Peneliti : Apakah ibu tertarik untuk menggunakan metode seperti ini?
Mengapa? Guru
: Iya, tertarik. Awalnya meminta siswa mempelajari materi, kalau siswa tidak mampu maka bisa dibantu teman kelompok
atau guru. Siswa lebih aktif dalam belajar, bukan hanya mendengarkan pelajaran dari guru saja.
Peneliti : Menurut ibu apa kelebihan metode ini?
Guru : Siswa bisa belajar bersama teman-temannya. Guru lebih
mudah mengawasi siswa dalam belajar. Peneliti
: Menurut ibu apa kekurangan dari metode ini? Guru
: Kalau dalam kelompok tidak ada siswa yang mengerti dan malu bertanya kepada gurunya maka akan merugikan mereka.
Peran guru sangat dibutuhkan. Menyesuaikan materi dengan metode sangat penting.
C. C.
C. C. PEMBAHASAN
PEMBAHASAN PEMBAHASAN
PEMBAHASAN 1.
1. 1.
1. Pembahasan Pembahasan
Pembahasan Pembahasan Prestasi
Prestasi Prestasi
Prestasi Belajar Belajar
Belajar Belajar Metode
Metode Metode
Metode STAD STAD
STAD STAD dengan
dengan dengan
dengan Metode Metode
Metode Metode Ceramah.
Ceramah. Ceramah.
Ceramah.
Permasalahan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana pengaruh metode pembelajaran kooperatif tipe STAD terhadap
prestasi belajar siswa aspek kognitif produk. Maka berdasarkan data penelitian dan hasil perhitungan statistik yang telah dilakukan, penerapan
metode STAD dalam pembelajaran dapat meningkatkan prestasi belajar siswa aspek kognitif produk. Peningkatan prestasi belajar siswa dapat
dilihat dari hasil perhitungan statistik nilai pretes dan postes dengan menggunakan metode STAD. Dimana hasil perhitungan statistik
menunjukkan bahwa untuk uji dua sisi, angka probabilitas yaitu 0,0002=0,000 0,052=0,025. Karena angka probabilitas 0,000 0,025
maka dapat disimpulkan bahwa nilai pretes dan nilai postes sungguh
berbeda. Nilai postes siswa lebih baik dari nilai pretes. Dengan kata lain pembelajaran dengan menggunakan metode STAD dapat meningkatkan
hasil belajar siswa. Selain dengan menggunakan metode STAD, peneliti juga
menggunakan metode ceramah untuk melihat prestasi belajar siswa di kelas kontrol. Sama hal nya dengan metode STAD, metode ceramah juga
dapat meningkatkan prestasi belajar siswa aspek kognitif produk. Peningkatan prestasi belajar siswa dapat dilihat dari hasil perhitungan
statistik nilai pretes dan postes dengan menggunakan uji t dependen. Hasil perhitungan statistik tersebut menunjukkan bahwa untuk uji dua sisi,
angka probabilitas yaitu 0,0002 = 0,000 0,052 = 0,025. Karena angka probabilitas 0,000 0,025 maka dapat disimpulkan bahwa nilai pretes dan
nilai postes sungguh berbeda. Nilai postes siswa lebih baik dari nilai pretes. Maka pembelajaran dengan menggunakan metode ceramah dapat
meningkatkan hasil belajar siswa. Penggunaan kedua metode di atas sama-sama dapat meningkatkan
prestasi belajar siswa. Untuk mengetahi metode manakah yang lebih berpengaruh dari kedua metode tersebut, maka digunakan analisis statistik
uji t untuk 2 grup independent. Nilai yang dianalisis adalah nilai postes dari kedua metode tersebut. Hasil perhitungan tersebut menunjukkan
bahwa untuk uji dua sisi, nilai probabilitas yaitu 0,0062 = 0,003 0,052 = 0,025. Karena 0,003 0,025 maka dapat disimpulkan bahwa nilai postes
kelas X6 tersebut benar-benar berbeda dengan nilai postes kelas X5. Jika
dilihat dari rata-rata nilai kedua kelas tersebut, maka nilai kelas X6 lebih tinggi dari nilai kelas X5. Rata-rata nilai kelas X6 adalah 5,2148
sedangkan rata-rata kelas X5 adalah 4,1275. Dengan demikian, pembelajaran kooperatif tipe STAD lebih baik meningkatkan prestasi
belajar siswa dari pada ceramah. Penelitian lain yang mendukung penelitian ini adalah Bernadeta
Rini Indriyani 041424010 dan Teguh Setiyanto 041424040. Hasil penelitian Bernadeta Rini Indriyani menunjukkan bahwa pembelajaran
kooperatif tipe STAD menggunakan LKS lebih baik dari metode ceramah dan terbukti dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Teguh Setiyanto
dalam penelitiannya juga menyatakan bahwa pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan aktivitas dan prestasi belajar siswa dalam
beberapa siklus. Dengan demikian berdasarkan hasil-hasil penelitian yang telah
dilakukan, pembelajaran kooperatif dengan menggunakan tipe STAD dapat meningkatkan prestasi belajar siswa dan mendapatkan tanggapan
yang positif dari siswa yang diteliti.
2. 2.
2. 2. Pembahasan
Pembahasan Pembahasan
Pembahasan Keterlibatan Keterlibatan
Keterlibatan Keterlibatan Siswa
Siswa Siswa
Siswa Kelas Kelas
Kelas Kelas Eksperimen
Eksperimen Eksperimen
Eksperimen dengan dengan
dengan dengan Kelas
Kelas Kelas
Kelas Kontrol.
Kontrol. Kontrol.
Kontrol.
Pada analisis lembar keterlibatan siswa, dapat dilihat bahwa di dalam kelas eksperimen yaitu keterlibatan siswa baik 53,33 dan
keterlibatan siswa cukup baik 46,67.
Sedangkan pada kelas kontrol yaitu keterlibatan siswa baik 44,828, keterlibatan siswa cukup baik 51,724 dan keterlibatan siswa
buruk 3,45.
Jumlah data siswa untuk keterlibatan siswa di kelas eksperimen terhitung sebanyak 30 orang dari 32 orang dan di kelas eksperimen
sebanyak 29 orang dari 32 orang. Jumlah siswa tidak sampai 32 orang dikarenakan siswa tidak masuk setiap peneliti melakukan pengajaran di
dalam kelas. Hanya siswa yang setiap penelitian masuk kelas saja yang dianalisis keterlibatannya. Dengan kata lain, hanya data yang terisi penuh
yang dianalisis. Untuk melihat perbedaan keterlibatan siswa pada masing-masing
kelas, peneliti menggunakan statistik uji t independen. Dari hasil SPSS terlihat bahwa untuk uji dua sisi angka probabilitas yaitu 0,0282=0,014.
Karena probabiltas uji dua sisi 0,014 0,025 maka Ho ditolak keterlibatan kedua kelas berbeda. Kedua rata-rata mean keterlibatan
siswa di kedua kelas berbeda. Jika dilihat dari rata-rata kedua keterlibatan siswa di kelas, maka keterlibatan siswa di kelas eksperimen lebih tinggi
dari keterlibatan siswa di kelas kontrol. Rata-rata keterlibatan siswa secara umum di kelas eksperimen adalah baik sedangkan keterlibatan siswa
secara umum di kelas kontrol adalah cukup baik. Dari hasil pengujian tersebut maka dapat disimpulkan bahwa keterlibatan siswa di kelas
eksperimen lebih baik daripada di kelas kontrol, metode STAD dapat meningkatkan keterlibatan siswa.
3. 3.
3. 3. Wawancara
Wawancara Wawancara
Wawancara Siswa Siswa
Siswa Siswa Kelas
Kelas Kelas
Kelas Eksperimen Eksperimen
Eksperimen Eksperimen dan
dan dan
dan Guru Guru
Guru Guru Fisika.
Fisika. Fisika.
Fisika.
Data wawancara digunakan peneliti untuk melihat tanggapan dan antusiasme siswa terhadap penggunaan metode STAD di dalam kelas
eksperimen. Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan peneliti dengan keempat siswa pada kelas eksperimen, peneliti dapat melihat bahwa
tanggapan siswa pada pembelajaran kooperatif tipe STAD berdampak positif bagi pembelajaran mereka. Metode tersebut dapat membantu siswa
dalam memahami materi. Siswa menjadi terlatih untuk mempunyai keterampilan bekerja sama dengan teman di dalam kelompok. Tetapi
sebagian siswa tidak terlalu suka dengan pembelajaran STAD. Hal ini dikarenakan ketidakcocokan di dalam kelompok, mengingat siswa
merupakan siswa baru dan belum mengenal siswa satu dengan lainnya. Untuk hasil wawancara dengan guru, dapat dilihat tanggapan yang
positif dengan metode pembelajaran kooperatif tipe STAD. Guru merasa tertarik dan ingin menerapkan metode tersebut dilain waktu dengan materi
yang berbeda. Secara keseluruhan hasil wawancara di atas dapat dikatakan bahwa pembelajaran kooperatif tipe STAD sangat berpengaruh positif
terhadap siswa. Dari kajian pustaka dikemukakan juga bahwa gagasan utama dari
pembelajaran kooperatif tipe STAD adalah untuk memotivasi siswa supaya saling mendukung dan membantu satu sama lain dalam menguasai
kemampuan yang diajarkan oleh guru Slavin, 2010: 12. Pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat menumbuhkan sikap saling peduli antar siswa
dan para siswa dituntut agar dapat saling bekerja sama dengan baik di dalam kelompoknya.
D. D.
D. D. KETERBATASAN