Guru perlu memilih metode pembelajaran yang cocok untuk strategi pembelajaran yang diterapkan menurut
caranya sendiri. Pemilihan strategi pembelajaran dalam rangka membelajarkan siswa harus dibangun atas dasar
asumsi bahwa tidak ada satupun metode atau apapun namanya yang dapat digunakan dengan baik untuk semua
bahan kajian. Semua metode memiliki keunggulan dan kekurangan. Metode tertentu hanya baik untuk mencapai
tujuan tertentu spesifik, sementara metode yang lainnya baik digunakan untuk mencapai tujuan yang lain.
Dapat disimpulkan betapa pentingnya memilih dan menggunakan metode mengajar ketika proses belajar mengajar. Guru yang kreatif
dalam mengembangkan proses belajar mengajar mampu menjembatani pelajaran menjadi belajar, melalui penemuan konteks suatu materi
terhadap kebutuhan belajar siswa. Seorang guru yang kreatif adalah guru yang mengikuti perkembangan zaman melalui teknologinya tanpa
meninggalkan nilai-nilai keluhuran dengan antusias, terbuka, peka, dan tetap belajar untuk menjadi guru yang kreatif.
B. Metode-Metode Pembelajaran Kooperatif
1. Pembelajaran Tim Siswa
Dalam Slavin 2008:10-11 metode Student learning Pembelajaran Tim Siswa [PTS] adalah tehnik pembelajaran kooperatif
yang dikembangkan dan diteliti oleh John Hopkins University. Tiga konsep penting bagi semua metode PTS: penghargaan bagi tim,
tanggung jawab individu, dan kesempatan sukses yang sama. Tim akan mendapatkan sertifikat atau penghargaan-penghargaan tim lainnya jika
mereka berhasil melampaui kriteria tertentu yang telah ditetapkan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tanggung jawab individual maksudnya adalah bahwa kesuksesan tim
tergantung pada pembelajaran individual dari semua anggota tim. Tanggung jawab difokuskan pada kegiatan anggota tim dalam membantu
satu sama lain untuk belajar dan memastikan bahwa tiap orang dalam tim siap untuk mengerjakan kuis atau bentuk penilaian lainnya yang
dilakukan siswa tanpa bantuan teman satu timnya. Kesempatan sukses yang sama
maksudnya, bahwa semua siswa memberi kontribusi kepada timnya dengan cara dengan cara meningkatkan kinerja mereka dari yang
sebelumnya. Ini akan memastikan bahwa siswa dengan prestasi tinggi, sedang dan rendah semuanya sama-sama ditantang untuk melakukan
yang terbaik, dan bahwa kontribusi dari semua anggota tim ada nilainya. Sedangkan menurut Sugiyanto 2009:37 yaitu:
Pembelajaran kooperatif cooperative learning adalah pendekatan pembelajaran yang berfokus pada penggunaan
kelompok kecil siswa untuk bekerja sama dalam memaksimalkan kondisi belajar untuk mencapai tujuan
belajar.
Adapun elemen-elemen pembelajaran kooperatif menurut Lie 2004 dalam Sugiyanto 2009: 40 adalah:
a. Saling ketergantugan positif
b. Interaksi tatap muka
c. Akuntabilitas individu
d. Keterampilan menjalin hubungan antar individu
Ada banyak nilai pembelajaran kooperatif Sugiyanto, 2009:43-44 diantaranya adalah sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
a. Meningkatkan kepekaan dan kesetiakawanan
b. Memungkinkan para siswa saling belajar mengenai
sikap, keterampilan, informasi, perilaku sosial, dan pandangan-pandangan
c. Memudahkan siswa melakukan penyesuaian sosial
d. Memungkinkan siswa melakukan penyesuaian sosial
e. Memungkinkan terbentuk dan berkembangnya nilai-nilai
sosial dan komitmen f.
Menghilangkan sifat mementingkan diri sendiri atau egois
g. Membangun persahabatan yang dapat berlanjut hingga
masa dewasa h.
Berbagai keterampilan sosial yang diperlukan untuk memelihara hubungan saling membutuhkan dapat
diajarkan dan dipraktekkan i.
Meningkatkan rasa saling percaya kepada sesama manusia
j. Meningkatkan kemampuan memandang masalah dan
situasi dari berbagai perspektif k.
Meningkatkan kesediaan menggunakan ide orang lain yang dirasakan lebih baik
l. Meningkatkan kegemaran berteman tanpa memandang
perbedaan kemmapuan, jenis kelamin, normal dan cacat, etnis, kelas sosial, agama dan orientasi tugas.
Lima metode pembelajaran kooperatif menurut Slavin 2008:11-17 adalah:
1 Student Teams Achievement Divisions STAD
Dalam STAD, para siswa dibagi dalam tim belajar yang terdiri atas empat orang yang berbeda-beda tingkat
kemampuan, jenis kelamin dan latar belakang etniknya. Guru menyampaikan pelajaran, lalu siswa bekerja dalam
tim mereka untuk memastikan bahwa semua anggota tim telah menguasai pelajaran. Selanjutnya, semua siswa
mengerjakan kuis mengenai materi secara sendiri-sendiri, di mana saat itu mereka tidak diperbolehkan untuk saling
bantu. Skor kuis para siswa dibandingkan dengan rata-rata
pencapaian mereka sebelumnya, dan kepada masing-masing tim akan diberikan poin berdasarkan tingkat kemajuan yang
diraih siswa dibandingkan hasil yang mereka capai sebelumnya. Poin ini dijumlahkan untuk memperoleh skor
tim, dan tim yang berhasil memenuhi kriteria tertentu akan mendapatkan sertifikat atau penghargaan lainnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2 Teams Games Tournaments
TGT Model TGT hampir sama dengan STAD. Satu-satunya
perbedaan antara keduanya adalah STAD menggunakan kuis-kuis individual pada tiap akhir pelajaran, sementara
TGT menggunakan game-game akademik. Dalam TGT
siswa dikelompokkan secara heterogen, setiap kelompok terdiri 4-5 orang. Guru memulai dengan mempresentasikan
sebuah pelajaran kemudian siswa bekerja di dalam kelompok-kelompok untuk memastikan bahwa seluruh
anggota kelompok menuntaskan pelajaran tersebut. Namun kuis dalam TGT diganti dengan turnamen. Dalam turnamen
ini siswa bertanding dengan anggota kelompok lain yang mempunyai kemampuan setara. Dari turnamen inilah tiap
anggota akan mendapat skor yang akan disumbangkan pada kelompoknya. Kemudian skor-skor ini akan dirata-rata
untuk menentukan skor kelompok. Skor kelompok yang diperoleh akan menentukan penghargaan kelompok.
3 Jigsaw II
Pada model ini siswa juga dibagi dalam kelompok- kelompok kecil secara heterogen. Masing-masing anggota
kelompok diberikan tugas untuk mempelajari topik tertentu dari materi yang diajarkan. Mereka bertugas menjadi ahli
pada topik yang menjadi bagiannya. Pada model jigsaw, setiap siswa dipertemukan dengan siswa dari kelompok lain
yang menjadi ahli pada topik yang sama. Mereka mendiskusikan topik yang menjadi bagiannya. Pada tahap
tersebut para ahli dibebaskan mengemukakan pendapatnya, saling bertanya dan berdiskusi untuk menguasai bahan
pelajaran. Setelah menguasai materi yang menjadi bagiannya, para ahli tersebut kembali kedalam
kelompoknya masing-masing. Mereka bertugas mengajarkan topik tersebut kepada teman-teman
sekelompoknya. Kegiatan terakhir dari model Jigsaw adalah pemberian kuis atau penilaian untuk seluruh topik.
Penilaian dengan penghargaan kelompok didasarkan peningkatan nilai peningkatan nilai individu sama seperti
STAD
. 4
Team Accelerated Instruction TAI Dalam TAI, para siswa memasuki sekuen individual
berdasarkan tes penempatan dan kemudian melanjutkannya dengan tingkat kemampuan mereka sendiri. Secara umum,
anggota kelompok bekerja pada unit pelajaran yang berbeda. Teman satu tim saling memeriksa hasil kerja
masing-masing menggunakan lembar jawaban dan saling membantu dalam menyelesaikan berbagai masalah. Unit tes
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
yang teakhir akan dilakukan tanpa bantuan teman satu tim dan skornya dihitung dengan monitor siswa.
5 Cooperatif Integrated Reading and Composition
CIRC Dalam CIRC, guru menggunakan novel atau bahan bacaan
yang berisi latihan soal dan cerita. Mereka mungkin menggunakan atau tidak menggunakan kelompok
membaca, seperti dalam kelas membaca tradisional. Para siswa ditugaskan untuk berpasangan dalam tim mereka
untuk belajar dalam serangkaian kegiatan yang bersifat kognitif, termasuk membacakan cerita satu sama lian,
membuat prediksi mengenai bagaimana akhir dari sebuah cerita naratif, saling merangkum cerita satu sama lain,
menulis tanggapan terhadap cerita, dan melatih pengucapan, penerimaan, dan kosakata. Para siswa juga
belajar dalam timnya untuk menguasai gagasan utama dan kemampuan komprehensif lainnya. Selama periode seni
berbahasa, siswa terlibat dalam pelatihan penulisan, konsep penulisan, saling merevisi dan menyunting karya yang satu
dengan yang alinnya, dan mempersiapkan pemuatan hasil kerja tim atau buku-buku kelas.
2. Pembelajaran Kooperatif Tipe