Perhitungan aktivitas belajar siswa

67 Tabel 24. Tabel keefektivan N gain Persentase Tafsiran 76 Efektif 56-75 Cukup efektif 40-55 Kurang efektif 40 Tidak efektif Berdasarkan tabel keefektivan tersebut, nilai gain kelas eksperimen masuk kategori efektif, yakni berada diatas 76. Sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa model pembelajaran Numbered Head Together efektif digunakan untuk mata pelajaran TIK.

3. Perhitungan aktivitas belajar siswa

Selain menghitung hasil belajar siswa, pada penelitian ini juga dihitung persentase aktivitas belajar siswa. Pengukuran aktivitas belajar siswa dilakukan menggunakan instrumen lembar observasi yang telah dibuat oleh peneliti sebelumnya. Pengisian lembar observasi dilakukan oleh observer dengan cara mengamati kegiatan belajar mengajar dan kemudian mencatat hasilnya pada lembar observasi. Dalam penelitian ini, obsever adalah Bapak Heri Sukrisno selaku guru mata pelajaran TIK di SMA N 2 Banguntapan . Lembar observasi aktivitas belajar siswa terdiri dari 6 aspek pengamatan. Berikut aspek pengamatan yang diamati dalam penelitian ini: Tabel 25. Aspek pengamatan aktivitas belajar siswa No Aspek pengamatan 1 Mengajukan pertanyaan 2 Mengemukakan pendapat 3 Mendengarkan penjelasan guru 4 Menanggapi pertanyaan 5 Antusiasme siswa 6 Membaca materi Setiap aspek pengamatan tersebut memiliki skor keberhasilan rentang 1, 2, 3, dan 4. Skor minimal yang diperoleh tiap aspek adalah 1 dan skor maksimal 4. 68 Jumlah skor minimal yang dapat diperoleh oleh seorang siswa adalah 6. Sedangkan skor maksimal yang dapat diperoleh seorang siswa adalah 24. Penentuan skor tiap aspek aktivitas belajar siswa dilakukan sesuai dengan ketentuan yang telah dijelaskan pada rubrik aktivitas belajar siswa. Pengamatan aktivitas belajar siswa dilakukan sebanyak 2 kali untuk masing- masing kelas. Yakni 2 kali pertemuan untuk kelas eksperimen dan 2 kali untuk kelas kontrol. Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan oleh observer, berikut skor aktivitas yang diperoleh kelas kontrol dan kelas eksperimen selama pertemuan pertama dan pertemuan kedua: Tabel 26. Skor aktivitas belajar siswa No Subjek Kelas Kontrol Kelas Eksperimen pertemuan 1 pertemuan 2 pertemuan 1 pertemuan 2 1 11 16 18 20 2 14 15 22 23 3 11 17 21 24 4 10 10 17 19 5 9 7 21 24 6 20 21 19 20 7 10 11 17 15 8 10 10 21 22 9 15 12 16 19 10 12 20 22 24 11 15 17 21 19 12 9 11 24 23 13 21 21 24 23 14 12 12 18 19 15 8 16 19 22 16 17 13 11 16 17 14 10 15 19 18 10 10 15 15 19 21 16 14 17 20 18 9 23 24 21 10 10 16 21 22 16 10 23 22 23 8 11 20 23 24 7 20 13 17 Jumlah 308 325 450 490 69 Skor tersebut kemudian dianalisis untuk mengetahui tingkat aktivitas belajar siswa. Analisis lembar observasi aktivitas belajar siswa dilakukan sebanyak 2 kali, yakni menghitung presentase aktivitas secara keseluruhan untuk kelas kontrol dan eksperimen. Dan yang kedua adalah menghitung persentase dari masing aspek penelitian aktivitas belajar siswa yang kemudian dibandingkan antar aspeknya. a. Perhitungan nilai aktivitas belajar siswa. Perhitungan aktivitas belajar siswa dihitung berdasarkan rumus perhitungan persentase dari Sugiyono. Yakni Jumlah skor aspek yang diamati dibagi dengan skor tertinggi tiap butir dikalikan jumlah butir aspek yang diamati dikalikan jumlah responden. Hasil tersebut kemudian dikalikan dengan 100. Berikut hasil perhitungan aktivitas belajar siswa: Tabel 27. Hasil perhitungan aktivitas belajar siswa Kelas Pertemuan 1 Pertemuan 2 Kontrol Eksperimen Hasil aktivitas belajar siswa secara lebih jelas dapat dilihat pada histogram berikut: 70 Gambar 5. Histogram hasil aktivitas belajar siswa Dari data tersebut dapat dilihat bahwa ada peningkatan aktivitas belajar siswa pada masing-masing kelas. Pada pertemuan pertama aktivitas belajar kelas eksperimen mencapai 78,13 dan pada pertemuan kedua mencapai 85,07. Sedangkan aktivitas belajar kelas kontrol mencapai 53,47 dan pada pertemuan kedua mencapai 56,42. Perhitungan tersebut kemudian diinterpretasikan dengan tabel kualifikasi persentase hasil aktivitas belajar siswa sebagai berikut. Tabel 28. Kategori kualifikasi hasil persentase skor aktivitas belajar siswa Persentase dalam Kategori 87,5 p ≤ 100 Sangat tinggi 62,5 p ≤ 87,5 Cukup tinggi 37 p ≤ 62,5 Rendah 0 p ≤ 37 Sangat Rendah Setelah p diinterpretasikan dengan tabel kualifikasi hasil persentase skor aktivitas belajar siswa, diperoleh hasil bahwa pada pertemuan pertama dan 53.47 56.42 78.13 85.07 0.00 10.00 20.00 30.00 40.00 50.00 60.00 70.00 80.00 90.00 100.00 Pertemuan 1 Pertemuan 2 Hasil aktivitas belajar Kelas kontrol Kelas Eksperimen 71 kedua aktivitas belajar siswa kelas kontrol tergolong rendah. Sedangkan pada kelas yang diberi pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif Numbered Head Together aktivitas belajar siswa masuk kategori cukup tinggi. b. Perhitungan aspek-aspek aktivitas belajar siswa. Perhitungan aspek-aspek aktivitas belajar siswa dilakukan dengan menghitung skor persentase dari setiap indikator terhadap indikator lainnya kemudian dibandingkan antara kelas kontrol dengan kelas eksperimen. 1 Analisis aktivitas belajar siswa pada pertemuan pertama Analisis aspek aktivitas belajar siswa ini bertujuan untuk mengetahui pada aspek manakah aktivitas belajar siswa mengalami perbedaan yang signifikan. Berikut perhitungan persentase nilai aktivitas belajar siswa pada kelas eksperimen dan kontrol pada pertemuan ke-1. Tabel 29. Persentase Aktivitas Belajar Siswa Pertemuan ke-1 No Aspek pengamatan Aktivitas Belajar Kelas Kontrol Eksperimen 1 Mengajukan pertanyaan 52,08 71,88 2 Mengemukakan pendapat 42,71 62,50 3 Mendengarkan penjelasan guru 73,96 98,96 4 Menanggapi pertanyaan 40,63 58,33 5 Antusiasme siswa 63,54 95, 83 6 Membaca materi 47,92 81, 25 Berdasarkan tabel tersebut dapat digambarkan pada histogram sebagai berikut: 72 Gambar 8. Persentase aktivitas belajar siswa kelas kontrol dan eksperimen pada pertemuan 1 Dari data tersebut dapat dilihat bahwa tingkat aktivitas belajar siswa pada kelas eksperimen lebih tinggi jika dibandingkan kelas kontrol dari seluruh aspek penelitian. Aspek mengajukan pertanyaan pada kelas kontrol sebesar 52,08 , sedangkan untuk kelas eskperimen mencapai 71,88 . Aspek mengemukakan pendapat pada kelas kontrol sebesar 42,71 , sedangkan untuk kelas eskperimen mencapai 62,50 . Aspek mendengarkan penjelasan guru pada kelas kontrol sebesar 73,96, sedangkan untuk kelas eskperimen mencapai 98,96. Aspek menanggapi pertanyaan pada kelas kontrol sebesar 40,63, sedangkan untuk kelas eskperimen mencapai 58,33. Aspek antusiasme siswa pada kelas kontrol sebesar 63,54, sedangkan untuk kelas eskperimen mencapai 95,83. Aspek membaca materi pada kelas kontrol sebesar 47,92, sedangkan untuk kelas eskperimen mencapai 81,25. Dari data tersebut, Mendengarkan penjelasan guru mempunyai nilai persentase tertinggi baik untuk kelas kontrol dan kelas eksperimen. Untuk kelas ekperimen, mendengarkan mencapai 98,96 dan untuk kelas kontrol sebesar 73 73,96. Sedangkan aspek yang memiliki persentase terkecil adalah menanggapi pertanyaan . Persentase aspek menanggapi pertanyaan untuk kelas eksperimen sebesar 58,33, sedangkan untuk kelas kontrol sebesar 40,63. 2 Analisis hasil aktivitas belajar siswa pada pertemuan kedua Analisis aspek aktivitas belajar siswa ini bertujuan untuk mengetahui pada aspek manakah aktivitas belajar siswa mengalami perbedaan yang signifikan. Berikut perhitungan persentase nilai aktivitas belajar siswa pada kelas eksperimen dan kontrol pada pertemuan ke-2. Tabel 30. Persentase Aktivitas Belajar Siswa Pertemuan ke-2 No Aspek pengamatan Aktivitas Belajar Kelas Kontrol Eksperimen 1 Mengajukan pertanyaan 39,58 76,04 2 Mengemukakan pendapat 42,71 72,92 3 Mendengarkan penjelasan guru 85,42 97,92 4 Menanggapi pertanyaan 47,92 72,92 5 Antusiasme siswa 75,00 96,88 6 Membaca materi 47,92 93,75 Berdasarkan tabel tersebut dapat digambarkan pada histogram sebagai berikut: 74 Gambar 9. Persentase aktivitas belajar siswa kelas kontrol dan eksperimen pada pertemuan 2 Dari data tersebut dapat dilihat bahwa tingkat aktivitas belajar siswa pada kelas eksperimen lebih tinggi jika dibandingkan kelas kontrol dari seluruh aspek penelitian. Aspek mengajukan pertanyaan pada kelas kontrol sebesar 39,58, sedangkan untuk kelas eskperimen mencapai 76,04. Aspek mengemukakan pendapat pada kelas kontrol sebesar 42,71, sedangkan untuk kelas eskperimen mencapai 72,92. Aspek mendengarkan penjelasan guru pada kelas kontrol sebesar 85,42, sedangkan untuk kelas eskperimen mencapai 97,92. Aspek menanggapi pertanyaan pada kelas kontrol sebesar 47,92, sedangkan untuk kelas eskperimen mencapai 72,92. Aspek antusiasme siswa pada kelas kontrol sebesar 75,00, sedangkan untuk kelas eskperimen mencapai 96,88. Aspek membaca materi pada kelas kontrol sebesar 47,92, sedangkan untuk kelas eskperimen mencapai 93,75. Dari data tersebut, Mendengarkan penjelasan guru mempunyai nilai persentase tertinggi baik untuk kelas kontrol dan kelas eksperimen. Untuk kelas ekperimen, aspek mendengarkan penjelasan guru mencapai 97,92 dan untuk kelas kontrol sebesar 85,42. Sedangkan aspek yang memiliki persentase 75 terkecil pada kelas eksperimen adalah mengemukakan pendapat dan menanggapi pertanyaan , yakni sebesar 72,92. Dan persentase terkecil untuk kelas kontrol adalah mengajukan pertanyaan , yakni sebesar 41,15.

B. Pembahasan Hasil Penelitian

Dokumen yang terkait

Pengaruh Strategi Pembelajaran Kooperatif Model Numbered Head Together (NHT) terhadap Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Sosiologi Kelas X (Studi Kasus: SMA Negeri 8 Kota Tangerang Selatan

0 4 169

Pengaruh Strategi Pembelajaran kooperatif Numbered Head Together (NHT) Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPS Mathaul Huda

0 5 173

Pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe numbered head together (NHT) terhadap hasil belajar fisika siswa pada konsep fluida dinamis

0 8 192

Pengaruh metode Numbered Head Together (NHT) terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran fiqih di SMP Al-Zahra Indonesia Pamulang

0 4 177

Effect of Method Numbered Head Together (NHT) to the Student Results on Subjects of Fiqh at Al-Zahra Indonesian Junior Pamulang.

0 25 177

Pengaruh strategi pemecahan masalah “ideal” dengan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT) terhadap kemampuan berpikir kritis matematik siswa

1 10 208

Upaya Peningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Konsep Mol Melalui Model Pembelajaran Numbered Head Together (NHT) Di Kelas X-6 SMAN 8 Kota Tangerang Selatan

0 3 8

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT (NUMBERED HEAD TOGETHER) TERHADAP HASIL BELAJAR Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT (Numbered Head Together) Terhadap Hasil Belajar Matematika Ditinjau Dari Motivasi Belajar Siswa Kelas X SMK Pe

0 2 14

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT (NUMBERED HEAD TOGETHER) TERHADAP HASIL BELAJAR Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT (Numbered Head Together) Terhadap Hasil Belajar Matematika Ditinjau Dari Motivasi Belajar Siswa Kelas X SMK Pe

0 1 12

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) TERHADAP HASIL BELAJAR TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI PADA SISWA KELAS XI JURUSAN IPA DI SMAN 2 BANGUNTAPAN.

0 0 2