunkan wahyu kepada para Rasul- Nya berupa kitab-kitab untuk pedoman hidup umat-Nya. Setiap umat mengetahui adanya perintah dan larangan Allah dari para Rasul mereka.Namun dari mana mereka mengetahui perintah dan larangan tersebut jika para Rasul telah wafat?Dari mana umat islam mengetahui semua perintah dan larangan Alah setelah digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id 102 Dr. H. Moch. Tolchah, M. Ag. Nabi Muhammad saw. wafat? Dari mana pengikut Nabi Isa as. mengetahui perintah-perintah Allah setelah Nabi Isa as.digaibkan? Dari mana umat Nabi Daud as.mengetahui perintah dan larangan Allah, setelah beliau wafat?Dari mana kaum Bani Israil mengetahui perintah setelah Nabi Musa as.wafat? Setelah Nabi Muhammad saw. wafat umat Islam mengetahui perintah dan larangan Allah melalui Kitab Al-Qur’an. Begitu pula pengikut Nabi Isa as.mengetahui perintah dan larangan Allah melalui kitab Injil; pengikut Nabi Daud as.mengetahui perintah dan larangan Allah melalui kitab Zabur; dan kaum Bani Israil mengetahui perintah dan larangan Allah melalui Kitab Taurat. Berdasarkan uraian tersebut, setiap orang islam meyakini bahwa Allah telah menurunkan ajaran berupa perintah dan larangan melalui kitab-kitab-Nya sejak zaman Nabi Adam as. Umat Islam juga meyakini bahwa antara kitab-kitab Allah yang satu dan lainnya memiliki ajaran yang sama karena sumber ajarannya hanya satu, yaitu Allah. Namun, setelah para nabi dan rasul wafat, banyak isi kitab dalam al-Qur’an yang diubah atau disimpangkan oleh para pengikutnya. Hal ini sesuai firman Allah dalam al-Qur’an surat al- Baqarah [2] ayat 78-79 berikut. Artinya: “Dan diantara mereka ada yang buta huruf, tidak mengetahui Al kitab Taurat, kecuali dongengan bohong belaka dan mereka hanya menduga-duga.Maka kecelakaan yang besarlah bagi orang- orang yang menulis Al kitab dengan tangan mereka sendiri, lalu dikata- kannya; “Ini dari Allah”, dengan maksud untuk memperoleh ke- ×1ÆMØ°XT WDSvk°KÊ Y |ESÀ-Q ÕÈWc _ ›W¦Ù +Y¯ †r¯7WU ØD¯XT ×1ÉF €Y¯ WDSr=¾ÀWc §°±¨ ¸ØcXSVÙ WÛÏ°Š°L WDSÈÈÖWc _ ›W¦Ù ×1®Mi°iØcU ¯ ˆ1É2 WDSÅSÁWc [k›\F ÕC° °i°Ã  TÈnW,ՑXj° ž°O¯ ;\-U2 9Zj¯ V ¸ØcXSVÙ 1ÀIŠ „-°K Õ0WW ×1®Ic°iØcU ¸ØcXTXT 1ÀIŠ „-°K WDSȦÖWc §°²¨