Peningkatan Hasil Peningkatan Kemampuan Menulis Naskah Drama Menggunakan Model
P.1 ke P.3 : peningkatan pertemuan pertama siklus I ke pertemuan pertama
siklus I P.1 ke P.4
: peningkatan pertemuan pertama siklus I ke pertemuan kedua siklus II
P.2 ke P.3 : peningkatan pertemuan kedua siklus I ke pertemuan pertama
siklus II P.2 ke P.4
: peningkatan pertemuan kedua siklus I ke pertemuan kedua siklus II
Dari tabel tersebut, dapat diketahui, bahwa dalam setiap pertemuan terjadi peningkatan, dan peningkatan terbanyak yaitu pada keaktifan dan proses belajar
siswa sebanyak 40 dari pertemuan pertama siklus I ke pertemuan kedua siklus II. Peningkatan tersebut menunjukkan bahwa pembelajaran menulis naskah drama
menggunakan model pembelajaran circuit learning dengan media gambar situasi khayal memberikan dampak positif bagi proses belajar siswa.
Situasi kegiatan belajar siswa yang berkategori cukup pada pertemuan pertama siklus I, meningkat menjadi baik pada pertemuan kedua siklus I, dan
pertemuan pertama siklus II. Kemudian meningkat lagi menjadi baik sekali pada pertemuan kedua siklus II. Selain situasi kegiatan belajar siswa, peran guru dalam
pembelajaran menulis naskah drama juga menunjukkan peningkatan dari siklus I ke siklus II. Pada dasarnya keterampilan guru sudah baik pada siklus I, kemudian
meningkat menjadi baik sekali pada siklus II. Guru menjadi lebih kreatif, dan dapat memantau siswa-siswinya dengan baik dan menyeluruh. Begitu juga dengan
siswa kelas XI IPA 3 SMAN 1 Jogonalan, menjadi aktif, berpartisipasi dalam kelompoknya, berani mengajukan pertanyaan, berkonsentrasi, penuh perhatian
dan bertanggungjawab menyelesaikan tugas dengan baik. Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa penggunaan model pembelajaran circuit learning dengan
media gambar situasi khayal dapat meningkatkan kalitas proses pada kegiatan pembelajaran menulis naskah drama siswa kelas XI IPA 3 SMAN 1 Jogonalan.