betah. Bila perlu seorang guru selalu menerapkan metode-metode penyampaian materi yang berbeda dalam tiap kesempatan.
3. Hubungan antar murid Guru yang kurang dekat dengan siswa dan kurang bijaksana akan
menjadi tidak tahu dengan keadaan yang terjadi di dalam kelas jika di kelas ada persaingan yang tidak sehat antar siswa. Bila gajala-
gajala adanya konflik di dalam kelas tidak segera diselesaikan maka hal ini akan menghambat proses pembelajaran. Untuk itu
seorang guru harus bisa mengelola manajemen kelas dengan baik. 4. Standar pelajaran di atas ukuran
Guru harus memiliki standar ukuran pencapaian belajar para siswanya. Hal ini dapat digunakan oleh guru sebagai bahan
evaluasi apakah tujuan yang ditetapkan oleh guru sudah tercapai atau belum.
5. Media pendidikan Media-media pendidikan seperti ketersediaan buku perpustakaan,
laboratorium, dan prasarana lainnya akan sangat membantu kelancaran proses belajar mengajar.
6. Kurikulum Sistem kurikulum saat ini menghendaki siswa untuk aktif dan guru
hanya berperan sebagai fasilitator. Dengan sistem kurikulum berbasis kompetensi saat ini maka guru dituntut untuk dapat
membantu taraf perkembangan pemikiran, pemahaman, nilai dan sikap yang ada pada siswa.
7. Keadaan gedung Keadaan fisik bangunan gedung sekolah juga sangat berpengaruh
terhadap kelancaran proses belajar. Jika kondisi fisik gedung tidak kokoh, maka hal ini akan sangat membahayakan bagi keselamatan
dalam proses belajar. 8. Waktu Sekolah
Waktu belajar yang efektif adalah pagi hari hingga siang hari, karena dalam waktu-waktu tersebut siswa masih dalam kondisi
yang segar. Jika proses pembelajaran dilakukan pada sore hari akan menyebabkan siswa cepat lelah karena kondisi cuaca pada
sore hari panas. 9. Pelaksanaan disiplin
Pelaksanaan disiplin disekolah akan sangat membantu kelancaran proses belajar, karena dengan adanya peraturan-peraturan akan
membatasi siswa
untuk tidak
melakukan tindakan
yang menyeleweng.
10.Tugas rumah Tugas rumah merupakan tugas yang diberikan guru kepada siswa
agar siswa senantiasa belajar. Namun jika terlalu banyak siswa dibebani dengan tugas rumah akan membuat waktu siswa untuk
bersosialisasi dengan lingkungan sosialnya berkurang. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Dari faktor-faktor yang mempengaruhi belajar siswa yang berasal dari lingkungan sekolah penulis menarik tiga faktor yaitu :
a. Keadaan fisik bangunan b. Sarana prasarana penunjang kelancaran kegiatan belajar
c. Lingkungan yang kondusif untuk belajar. c. Lingkungan Masyarakat
Siswa menjalani kehidupannya di keluarga dan di masyarakat. Dalam kehidupan di masyarakat siswa menjalin hubungan dengan
teman sebaya, dengan orang yang lebih tua, maupun dengan orang yang lebih muda. Menurut Roestiyah 1982:162, anak perlu bergaul
dengan anak lain, untuk mengembangkan sosialisasinya. Lingkungan pergaulan siswa di masyarakat harus senantiasa
dikontrol oleh orang tua, karena jika siswa salah dalam bergaul akan sangat membahayakan bagi perkembangan belajar anak. Menurut
Muhibbin Syah 1995:138, kondisi masyarakat di lingkungan yang kumuh dan serba kekurangan, serta terdapat anak-anak yang
menganggur dapat mempengaruhi aktivitas belajar siswa. Sementara jika di dalam masyarakat siswa bergaul dengan anak-anak yang rajin
belajar, maka akan mendorong siswa untuk rajin belajar. Hal ini ditegaskan oleh Roestiyah 1982:163, yang mengatakan bahwa di
lingkungan yang anak-anaknya rajin belajar, kemungkinan besar anak akan terpengaruh untuk rajin belajar tanpa disuruh. Hal ini
dikarenakan anak akan merasa malu jika prestasi belajarnya lebih rendah dibandingkan dengan teman-teman di sekitarnya.
B. Kajian Hasil Penelitian Yang Relevan
Antonius 1998 dalam penelitiannya yang berjudul “Hubungan Interaksi Belajar Mengajar, Motivasi Belajar, dan Gaya Mengajar dengan Prestasi
Belajar Siswa”, menyatakan bahwa interaksi belajar mengajar dapat memberikan sumbangan dalam rangka meningkatkan prestasi belajar siswa.
Interaksi belajar mengajar dapat memberikan sumbangan terhadap prestasi belajar karena ada interaksi yang baik antara guru dengan siswa.
Fransiska Dian Wasitaningsih 1998 dalam penelitiannya yang berjudul “Hubungan antara Disiplin Belajar, Motivasi Belajar, dan perhatian Orang Tua
dengan Prestasi Belajar Siswa”, menyatakan bahwa motivasi belajar mempunyai hubungan yang positif dan signifikan dengan prestasi belajar
siswa, maka hal ini menunjukkan siswa yang termotivasi dalam belajar mempunyai prestasi yang tinggi.
Alfonsa Mintarti 1998 dalam penelitiannya yang berjudul “Hubungan antar Motivasi Belajar dan Lingkungan Belajar Siswa dengan Prestasi Belajar
Ekonomi”, menyatakan bahwa lingkungan belajar di keluarga dapat memberikan sumbangan terhadap prestasi belajar siswa, karena adanya
dukungan orang tua dalam pemberian dorongan, dan penyediaan fasilitas belajar. Dalam penelitian tersebut juga menyatakan bahwa lingkungan belajar
di sekolah juga berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa, karena adanya PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
penyediaan fasilitas belajar oleh sekolah seperti buku-buku pelajaran, laboratorium, dan perpustakaan.
Melengkapi penelitian terdahulu, penelitian ini menambahkan bahwa prestasi belajar siswa akan tercapai jika siswa memiliki motivasi tinggi dalam
belajar. Hal ini akan memunculkan ketertarikan siswa untuk berinteraksi dalam kegiatan belajar mengajar dan mendorong siswa lebih aktif untuk
mencari sumber-sumber belajar. Prestasi belajar siswa juga berhubungan dengan kondisi lingkungan belajar siswa baik lingkungan dalam keluarga
maupun lingkungan belajar di sekolah. Kondisi lingkungan belajar yang
kondusif akan sangat membantu pencapaian prestasi belajar siswa. Dari ketiga hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa prestasi
belajar siswa dipengaruhi oleh interaksi belajar mengajar, motivasi belajar dan lingkungan belajar siswa.
C. Kerangka Berfikir 1. Hubungan antara Interaksi Belajar Mengajar dengan Prestasi
Belajar Ekonomi Akuntansi
Terciptanya interaksi belajar mengajar yang harmonis antara guru dengan siswa akan memiliki andil yang besar dalam rangka kelancaran
proses belajar mengajar. Terciptanya interaksi antara guru dengan siswa yang harmonis berarti tercipta suatu komunikasi dua arah antara guru
dengan siswanya secara baik. Dengan demikian siswa tidak akan enggan untuk mengajukan pertanyaan
kepada gurunya
jika materi yang
disampaikan oleh guru kurang dapat diterima dengan baik oleh siswa. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Siswa yang menerima materi pelajaran secara jelas dan menguasai materi pelajaran dengan baik akan menjadi lebih bersemangat untuk belajar, baik
saat proses pembelajaran di kelas ataupun saat siswa belajar mandiri. Hal ini tentunya akan berpengaruh positif dengan pencapaian prestasi belajar
oleh siswa.
2. Hubungan antara Motivasi Belajar dengan Prestasi Belajar Ekonomi Akuntansi
Motivasi belajar
merupakan energi
penggerak yang
dapat mendorong siswa untuk belajar dalam rangka untuk mencapai prestasi
belajar yang baik. Siswa yang memiliki motivasi intrinsik yang kuat untuk berprestasi akan terpacu untuk belajar lebih giat. Siswa yang memiliki
motivasi belajar tinggi akan terdorong untuk aktif dalam pembelajaran di kelas, aktif mencari referensi lain yang dapat menambah wawasan pribadi,
dan aktif mengerjakan tugas-tugas yang diberikan oleh guru. Semakin aktif siswa untuk memperkaya ilmu pengetahuan terhadap dirinya, akan
membawa pengaruh positif terhadap pencapaian prestasi belajarnya.
3. Hubungan antara Lingkungan Belajar dengan Prestasi Belajar Ekonomi Akuntansi
Siswa adalah bagian dari masyarakat dan hidup di masyarakat. Maka dari itu siswa perlu menjalin hubungan dengan anggota masyarakat
yang lainnya. Dalam menjalin hubungan dengan anggota masyarakat yang lain, perlu dijaga agar siswa tidak bergaul dengan teman yang buruk
perangainya. Oleh karena itu perlu adanya control dari orang tua untuk PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
mengawasi dengan siapa anaknya bergaul di masyarakat. Sebab lingkungan pergaulan siswa juga berpengaruh terhadap semangat belajar
siswa. Bila siswa bergaul dengan anak-anak yang pengangguran atau anak-anak yang tidak bersekolah, maka semangat belajar siswa akan
menjadi berkurang. Sebaliknya jika siswa bergaul dengan anak-anak yang rajin dalam belajar, maka siswa akan termotivasi untuk belajar giat. Hal
ini menandakan adanya hubungan yang positif antara lingkungan belajar dengan prestasi belajar.
4. Hubungan antara Interaksi Belajar Mengajar, Motivasi Belajar, Lingkungan Belajar Siswa secara bersama-sama dengan Prestasi
Belajar Ekonomi Akuntansi
Pencapaian prestasi belajar siswa dipengaruhi oleh beberapa faktor internal maupun faktor eksternal. Faktor-faktor tersebut melingkupi proses
pembelajaran siswa baik di sekolah, di rumah atau di masyarakat. Untuk proses pembelajaran di sekolah siswa dihadapkan pada beberapa faktor
seperti interaksi dengan guru, interaksi dengan teman, motivasi siswa untuk belajar, ketersediaan sarana penunjang proses kelancaran belajar,
cara mengajar guru dan lingkungan belajar di sekolah dapat berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Sedangkan faktor-faktor yang berpengaruh
terhadap proses belajar siswa di rumah atau di masyarakat adalah peran serta dan dukungan dari orang tua atau keluarga terhadap anak, motivasi
belajar siswa sewaktu di rumah, dan pergaulan siswa di masyarakat juga berpengaruh terhadap usaha pencapaian prestasi belajar siswa.