Decomposition Comparative Judgement Dasar – dasar AHP

3.6.1. Dasar – dasar AHP

Skala ukuran panjang seperti meter, untuk temperature seperti derajat, untuk waktu seperti detik, dan untuk uang seperti rupiah telah digunakan dalam kehidupan sehari – hari untuk mengukur bermacam – macam kejadian yang sifatnya fiisk. Di samping sering ditemukan tindakan yang dilakukan perusahaan seringkali memberikan bermacam – macam paengaruh pada bnayak segi kehidupan. Kemudian pertanyaannya adalah bagaimana mengatakan suatu tindakna adalah telah baik dari pada yang lain. Untuk itulah dibutuhkan dasar – dasar AHP. Dalam penyelesaian persoalan dengan AHP ada beberapa prinsip yang harus dipahami, antara lain adalah : decomposition, comparative judgement, synthesis of priority, dan consistency.

3.6.1.1. Decomposition

Setelah persoalan didefenisikan, maka perlu diadakan decomposition yaitu memecah persoalan yang utuh menjadi unsure – unsurnya. Jika ingin mendapatkan hasil yang kaurat, pemecahan juga dilakukan lebih lanjut, sehingga didapatkan beberapa tingkatan dari persoalan yang ada. Oleh karena itu maka proses analisis ini dinamakan hhierarki. Terdapat dua jenis hierarki yaitu hierarki lengkat dan hierarki tidak lengkap. Dalam suatu hierarki lengkap semua elemen yang ada pada tingkat berikutnya dan jika yang terjadi adalah sebaliknya maka merupakan hierarki tidak lengkap. Universitas Sumatera Utara

3.6.1.2. Comparative Judgement

Prinsip ini memberikan penilaian kepentingan relative dan elemen pada suatu tingkat tertentu dalam kaitannya dengan tingkat diatasnya. Penilaian ini merupakan inti dari penggunaan AHP, karena AHP akan berpengaruh terhadap penentuan prioritas elemen –elemen yang dibandingkan. Hasil dari penilaian ini akan disajikan dalma bentuk matriks dan selanjutnya dinamakan matriks perbandingan berpasangan. Pertanyaan yang biasa dilakukan dalam menyusun skala kepentingan skala kepentingan ialah Elemen mana yang lebih bermanfaat ketika membandingkan dua elemen, seseorang yang akna memberikan jawaban yang perlu memiliki pengertian menyeluruh tentang elemen – elemen yang dibandingkan dan relevansinya terhadap criteria atau tujuan yang dipelajari. Penyusunan skala memilki beberapa patokan dapat dilihat pada Tabel 3.5. Table 3.5. Skala Urutan Kepentingan Tingkat kepentingan Defenisi 1 Sama pentingnya dibandingkan dengan yang lain 3 Moderat pentinganya disbanding dengan luas 5 Kuat pentingnya dibanding dengan yang lain 7 Sangat kuat pentingnya disbanding dengan yang lain 9 Ekstrim pentingnya disbandingkan dengan yang lain 2,4,6,8 Nilai antara dua penilaian yang berdekatan Reciprocal Jika dibandingkan dengan elemen I memiliki salah satu angka di atas ketidakbandingan elemen j, maka j memiliki nilai kebalikannya ketika dibandingkan elemen i Universitas Sumatera Utara Dalam penilaian kepentingan relative dua elemen berlaku aksioma reciprocal, jika elemen I dinilai lebih 3 kali lebih penting dibanding j, maka elemen J harus sama dengan 13 kali lebih pentingnya dibanding elemen I. Di samping itu, perbandingan dua elemen yang berlainan dapat saja dinilai sama penting. Apabila terdapat n elemen, maka akan diperoleh matrks puirwise comparison berukuran n x n. Banyakanya penilaian yang diperlukan dalma menyusun matriks ini adalah n n – 12 karena matriksnya reciprocal dan elemen – elemen diagonal sama dengan 1. Matriks merupakan alat sederhana yang biasa dipergunakan dan memberikan kerangka untuk menguji konsistensi. Memperoleh informasi tambahan dengan jalan membuat segala perbandingan yang mungkin, dan menganalisis kepekaan prioritas manyeluruh terhadap perubahan dalam pertimbnagan. Rancangan matriks ini secara unik mencerminkan dua segi prioritas yaitu mendominasi. Contoh matriks berpasangan dapat dilihat pada Tabel .3.6. Tabel 3.6. Contoh Matriks untuk Perbandingan Berpasangan C X 1 X 2 X 3 ... X n X 1 1 X 1 X 2 X 1 X 3 ... X 1 X n X 2 X 2 X 1 1 X 2 X 3 ... X 2 X n X 3 X 3 X 1 X 3 X 2 1 ... X 3 Xn ... ... ... ... 1 ... X n X n X 1 X n X 2 X n X 3 ... 1 Universitas Sumatera Utara Untuk memulai proses perbandingan ini, mulailah pada puncak hierarki untuk memilih criteria C, yang akan dipergunakan untuk melakukan proses perbandingan yang pertama. Lalu dari tingkat tepat dibawahnya, ambil elemen – elemen yang akan dibandingkan yaitu X 1, X 2, X 3, …... X n dan seterusnya. Dalam matriks ini, elemen X pada kolom di sebelah kiri dibandingkan dengan elemen – elemen X 1, X 2, X 3, …... X n pada baris paling atas berkenen dengan sifat C di sudut kiri atas. Lalu diulangi dengan elemen X 2 dan seterusnya. Untuk membandingkan elemen – elemen, tanyakanlah seberapa kuat suatu elemen memilki atau berkontribusi, mendominasi, mempengaruhi, memenuhi, atau meningkatkan sifat tersebut, dibandingkan dengan elemen lain dengan mana ia dibandingkan. 3.6.1.3.Synthesis of Priority Dari setiap matriks perbandingan berpasangan kemudian dicari eigen vaktornya untuk mendapatkan local priority. Hal ini karena matriks perbandingan berpasangan terdapat pada setiap tingkat, maka untuk mendapatkan global priority. Prosedur melakukan sintesa berbeda menurut bentuk hierarki. Pengurutan elemen – elemennya menurut kepentingan relative melelui sintesa dinamakan priority setting.

3.6.1.4. Logical Consistensy

Dokumen yang terkait

Evaluasi Kinerja Karyawan Menggunakan Pendekatan Malcolm Baldrige National Quality Award dan Metode Analytical Network Process di PT. Tirta Sibayakindo

0 4 118

Transformational Leadership And Malcolm Baldrige National Quality Award Criteria For Excellence In Educational Leadership.

0 0 11

Analisis Perbandingan Penghargaan Kualitas Malcolm Baldrige National Quality Award Dengan European Quality Award (MBNQA vs EQA) - Diponegoro University | Institutional Repository (UNDIP-IR)

0 0 11

Evaluasi Kinerja Karyawan Menggunakan Pendekatan Malcolm Baldrige National Quality Award dan Metode Analytical Network Process di PT. Tirta Sibayakindo

0 0 14

Evaluasi Kinerja Karyawan Menggunakan Pendekatan Malcolm Baldrige National Quality Award dan Metode Analytical Network Process di PT. Tirta Sibayakindo

0 0 1

Evaluasi Kinerja Karyawan Menggunakan Pendekatan Malcolm Baldrige National Quality Award dan Metode Analytical Network Process di PT. Tirta Sibayakindo

0 0 5

Evaluasi Kinerja Karyawan Menggunakan Pendekatan Malcolm Baldrige National Quality Award dan Metode Analytical Network Process di PT. Tirta Sibayakindo

0 0 10

Evaluasi Kinerja Karyawan Menggunakan Pendekatan Malcolm Baldrige National Quality Award dan Metode Analytical Network Process di PT. Tirta Sibayakindo

0 0 1

Evaluasi Kinerja Karyawan Menggunakan Pendekatan Malcolm Baldrige National Quality Award dan Metode Analytical Network Process di PT. Tirta Sibayakindo

0 0 28

Pengukuran Kinerja Perbankan Menggunakan Kriteria Malcolm Baldrige National Quality Award (Studi Kasus Pada Pt. Bank Xyz).

0 0 154